Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 139078 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aris Hadyo Wicaksono
"Komposit aluminium dengan paduan 4%Cu-4%Mg berpenguat Al2O3 secara teoritis berpotensi untuk memiliki sifat mekanik yang baik dengan massa yang ringan. Pada penelitian ini, presentase volume fraksi Al2O3 yang dipakai dalam pembuatan komposit adalah sebesar 15% dan 20% untuk mengetahui efek penambahan kadar Al2O3 dalam jumlah besar pada kekerasan dan ketahanan ausnya. Proses thixoforming pun dilakukan untuk melihat sejauh mana peningkatan kekerasan dan ketahanan aus yang terjadi berikut perubahan struktur mikro dibandingkan dengan produk as-cast.
Penambahan partikel alumina pada komposit as-cast meningkatkan nilai kekerasan dan ketahanan aus sebesar 7% dan 25%. Komposisi berpenguat alumina 15% dan 20% hasil thixoforming juga mengalami peningkatan kekerasan sebesar 23% dan 6,99% dibanding produk as-cast. Hasil pengamatan menunjukkan produk as-cast memiliki struktur mikro berbentuk dendritik yang berpengaruh jelek pada sifat mekanis. Namun, bentuk struktur mikro dendritik dapat dikurangi dengan memaksanya berubah menjadi lebih globular dengan penambahan proses thixoforming saat fabrikasi komposit yang dapat meningkatkan sifat kekerasan dan ketahanan aus komposit.

Aluminium alloy 4%Cu-4% Mg composite reinforced by Al2O3 particle has an ability to exposed its better mechanical properties with lighter weight. In this study, 15% and 20% volume fraction of Al2O3 are used to fabricate the composite to understand the correlation between the addition of volume fraction of Al2O3 and mechanical properties of composite: hardness and wear resistant. Thixoforming process is also performed to the composite in order to observe the increament in hardness value, wear resistant value and also the change in microstructure compared to as-cast product.
The result shows that addition of volume fraction of Al2O3 could increase the hardness and wear resistant by 7% and 25% in as-cast product. Composite with 15% and 20% Vf Al2O3that are thixoformed also have a great increament in hardness value by 23% and 6,99%. From the microstructural aspect, as-cast product has a full dendritic microstructure that has poor effect in mechanical properties. However, that dendritic microstructure can be reduced by forcing them to evolute into globular type micostructure with the addition of thixoforming process after the fabrication process that can increase hardness and wear resistant.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56501
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadli Robby
"Aluminium sebagai bahan konduktor sangatlah luas pengaplikasiannya. Salah satunya adalah untuk kebutuhan kabel transmisi tinggi. Semaikin hari kriteria yang harus dimiliki kabel transmisi ini semakin tinggi, mengingat kebutuhan listrik yang semakin meningkat. Didalam penelitian ini akan dibahas mengenai pembuatan serta pengkarakterisasian material komposit AlZrCe/Al2O3 nano partikel dengan metode pengecoran aduk untuk keperluan kabel transmisi.
Di dalam matriks, zirkonium akan menambah ketahanan panas sedangkan cerium akan menjaga konduktivitas listrik agar tidak turun dan diharapakan penambahan partikel Al2O3 akan meningkatkan kekuatan tarik dari komposit ini. Magnesium sebesar 5 wt% ditambahkan sebagai unsur peningkat kemampubasahan antara matriks dan penguat.
Didapatkan bahwa penambahan Al2O3 akan meningkatkan kekuatan tarik, menurunkan konduktivitas listrik dan menurunkan koefisien muai panas komposit ini. Titik optimal untuk mendapatkan sifat mekanik listrik dan panas yang paling baik didapatkan pada fraksi volume 1,2% Al2O3. Daerah antarmuka yang didapatkan oleh seluruh sampel pengujian tidaklah baik, sehingga data yang dihasilkan belum bisa optimal dan sesuai dengan harapan.

Aluminum as conductor material is very broad applicability. One of them is to demand of high-voltage overhead transmission lines. The requirements that must be owned of high-voltage overhead transmission lines are getting higher these days, because the electric needs are increasing. In this research will be investigated about fabrication and characterization AlZrCe/Al2O3(np) using stir casting process for overhead cable transmission.
In the matrix, zirconium will be increase heat resistance, cerium will keep the value of electrical conductivity in order not to decrease and the addition of Al2O3 particles is expected to increase the tensile strength of the composite. Magnesium 5 wt% was adding as wettability agent.
