Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114035 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhamad Khaerulloh
"Seng (Zn) diketahui dapat menginduksi apoptosis terhadap galur sel kanker prostat (PC-3). Akumulasi selular Seng (Zn) memiliki efek langsung pada mitokondria yang menghasilkan pelepasan sitokrom c yang memicu apoptosis. Tujuan dari penelitian ialah mengevaluasi pengaruh Seng (Zn) terhadap viabilitas PC-3 dengan konsentrasi 10 µM, 15 µM, 20 µM, dan staurosporin sebagai kontrol pada waktu pemajanan 0, 6, dan 24 jam. Viabilitas sel-sel tersebut diukur dengan uji MTS. Hasil uji Kruskal Wallis menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna antara kelompok kontrol dan ketiga kelompok perlakuan. Namun, terdapat perbedaan bermakna antara perlakuan stauropsorin dibandingkan kontrol tanpa perlakuan. Dengan demikian, konsentrasi Zn 10 µM, 15 µM, dan 20 µM pada pemaparan 0 jam, 6 jam, dan 24 jam belum dapat menurunkan viabilitas sel kanker prostat PC-3 secara signifikan.

Zinc (Zn), known to trigger apoptosis in prostate cancer line (PC-3), has direct effect on mitochondria and the release of cytochrome c leading to apoptosis. The aim of this study was to evaluate the role of Zinc in Prostate cancer cell line (PC-3) viability with concentrations of 10, 15, 20 µM, and staurosporine as a control, and exposure time of 0, 6, and 24 hours. The cell viability was assessed with MTS assay. There were no significant differences between control and treatment groups based on Kruskal Wallis test. However, there was significant difference between stauroporine treatment and negative control. In conclusion, Zinc (Zn) concentration of 10, 15, 20 µM and exposure time of 0, 6, and 24 hours were not sufficient to decrease significantly the viability of prostate cancer lines (PC-3).
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S55551
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Yulianti
"Pendahuluan: Kanker prostat merupakan penyebab utama kedua kematian kanker pada laki-laki di seluruh dunia, menyebabkan 258.000 kematian pada tahun 2008 dan saat ini terjadi kecenderungan peningkatan insiden kanker prostat. Dikhawatirkan insiden makin meningkat seiring dengan peningkatan populasi laki-laki berusia >50 tahun, penanganan dan terapi yang diberikan tidak tepat. Efek samping akibat pengobatan medis dan mahalnya biaya yang dibutuhkan menyebabkan banyak penderita beralih ke pengobatan alternatif seperti penggunaan obat herbal. Ekstrak daun Annona muricata Linn. mengandung annonaceous acetogenins yang potensi aktivitas sitotoksik dan mampu menekan viabilitas sel kanker. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak metanol daun sirsak terhadap viabilitas terhadap galur sel kanker independen hormonal ( sel PC3).
Metode: Desain penelitian adalah eksperimental laboratorik in vitro menggunakan galur sel kanker prostat PC3 yang dibagi 5 kelompok yaitu kelompok sel tanpa perlakuan (kontrol negatif), kelompok perlakuan dengan ekstrak metanol daun sirsak konsentrasi 6,25; 12,5 dan 25 ug / mL dan kelompok doksorubisin dosis 15 µg/ml (sebagai kontrol positif). Untuk mengetahui viabilitas sel dilakukan pengujian MTT dan pengamatan morfologi terhadap kelompokkelompok perlakuan dengan waktu inkubasi 0 dan 24 jam. Viabilitas sel diketahui dengan menganalisis nilai OD yang merupakan nilai absorbansi dari hasil pembacaan menggunakan menggunakan ELISA reader dengan panjang gelombang (λ) 595 nm. Seluruh data dianalisis dengan uji statistik ANOVA.
Hasil: Hasil analisis menunjukkan adanya kecenderungan penurunan nilai OD pada kelompok EMDS 6,25 dan 12,5 µg/ml dibandingkan kelompok kontrol (0,63 dan 0,63 vs 0,67). EMDS konsentrasi 12,5 µg/ml mempunyai kemampuan menghambat viabilitas paling tinggi dibandingkan kelompok perlakuan lainnya, walaupun secara statistik tidak berbeda bermakna. Adanya penurunan viabilitas ini didukung oleh perubahan morfologi sel yang menunjukkan peningkatan morfologi sel mati.
