Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 50529 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mardyana Ulva
"ABSTRAK
Tren terbaru dalam fashion tidak begitu saja diikuti para konsumennya. Di berbagai latar kehidupan sehari-hari, tren berbusana yang sedang berlangsung akhirnya ditampilkan pemakainya dalam berbagai adaptasi. Dalam street style, misalnya, para pelakunya melakukan penyesuaian-penyesuaian agar tren berbusana dapat dikenakan dalam latar kehidupan sehari-hari. Untuk melihat hal tersebut, penulis melakukan wawancara mendalam dan pengamatan terhadap empat laki-laki anggota komuniti Lookbook Jakarta. Padu-padan pakaian tertentu dipilih untuk penampilan mereka, sebab pakaian dianggap mengomunikasikan diri pemakainya kepada individu-individu lain yang mereka hadapi. Proses transformasi dan self-indication berperan penting ketika mereka berupaya menampilkan diri visual mereka lewat pakaian

ABSTRACT
The recent trend in fashion is not so readily followed by the consumers. In sort of daily-life settings, current fashion trends are presented in various adaptations. In street style, for example, the actors adjust their dresses to conform to their situations. To describe the way people adjust trends for themselves in daily-life settings, I conduct in-depth interviews and observations of four male members of Lookbook Jakarta. They choose certain outfits for their looks because dress is considered a “visual tongue” to communicate their selves to individuals they interact with. Transformation and self-indication play significant roles in this visual-self presentation"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S75571
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Pratama
"Sebagai salah satu industri terbesar di dunia, pemasaran fashion pada platform ecommerce menarik jutaan pengguna setiap harinya. Salah satu fitur yang penting untuk dimiliki platform ecommerce adalah kemampuan mencari produk fashion menggunakan foto pengguna sebagai query. Hasil pencarian yang akurat akan memberikan manfaat bagi pengguna dan bagi pelaku bisnis. Persoalan ini sangat menantang karena adanya perbedaan domain antara citra query yang diunggah pengguna dengan citra galeri produk yang menjadi target pencarian. Perolehan citra lintas domain dapat diselesaikan dengan metode konvensional seperti pemelajaran metrik menggunakan dataset berlabel. Namun metode ini tidaklah feasible dalam jangka panjang mengingat selalu bertambahnya inovasi di bidang fashion sehingga dibutuhkan anotasi terhadap citra yang berkesinambungan agar model tetap relevan. Pada penelitian ini diusulkan penggunaan self-supervised learning untuk meningkatkan kebermanfaatan data tanpa label dan mengurangi ketergantungan terhadap data berlabel. Pelatihan dengan metode ini menghasilkan sebuah encoder CNN dengan arsitektur ResNet-50, yang dilatih dengan sekumpulan citra tidak berlabel, agar mampu menghasilkan fitur umum dari citra. Model ini kemudian di-finetune dengan data berlabel agar mampu melakukan downstream task, yaitu perolehan citra lintas domain. Untuk meningkatkan hasil perolehan, dilakukan structural matching menggunakan Wasserstein distance (optimal transport) terhadap fitur spasial luaran encoder CNN pada saat inference dan finetuning. Selain itu, structural matching juga dapat menjelaskan bagian mana dari citra yang berkontribusi atas keseluruhan kesamaan atau jarak. Hasil menunjukkan bahwa kinerja encoder yang dilatih dengan self-supervised learning secara kuantitatif masih belum melampaui kinerja encoder baseline ImageNet, dengan perbedaan 1-2% dari sisi akurasi dan mAP menggunakan Triplet Loss, dan 6-10% dengan InfoNCE. Structural matching secara umum dapat meningkatkan hasil perolehan pada encoder yang dilatih dengan self-supervised learning. Hasil kualitatif menunjukkan bahwa semua varian model mampu mencari citra yang mirip dengan query, baik dari sisi kategori, warna, bentuk, dan motif.

