Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173340 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tambunan, Katrin
"Kedatangan penumpang pada loket THB dan GTO memiliki jumlah yang tidak terprediksi dan fluktuatif yang menyebabkan antrian penumpang di fasilitas penjualan tiket dan mengganggu sirkulasi penumpang untuk memasuki stasiun. Antrian penumpang yang sangat panjang menunjukkan bahwa kondisi yang ada telah melebihi kapasitas yang dapat ditampung. KAI menargetkan pada tahun 2019 jumlah penumpang KRL dari seluruh Jabodetabek sebanyak 1,2 juta, yaitu lebih dari 100% dibanding jumlah sekarang yaitu 413.000. Oleh sebab itu dibutuhkan solusi untuk memperbaiki kondisi eksisting guna mensukseskan target KAI ditahun 2019.
Skema solusi untuk penelitian ini terdiri dari 3 skema. Skema pertama menggunakan teori antrian untuk mengidentifikasi kinerja fasilitas antrian . Skema kedua adalah dengan memodifikasi area antri loket THB. Skema ketiga adalah menambah fasilitas untuk memasuki Stasiun Bogor dengan cara mewawancara penumpang untuk mendapatkan area asal penumpang untuk masuk ke Stasiun Kereta Api Bogor .
Hasil dari penelitian terdiri dari 3 solusi. Solusi pertama adalah melakukan modifikasi area antri. Solusi kedua adalah menambah jumlah loket tiket THB. Solusi ketiga adalah menambahkan lokasi pintu masuk tambahan pada area park and ride.

The arrival of passengers at tap fare gates and ticket selling facilities has an unpredictable and fluctuated numbers which causing a long passengers queue at ticket selling facilities everyday and make an uncomfortable passengers circulation to entrance the station. A long passengers queue indicating that the existing condition has exceed the allowing capacity. KAI want to increase KRL passengers from 413.000 each day to 1,2 million, more than 100% from existing condition, solution to fix the existing condition area important to reach KAI target in 2019.
The study consist of 3 solution scheme. First scheme is using queueing theory to identify performances of queueing facilities. Second scheme is to modificate the queueing area of ticket selling facilities. Third scheme is to adding an extra entrance facilitites by interviewing the passengers to obtain origin access and opinion from passengers to enter Bogor Train Station.
The results consist 3 difference solutions. First solution is to modified the queueing line by increasing the queueing area and modificate the queue circulation to rise the queueing area capacity. Second solution is to adding extra queueing facilities to minimize the length and waiting time of the queue. Third solution is adding an extra entrance gate location at park and ride area, base on the group of passenger?s origin area, to reduce cumulation of queueing passengers at existing entrance which providing simplicity for passengers to reach the station.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56704
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ray Fernando Tuahta
"Skripsi ini membahas tentang permasalahan antrian keluar Stasiun Bekasi. Antrian keluar yang diamati adalah antrian keluar pada jam sibuk sore yang terlihat sudah sangat panjang hingga mencapai jalur rel penglaju. Antrian ini diakibatkan adanya tundaan yang terjadi akibat oleh adanya waktu pelayanan mesin Gerbang Transaksi Otomatis. Analisis pada penelitian ini menggunakan teori antrian dan tingkat pelayanan agar dapat mengetahui kinerja dan kapasitas dari Gerbang Transaksi Otomatis terhadap jumlah penumpang yang keluar. Hasil dari analisis akan dibuat solusi permasalahan agar mampu meningkatkan tingkat pelayanan diantaranya, dengan adanya penambahan beberapa fasilitas antrian, modifikasi area antrian, dan penambahan pintu keluar di Stasiun Bekasi.