Kesimpulan: Ekstrak metanol daun sirsak dapat menurunkan viabilitas galur sel kanker prostat PC3 dengan kemampuan daya hambat tertinggi pada konsentrasi 12,5 µg/ml.

Introduction: Prostate cancer is the second leading cause of death in men in the entire world. It caused 258,000 death in 2008 and have a tendency to keep increase until now. It is feared that the incidence is increasing along with the increase in the male population more than fifty years old, and unappropriate handling and tretament. Side effects due to the high cost of medical treatment caused many patients turn to alternative treatments such as herbal therapy. Soursop leaves contain Annonaceous Acetogenins active compounds that have a cytotoxic effect on cancer cells and have a potency to decrease the viability of cancer cell. The aim of this study is to determine the effect of soursop leaf extract on the viability and the increase in inhibitory rate on the hormonal-independent of prostate cancer cell line PC3.
Methods: The study design was an experimental in vitro study. Subjects were 5 groups of PC3 cell line: cell control group, the group treated with methanol extract of soursop leaves with the concentrations of 6.25, 12.5 and 25 µg/ml and the doxorubicin group as a posotif control. The groups were tested using the MTT cell viability assay at 0 and 24 hours of incubation followed by PC3 cell morphology examination. Cell viability was determined by analyzing OD value which is the absorbance value obtained by using ELISA reader with λ 595 nm. Data were analyzed by ANOVA statistical test.
Results: The OD value tend to decrease in 6.25 and 12.5 µg/ml soursop extracttreated group compared to control cell group (0.63, 0.63, and 0.67 respectivelly) even not different statistically (p < 0.05). The 12.5 mg / ml soursop extract-treated group showed the highest ability in inhibiting cell viability compared to the other groups, even not different statistically (p < 0.05). A decrease in viability is supported by morphological changes which indicate cell death.
Conclusion: The methanol extract of soursop leaves may reduce the viability of PC3 prostate cancer cell lines with the highest inhibitory ability at a concentration of 12.5 µg/ml."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T59166
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michelle Gozal
"Karakteristik sel punca kanker payudara sangat penting diketahui untuk memaksimalkan terapi kanker payudara. Interaksi antara sel punca dengan lingkungan mikronya merupakan salah satu karakter sel punca yang diteliti pada penelitian ini. Lingkungan mikro, misalnya sel fibroblas, dapat mempengaruhi proliferasi sel punca kanker payudara melalui suatu jalur persinyalan tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati perbedaan proliferasi sel punca kanker payudara dengan beberapa perlakuan berbeda, yaitu berupa pengko-kulturan dengan sel fibroblas normal dan kanker, dengan menggunakan uji MTT dan MTS. Sel punca kanker payudara yang diko-kultur dengan sel fibroblas dipanen pada hari kedua dan keempat untuk diamati secara mikroskopik dan diuji proliferasinya. Pengamatan secara mikroskopik, menunjukkan bahwa sel punca kanker payudara yang diko-kultur dengan sel fibroblas kanker mengalami peningkatan jumlah mammospheres yang mengindikasikan sifat kepuncaan sel kanker. Pengujian MTT dan MTS memperoleh hasil yang serupa, yaitu lingkungan mikro, dalam hal ini berupa sel fibroblas, dapat mempengaruhi tingkat proliferasi sel punca kanker payudara. Sel punca kanker payudara yang diko-kultur dengan sel fibroblas kanker menunjukkan tingkat proliferasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang diko-kultur dengan sel fibroblas normal.