The results showed that the addition of Al2O3 will increase the tensile strength, decrease electrical conductivity and decrease coefficient thermal expansion of this composite. The optimal value for get the best of mechanical, electrical and thermal properties is obtained at 1.2% Al2O3 volume fraction. Interface areas obtained by the entire sample testing is not good, so the resulting data can not be optimal and appropriate expectations.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56793
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panji Maulana
"Aluminium telah lama digunakan sebagai konduktor dalam transmisi listrik bertegangan tinggi karena ekonomis dan memiliki konduktivitas listrik yang tinggi Dengan menambahkan partikel keramik berukuran nanometer seperti Al2O3 dan penambahan paduan seperti Zr Ce dan Mg sifat mekanis dan termal aluminium dapat ditingkatkan lagi tanpa mengurangi konduktivitas listrik dengan drastis Fokus dari riset ini adalah untuk mencari tahu sifat mekanis listrik dan termal dari komposit Al Zr Ce 3 Mg yang ditambahkan dengan jumlah volum fraksi nanopartikel Al2O3 dari 0 5 hingga 1 5 vf melalui metode pengecoran aduk Master alloy berupa aluminium dipadu dengan Zr dan Ce telah difabrikasi Master alloy kemudian dilebur dan dicampurkan dengan 3 Mg beserta penguat dengan pengadukan berkecepatan 5000 rpm pada 850oC dalam lingkungan inert Hasil kekuatan tarik yang didapatkan menunjukkan bahwa kekuatan nanokomposit meningkat seiring dengan penambahan penguat dengan 1 0 vf Al2O3 memiliki kekuatan tarik tertinggi sebesar 162 0 MPa dan dengan penambahan lanjut penguat akan menurun sedangkan elongasi menurun seiring penambahan penguat Konduktivitas listrik menurun dengan penambahan penguat dari 0 5 hingga 1 5 vf Ekspansi termal dari komposit turun dengan penambahan partikel penguat dari 0 7 hingga 1 0 vf namun naik pada 1 2 vf karena terjadi aglomerasi dan efek tegangan sisa termal Pengamatan mikrostruktur menunjukkan bahwa penambahan penguat dapat menghaluskan butir dengan butir pada variabel 1 0 vf memiliki butir terhalus Pori banyak ditemukan pada nanokomposit.

Aluminum is chosen as conductor in high voltage electric transmission due to its economic value and high electrical conductivity By adding nano sized ceramic particles such as Al2O3 and also alloying elements such as zirconium Zr cerium Ce and magnesium Mg its mechanical and thermal properties could be improved without compromising much of its electrical conductivity The focus of this research is to investigate the mechanical electrical and thermal behavior of Al Zr Ce 3 Mg reinforced with 0 5 1 5 vf of Al2O3 nanoparticles using stir casting method Master alloy which consists of aluminum alloyed with Zr and Ce was manufactured The master alloy was then melted and blended with 3 Mg and Al2O3 nanoparticles by stirring with rotational speed of 5000 rpm at 850oC in an inert gas environment Mechanical testing of nanocomposite found that tensile strength of the nanocomposite increased from 0 5 to 1 0 vf reaching 162 0 MPa with addition of 1 0 vf Al2O3 and decreased afterwards with further addition of reinforcement due to agglomeration and pores while elongation decreased with the increasing of the reinforcement Electrical conductivity was found decreasing with the increase of particles content from 0 5 to 1 5 vf The coefficient of thermal expansion decreased with following addition of reinforcement up to 1 0 while with 1 2 addition could increase its thermal expansion due to agglomeration and thermal residual stress effect The microstructural observations showed that with addition of reinforcement led to finer grains with composite with 1 vf Al2O3 addition had the finest ones Pores were still found in the nanocomposite."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57053
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdullah Fahmi
"Komposit matriks logam sedang dikembangkan sebagai pengganti baja pada kendaraan bermotor untuk efisiensi penggunaan bahan bakar. Komposit Al-4%Cu-4%Mg berpenguat Al2O3 memiliki potensi untuk ditingkatkan sifat mekaniknya dengan pembentukan semi padat thixoforming. Pada penelitian ini, persentase fraksi volume Al2O3 sebesar 5% dan 10% difabrikasi dengan metode as cast dan thixoforming untuk mengetahui efek penambahan kadar Al2O3 dan struktur mikro hasil thixoforming dengan as cast. Hasil penelitian menunjukkan kekerasan dan ketahanan aus meningkat seiring penambahan Al2O3. Porositas komposit turut meningkat dengan penambahan Al2O3 sehingga densitas komposit menurun. Pengamatan struktur mikro menunjukkan komposit as cast memiliki struktur dendritik sedangkan komposit hasil thixoforming memiliki struktur globular. Struktur globular memiliki sifat yang lebih baik dibandingkan struktur dendritik dimana komposit hasil thixoforming memiliki nilai kekerasan dan ketahanan aus yang lebih tinggi dibandingkan dengan komposit as cast.

