Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172457 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tuti Hartati
"Pemenuhan kebutuhan cairan pada anak diare dengan dehidrasi sedang-berat sangat dibutuhkan karena penanganan awal dehidrasi sangat menentukan dalam mencegah komplikasi akibat dehidrasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan perawat dalam pemenuhan kebutuhan cairan pada pasien anak dengan dehidrasi sedang-berat. Desain penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan teknik pengambilan quota sampling dengan jumlah responden 66 perawat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya 7,6% perawat yang memiliki pengetahuan baik. Penelitian ini merekomendasikan agar perawat lebih meningkatkan pengetahuannya melalui pendidikan dan pelatihan tentang peningkatan pengetahuan perawat sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.

Meeting the needs of liquid in children diarrhea with moderate-severe dehydration is needed because early treatment is crucial in preventing dehydration complications. This study aims to describe the knowledge of nurses in meeting the needs of the fluid in pediatric patients with moderate to severe dehydration. A descriptive method with quota sampling technique was applied to 66 nurses. The results showed that only 7.6% are knowledgeably of dehydration prevention. This study recommends continuing education and training to increase nurses knowledge as efforts to improve the quality of nursing care.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S57605
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Sukandar
"Diare merupakan salah satu penyebab tingginya angka morbiditas dan mortalitas balita di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara pengetahuan keluarga tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan kejadian diare pada balita di Desa Urug Kecamatan Sukajaya Kabupaten Bogor. Desain penelitian ini merupakan deskriptif korelasi dengan pendekatan potongan lintang. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak balita sebanyak 89 orang dengan sampel yang dipilih dengan teknik acak secara sederhana (simple random sampling). Data dikumpulkan dengan penyebaran kuesioner dan analisis yang digunakan melalui dua tahap yaitu univariat untuk melihat distribusi frekuensi, dan bivariat untuk melihat hubungan antara variabel dengan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan keluarga tentang PHBS dengan kejadian diare pada balita, p = 0,112 (p<0,05). Kesimpulan penelitian ini: tidak adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan keluarga dengan kejadian diare.

The Diarrhea is one of the causes of high morbidity and mortality of children in Indonesia. This study was aimed to identify the relationship between family knowledge of hygiene and healthy practices with the incidence of diarrhea in infants in the Village District of Sukajaya Urug Bogor Regency. This research used a descriptive correlation with cross-sectional study. The sample size was using 89 mothers who had children with random techniques (simple random sampling). Data were collected by questionnaires and analyzed by two stages, an univariate test to see the frequency and distribution of resapondent and a bivariate test to identify relationships between variables that used Chi Square test. The results showed that there was not relationship between family knowledge of hygiene and healthy practices with the incidence of diarrhea in infants, p = 0.112 (p <0.05). The conclusion of this study: the absence of a significant association between knowledge family with the incidence of diarrhea."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S56423
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Sarry Hartono
"Bakteri yang terdapat dalam usus manusia berada dalam keseimbangan dan memainkan peranan penting dalam fungsi metabolisme dan imunologi tubuh, Infeksi yang terjadi pada saluran cerna, seperti diare, dapat mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan pada komposisi bakteri usus tersebut. Pengetahuan mengenai profil mikroba usus pada kasus diare anak usia tertentu memiliki manfaat yang penting dalam memberikan informasi awal untuk pengembangan tata laksana kasus diare yang berkaitan dengan pengembalian keseimbangan mikroba usus.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan disain potong lintang. Feses dikumpulkan dari dua kelompok subyek penelitian, dengan diare dan tanpa diare dari anak-anak usia 2-12 tahun di Jakarta Utara. Sampel kemudian di ekstraksi dengan kit QIAmp® DNA Stool Mini untuk kemudian dilakukan deteksi dan identifikasi bakteri dengan menggunakan polymerase chain reaction / Electrospray Ionization-Mass Spectrometry. Secara keseluruhan diperoleh 80 subjek, terdiri dari 33 anak-anak yang mengalami diare (subyek diare) dan 47 anak-anak yang tidak mengalami diare (subjek non-diare). Tiga puluh dari 33 sampel dalam kelompok diare terdeteksi keberadaan bakteri. Enam dari 33 sampel memberikan hasil multiple matches, sedangkan 3 sampel lainnya tidak terdeteksi adanya bakteri.
Pada kelompok nondiare, di 28 dari 47 sampel terdeteksi adanya bakteri, hasil multiple matches pada 8 dari 47 sampel dan 13 sampel tidak terdeteksi adanya bakteri. Dalam kedua kelompok didominasi oleh Echerechia coli dan juga diikuti oleh Klebsiella pneumonia. Keragaman bakteri yang terdeteksi pada kelompok diare (12 dari 30 sampel) lebih dari pada kelompok non-diare (5 dari 28). Filum bakteri yang dideteksi pada kelompok sampel diare adalah Firmicutes (5 sampel), Proteobacteria (24), Bacteroidetes (1), dan di kelompok non diare adalah Actinobacteria (2), Proteobacteria (25), Verrucomicrobia (1). Hubungan antara enteropatogen dengan kejadian diare tidak signifikan secara statistik (p= 0,571, uji Chi-square), akan tetapi terdapat hubungan yang kuat antara risiko kejadian diare yang disebabkan oleh enteropatogen (OR = 0,724 dengan 95% CI: 0,237-2,215).
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa keragaman bakteri yang dideteksi pada kelompok diare lebih dari pada kelompok non-diare dengan adanya kesamaan dalam pola bakteri yang paling banyak terdeteksi pada kedua kelompok sampel, adanya temuan bakteri anggota filum Actinobacteria (Bifidobacterium longum) yang bersifat probiotik pada kelompok non diare dan tampaknya kemungkinan anak-anak yang positif enteropatogen pada fesesnya memiliki kecenderungan untuk mengalami diare dibandingkan dengan yang tidak.