Understanding the characteritics of breast cancer stem cell is essential to optimize breast cancer therapy. The interaction between stem cell and microenvironment is one of these characteristics which is examined in this study. Fibroblast cell as an example of stem cell microenvirontment can influence breast cancer stem cell proliferation through some particular signaling pathways. The objective of the study is to observe the difference of breast cancer stem cell proliferation under some conditions, which are co-cultured with normal fibroblast cell and cancer fibroblast cell, to understand the interaction of stem cell and its microenvironment. Breast cancer stem cell co-cultured with fibroblast cell was harvested on second day and fourth day to be examined microscopically and to be tested by using proliferation assay, such as MTT and MTS assay. Microscopic examination showed that breast cancer stem cell co-cultured with cancer fibroblast cell exhibited an increase amount of mammospehere, which indicate a stem cell like properties. MTT and MTS assay showed similar results, that microenvironment can influence breast cancer stem cell proliferation. Breast cancer stem cell co-cultured with cancer fibroblast cell showed a higher proliferation level compared to the one co-cultured with normal fibroblast cell.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42502
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Herni Julianti
"Peningkatan kasus kanker yang terjadi setiap tahun, termasuk pada kanker serViks menjadi penyebab utama kedua kematian akibat kanker pada perempuan di seluruh dunia. Kenaikan kasus tersebut juga diikuti dengan perkembangan penanganan dan pengobatan kanker. Obat alternatif yang bersifat nontoksik, lebih terjangkau, dan aman dengan efektiVitas yang lebih tinggi daripada pengobatan konVensional kanker yang berkembang saat ini terus dicari. Salah satunya menggunakan tanaman obat akar wangi (Chrysophogon zizanioides (L.) Roberty). Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh Variasi konsentrasi ekstrak akar wangi yang diekstraksi dengan metode maserasi. Pengaruh ekstrak akar wangi dengan Variasi konsentrasi 5, 10, 15 dan 20 μg/mL diuji terhadap Viabilitas sel HeLa dengan metode analisis WST-1 dan scepter cell counter. Hasil uji statistik pada tingkat kepercayaan 0,05 menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan nilai Viabilitas, nilai konsentrasi, diameter dan Volume sel antara sampel kontrol dan perlakuan. Namun, ekstrak akar wangi dengan konsentrasi 15 μg/mL diketahui cenderung lebih mampu menurunkan Viabilitas sel HeLa jika dibandingkan dengan konsentrasi akar wangi lainnya.

The increase in cancer cases that occur every year, including cervical cancer, is the second leading cause of cancer death in women worldwide. The increase in cases was also followed by the development of cancer treatment and treatment. Alternative drugs that are nontoxic, more affordable, and safe with higher effectiveness than conventional cancer treatments are currently being sought. One of them uses a medicinal plant vetiver (Chrysophogon zizanioides (L.) Roberty). This study was conducted to analyze the effect of variations in the concentration of vetiver extract extracted by the maceration method. The effect of vetiver extract with various concentrations of 5, 10, 15 and 20 g/mL was tested on the viability of HeLa cells using WST-1 and scepter cell counter analysis methods. The results of statistical tests at a confidence level of 0.05 showed that there was no significant difference in the value of viability, concentration value, diameter and volume between the control and treatment samples. However, vetiver extract with a concentration of 15 g/mL tended to be more able to reduce HeLa cell viability when compared to other vetiver concentrations."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tris Febriana Chantika
"Keberadaan sel punca kanker payudara disebut sebagai penyebab resistennya kemoterapi pada penderita kanker payudara. Penelitian dewasa ini menyatakan bahwa lingkungan mikro memegang peranan besar dalam perkembangan tumor. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh lingkungan mikro khususnya fibroblas terhadap apoptosis sel punca kanker payudara. Sel punca kanker payudara diko-kultur dalam fibroblas normal dan fibroblas kanker. Sebagai kontrol ditanam sel punca kanker payudara tanpa adanya feeder layer fibroblas normal atau fibroblas kanker. Deteksi apoptosis dilakukan dengan dua metode, metode pertama adalah Annexin V-FITC dilanjutkan dengan analisis mikroskop konvokal dan sitometer, dan metode kedua adalah pengukuran pelepasan sitokrom c dengan prinsip immunoassay. Hasil penelitian memperlihatkan indeks apoptosis Annexin V dan pelepasan sitokrom c pada ko-kultur fibroblas normal lebih tinggi dibanding ko-kultur sel fibroblas kanker. Hasil ini menunjukkan bahwa ada pengaruh lingkungan mikro terutama fibroblas terhadap apoptosis sel punca kanker payudara."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42688
