Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 180736 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agi Prakasa Erahman
"Beberapa penelitian menunjukkan bahwa angka efisensi pada sektor konstruksi masih tertinggal dibanding dengan sektor lainnya. Industri konstruksi dapat mengambil manfaat secara signifikan dari studi dan adopsi terhadap praktik atau aplikasi dari sektor lain. Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan penerapan Metode Bobot Posisi yang diadopsi dari sektor manufaktur pada proses perataan sumber daya. Perataan sumber daya pada sektor kostruksi dapat dilakukan dengan mempertimbangkan prioritas tiap aktivitas dengan metode bobot posisi ini. Perataan sumber daya menggunakan metode bobot posisi menggunakan bantuan microsoft project atau primavera. Penelitian ini menggunakan Proyek The Royale Springhill sebagai studi kasus.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan metode bobot posisi pada sektor konstruksi dapat meningkatkan efisiensi pada proses perataan sumber daya dari segi biaya dan waktu. Perataan dengan menggunakan standard leveling pada microsoft project dan primavera menghasilkan durasi penyelesaian secara berturut-turut 661 dan 658 hari, sedangkan menggunakan metode bobot posisi, menghasilkan durasi penyelesaian sebesar 662 dan 658 hari. Ini menghasilkan efisiensi durasi 1,002 (microsoft project) & 1 (primavera) serta efisiensi biaya 1,001 (microsoft project) & 1 (primavera) yang menunjukkan penerapan metode bobot posisi tidak berpengaruh bahkan cendrung tidak efisien. Hal ini mungkin disebabkan karena kurang kompleksnya hubungan ketergantungan antar aktivitas pada jadwal proyek serta kurang signifikannya besaran alokasi sumber daya.

Several studies have shown that efficiency rate in construction sector still left behind compared to the others. Construction industry should take a benefit significantly from study of the other sector. For example, the application of Ranked Positional Weight Method from manufacturing sector on a process of resource leveling in construction sector. Resource leveling in construction sector can be done by considering the priority of each activity with this positional weight method. Ranked Positional Weight Method uses microsoft project or primaavera to level the resource. This research uses The Royale Springhill Residences Construction Project as the study case.
The purpose of this study is to determine whether the application of positional weight method in the construction sector can improve the efficiency of resource leveling process in terms of cost and time. Standard leveling of resource by Microsoft Project and Primavera produces duration of 661 and 658 days respectively while RPWM leveling produces duration of 662 and 658 days. By using the formula efficiency ratio analysis duration of 1.002 (microsoft project) & 1 (primavera) and cost efficiency 1.001 (microsoft project) & 1 (primavera). This method produces duration ratio of 1,002 (microsoft project) & 1 (primavera) and cost ratio of 1,001 (microsoft project) & 1 (primavera) which means this method has no effect on efficiency, tends to be inefficient. This might be due to less complex of the dependency between activities in the project schedule as well as less significant the amount of allocation of resources.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56499
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fared Habibie Hasan
"Pada saat ini seorang insinyur sipil harus lebih mengetahui berbagai disiplin ilmu yang sangat diperlukan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pemeliharaan proyek konstruksi. Dan di dalam era teknologi informasi yang serba cepat ini, maka seorang insinyur sipil juga harus menguasai berbagai bidang yang menyangkut berbagai hal yaitu desain arsitektural dan analisa struktur. Studi kelayakan dan analisa finansial, serta tentunya operasi dan pengorganisasian proses konstruksi itu sendiri.
Proyek didefinisikan sebagai pekerjaan unit yang dibatasi oleh suatu durasi waktu yang memiliki awal dan akhir, serta dibatasi biaya dan sumberdaya. Berdasarkan definisi tersebut, maka diperlukan suatu manajemen/pengelolaan agar proyek mencapai tujuannya dengan berbagai kombinasi biaya, waktu dan sumberdaya yang paling optimal. Dalam mengelola suatu proyek konstruksi diperlukan suatu program aplikasi. Dan pada era informasi yang berbasis pada teknologi komputer pada saat ini, terdapat berbagai program aplikasi komputer (software) yang sangat berguna dalam mengelola suatu proyek konstruksi. Diantara berbagai program aplikasi tersebut ialah Microspft Project 2000 dan Primavera SureTrak Project Manajer ver 3.