The purpose of this research is to analyse the problem of queueing at exit gate in Bekasi Station. The queue focused at exiting queue on evening peak hour which showed extremely long queue and reach the active railway. The queue caused by delay which happened by the service time at gate fares. This study is using queueing theory and level of service theory to identify the gatefares rsquo performances and capacity campared to the amount of passanger who want to leave Bekasi Station. The results of this study will make some solutions to increase the level of service of gate fares, such as adding extra queueing facilitites, modifying queueing area, and adding a new Gate in Bekasi Station."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67281
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutagalung, Aaron William
"ABSTRAK
Kota adalah sistem jaringan di mana ada kehidupan yang bisa sosial. Setiap kota memiliki masalah sendiri yang muncul dan berkembang yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti faktor dari alam dan dari manusia itu sendiri. Kota berkembang adalah kota di mana ada sistem pemerintahan yang baik. Selain itu, kota ini juga dapat didirikan sebagai pusat kawasan perumahan, pusat ekonomi dan bisnis, pusat industri, dan juga pusat sosial budaya.
Stasiun jalur komuter dirancang untuk mengakomodasi kebutuhan penumpang pada tingkat maksimum untuk periode proyeksi yang telah ditentukan. Tahap awal pengembangan dirancang untuk dapat mengakomodasi jumlah penumpang dalam periode 5 tahun.
Jalur komuter berarti bahwa orang atau kereta penumpang dioperasikan di jalur utama kereta untuk mengangkut penumpang dari daerah asal ke daerah tujuan. Jalur komuter umumnya terdiri dari lokomotif dan sejumlah gerbong. Dimensi gerbong mirip dengan kereta antarkota, tetapi untuk kereta komuter umumnya lebih pendek dari kereta antarkota dan juga memiliki kecepatan yang relatif lebih lambat.
Data dalam penelitian ini adalah hasil pengamatan dan pengamatan penulis. Data berikut adalah data yang ada yang telah disusun dari proses penghitungan jumlah penumpang dalam antrian keluar di Gerbang Utara dan Selatan, pengukuran waktu dalam proses layanan gerbang otomatis, pengukuran dimensi area antrian (pejalan kaki) jebakan) pada kedua Gates, wawancara dengan penumpang komuter dan juga wawancara dengan PT. KAI dan PT. KCJ di Statiun Tanah Abang dan kantor pusat.

ABSTRACT
City is a network system where there is a life that can be social. Every cities have own problems that arise and develop which are caused by several factors such as factors from nature and from humans themselves. A developing city is a city where there is a good governance system. In addition, the city can also be established as a center of residential areas, economic and business centers, industrial centers, and also socio-cultural centers.
Commuter line stations are designed to accommodate passenger needs at the maximum level for a predetermined projection period. The initial stage of development is designed to be able to accommodate the number of passengers within a 5 year period.
Commuter line mean that peoples or train passangers is operated on the main line of the train to transport passangers from the origin area to destination area. Commuter line generally consist of a locomotive and a number of carriages. The dimension of the carriages are similar to intercity trains, but for commuter trains are generally shorter than intercity trains and also have relatively slower speeds.
The data in this study are the results of observations and observations of the author. The following data is the existing data that has been compiled from the process of counting the number of passengers in the exit queue at the North and South Gate, time measurement in the automatic gate service process, measurement of the dimensions of the queue area (pedestrian trap) on both Gates, interviews with commuter passengers and also interviews with PT. KAI and PT. KCJ located in Tanah Abang Station and at the head office.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tobing, Theresia Febrianne L.
"ABSTRAK
KRL Jabodetabek merupakan salah satu moda transportasi yang tersedia di Jabodetabek untuk melayani masyarakat yang melakukan aktivitas commuter. Meningkatnya pengguna layanan KRL Jabodetabek mengakibatkan PT. KAI Commuter Jabodetabek meningkatkan frekuensi perjalanan. Hal ini menyebabkan terjadinya antrian kereta di Stasiun Manggarai yang merupakan stasiun transit terbesar. Antrian ini dipicu oleh tingkat kedatangan yang besar namun tingkat pelayanan kecil karena lamanya waktu berhenti di Stasiun Manggarai yang tidak sesuai dengan jadwal yang sudah dibuat. Melalui model matematis, antrian berlangsung selama 10 menit, dan hal ini akan mengakibatkan efek beruntun kepada kereta selanjutnya.