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yasmin Verena Jerissia Murtagh
"Kanker paru menyebabkan sekitar 20% dari seluruh kematian terkait kanker. Kafein merupakan zat psikoaktif yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Dalam beberapa tahun terakhir, kafein ditemukan sebagai molekul aktif di daerah selain otak, yang efeknya sangat bervariasi, dan belum sepenuhnya dipahami. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kafein dapat digunakan dalam pengobatan medis; kafein juga ditemukan meningkatkan ekspresi gen hTERT pada sel MCF-7 dan Hep-G2. hTERT adalah gen yang bertanggung jawab atas regulasi protein hTERT, yang dapat memanjangkan telomer melalui telomerase, suatu enzim yang banyak terdapat pada tumor kanker. Panjang telomer tidak hanya relevan dalam bidang kanker, tetapi juga dalam bidang anti-aging, dalam konteks penyakit degeneratif seperti Idiopathic Pulmonary Fibrosis (IPF) atau Penyakit Alzheimer (AD). Penelitian ini menyelidiki hubungan antara kafein dan gen hTERT, untuk mengetahui bagaimana kafein mempengaruhi panjang telomer untuk penyakit tersebut. Metode yang digunakan meliputi Reverse Transcriptase Quantitative Real-Time Polymerase Chain Reaction (qRT-PCR) untuk mendeteksi ekspresi gen hTERT, dan Uji Trypan Blue untuk mendeteksi viabilitas sel. Sel A549 diberi perlakuan dengan bubuk kafein yang diencerkan dalam Phosphate Buffered Saline (PBS) selama 24 jam, dengan konsentrasi antara 0,5; 1; 2; 3; & 5 mM. Hasil qRTPCR menunjukkan ekspresi hTERT meningkat setelah perlakuan sebesar 0,5; 2; dan 3 mM kafein, namun menurun setelah pengobatan dengan 1 dan 5 mM kafein. Uji Trypn Blue menunjukkan bahwa viabilitas sel A549 setelah diberi perlakuan kafein menghasilkan peningkatan kematian sel yang stabil seiring dengan peningkatan dosis (dose-dependent). Kafein menurunkan viabilitas sel kanker paru dan mempengaruhi ekspresi gen hTERT.

Lung cancer causes around 20% of all cancer-related deaths. Caffeine is a psychoactive substance widely consumed by the public. In the past years, caffeine has been found to be an active molecule in areas other than the brain, of which the effects vary widely, and are not yet fully understood. Previous research has shown that caffeine can be in medical treatment; caffeine has also been found to increase the expression of the hTERT gene in MCF-7 and Hep-G2 cells. hTERT is the gene which regulates the hTERT protein, which in turn can elongate telomeres by way of telomerase, an enzyme abundant in cancer tumours. The length of telomeres is not only relevant in the field of cancer, but also in the field of anti-aging, in the context of degenerative diseases such as Idiopathic Pulmonary Fibrosis (IPF) or Alzheimer's Disease (AD). This study investigates the connection between caffeine and the hTERT gene, so that the modification of telomeres by caffeine may be further understood. Methods used include Reverse Transcriptase Quantitative Real- Time Polymerase Chain Reaction (qRT-PCR) for detecting hTERT gene expression, and the Trypan Blue Assay for detecting cell viability. A549 cells were treated with caffeine powder for 24 hours, with concentrations between 0,5; 1; 2; 3; & 5 mM. qRT-PCR results showed that hTERT expression increased after treatment with 0,5; 2; and 3 mM of caffeine, however, decreasing after treatment with 1 and 5 mM caffeine. Caffeine lowers lung cancer cell viability and affects hTERT gene expression"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Sari
"Latar Belakang: Kanker prostat adalah kanker yang paling umum pada pria. Kanker terjadi karena hilangnya kontrol atas proliferasi sel dan apoptosis sehingga sel berproliferasi terus menerus tanpa ada kematian sel. Apoptosis diregulasi oleh beberapa protein tertentu diantaranya protein keluarga Bcl-2 dan protein kanal. Perkembangan kanker prostat memerlukan transformasi dari sel epitel yang normal menjadi sel ganas yang kehilangan kemampuan untuk mengakumulasi zinc. Salah satu efek utama zinc adalah mencegah pertumbuhan sel kanker prostat dengan menginduksi apoptosis dengan memfasilitasi proses pembentukan pori Bax yang memulai apoptogenesis mitokondria. Selain keluarga Bcl-2, VDAC1 juga berperan penting dalam proses apoptosis. Beberapa penelitian menyatakan Bcl-2 mempunyai kaitan erat dengan VDAC1 terkait proses apoptosis dan protein pro-apoptotik Bax juga secara langsung berinteraksi dengan VDAC yang kemudian menginduksi keluarnya sitokrom c dari membran mitokondria.