Aluminum matrix composite has been widely developed as a replacement of steel which being used in vehicle for fuel eficiency. Composite Al-4%Cu-4%Mg with Al2O3 reinforcement has potential to increase its mechanical properties with thixoforming process. In this study, aluminum composite with 5% and 10% volume fraction of Al2O3 were fabricated by as cast and thixoforming process to determine the effect of Al2O3 addition and microstructure of as cast compared with thixoforming composite. The results show that hardness and wear resistance increased with Al2O3 addition. Porosity also increased with Al2O3 addition so the density of composite decreased. Microstructure observation shows that as cast composite has dendritic microstructure while thixoformed composite has globular microstructure. Globular microstructure has better characteristic than dendritic microstructure that the hardness and wear resistance of thixoformed composite is higher than as cast composite
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56408
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deliana Ramdaniawati
"[Komposit bermatriks aluminium dengan penguat partikel Al2O3 berukuran nano umum digunakan untuk aplikasi dengan performa yang tinggi karena aluminium memiliki sifat ringan dan Al2O3 memiliki performa yang baik pada suhu tinggi. Pada penelitian ini, penambahan Al2O3 dengan fraksi volum 0,2%, 0,5%, 0,7%, 1,0%, and 1,2% dilakukan untuk menentukan titik optimum dari kelima komposisi. Magnesium sebanyak 10 wt.% ditambahkan sebagai wetting agent. Hasil penelitian menunjukkan kekuatan optimum dicapai dengan penambahan fraksi volum nano-Al2O3 sebanyak 0,2% dengan 200,84 MPa dan keuletan yang baik, didukung dengan rendahnya porositas, rendahnya aglomerasi, dan pembentukan dimple pada permukaan patah.

Aluminium Matrix Composites (AMCs) reinforced with nano-sized Al2O3 particles are widely used for high performance application because aluminium has light weight and alumina has good performance at high temperature. In this study, the percentage of nano-sized Al2O3 with volume fraction 0.2%, 0.5%, 0.7%, 1.0%, and 1.2% are performed to determine the optimum point of the fifth variation. Magnesium with 10 wt.% are added as a wetting agent. The result showed the optimum strength was reached by 0.2 %Vf nano-Al2O3 reinforced composite with 200.84 MPa and enough ductility, supported by evidence low porosity, low agglomeration, and dimples formation on SEM image.
, Aluminium Matrix Composites (AMCs) reinforced with nano-sized Al2O3 particles are widely used for high performance application because aluminium has light weight and alumina has good performance at high temperature. In this study, the percentage of nano-sized Al2O3 with volume fraction 0.2%, 0.5%, 0.7%, 1.0%, and 1.2% are performed to determine the optimum point of the fifth variation. Magnesium with 10 wt.% are added as a wetting agent. The result showed the optimum strength was reached by 0.2 %Vf nano-Al2O3 reinforced composite with 200.84 MPa and enough ductility, supported by evidence low porosity, low agglomeration, and dimples formation on SEM image.
]
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S61917
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sergi Andiva
"Pembuatan material komposit dengan matriks Aluminium 6061 (Al-Mg-Si) dengan penambahan partikel Al2O3 sebagai penguat dan juga penambahan Stronsium sebesar 0,02% sebagai modifier dan penambahan TiB sebesar 0,03% sebagai grain Refiner dan juga penambahan Mg sebesar 10% digunakan metode pengecoran aduk karena mudah dilakukan dan juga ekonomis. Penambahan Al2O3 sebagai penguat dapat meningkatkan sifat mekanis dari komposit. Pada penelitian ini, variasi penambahan volume fraksi dari Al2O3 sebesar 2%, 4%, 6%, 8%, dan 10% untuk mengetahui nilai optimum penambahan penguat Al2O3 terhadap sifat mekanis dari komposit Al/Al2O3.