ABSTRACT
KRL Jabodetabek is one of the modes transportation that available on Jabodetabek to serve the people doing commuter activities. The increase of KRL Jabodetabek users make PT. KAI Commuter Jabodetabek increasing its travel frequencies. This led to the queue of trains at Manggarai Station which is the largest transit station. This queue is triggered by a large arrival rate but the service level is small due to the dwelling time at Manggarai Station which is not according to the schedule already made. Through mathematical model, the queue length lasts for 10 minutes, and this will effected the next train.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S69784
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fauzi
"Kereta Rel Listrik (KRL) Jabotabek sebagai moda transportasi perjalanan harian di dalam kota Jakarta dan kota di sekitarnya. PT. KA Divisi Jabotabek telah menyediakan beberapa kelas KRL yaitu Kelas Ekonomi, Ekonomi AC dan Ekspres. Penelitian ini bertujuan menganalisis karakteristik penumpang KRL Jabotabek bedasarkan kelas kereta pada koridor Stasiun Depok - Stasiun Jakarta Kota. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan kuesioner kepada 300 responden pada hari kerja (Senin-Jum¶at) pada saat jam sibuk pagi dan sore dengan pertanyaan antara lain meliputi : karakteristik sosio-ekonomi, tujuan perjalanan, kepemilikan kendaraan bermotor, alasan memilih kelas kereta, frekuensi menggunakan, peralihan moda. Dari hasil analisis data diperoleh bahwa Responden KRL kelas Ekonomi mempunyai ciri pendapatan perbulan sebesar Rp 500.000 ± Rp 1.999.999, 67% memilih berdasarkan alasan biaya, 43% yang tidak memiliki kendaraan bermotor dan sebesar 39% yang memiliki kendaraan bermotor roda dua. Responden kelas Ekonomi AC, tingkat pendapatan perbulan sebesar Rp 500.000 ± Rp 3.999.999, 42% menggunakan dengan alasan pelayanan, 36% memiliki kendaraan bermotor roda dua dan 21% yang memiliki mobil. Dan responden kelas Ekspres tingkat pendapatan Rp 2.000.000 > Rp 6.000.000, 27% menggunakan dengan alas an pelayanan dan waktu tempuh, 24% memiliki kendaraan bermotor roda dua dan 24% penumpang yang memiliki mobil dan motor.

Electric Rail Train (KRL) Jabotabek as mode of transportation has been used intensifely for people daily trips within the area of DKI Jakarta and peripheral areas. PT. KA Jabotabek Division has provided some KRL Jabotabek class to serve passengers, among other classes Economic, AC Economic and Express.This study aims to find out the characteristics of KRL Jabotabek passenger station in the corridor Depok - Jakarta Kota station. Collecting data is done through interviews with 300 respondents to the questionnaire on working days (Monday-Friday) during the busy morning hours and afternoon with questions included: socio-economic characteristics, the purpose of travel, vehicle ownership, the reason for selecting the class trains, the frequency of use, combination moda. The results show that the majority of Economy class passengers KRL characteristics have monthly income of Rp 500,000 - Rp 1,999,999, 67% with selecting cost reasons, 43% Responden do not have a vehicle and 39% have a motorcycle. for AC Economic class, the level of monthly income of Rp 500,000 - Rp 3,999,999, 42% choose to use AC Economic class service with reason, 36% responden have a motorcycle and 21% have a car. And for the Express class level of income Rp 2,000,000 - >Rp 6,000,000, 27% choose to use Express class service and travel time for reasons, 24% responden have a motorcycle and 24% responden who have car and motorcycle."
2008
S50549
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Zulaeny
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas proses penciptaan ruang bisnis di stasiun kereta Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek) tahun 2012-2015 melalui pengembangan sektor layanan jasa KRL, perparkiran stasiun, dan persewaan lahan untuk ritel usaha. Proses itu dijelaskan menggunakan pandangan David Harvey mengenai akumulasi kapital yang berjalan melalui reorganisasi ruang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan model studi kasus.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat peningkatan penerimaan yang diperoleh PT KAI Commuter Jabodetabek (PT KCJ), PT Reska Multi Usaha, dan PT KAI Daerah Operasi (Daop) 1. Namun disisi lain, terjadi keterbatasan akses pada sebagian pengguna KRL melalui kebijakan e-ticketing dan peningkatan tarif parkir stasiun. Keterbatasan akses juga terjadi pada pelaku usaha ritel tradisional melalui kebijakan peningkatan tarif sewa lahan untuk ritel usaha di stasiun.
Skripsi ini menyimpulkan bahwa proses pengembangan sektor layanan jasa KRL, perparkiran stasiun, dan persewaan lahan untuk ritel usaha tidak semata-mata bertujuan untuk memperluas akses setiap lapisan masyarakat untuk dapat memanfaatkan KRL sebagai moda transportasi publik. Proses pengembangan 3 sektor itu lebih mengarah kepada motif akumulasi kapital.