Tujuan: Mengevaluasi ekspresi mRNA dari gen mengkode keluarga protein Bcl-2 (Bax dan Bcl-2) dalam proses apoptogenesis pada galur sel kanker prostat yg diinduksi oleh zinc; Mengevaluasi ekspresi mRNA dari gen VDAC1 dalam proses apoptogenesis pada galur sel kanker prostat yang diinduksi oleh zinc; Menganalisis hubungan antara ekspresi VDAC1 dengan protein keluarga Bcl-2 pada apoptogenesis galur sel kanker prostat.
Desain: Penelitian ini menggunakan eksperimental in vitro dan analisis statistik.
Metode: Untuk memperbanyak galur sel kanker prostat (PC3) dilakukan kultur sel, kemudian diberi perlakuan dengan tiga kelompok (kontrol, zinc 20 μM dan staurosporin 0,16 μM). Selanjutnya dilakukan isolasi RNA dan elektroforesis RNA untuk mengetahui keutuhan RNA. Terakhir dilakukan qRT PCR yang kemudian datanya dianalisis secara statistika.
Hasil: Ekspresi Bax, Bcl-2 dan VDAC1 pada galur sel kanker prostat (PC-3) yang diberi perlakuan zinc mengalami penurunan dibandingkan dengan kontrol (tidak diberi perlakuan). Akan tetapi penurunan ekspresi tersebut tidak bernilai signifikan karena nilai p > 0,05 (nilai signifikansi Bax = 0,309; nilai signifikansi Bcl-2 = 0,236; nilai signifikansi VDAC1 = 0,437). VDAC1 mempunyai korelasi yang signifikan (p < 0,05) dengan Bax (p = 0,01) dibandingkan dengan Bcl-2 (p = 0,118).
Kesimpulan: Terjadi perubahan ekspresi pada setiap gen (Bax, Bcl-2 dan VDAC1) pada galur sel kanker prostat yang diberi perlakuan zinc dengan yang tidak diberi perlakuan, akan tetapi tidak bernilai signifikan. VDAC1 mempunyai korelasi yang bermakna dengan Bax dan mempunyai korelasi yang tidak bermakna dengan Bcl-2.

Background: Prostate cancer is the most common cancer in men. Cancer occurs due to loss control of cell proliferation and apoptosis thus continuously proliferating cells without cell death. Apoptosis is regulated by specific proteins including Bcl-2 family proteins and channel proteins. The development of prostate cancer requires the transformation of normal epithelial cells into malignant cells that lose the ability to accumulate zinc. One of the main effects of zinc is to prevent the growth of prostate cancer cells by inducing apoptosis by facilitating the process of pore formation Bax that started apoptogenesis mitochondrial. In addition to Bcl-2 family, VDAC1 also plays an important role in the process of apoptosis. Some studies suggest Bcl-2 has close links with related VDAC1 apoptosis and pro-apoptotic protein Bax also directly interact with VDAC which then induces the release of cytochrome c from the mitochondrial membrane.
Objective: To evaluate the expression of mRNA of the gene encoding the Bcl-2 family proteins (Bax and Bcl-2) in the process apoptogenesis on prostate cancer cell line that is induced by zinc; Evaluate the mRNA expression of genes in the process VDAC1 apoptogenesis on prostate cancer cell line induced by zinc; Analyzing the relationship between the expression of VDAC1 with Bcl-2 family proteins in prostate cancer cell lines apoptogenesis.
Design: This study used an experimental in vitro and statistical analysis.
Methods: To reproduce the prostate cancer cell lines (PC3) performed cell culture, then treated with three groups (control, zinc 20 μM and staurosporin 0,16 μM). Furthermore, the isolation of RNA and RNA electrophoresis to determine the integrity of the RNA. Recently performed qRT PCR and the data were analyzed statistically.
Results: The expression of Bax, Bcl-2 and VDAC1 on prostate cancer cell line (PC-3) were treated with zinc decreased than the control (untreated). However, a decrease in the expression of no significant value because the value of p > 0.05 (Bax significant value = 0.309; the value of the significance of Bcl-2 = 0.236; VDAC1 significant value = 0.437). VDAC1 has a significant correlation (p < 0.05) with Bax (p = 0.01) than Bcl-2 (p = 0.118).