Microbiota present in the human intestinal are diverse and play important roles in metabolism and immunology. Infection that occurs in gastrointestinal tract, may lead to an imbalance in the composition of the intestinal bacteria. Knowledge on the intestinal microbes profile in children at spesific age with and without diarrhea might shed a light in the management of diarrhea associated with intestinal microflora imbalance. The objective this study is to obtain a profile of intestinal bacteria in children at spesific age with diarrhea and non-diarrhea which may be important for initial information in management of diarrhea associated intestinal microbes imbalance.
This study was an analitical descriptive with cross sectional design. Stool samples were collected from two groups of subjects, with diarrhea and without diarrhea in children of 2-12 years old in North Jakarta. The samples were extracted using QIAamp® DNA Stool Mini Kit first followed by detection and identification using Polymerase Chain Reaction / Electrospray Ionization-Mass Spectrometry. A total 80 subjects were obtained, consisted of 33 children with diarrhea (diarrhea subjects) and 47 children without diarrhea (non-diarrheal subjects). Thirty of the 33 stool samples in diarrhea group showed the presence of one species microorganism (complete match), 6 samples resulted in multiple matches, while the other three samples did no show any bacteria.
In the non-diarrhea group, of total 47 stool samples, 28 showed the presence of single match bacteria, 8 specimens gave result of multiple matches and 13 specimens showed no detectable bacteria. In both groups Echerechia coliand Klebsiella pneumonia appeared to be dominant. The bacteria present in the diarrhea group (12 of 30 samples) were more diverse than in nondiarrheal group (5 of 28). Phyla found in diarrhea group consisted of Firmicutes (5 samples), Proteobacteria (24), Bacteroidetes (1), while in non-diarrhea group were Actinobacteria (2), Proteobacteria (25), Verrucomicrobia (1).
The conclusion is bacteria detected in diarrhea group apparently were more diverse than in nondiarrhea. There was similarity in the pattern of most detected bacteria in both sample groups, however, member of Actinobacteria (Bifidobacterium longum) where detected only in non-diarrhea group. Likely the chance of children with enteropathogen detected in the stool would have diarrhea more than children with no enteropathogen detected.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Helena Golang Nuhan
"Diare merupakan penyebab utama kematian balita di Indonesia. Kejadian diare pada balita dapat dicegah dengan pemberian pendidikan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh pendidikan kesehatan diare terhadap kemampuan ibu merawat area perineal anak balita. Desain penelitian menggunakan quasi eksperimen dengan rancangan pre test and post test control group. Pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling dari 44 responden di RSUD Budhi Asih Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh pendidikan kesehatan diare terhadap kemampuan ibu pengetahuan, sikap dan keterampilan kelompok intervensi (p < 0,05) dibandingkan kelompok kontrol. Ada hubungan bermakna antara karakteristik pendidikan dan pengetahuan responden merawat anak diare. Disarankan pendidikan kesehatan dilakukan terus menerus dan terstruktur untuk meningkatkan kemampuan keluarga merawat anak balita diare.