Hasil yang didapatkan dari pengujian ini, menunjukkan bahwa penambahan partikel penguat Al2O3 sebesar 6 wt.% memiliki nilai kekuatan tarik dan elongasi yang paling tinggi dengan nilai mencapai 22,4 MPa dengan %elongasi sebesar 7%. Lalu pada nilai kekerasan dan harga impak, penambahan volume fraksi Al2O3 sebesar 10 wt.% memiliki nilai kekerasan paling tinggi mencapai 54,98 HRB dan untuk harga impak mencapai nilai tertinggi dengan harga impak sebesar 0,0275 J/mm2. Penambahan volume fraksi alumina dapat meningkatkan %porositas yang terbentuk pada material komposit.

The making of composite material with aluminum 6061 (Al-Mg-Si) as matrix with the addition of Al2O3 particulate as reinforcement and also with the addition of strontium 0,02% as modifier and addition of TiB 0,03% as grain refiner and addition of Mg 10% as wetting agent using stir casting method because its easy and economist. The addition of Al2O3 as reinforcement can improved the mechanical properties of the composite. In this study, addition of volume fraction of Al2O3 variated by 2%, 4%, 6%, 8%, and 10% to know the optimum addition of particulate Al2O3 as reinforcement to the mechanical properties of composite Al/Al2O3.
The results show that addition of 6wt% reinforcement particulate Al2O3 has highest UTS with value 22,4MPa and the %elongation reach to 7%. Then on hardness value and impact value, 10wt% addition of particulate Al2O3 has the highest hardness value reach to 54,98 HRB and for impact value reach to 0,0275 J/mm2. And the addition of alumina can cause the increasing of %porosity formed in the composite material.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63057
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krista Raga Praditya
"Kebutuhan material dengan sifat mekanik yang baik serta berbobot ringan sudah semakin tinggi saat ini, terutama untuk aplikasi yang memerlukan performa tinggi. Komposit aluminium berpenguat Al2O3 (AMC) menawarkan keunggulan tersebut. Pada penelitian ini, fabrikasi komposit dilakukan menggunakan paduan aluminium 6061 dan penguat serbuk Al2O3 berukuran 60 μm. melalui proses stir casting. Dalam penelitian ini diketahui pengaruh penambahan kadar Al2O3 serta Mg sebagai agen pembasahan terhadap sifat mekanik komposit. Variasi kadar Al2O3 yang ditambahkan sebesar 10% dan 15% fraksi volume serta kadar Mg 8%, 10%, dan 15%. Hasil penelitian menunjukan bahwa kekuatan tarik optimal sebesar 170 Mpa diperolah pada komposit dengan kadar Al2O3 10% dan Mg 10%. Di mana kekerasan dan ketahanan aus komposit meningkat seiring penambahan kadar Al2O3 dan Mg. Demikian halnya porositas meningkat ketikat kadar Al2O3 yang ditambahkan semakin besar.

Demand of materials with good mechanical properties and have lightweight increased in recent years especially for high performance applications. Aluminium reinforced Al2O3 composite (AMC) provide this superiority. In this research, composite was fabricated from Aluminium Alloy 6061 and 60 μm Al2O3 reinforce particles by stir casting process. This research investigated the effect of addition Al2O3 content and Mg as wetting agent to mechanical properties of composite. The addition of Al2O3 into Al melt was 10% and 15% of volume fraction and Mg was 8%, 10%, and 15%. The result showed that the optimum tensile strength of 202 Mpa was obtained in composite with 10% volume fraction of Al2O3 and 10% Mg. Moreover, hardness and wear resistant of composite increased with the addition of Al2O3 and Mg content. Porosity also increased when greater amount of Al2O3 content was added."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachyandi Nurcahyadi
"Aluminum matrix composite (AMC) menjadi material yang sangat potensial bagi aplikasi industri ketika terdapat kebutuhan untuk mendapatkan kombinasi sifat ringan dengan sifat lainnya yang menunjang seperti kekuatan, kekakuan, ketahanan aus, konduktivitas listrik dan termal tinggi, dan koefisien ekspansi termal rendah. Namun material AMC sangat rentan terkena korosi pitting dan galvanik, yang disebabkan oleh pembentukan pasangan galvanik antara matriks dan penguat, serta terbentuknya mikrostruktur pada interface penguat/matrix. Anodisasi merupakan proses modifikasi permukaan yang potensial untuk meningkatkan ketahanan korosi AMC dengan menghasilkan lapisan oksida berpori. Namun, adanya penguat dalam AMC menghalangi pembentukan lapisan oksida protektif dengan mendorong terbentuknya cavity dan retak mikro. Oleh karena itu, metode cerium sealing digunakan untuk memperbaiki cacat pada lapisan oksida hasil anodisasi, sehingga dapat meningkatkan ketahanan korosi pada lingkungan yang sangat agresif.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh parameter proses yakni temperatur dan rapat arus anodisasi terhadap pembentukan lapisan anodik berpori. Anodisasi dilakukan pada tiga temperatur yakni 25°C,0°C dan -25°C dengan variasi rapat arus 25,20 dan 15 mA/cm2. Pengujian kekerasan mikro Vickers digunakan untuk mengetahui sifat mekanik lapisan anodik. Pengamatan struktur mikro menggunakan FE-SEM untuk mengetahui morfologi permukaan dan mengukur ketebalan lapisan anodik.