Conclusion: There is a change in the expression of each gene (Bax, Bcl-2 and VDAC1) in prostate cancer cell lines that treated with zinc than untreated, but no significant value. VDAC1 has a significant correlation with Bax and had no significant correlation with Bcl-2.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noviyanti
"Platelet rich plasma (PRP) sebagai bahan suplemen medium kriopreservasi, mengandung plasma yang merupakan bagian dari darah dan mengandung banyak sekali albumin. Albumin diketahui sebagai CPA ekstraseluler alami yang bekerja dengan cara menstabilkan membran sel yang dapat terganggu akibat kriopreservasi. Bahan suplementasi medium kriopreservasi selama ini menggunakan bahan yang berasal dari hewan. Penggunaan bahan suplementasi dari hewan telah diketahui memiliki berbagai kendala seperti tersandung dengan komunitas perlindungan hewan dan juga dapat mencetuskan reaksi immunologi jika digunakan pada manusia. Karena itu, perlu dicari alternatif lain untuk bahan suplementasi medium kriopreservasi. Penelitian ini meneliti apakah PRP dapat digunakan sebagai alternatif FBS sebagai medium kriopreservasi sel punca asal tali pusat manusia dengan menilai viabilitas, morfologi dan proliferasi sel punca pasca kriopreservasi. Penelitian diawali dengan isolasi dan propagasi sel punca asal tali pusat manusia dari satu buah tali pusat manusia yang memenuhi kriteria dengan metode eksplan. Sel punca kemudian disubkultur sampai mencapai jumlah sel yang dibutuhkan untuk kriopreservasi. Kriopreservasi sel punca dilakukan dalam delapan protokol kriopreservasi dengan variasi bahan suplemen, konsentrasi bahan suplemen dan konsentrasi sel. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan antara FBS dan PRP dalam mempertahankan viabilitas dan morfologi sel bahkan PRP lebih baik ketika dilihat dari ukuran dan proliferasi pasca kriopreservasi. Sebagai kesimpulan, penelitian ini menunjukkan bahwa PRP dapat digunakan sebagai alternatif penggunaan FBS dalam medium kriopreservasi sel punca asal tali pusat manusia.

Platelet rich plasma ( PRP ) as supplemental material cryopreservation medium , containing plasma which is part of the blood and contains a lot of albumin. Albumin is known as a natural extracellular CPA works by stabilizing cell membranes that can be disrupted by cryopreservation .One of the materials in cryopreservation medium that is used nowadays is derived from animals. Use of animal derived metarial has been known to pose various problems such as facing the animal protection community and also can trigger immunological reactions when used in humans. So it is necessary to find an alternative for animal derived material in cryopreservation medium. This study examined whether PRP could be used as an alternative to FBS as cryopreservation medium for human umbilical cord stem cells by assessing the viability, morphology and proliferation of stem cells after cryopreservation. The study began with the isolation and propagation of human umbilical cord stem cells from one human umbilical cord that meets the criteria using explant method. Stem cells then subcultured to achieve the required number of cells for cryopreservation. Cryopreservation of stem cells was done in eight cryopreservation protocols with various supplements, concentrations of the supplements, and cell concentrations. The results showed no difference between FBS and PRP in maintaining cell viability and morphology. PRP was even better when viewed from the size and proliferation of the cells after cryopreservation . In conclusion, this study shows that PRP can be used as an alternative to FBS in cryopreservation medium for human umbilical cord stem cells.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T58929
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Albireza Ruhimat
"Kanker mulut merupakan kanker urutan ke-6 dengan insiden tertinggi di dunia. Pengobatan untuk berbagai jenis kanker termasuk kanker mulut masih sangat terbatas dan memiliki banyak efek samping sehingga perlu dicari pengobatan baru yang poten namun memiliki efek samping yang minimal. Kulit buah manggis yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Asia Tenggara termasuk Indonesia diduga memiliki efek anti kanker karena mengandungksanton (α,β,γ mangostin). Penelitian ini bertujuan menguji efek sitotoksisitas ekstrak etanol kulit buah manggis terhadap sel kanker mulut dengan metodein vitro. Sel kanker mulut diberikan perlakuan berupa kontrol dan 8 konsentrasi (6,25μg/ml, 12,5 μg/ml, 25 μg/ml, 50 μg/ml, 100 μg/ml, 200 μg/ml, 400 μg/ml, 800 μg/ml). Pengujian secara in vitro pada sel kanker mulut yang diberi ekstrak etanol kulit buah manggis dengan dosis 6,25μg/ml - 800μg/ml dilihat viabilitas sel dibandingkan dengan kontrol. Viabilitas sel kanker diidentifikasi dengan MTT Assay kit. Setelah data didapatkan dan dianalisis menggunakan uji Kruskal-Wallis, didapatkan nilai p = 0,012 serta IC50 sebesar 4,9 μg/ml. Uji Post Hoc menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara kelompok kontrol dan perlakuan 6,25 μg/ml dengan kelompok lainnya.