Being one of the largest industries in the world, fashion marketing on ecommerce platforms attracts millions of users every day. One of the essential features for an ecommerce platform is the ability to retrieve fashion items using user photos as queries. Good search results will yield benefits for users and for businesses. This problem is challenging due to the domain differences of the query images uploaded by the users and of product gallery images as retrieval targets. Cross-domain image retrieval can be accomplished by conventional methods such as metric learning using labeled datasets. However, this method is not feasible in the long term since innovations in this sector are fast such that continuous image annotations are required for the model to stay relevant. In this study, we propose to use self-supervised learning to increase usefulness of unlabeled data and to reduce dependency on labeled data. Training with this method produces a CNN encoder with ResNet-50 architecture, trained on a collection of unlabeled images, to infer generic features of images. The model is then finetuned with labeled data so that it can perform the downstream task, which is cross-domain image retrieval. To improve retrieval results, we performed structural matching by calculating Wasserstein distance (optimal transport) using spatial features inferred from CNN encoder during inference and finetuning. In addition, structural matching can also explain which parts of two images contribute to overall similarity or distance. Results show that an encoder trained with self-supervision quantitatively has not yet outperformed off-the-shelf ImageNet encoder baseline, with a difference in terms of accuracy and mAP of 1-2% for Triplet Loss, and 6-10% for InfoNCE. Generally, structural matching can improve retrieval results for self-supervised encoders. Qualitative results show that all model variants are able to retrieve images similar to the query, in terms of categories, colors, shapes, and patterns."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sibarani, Ruth Olivia Laima Natalia Boru
"Fashion telah menjadi sebuah fenomena dimana masyarakat terkalsifikasi berdasarkan selera. Setiap kelas dalm masyarakat memiliki seleranya masing – masing yang dibentuk oleh kompetensi kultural. Perbedaan kompetensi kultural menciptakan perbedaan selera yang hierarkis antara kelas dominan dan kelas terdominasi. Kelas dominan memiliki akses yang lebih baik terhadap fashion dan mampu melegitimasi selera mereka dan menjadi panutan bagi kelas sosial lainnya. Namun, era New Media telah membawa masyarakat memasuki era dengan akses lebih luas terhadap informasi terkait fashion yang mambuat masyarakat dapat memiliki kompetensi kultural untuk dapat memproduksi selera mereka sendiri. Penelitian ini mencoba untuk menemukan bagaimana produksi selera dilakukan di dalam era New Media melalui penggunaan Instagram oleh generasi muda perempuan sebagai kelompok usia yang menjadi agen perubahan di dalam produksi selera melalui fashion.

Fashion has been a phenomena where society have been classified by their taste. Each classes of the society has their own taste that shaped by their cultural competence. Different cultural competence hence creating different hierarchy of tastes between The Dominant Class and The Dominated Class. However the Dominant Class has better access to fashion and legitimate their taste and becomes the role model for other social classes. However the age of New Media has brought society to the era of greater access to the information related to fashion which makes society has better cultural competence to produce their own tase. This research is trying to find out how the production of taste occurred in the age of New Media through the use of Instagram by female Youth as group of people who are the game-changer  of the taste  production through fashion.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tika Maharani
"Artikel ini membahas perkembangan Pasar Baru sebagai pusat pembelanjaan fashion bagi masyarakat Jakarta pada tahun 1950-an. Pasar Baru telah menjadi primadona dan tempat tujuan masyarakat kelas atas untuk berbelanja sejak zaman kolonial Belanda. Pamornya tak berhenti sejak saat itu, tetapi memulai babak baru di tahun 1950-an dengan beragamnya jenis komoditi dan multikulturalisme yang kental diantara para pedagang-pedagang terutama Cina dan India. Artikel ini merupakan penelitian sejarah dengan menggunakan metode sejarah sebagai metode penulisan yang terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Sumber yang digunakan pada artikel ini meliputi surat kabar, majalah, buku, jurnal dan wawancara. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini bahwa Pasar Baru di tahun 1950-an masih menjadi surga belanja masyarakat Jakarta dengan produk unggulan sepatu kulit dan tekstilnya. Selain menjadi pusat perbelanjaan fashion, Pasar Baru juga memberikan dampak ekonomi, sosial dan budaya kepada masyarakat dengan dibukanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Disamping itu juga muncul toko – toko baru yang berkaitan dengan kebutuhan masyarakat yang lebih luas mulai dari jasa tailor sampai dengan kuliner. Pasar Baru juga menjadi ruang publik yang diminati masyarakat Jakarta.