Diarrhea is the first cause of mortality among children in Indonesia. In fact, the incidence of diarrhea can be prevented by providing health education. The purpose of this research was to identify the impact of health education about diarrhea on mother’s ability caring for child’s perineal area. This research used quasi experimental design with pretest and post-test control group. Total sample was 44 respondents in District Hospital Budi Asih Jakarta and the data was collected with consecutive sampling technique. The results found that health education showed more influence on mother’s knowledge, attitude, and skill among intervention group than those of control group (p value < 0.05). There was also a significant relationship between mother’s level of education and knowledge with mother’s ability caring for children experiencing diarrhea. It is suggested to provide more structured health education and simultaneously to improve the ability of family caring for diarrhea among their children.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35723
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhika Dwita Dibyareswati
"Reducing food intake declines the opportunity of infant and young child to obtain
sufficient, both quantity and quality food during and after diarrhea. This study will
provides clearer information to caregiver’s practice on dietary management of
child during diarrhea.The respondents of this study were children with the
diarrhea disease (n= 7) and during recovery period (n = 7). The study was
conducted using observation, in-depth interview, and dietary assessment. Result
of this study suggested that caregivers need to increase their awareness of infant’s
appetite, actively maintain their child’s hydration and give sufficient feeding
during diarrhea.

Perilaku pengasuh dalam mengurangi asupan makanan anak tidak hanya
menurunkan kecukupan konsumsi asupan anak, tetapi juga kualitas makanannya
selama dan setelah diare. Penelitian ini memberikan informasi lebih jelas tentang
cara pengasuh memberikan makanan pada anak saat diare. Responden penelitian
ini adalah anak yang menderita diare (n= 7), atau sudah memasuki tahap
penyembuhan (n= 7). Penelitian ini menggunakan tiga metode yaitu observasi,
wawancara mendalam tentang asupan dan pola makan. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa pengasuh perlu meningkatan kesadaran akan adanya
perubahan nafsu makan anak dan aktif menjaga kecukupan cairan dan nutrisi saat
diare.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Albert Tony Lopolisa
"Diare merupakan penyebab kematian kedua pada balita di seluruh dunia, dengan presentase sekitar 17 %. Satu dari lima balita meninggal akibat diare setiap tahunnya yang diakibatkan kurangnya cairan tubuh. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara faktor-faktor yang berperan terhadap insiden diare balita. Pengumpulan data berlangsung dari 1 Maret 2011 sampai 1 April 2012, metode polygonal random sampling digunakan untuk mencari sampel. Dari 2401 responden yang mengisi kuisioner dengan lengkap dan 466 keluarga memiliki anak balita, sebanyak 73 balita (15,7%) terkena penyakit diare selama dua minggu terakhir. Mayoritas ibu memberikan oralit sebagai tindakan pengobatan utama diare. Terdapat hubungan yang bermakna (p=0,001) antara tingkat pendidikan ibu dan kebiasaan mencuci tangan. Tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat pendidikan ibu (p=0,649), tingkat pengetahuan ibu (p=0,124), kebiasaan memberi ASI (p=0,031), pengetahuan akan oralit (p=0,000), kebiasaan mencuci tangan ibu (p=0,529) dan antara tingkat pendidikan kepala keluarga (p=0,708) dengan insiden diare balita. Semakin tinggi pendidikan ibu, akan merubah pola pikir agar menjadi lebih sehat. Pendidikan dan pengetahuan orangtua yang tidak didukung kebiasaan baik, serta cara mencuci tangan yang tidak benar mempunyai sedikit peran untuk.