Mouth cell cancer is the 6th most common cancer worldwide. The treatment for any kind of cancer including mouth cell cancer is limited and has many side effects, therefore novel and potent treatment with less side effects is needed. Pericarp of the mangosteen which is commonly consumed by Southeast Asian people including Indonesia, is suspected to have chemotherapy properties such as xanthone (α,β,γ mangosteen). This study aimed to find out the cytotoxicity level of ethanol extracts of mangosteen’s pericarp for mouth cell cancer byin vitro test. Mouth cell cancer was given eight different concentration (6.25μg/ml, 12.5 μg/ml, 25 μg/ml, 50 μg/ml, 100 μg/ml, 200 μg/ml, 400 μg/ml, 800 μg/ml) and control (medium). The viability of the mouth cell cancer was identified using MTT Assay kit. The result shows that the p value = 0.012 and the IC50 = 4.9 μg/ml using Kruskal-Wallis test. Post Hoc test show there are differences between the control and 6,25 ug/ml treatment group to the other treatment groups
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shadira Anindieta Irdianto
"Indonesia merupakan negara biodiversitas tinggi yang memiliki 7.000 dari 30.000 jenis tumbuhan yang dapat digunakan sebagai obat tradisional. Salah satunya tanaman bajakah tampala (Spatholobus littoralis Hassk.) yang mengandung berbagai senyawa antioksidan sehingga diperkirakan dapat mengakibatkan kematian pada sel kanker. Beberapa studi menunjukkan bahwa ekstrak bajakah tampala dapat mengakibatkan apoptosis pada sel T47D kanker payudara selama 24 jam. Namun, penelitian terkait uji sitotoksisitas ekstrak bajakah tampala terhadap sel kanker payudara MCF-7 belum ditemukan sehingga penelitian ini perlu dilakukan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menemukan konsentrasi optimal ekstrak bajakah tampala yang dapat menghambat 50% proliferasi sel. serta mengetahui efek sitotoksisitas ekstrak bajakah tampala. Metode penelitian ini menggunakan sel MCF-7 dan batang bajakah tampala yang diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan etanol 96%. Selanjutnya, dilakukan uji MTT dan flow cytometry. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol bajakah tampala memiliki nilai IC50 sebesar 104 ppm dan menghasilkan efek sitotoksisitas yang dapat menyebabkan apoptosis pada sel MCF-7. Maka dapat disimpulkan bahwa ekstrak bajakah tampala dengan pelarut etanol 96% tergolong dalam kelompok senyawa yang bersifat kurang aktif sebagai antikanker.

Indonesia is a high biodiversity country with 7,000 of 30,000 plant species that can be used as traditional medicine. One of them is the bajakah tampala plant (Spatholobus littoralis Hassk.) which contains various antioxidant compounds that are assumed can cure cancer. Further studies revealed that bajakah tampala extract can induce apoptosis in T47D breast cancer cell lines. However, studies related to the cytotoxicity test of bajakah tampala extract on MCF-7 breast cancer cells have not been discovered. Hence, it is necessary to analyze the cytotoxicity effect of bajakah tampala extract on MCF-7 breast cancer cells. This study aimed to find the optimal concentration of bajakah tampala extracts that can inhibit 50% of cell proliferation and to know the cytotoxicity effect of bajakah tampala extract. This research used MCF-7 breast cancer cell lines and bajakah tampala stems. The stems were extracted by maceration method using 96% ethanol. These research methods are viability tests with MTT reagents and anti-cancer activity tests using flow cytometry. The results showed that the ethanol extract of bajakah tampala has an IC50 value of 104 ppm and can induce an apoptosis effect in MCF-7 cells. This study concludes that the anti-cancer activity of bajakah tampala extract is weak against MCF-7 breast cancer cell lines."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>