This article discusses the development of Pasar Baru as a fashion shopping center for Jakarta citizens in the 1950s. Pasar Baru has been the greatest and top destination for the upper class to shop since the Dutch colonial era. Its prestige has not stopped since then, but started a new chapter in the 1950s with diverse commodities and the multiculturalism among traders, especially China and India. The research method used is the historical method consisting of heuristics, criticism, interpretation and historiography. The sources used in this article include newspapers, magazines, books, journals and an interview. The results obtained in this study are that Pasar Baru in the 1950s was still a shopping paradise for the people of Jakarta as well as the fashion center in their leather shoes and textile products. In addition to being a fashion shopping center, Pasar Baru also has an economic, social and cultural impact on the community surround Pasar Baru by opening up job opportunities. Furthermore, there are new shops that provide larger necessity such as tailoring to culinary. Pasar Baru also was the most interesting public space for Jakarta citizens to visit."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Michelle Brachet
"ABSTRAK
Like no other visual medium, all aspects of fashion now command unprecedented coverage throughout all forms of the media. Before the rise of the fashion designer, clothes were created by unknown seamstresses and dressmakers; now the creators of new clothing styles and trends often hold celebrity status in todays consumer society."
Ruckus Books, 2014
R 687 MIC a
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Atika Nusya Puteri
"Analisis Situasi: Masyarakat Indonesia menjadi lebih sadar akan pentingnya mengekspresikan kepribadian masing-masing lewat apa yang mereka kenakan. Hal ini memicu pasar fashion di Indonesia untuk terus berkembang baik dalam lingkup lokal maupun dunia. Namun sayangnya kemunculan ini tidak didukung penuh oleh media fashion di Indonesia. Sehingga masyarakat pun terbiasa memanfaatkan media sosial untuk mendapatkan informasi mengenai trend fashion lokal. Maka dari itu, situs The Local Front berusaha menjawab kebutuhan tersebut. Selain memberikan informasi dan berita yang dibutuhkan konsumen hal ini juga dapat membangun fashion scene di Indonesia. Manfaat dan Tujuan Pengembangan Prototipe.
Manfaat bagi khalayak: Sebagai wadah informasi mengenai trend fashion lokal di Indonesia dan dikemas dengan pembahasan yang mendalamManfaat bagi pengelola: Sebagai sarana dalam menyampaikan informasi yang mengedukasi target sasaran mengenai fashion dan trend mode lokal di Indonesia.
Tujuan: Menjadi situs yang memberikan informasi, wawasan dan hasil analisis trend yang dapat digunakan target sasaran untuk memperluas pemahaman mengenai trend fashion lokal.
Prototipe yang Dikembangkan: Situs The Local Front akan menyajikan hasil pengamatan mengenai trend fashion lokal di Indonesia. Target khalayak adalah pengguna internet yang aktif mengikuti perkembangan trend,berusia 19-25 tahundengan SES A dan B.
Evaluasi: Media pre-test dilakukan menyebar kuisioner online kepada 30 responden setelah membaca konten prototipe. Evalusi input akan dilaksanakan dalam Rapat Redaksi dengan menganalisa hasil laporan tiap divisi dan jumlah pengiklan Evaluasi output akan dilakukan pemantauan khusus akan dilakukan pada situs ini melalui web statistic, yakni traffic, page view, share, subscribe dan jumlah comment untuk melihat trend dan minat pengunjung situs. Evaluasi outcome dilakukan dengan menyebarkan kuesioner yang meninjau pada evaluasi kehadiran situs sesuai dengan tujuan awalnya. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fogg, Marnie
"This book is the ultimate guide to who's who in the world of fashion design. Fully illustrated, it presents 125 of the key design practitioners from the beginning of the 20th century to the present day, the people and companies who have shaped the world of fashion and those who define the modern perception of style. It features established designers such as Valentino, charts the evolution of long-standing couture houses such as Chanel, and signals the success of rising stars including Christopher Kane and Rodarte."
London: Thames & Hudson, 2011
746.92 FOG f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mishael Stefan Haholongan
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan keterkaitan antara arsitektur dan mode pakaian tentang bagaimana hal itu dipengaruhi oleh indera persepsi yang mengambil peran sebagai objek yang diinginkan yang melekat pada kehidupan manusia dalam menciptakan dan mewujudkan norma-norma yang diterapkan pada waktu tertentu. mengenai rasa kesepakatan bersama, mengusulkan ideologi untuk menyatukan atau menentang masyarakat pada intinya berdasarkan periode waktu di mana ia berada dan menentukan identitas komunitas budaya tertentu mengenai nilai kebiasaan dan tradisinya. Esensi-esensi ini diwakili dalam nilai estetika yang terhubung dengan indera persepsi individu dan oleh citra perwujudan fisik arsitektur dan mode pakaian mengenai hubungan konseptual. Konsep yang menembus nilai itu sendiri berbicara kepada manusia melalui representasi visual.