ABSTRACT
This thesis discusses about the process of creating business space at Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek) train station year 2012- 2015 through the development of commuterline services sector, parking station, and land rental for retail business. This process is explained by using David Harvey?s view about the capital accumulation which runs through the reorganization of space. This research used qualitative method with case study model.
The result shows that there is an increasing income that obtained by PT KAI Commuter Jabodetabek (PT KCJ), PT Reska Multi Usaha, and PT KAI Operation Region (Daop) 1. But on the other hand, there is limited access to some KRL users through e-ticketing policy and an increasing in parking rates. Limited access also occurs in traditional retail traders through the policy of increasing land rental rates for retail business at the station.
This thesis conclude the development of commuterline services sector, parking station, and land rental for retail business are not solely aimed to expand access at all levels of society to be able to utilize commuterline as a mode of public transportation. The development process of
these three sectors are intended to lead to capital accumulation.
"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S61556
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Puruhita
"Kualitas layanan dalam transportasi umum merupakan kebutuhan utama bagi seluruh masyarakat pengguna transportasi umum Indonesia. PT. Kereta Api Indonesia dan PT. KCJ merupakan organisasi penyedia transportasi umum yang terus meningkatkan segala macam bentuk pelayanannya dalam berbagai sektor, terutama dalam sektor ticketing. Salah satu bentuk perwujudan pelayanan ticketing oleh PT. Kereta Api Commuter Jabodetabek adalah e-ticket THB. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat deskriptif untuk mengetahui bagaimana kepuasan pengguna Commuterline Jabodetabek atas pelayanan THB. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode survei melalui kuesioner yang dipertajam dengan wawancara. Hasil dari analisis penelitian ini membuktikan bahwa pengguna commuterline jabodetabek tidak merasa puas dengan pelayanan THB yang telah dikelola oleh PT. Kereta Api Commuter Jabodetabek.

The quality of service in public transportation is a major requirement for all users in Indonesia. PT. Kereta Api Indonesia and PT. KCJ are the public transportations provider organizations that continue to improve all kinds of services in various sectors, especially in the ticketing sector. One embodiment of ticketing services by PT. Kereta Api Commuter Jabodetabek e-ticket is THB. This research was carried out by using descriptive quantitative approach to determine how the user satisfaction with the services Commuterline Jabodetabek THB. The data was collected through a questionnaire survey method are sharpened with the interview. Based on the result of this research conclude that all of  Commuterline Jabodetabek users are not satisfied with the service of THB which is managed by PT. Kereta Api Commuter Jabodetabek."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gregorius Adrian Iskandar
"Transportasi adalah wadah yang vital dalam menunjang kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan sosial ekonomi dan pembangunan daerah. Sistem transportasi yang baik akan memudahkan masyarakat dan sumber daya lainnya untuk melakukan mobilitas. Stasiun Manggarai menempati posisi tersibuk di antara stasiun-stasiun yang termasuk dalam jaringan kereta komuter Jabodetabek. Stasiun Manggarai sebagai salah satu stasiun tersibuk yang ada di Jabodetabek perlu untuk memberikan kualitas layanan terhadap penggunanya setiap hari. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas layanan Stasiun Manggarai sebagai Rute Transit KRL Jabodetabek dari Sisi Pengguna. Dalam melakukan analisis kualitas layanan pada penelitian ini menggunakan Transit Capacity and Quality of Service Manual Third Edition (2013) yang terdiri dari 2 dimensi, yaitu Availability (keterediaan) & Comfort and Convenience (Keamanan dan Kenyamanan) yang terdiri dari 11 subdimensi yang menjadi turunan kedua dimensi tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode analisis data campuran yang dilakukan melalui penyebaran kuesioner terhadap 112 responden dengan kriteria yang telah ditentukan dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kualitas Layanan Stasiun Manggarai berada dalam kategori memadai. Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa aspek yang perlu untuk diperbaiki dalam kualitas layanan Stasiun Manggarai.

Transportation is a vital means of supporting activities related to socio-economics and regional development. A good transportation system will make it easier for people and other resources to carry out mobility. Manggarai Station occupies the busiest position among the stations included in the Jabodetabek commuter train network. Manggarai Station, as one of the busiest stations in Jabodetabek, needs to provide quality service to its users every day. This research aims to analyze the service quality of Manggarai Station as a KRL Jabodetabek Transit Route from the User's Perspective. In analyzing service quality in this research, we used the Transit Capacity and Quality of Service Manual Third Edition (2013) which consists of 2 dimensions, namely Availability & Comfort and Convenience which consists of 11 subdimensions which supports those 2 dimensions. This research uses a quantitative approach with mixed data analysis methods carried out by distributing questionnaires to 112 respondents with predetermined criteria and in-depth interviews. The research results show that Manggarai Station Service Quality is in the adequate category. Based on the research results, there are several aspects that need to be improved in the service quality of Manggarai Station."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Faisal Abbas
"Sebagai upaya untuk mengatasi kemacetan di Kota Bogor, Pemerintah Kota Bogor bersama dengan Kementerian BUMN merencanakan pembangunan Trem Bogor dalam kota agar dapat menghubungkan konektivitas antar moda transportasi lainnya. Salah satunya yaitu dapat menghubungkan dengan Kereta Rel Listrik (KRL) yang berada di Stasiun KRL Bogor. Namun hal tersebut juga dapat berpotensi menimbulkan masalah baru yang disebabkan oleh volume calon penumpang yang meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis pemodelan rencana pergerakan dan fasilitas pejalan kaki di Stasiun KRL Bogor akibat Pembangunan Trem Bogor dan menemukan solusi terbaik untuk memperbaiki tingkat pelayanan. Peneliti menggunakan aplikasi perangkat lunak PTV Vissim untuk mempermudah dalam pembuatan model searah penelitian. Sehingga didapat hasil yang menjadi validasi untuk membandingkan kondisi aktual di lapangan dengan hasil model yang telah dibuat. Sehingga tingkat pelayanan (Level of Service) Pejalan kaki yang akan menjadi standar acuan untuk menentukan kelayakan. Berdasarkan hasil penelitian maka diketahui LOS akibat adanya Trem Bogor berkisar dari LOS A sampai LOS C yang menunjukkan masih layak walaupun terdapat sedikit hambatan.  