Dengan kedua software tersebut, maka kita dapat melakukan proses work breakdown structure (wbs), perencanaan sumberdaya (resource planning), penjadwalan (scheduling), dan juga pengaturan biaya dan terutama proses controlling dan evaluation agar perencanaan yang kita lakukan dengan matang dapat diimplementasikan dengan baik. Namun keduanya mempunyai kemampuan yang berbeda yang cocok untuk tipe proyek/perusahaan konstruksi yang berbeda pula, karena itu penulis tertarik untuk membandingkan kedua software tersebut sehingga dapat diperoleh informasi sebagai bahan perbandingan untuk menentukan tipe software yang cocok untuk tipe proyek/perusahaan konstruksi yang berbeda tersebut. Dengan berbagai kelebihannya maka diharapkan kedua software tersebut dapat benar-benar dioptimalkan dalam perencanaan, pembangunan, dan pengorganisasian suatu proyek konstruksi oleh perusahaan konstruksi terutama di Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S35648
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bala Cynwyd, PA: Primavera, 1996
R 658.404 PRI
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Bala Cynwyd: Primavera Systems, Inc., 1993
005.12 PRI
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Pardede, Joshua Ferdinand
"BIM (Building Information Modeling) adalah simulasi model 3D yang menghubungkan informasi perencanaan, desain, konstruksi, dan operasional sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi konstruksi. Namun, adopsi BIM di Indonesia relatif lambat. Maka dari itu, dilakukan identifikasi kondisi implementasi BIM untuk mengetahui arah penggunaan dan perkembangannya. Penerapan BIM yang optimal didasari implementasi dua faktor utama, yaitu kedewasaan pemanfaatan fungsi BIM dan implementasi fasilitas pendukung. Berdasarkan hasil penelitian, BIM mayoritas dimanfaatkan pada fase proyek: Konstruksi, Desain, dan Perencanaan dengan menggunakan aplikasi: REVIT, Navisworks, dan BIM 360. Kedewasaan pemanfaatan fungsi BIM yang dominan dirasakan adalah: Collaboration Team Building, Communication, dan Clash Detection. Faktor utama penghambat Implementasi BIM adalah Aturan (Persiapan, Regulasi, dan Kontrak). Perlu disusun regulasi terkait aplikasi yang sering digunakan oleh pelaksana konstruksi. Dalam proses penyusunan rencana kerja, BIM berperan dalam memberikan gambaran visual kondisi dari lapangan, biaya (Cost Control), dan waktu yang digunakan dalam proses rencana kerja tersebut. Keselarasan antara rencana kerja dengan aktualisasi atau realisasi di lapangan diperlukan karena menentukan biaya yang dibutuhkan dalam kurun waktu rencana kerja tersebut. Dalam penelitian ini, akan ditampilkan perbandingan antara 2 jenis rencana kerja yaitu Rencana Kerja tanpa menggunakan BIM dan dengan menggunakan BIM. Kedua rencana kerja tersebut akan dibandingkan dengan realisasinya di lapangan dan dibandingkan jumlah pekerjaan yang sesuai antara Rencana Kerja dengan Realisasi Lapangan.