The objectives of this study are to find then interrelationship between architecture and fashion on how it is influenced by the sense of perceptions that take a role as a desirable object that attached to human lives in creating and embodying the applied norms of a certain time-being regarding the sense of collective agreement, proposing ideology to unify or defy the society in its essence based on the period of time where it belonged and determining the identities of a certain cultural communities regarding the value of its habit and tradition. These essences are represented in the value of aesthetics which connects to an individual's sense of perception and by the image of the physical embodiment of architecture and fashion regarding the conceptual relation. The concept that penetrates the value itself speaks to humans through visual representation.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ichsan Syarif
"Industri fashion merupakan industri yang dinamis dan identik dengan produksi massal dengan biaya rendah yang membawa model yang selalu mengikuti tren yang berlangsung. Konsep ini memaksa konsumen untuk terus mengikuti perubahan dan mempromosikan konsumerisme, dan menambah sampah tekstil dari pakaian yang tidak layak pakai lagi. Konsep slow fashion muncul sebagai alternatif bagi konsumen yang peduli akan keberlanjutan lingkungan pada jangka panjang. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini menguji pengaruh gaya hidup yang sehat dan pengaruhnya pada nilai dan sikap terhadap produk fashion ramah lingkungan. Penelitian ini memberikan persepsi masyarakat Indonesia tentang produk slow fashion, sehingga bisnis lokal di industri fashion dapat lebih mengerti variabel yang mempengaruhi niat konsumen untuk membeli produk slow fashion. Metode concevenience sampling dengan screening question digunakan pada penelitian ini. Jumlah responden sebanyak 554 responden yang lahir pada tahun 1980-2000 didapatkan melalui kuesioner daring melalui Google Form dan dianalisis dengan metode uji regresi berganda dan uji regresi sederhana menggunakan software SPSS untuk mengukur pengaruh antar variabel. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa gaya hidup sehat dan pengambilan keputusan berpengaruh terhadap nilai dan sikap terhadap produk slow fashion.

The fashion industry is one of the most dynamic industries that is identic with fast paced at low cost and never ending trends. This behavior promotes to consumptive behavior and adds even more textile waste. As an alternative to the fast fashion concept, slow fashion has been perfect for customers that care about the sustainability of the environment. Further analysis will see the effect of a lifestyle of health and sustainability towards the perceived value and attitude towards slow fashion. This research gives perspective on how Indonesian perceives slow fashion, so the local business can continue to improve and understands the variables that affect the purchase intention of slow fashion products. Convenience sampling with screening question is used in this research of 554 respondent that is born between 1980 2000. Respondent is required to fill Google Form and data is analyzed using multiple regression with SPSS software. The findings suggest that lifestyle of health and sustainability and consumers decision making style affect perceived value and attitude towards slow fashion."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emir Zakiar
"Konsumen merupakan inti dari penjualan perusahaan Perilaku pembelian konsumen telah diteliti oleh banyak peneliti di dunia, penelitian membagi pembelian oleh konsumen menjadi dua yaitu planned buying dan unplanned buying. Unplanned buying dapat disebabkan karena munculnya sisi impulsif dari konsumen di saat terjadinya proses pembelian yang dapat menyebabkan munculnya impulsive buying behavior. Perusahaan dapat meningkatkan faktorfaktor pendorong konsumen melakukan pembelian secara impulsif. Dengan meningkatkan faktor-faktor pendorong pembelian secara impulsif, perusahaan dapat meningkatkan penjualan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fashion involvement dan positive emotion dapat mempengaruhi fashion-oriented impulsive buying behavior konsumen Indonesia sedangkan hedonic consumption tendency tidak mempengaruhi fashion-oriented impulsive buying.

Consumers are the core of company?s sales. Consumer buying behavior has been studied by many researchers; its can be divided into two categories. First is planned buying and second is unplanned buying. Unplanned buying can be caused due to emergence of impulsive side of the consumer when the purchase process happened. This also leads to impulsive buying behavior, by increasing the driving factors of an impulsive purchase, sales could increase. Result showed that fashion involvement and positive emotion can influence the fashion-oriented impulsive buying behavior in Indonesia, while hedonic consumption tendency don?t affect the fashion-oriented impulsive buying.
"
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28123
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>