Hasil pengujian menunjukkan penurunan temperatur dan rapat arus akan meningkatkan kekerasan permukaan lapisan anodik alumina dimana kekerasan tertinggi adalah 427 HV yang didapat pada temperatur -25°C dengan rapat arus 15mA/cm2. Penurunan temperatur dan rapat arus juga relatif akan meningkatkan kerapatan dan keseragaman permukaan hasil anodisasi. Serta penurunan temperatur hingga 0°C akan meningkatkan ketebalan lapisan oksida dimana ketebalan terbesar adalah 14,13 μm yang yang didapat pada temperatur 0°C dengan rapat arus 25mA/cm2. Namun ketebalan kembali menurun pada saat diturunkan ke temperatur -25°C.

Aluminum matrix composites (AMC) become potential materials for transport application where there is an obvious need for combination of weight saving and other properties, i.e. high specific strength, high specific stiffness, electrical and thermal conductivities, low coefficient of thermal expansion and wear resistance. However they are generally susceptible to corrosion in various environments, due to galvanic reactions between the reinforcements and the matrix, and selective corrosion on the interface due to the formation of new compounds. Anodizing has been considered as a potential modification treatment for enhancing corrosion resistant of AMC by forming porous anodic oxide on the surface area.
This study aims to analyze the influence of anodizing process parameters which is temperature and current density on the formation of porous anodic coating, Anodizing process has been done at three different temperatures which are 25°C,0°C and -25°C with variation of current density at 25,20 and 15 mA/cm2. Vickers microhardness testing was used to determine the mechanical properties of anodic layer. Observation of microstructure using FE-SEM to determine surface morphology and to measure anodic layer thickness.
Test results showed that decreasing temperature and current density would increase surface hardness of aluminium anodic layer. The highest surface hardness was 427 HV which was got by anodizing at temperature -25°C with using 15 mA/cm2 of current density. Decreasing temperature and current density would also relatively increasing density and make the surface smoother and looks more uniform. Decreasing temperature until 0°C would increase thickness of the oxide layer where the highest thickness was 14,13 μm which was got by anodizing at temperature 0°C with using 25 mA/cm2 of current density. But the thickness would decrease when the temperature was decreased to -25°C.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53800
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Iskandar
"Paduan AIMg9 dan AIMg5 dilebur dalam dapur krusibel lift out kapasitas 80 kg dengan variabel Fe 0,5 %, 1 % 1,5 %. Pengujian sifat mekanis kecuali pada kondisi as-cast, juga dilakukan setelah hasil solution treatment 430 ºC selama 12 jam yang diquench di dalam air. Proses penuaan buatan dilakukan pada 150 ºC dan 175 ºC selama 2 dan 4 jam. Bertambahnya kadar Fe pada AIMg5 menunjukkan tidak ada kenaikan sifat mekanis yang berarti, sedangkan untuk paduan AIMg9 dengan bertambahnya kadar Fe menunjukkan kenaikan sifat mekanis, walaupun pada beberapa kondisi kenaikan sifat mekanis tidak begitu menyolok yaitu berkisar antara 76,5 - 79 HB.