BIM (Building Information Modeling) is a 3D model simulation that connects planning, design, construction, and operational information so as to increase construction effectiveness and efficiency. However, BIM adoption in Indonesia is relatively slow. Therefore, identification of BIM implementation conditions is carried out to determine the direction of use and development. The optimal implementation of BIM is based on the implementation of two main factors, namely the maturity of BIM function utilization and the implementation of supporting facilities. Based on the results of the study, the majority of BIM is utilized in the project phase: Construction, Design, and Planning using applications: REVIT, Navisworks, and BIM 360. The maturity of BIM function utilization that is predominantly felt is: Collaboration Team Building, Communication, and Clash Detection. The main inhibiting factors of BIM Implementation are Rules (Preparation, Regulation, and Contract). It is necessary to formulate regulations related to applications that are often used by construction implementers. In the process of preparing a work plan, BIM plays a role in providing a visual picture of the condition of the field, costs (Cost Control), and time used in the work plan process. Alignment between the work plan and actualization or realization in the field is needed because it determines the costs needed within the period of the work plan. In this study, a comparison will be shown between 2 types of work plans, namely Work Plans without using BIM and using BIM. The two work plans will be compared with their realization in the field and compared the amount of work that matches the Work Plan with Field Realization.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Syafriandi
Jakarta: Dinastindo, 2003
624 SYA a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Deandra Nabilla
"Seiring dengan berkembangnya industri ritel yang semakin kompetitif, penting bagi sebuah perusahaan untuk dapat terus meningkatkan daya saingnya. Vendor, yang berperan sebagai hulu dalam sebuah rantai pasok perusahaan, memegang peran yang sangat penting mengingat performa vendor nantinya akan berpengaruh langsung terhadap kelancaran rantai pasok dan operasional perusahaan. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk dapat memilih vendor yang tepat berdasarkan performa atau tingkat kinerja yang paling baik. Pemilihan vendor yang tepat dapat dibantu pula dengan adanya standar evaluasi kinerja vendor yang tepat. Pada penelitian ini, dibuat sebuah tools evaluasi kinerja vendor dalam bentuk spreadsheet yang terdiri dari kriteria dan subkriteria, bobot kriteria dan subkriteria, serta parameter dan metode scoring. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analytic Network Process (ANP) dan Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS). Hasil dari penelitian ini menunjukkan 5 kriteria dan 16 subkriteria yang diperlukan dalam evaluasi kinerja vendor, dengan urutan bobot terbesar adalah performa (40%), kemudian kualitas (31%), pelayanan (14%), pengiriman (11%), dan hubungan (3%). Tools ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi perusahaan dalam menyeleksi vendor.
Retail industry is highly competitive these days, it is important for a retail company to constantly enhance its competitiveness in order to survive. Vendor, functioning as the upstream of a company?s supply chain, hold a very important role and responsibility, considering that vendor?s performance will directly affect the company?s supply chain and operations. Therefore, it is crucial for a company to choose the right vendor based on their high level of performance. Choosing the right vendor can be assisted with structuring right standards for vendor performance evaluation. This research aims to make an effective tool for vendor performance evaluation in a spreadsheet form which consist of several criteria and subcriteria, criteria and subcriteria's weight, as well as scoring parameter and method. Methods used in this research are Analytic Network Process (ANP) and Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS). The output of this research shows that there are 5 criteria and 16 subcriteria needed to evaluate vendor's performance, with the highest value of weight is performance (40%), follows quality (31%), service (14%), delivery (11%), and relationship (3%). This tool is expected to become a reference for the company in selecting the right vendors."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63004
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Donny Tanama
"ABSTRAK
Rekonstruksi tempat tinggal pasca bencana tsunami adalah prioritas utama dimana hal ini mengarah pada metode konstruksi dan desain tempat tinggal yang dapat cepat dilakukan dan metode prefab menjadi salah satu alternative. Namun dengan masih jarangnya penggunaan metode prefab pada konstruksi perumahan menjadikan studi risiko yang terdiri dari identifikasi risiko, analisa dan respon terhadap risiko dirasa cukup penting khususnya bagi PT. KJ guna meningkatkan kinerja proyeknya. Dalam penelitian ini digunakan analisa AHP dan analisa statisitik dengan menggunakan SPSS v16 dimana dihasilkan 4 risiko dominan yang berkorelasi dengan kinerja biaya proyek.