As an effort to overcome traffic jams in the city of Bogor, the Bogor City Government together with the Ministry of BUMN is planning to build Bogor Inner City Tram so that it can connect connectivity between other modes of transportation. One of them can be connected to the Electric Rail Train (KRL) at the Bogor KRL Station. However, this also has the potential to create new problems caused by the increasing volume of prospective passengers. This study aims to analyze the modeling of movement plans and pedestrian facilities at the Bogor KRL Station as a result of the Bogor Tram Construction and find the best solution to improve service levels. Researchers use the PTV Vissim software application to facilitate model creation in the direction of research. So that the results become validation to compare the actual conditions in the field with the results of the model that has been made. So that the level of service for Pedestrians will become the reference standard for determining eligibility. Based on the results of the study, it is known that the LOS due to the Bogor Tram ranges from LOS A to LOS C which shows that it is still feasible even though there are few obstacles. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mimin Rukmini
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas bagaimana implementasi kebijakan dan aksesibilitas
penyelenggaraan layanan KRL berperan meningkatkan aksesibilitas komuter di
wilayah Jabodetabek. Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana
konsep aksesibilitas diapresiasi dan diimplementasikan dalam kebijakan
penyelenggaraan KRL Jabodetabek.
Pendekatan penelitian adalah kualitatif dan bersifat deskriptif-analitis.
Pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumen/studi literatur dan
wawancara mendalam.
Penelitian ini menemukan beberapa temuan. Pertama, kebijakan penyelenggaraan
KRL, baik UU No. 23 Tahun 2007 maupun kebijakan turunanya, sudah
mengapresiasi konsep aksesibilitas terutama untuk penyandang cacat. Kedua,
implementasi kebijakan dalam aspek aksesibilitas berdasarkan analisis model
kontinental menunjukkan adanya kesenjangan antara tuntutan UU No. 23 Tahun
2007 (yang mengamanahkan penyusunan 28 Peraturan Pemerintah) dengan
kenyataan bahwa baru dua yang telah dibuat. Sementara itu, berdasarkan analisis
akses dalam layanan publik, ditemukan tiga kebijakan layanan KRL yang
mengembangkan aksesibilitas komuter, yakni: kebijakan layanan skema
kewajiban layanan publik (PSO, public service obligation), kebijakan layanan
dengan konsep kesetaraan, dan kebijakan layanan dengan konsep responsif
penyandang cacat dan berkebutuhan khusus.

ABSTRACT
This research discusses how policies implementations and accessibilities of train
transportation services have a role in improving commuters accessibility in
Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) areas. It aims to describe
how the concept of accessibility is appreciated and implemented in Jabodetabek
train transportation policies.
Research approach is qualitative and descriptive-analytical in nature. Data
gathering is carried out through document/literature study and in-depth
interviews.
This research finds several findings. First, policies on train transportation services,
both UU (Law) N0. 23 Tahun (Year) 2007 and its derivatives, have appreciated
the concept of accessibility mainly for disabled people. Second, policies
implementations of accessibility aspect based on continental model analysis
shows that there is a gap between UU No. 23 Tahun 2007 (that mandates the
drafting of 28 Governmental Decrees) and the fact that there are only two that
have been completed. Meanwhile, based on access analysis in public services, it is
found that three policy of train transportation services have developed commuters
accessibility, namely: policy of services with PSO (public service obligation)
scheme, policy of services with equality concept, and policy of services with
disabled- and special need-responsive concept."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T31697
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>