Diarrhea has been the second top leading cause of death among infants around the world, for about 17%. One of five children dies because of diarrhea, due to the loss of body fluid. The goal of this research is to know the relationship between factors that counts with diarrhea incidence of infants. Data collection had started from March 1st until April 1st, 2012, polygonal random sampling method was used to get the sample. From 2401 respondent that fills the questionare 466 families are having infants in their home, and as many as 73 infants (15,7 %) had diarrhea for the last two weeks. Majority of the mother are giving the QRS (36,69%) for the main treatment for diarrhea. Significant result showed up between the mother’s knowledge and the handwashing behaviour (p=0,001). Furthermore, no significant relation between mother’s formal educational level (p=0,649), mother’s knowledge (p=0,124), breastfeed behaviour(p=0,031), knowledge about the oral rehydrate solution(p=0,000) and the householder’s educational level (p=0,708) with the diarrhea incidence. Mother’s formal educational level counts for a change in the way of thinking, to become more healtier. Education and the knowledge without a change of a good lifestyle, and right way of handwashing have so little effects in decreasing the diarrhea incidence."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Neti Mustikawati
"Diare pada anak dapat menimbulkan masalah kerusakan integritas kulit yang berupa Incontinence Associated Dermatitis (IAD), dibutuhkan perawatan perianal yang tepat guna mengatasi dan mencegah IAD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi perawatan perianal terhadap praktik ibu merawat perianal dan derajat IAD pada anak diare.
Desain yang digunakan adalah quasi eksperiment dengan pendekatan pre test and post test nonequivalent control group. Sampel diambil dengan menggunakan metode consecutive sampling. Besar sampel dalam penelitian ini adalah 60 (30 intervensi; 30 kontrol). Analisis data menggunakan T-test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh antara pemberian edukasi perawatan perianal terhadap praktik ibu merawat perianal (p=0,000), namun ternyata pemberian edukasi ini tidak berpengaruh terhadap derajat IAD pada anak (p=0,573). Diperlukan adanya dukungan untuk memotivasi ibu melakukan perawatan perianal pada saat anak mengalami diare dan bimbingan yang terus menerus.

Diarrhea among children causes impaired skin integrity, called Incontinence Associated Dermatitis (IAD). Perianal care should be given to prevent and resolved IAD. The thesis aimed to identify the impact of perianal care education among mother and it's practice of perianal care and degree of Incontinence Associated Dermatitis among children with diarrhea.
The study used quasi experiment design with pre test and post test nonequivalent control group approach. The number of participants was 60 that devided by two groups (30 intervention group, 30 control group).
The results showed a significant impact of health education on mother's practical skill in perianal care (p=0,000). However, there was no significant effect on the degree of IAD (p=0,573). It's recommended, the health provider should support, motivate and supervise perianal care practice to mother?s who has children experiencing diarrhea.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35758
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bai Masniah
"Diare merupakan salah satu penyebab angka kematian dan kesakitan pada anak, terutama pada anak berumur kurang dari 5 tahun. Proporsi diare sebagai penyebab kematian pada anak balita (25,2%) (hasil Riskesdas 2007). Di Kabupaten Pandeglang penyakit diare lebih banyak terjadi pada golongan balita yaitu (51%) sebagian besar karena perilaku ibu.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kejadian diare pada balita dengan perilaku ibu di puskesmas cimanuk Kabupaten Pandeglang tahun 2012.
Penelitian ini penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel sejumlah 107 responden. Menggunakan analisis regresi Penelitian ini menemukan variabel yang paling berpengaruh terhadap kejadian diare yaitu kebiasaan mencuci dan merebus alat makan dan alat minum balita,perilaku mencuci tangan memakai sabun sebelum menyuapi dan perilaku mencuci tangan memakai sabun sebelum menyusui, sedangkan yang paling dominan dalam mepengaruhi kejadian diare dari ketiga variabel tersebut perilaku mencuci tangan pakai sabun sebelum menyusui.
Diarrhea is one of mortality cause and painfulness at chlid, especially at child of age less than 5 year. proportion of Diarrhea as death cause at child of below five years (25,2%) ( result of Riskesdas 2007). In Sub-Province Pandeglang more diarrhea disease happened at faction child of below five years that is ( 51%) mostly because behavior of mother. This research aim to know image of case of diarrhoea at child of below five years with behavior of mother in puskesmas Cimanuk Kabupaten Pandeglang the year 2012.
This research quantitative research with approach of cross sectional.Sampling a number of 107 responders. Applies this research regression analysis finds variable that is very influential to case of diarrhea that is habit cleans and braises equipment to eat and equipment to drink child below five years, behavior cleans hand to use soap before feeding up and behavior to clean hand to use soap before suckling, while which most dominant in influencing case of diarrhea from third of the variable that is behavior cleans hand to use soap before suckling.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S42942
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Asti Nuraeni
"Upaya deteksi dan pencegahan dini di keluarga menjadi salah peran perawat spesialis komunitas untuk mengatasi permasalahan diare balita. Karya Ilmiah Akhir ini bertujuan untuk menggambarkan kegiatan Kelompok Pendukung Sanitasi Anak Keluarga dan Area (SAKA) dalam pencegahan diare balita. SAKA merupakan integrasi dari program pencegahan diare yang sudah ada yaitu LINTAS diare dan Sanitation and Family Education (SAFE). Hasil p value 0.000 menunjukkan ada hubungan antara perilaku keluarga dalam penerapan SAKA terhadap penurunan angka kejadian diare balita di Kelurahan Cisalak Pasar. Kegiatan Kelompok Pendukung SAKA disarankan dilaksanakan sebagai upaya pemberantasan penyakit menular oleh Puskesmas dan Dinas Kesehatan karena efektif mengendalikan diare.