ABSTRACT
Housing reconstruction after the tsunami was the first priority that leads to effort of trying to find a fast construction method which prefab method is an alternative. The using of prefab method in housing construction is still rare which makes the study of risk related to it from identification, analysis and response is so important especially for PT.KJ in its effort to increase the performance of its project costs . In this research the writer used AHP and statistic analysis using SPSS v16 which in the process resulted in 4 dominant risk variables which are correlated to the project cost.
"
2008
T40746
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ganjar Putro Indratoro
"Tingginya initial capital pada proyek engineering, procurement, and construction (EPC) pada reaktor nuklir selama ini menjadikan salah satu hambatan dalam pembangunan reaktor nuklir, khususnya di Indonesia. Hambatan lainnya adalah waktu pembangunan yang lama. Solusi dari masalah ini adalah dengan membangun reaktor nuklir Generasi IV, yaitu High Temperature Gas-cooled Reactor (HTGR) yang merupakan salah satu jenis reaktor Small Modular Reactor SMR). Reaktor jenis ini memiliki ciri khas bentuk geometri yang minimalis sehingga biaya dan waktu yang dibutuhkan akan lebih rendah. Di Indonesia, HTGR akan dibangun di Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan, Banten. Proyek HTGR yang juga disebut dengan Reaktor Daya Eksperimental (RDE) ini mengalami kemunduran jadwal yang disebabkan oleh biaya yang tinggi pada segi proyek EPC. Sebuah metode untuk mengoptimisasi antara waktu dan biaya dari proyek EPC pada RDE belum ditemukan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan sebuah metode optimisasi biaya dan waktu untuk proyek EPC pada HTGR dan meningkatkan penghematan waktu dan biaya proyek EPC pada RDE sebagai studi kasus HTGR di Indonesia. Sebuah metode usulan yang digunakan pada penelitian ini adalah menggabungkan optimisasi tujuan majemuk yang menghasilkan satu set solusi optimal Pareto Front dan kemudian digunakan Analytic Hierarchy Process (AHP) sebagai alat bantu dalam menentukan satu solusi optimal terbaik dari satu set solusi optimal Pareto Front. Didapatkan solusi optimal terbaik dari alternatif-alternatif solusi optimal yang ada dengan bobot kriteria waktu 0,59 dan biaya 0,41 adalah dengan total biaya Rp1.656,47 miliar dan total waktu selama 300 pekan. Solusi ini menghemat biaya sebesar 24,71% dan menghemat waktu sebesar 10,71%.

The high initial capital in engineering, procurement, and construction (EPC) project in nuclear reactors has made it one of the obstacles in the construction of nuclear reactors, especially in Indonesia. Another obstacle is the construction takes a long time to complete. The solution to this problem is to build a Generation IV nuclear reactor, namely the High Temperature Gas-cooled Reactor (HTGR), which is one of the types of Small Modular Reactor (SMR). The characteristic of this type is minimalist geometric so that the cost and time required will be lower. In Indonesia, HTGR will be built in Puspiptek Area, Serpong, South Tangerang, Banten. The HTGR project, also called the Experimental Power Reactor (or Daya Eksperimental-RDE), suffered a setback schedule caused by high costs in terms of EPC project. A method to optimize the time and cost of this EPC project has not been found. This study aims to obtain a cost and time optimization method for the EPC project on HTGR and increase the efficiency of time and cost for the EPC project on RDE as an HTGR case study in Indonesia. A proposed method used in this study is a combined-method of multi-objective optimization that produces a set of Pareto Front optimal solution with the Analytic Hierarchy Process (AHP) as a tool in making the best solution from a set of Paret Front optimal solution. The best solution obtained from the optimal alternative solutions with the weight of time of 0.59 and cost of 0.41 is total cost of IDR 1,656.47 billion and total time of 300 weeks. This solution increases cost saving by 24.71% and time saving by 10.71%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53418
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>