Dari hasil penelitian ternyata pengaruh penambahan Mg dan Fe meningkatkan sifat mekanis paduan Al-Mg-Fe. Kemudian juga didapatkan komposisi ideal untuk paduan Al-Mg-Fe yaitu dengan AIMg9 dengan proses perlakuan panas pelarutan 430 ºC diikuti proses penuaan buatan pada temperatur aging 175 derajat C dengan waktu aging 4 jam. Setelah dilakukan proses perlakuan pelarutan pada temperatur 430 ºC dilanjuti dengan proses penuaan buatan (artificial aging) pada temperatur 150 ºC dan 175 ºC didapatkan nilai kekerasan maksimum pada kondisi Quench dan pada kondisi temperatur aging 175 ºC waktu 4 jam untuk komposisi 9 % Mg, dan 1,5 % Fe yaitu sebesar 105,5 HB dan 107 HB. Dari data ini berarti untuk komposisi 9 % Mg, dan 1,5 % Fe termasuk paduan dapat dilaku panaskan (Heat treatable)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Susanti
"Paduan AA 319 adalah paduan aluminium yang paling populer digunakan untuk komponen otomotif. Permasalahan yang kerap kali muncul dalam proses produksi komponen otomotif ini adalah berfluktuasinya kadar unsur seperti besi dan seng. Penelitian tentang pengaruh besi di dalam aluminium telah banyak dilakukan sedangkan pengaruh seng belum banyak dilakukan. Berfluktuasinya kadar seng terjadi pada salah satu perusahaan otomotif di Jakarta, hingga mencapai puncaknya yaitu saat salah satu cylinder head pecah dengan sendirinya. Dan setelah diinvestigasi diketahui bahwa part tersebut mengandung 12 wt.% seng. Tujuan pemilihan 1 wt.% seng dilakukan untuk mengetahui pengaruh seng pada batas maksimal kadar seng pada paduan AA 319. Pada skripsi ini dilakukan karakterisasi mikro dan nano paduan aluminium AA 319 dengan penambahan 1 wt.% seng pada kondisi as-cast dan setelah ageing. Proses perlakuan panas yang dilakukan adalah solution treatment pada temperatur 525_C selama 1 jam lalu quenching dengan media air dan selanjutnya dilakukan proses ageing pada temperatur 200_C (artificial ageing) dan temperatur ruang (natural ageing). Karakterisasi mikro dilakukan dengan menguji kadar porosifas, k-mould, kekuatan tarik dan kekerasan paduan serta mengamati struktur mikro dengan menggunakan mikroskop optik dan Scanning Electron Microscope (SEM). Sedangkan karakterisasi nano dilakukan dengan mengamati struktur nano dengan menggunakan Transmission Electron Microscope (TEM). Proses persiapan spesimen TEM juga dibahaspada tugas akhir ini. Pada kondisi as-cast, penambahan 1 wt.% pada paduan AA 319 menyebabkan porositas yang ada pada paduan AA 319 menurun dari tingkat 6 ke tingkat 4. Penambahan 1 wt.% seng juga menyebabkan meningkatnya kekuatan tarik dan menurunnya keuletan namun pengujian kekerasan tidak menunjukan hasil yang serupa karena pengaruh adanya porositas pada sampel. Mekanisme penguatan yang terjadi akibat penambahan I wt. % seng ke dalam paduan AA 319 as-cast adalah solid solution strengthening. Fasa interdendritik yang ada pada kondisi as-cast adalah Al2Cu, AlFeMnSi, dan kristal silikon. Penambahan 1 wt.% seng memungkinkan bertransformasinya fasa a-AlFeMnSi menjadi _-AlFeMnSi karena peningkatan tegangan permukaan yang mungkin terjadi. Dari pengamatan dengan SEM diketahui bahwa pada kondisi as-cast seng tersegregasi disekitar paduan Al2Cu yang mengindikasikan adanya interaksi kimia antara seng dan tembaga. Penambahan 1 wt, % seng juga telah membuat jarak fasa interdendritik menjadi lebih rapat, hal ini menunjukan pendinginan yang lebih cepat telah terjadi. Proses persiapan spesimen TEM untuk paduan AA 319 tidak dapat dilakukan dengan electropolishing karena paduan ini memiliki banyak fasa dan strukturnya kasar. Namun spesimen TEM yang baik dari paduan AA 319 dapat dihasilkan melalui proses ion milling dengan menggunakan mesin yang memiliki sistem pendinginan agar tidak terjadi efek pemanasan. Penambahan 1 wt.% seng ke dalam paduan AA 319 tidak menyebabkan peningkatan kekerasan yang signifikan setelah proses pengendapan. Pada artificial ageing, kekerasan puncak kedua paduan dicapai setelah 6 jam dan perbedaan nilai kekerasannya 0,35 %. Penelitian ini berhasil mengkonfimasi bahwa kekerasan puncak paduan AA 319 dengan penambahan 1 wt.% seng dicapai melalui pembentukan presipitat O' berukuran nano yang terdispersi secara merata di dalam matrik aluminium."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S41700
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>