Early detection and prevention efforts in the family became one of the role of specialist community nurses to overcome the problems of toddlers diarrhea. This final scientific paper aims to describe support group activities of Children-Family-Neighborhood-Sanitation (CFNS) in the prevention of diarrhea in toddlers. CFNS is an integration of diarrhea prevention program uses existing LINTAS diarrhea and Sanitation and Family Education (SAFE). The result shows there is no relationship between family behavior in SFNS implementation to the decrease of diarrhea incidence among under five children at Cisalak Pasar (p value= 0.000). CFNS support group is suggested activities to be implemented.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
TA5974
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Wibowo
"Penyakit diare adalah penyakit yang sangat berbahaya dan terjadi hampir di seluruh daerah geografis di dunia dan bisa menyerang seluruh kelompok usia baik laki-laki maupun perempuan. Angka kejadian diare di rumah sakit Awal Bros Bekasi terbilang cukup tinggi. Hal ini dapat juga menegaskan bahwa, diare menyerang siapa saja tanpa kenal usia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran epidemiologi penyakit diare yang ada di Rumah Sakit Awal Bros Bekasi.
Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah cross sectional dengan menggunakan data sekunder yang diambil dari dokumen rekam medis. Jumlah kasus yang diperoleh adalah seluruh kasus diare di lokasi penelitian. Analisis dilakukan secara univariat. Penelitian ini dilakukan pada Mei 2011.
Dari penelitian ini didapat hasil, penderita diare di Rumah Sakit Awal Bros pada tahun 2011 berjumlah 414 orang, dengan rata-rata umur penderita adalah 26,17 tahun. Jenis kelamin laki-laki mendominasi yaitu 55,6%, dan pada kelompok umur balita, dengan lokasi tempat tinggal penderita sebagian besar bertempat tinggal di Bekasi Selatan yaitu sebanyak 50,7%. Lama rawat penderita diare di Rumah Sakit Awal Bros tergolong sebentar. Bulan Rawat yang paling banyak penderita diarenya adalah bulan April yaitu 11,1%. Sebagian Besar penderita diare di Rumah Sakit Awal Bros menempati ruang kelas III. Dengan data yang didapat peneliti, diharapkan instansi terkait dalam hal ini Rumah Sakit Awal Bros Bekasi dapat lebih mengoptimalkan pelayanan terhadap penderita penyakit diare.

Diarrhea is a very dangerous disease and occurs in almost all geographic regions in the world and can strike all age groups both male or female. The incidence of diarrhea in RS. Awal Bros Bekasi is quite high. It can also affirm that, diarrhea attack anyone without a known age. The purpose of this study was to determine the epidemiological picture of diarrheal disease in RS. Awal Bros Bekasi.
The method of this research is cross sectional study by using secondary data taken from the medical record documents. The number of cases obtained are all cases of diarrhea in the study site. Univariate analysis was done.
Results obtained from this study, patients with diarrhea RS. Awal Bros in 2011 amounted to 414 people, with an average age of patients was 26.17 years. Male gender dominates is 55.6%, and the toddler age group, with the location where the patient lived mostly residing in South Bekasi as many as 50.7%. Length of stay patient with diarrhea at the RS. Awal Bros briefly considered. Months of stay most patients of the diarrhea was in April, 11.1%. Mostly people with diarrhea in RS. Awal Bros Bekasi occupies classrooms III.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>