Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 88086 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ery Bramana Sakti
"Skripsi ini membahas mengenai privasi dari pengguna gadget saat ia berada di dalam ruang publik. Gadget memungkinkan penggunanya untuk mendekatkan diri pada orang lain yang memiliki jarak secara spasial yang jauh dan mengisolasi diri dari orang lain di ruang publik yang memiliki jarak spasial dekat namun memiliki jarak emosional yang jauh. Kegiatan yang sifatnya personal tersebut kemudian kontras dengan keberadaan subyek di ruang yang sifatnya publik, dimana ia akan memiliki publisitas yang seluas-luasnya. Analisa dilakukan untuk melihat bagaimana ruang digunakan dan subyek berperilaku dalam kondisi ruang publik yang ramai maupun sepi. Dari hasil analisa kemudian ditemukan bahwa pengguna akan melakukan upaya-upaya untuk mengubah ruangnya untuk bisa mendapatkan privasi yang ia inginkan. Pada saat ruang tidak dapat diubah, pengguna akan memanfaatkan tubuhnya dan menggunakan elemen ruang yang tidak bergerak untuk bisa mendapatkan privasi yang ia inginkan. Selain itu, ditemukan bahwa pada pengguna gadget, privasi yang dibutuhkan tidak hanya terhadap isi dari gadget yang ia gunakan, namun juga pada keamanan dirinya dan barang bawaannya. Ini menunjukkan bagaimana kemajuan teknologi menyebabkan perlunya perubahan pada ruang publik untuk dapat menyesuaikan dengan kebutuhan baru yang muncul akibat adanya bentuk kegiatan baru.

Gadget can be use to connect different people from different location with near emotional distance. It also can be use to isolate its user from stranger in his/her vicinity. Using gadget, which has its personal value in the acitvity, in public space is in contrast with the publicity character of a public space. Contrasting value of personal and public may introduce several problem in gadget usage in public space. Therefore, it’s required to analyse how gadget user use the space and place around his/her and see how they react to crowded and empty public space. From the analysys there are several finding regarding the use of gadget in public space. First, gadget user in public space will try to change their surrounding space to meet their privacy needs. When the space cannot be change at all or the user needs are not meet by the change, gadget user will use their body and other static element surrounding them to meet their privacy needs. Privacy needs of gadget user in public space are not only for the privacy of the personal activity in gadget usage, but also in securing physical safety of the user and their personal belonging. This show how technology advance may force public space design to acknowledge and accommodate or adapt to new needs for people doing new activities that introduce by the technological advances.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56783
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tharra Ayuriany
"Semakin padatnya Jakarta menjadikan keberadaan ruang publik terbuka semakin dibutuhkan untuk masyarakat. Untuk menjawab kebutuhan tersebut, pemerintah DKI Jakarta membuat sebuah program yaitu Ruang Publik Terpadu Ramah Anak. Ruang publik ini ditujukan untuk masyarakat Jakarta terutama untuk anak-anak agar mereka mendapatkan ruang terbuka untuk bermain dan belajar. RPTRA yang sekarang telah dibangun mengikuti standar yang telah ditentukan oleh pemerintah DKI Jakarta. Padahal, setiap lokasi memiliki lingkungan yang berbeda sehingga persepsi masyarakat di sekitarnya juga bisa berbeda. Perbedaan ini membuat respon mereka terhadap lingkungan pun berbeda sehingga variasi perilaku serta pengguna yang paling dominan di RPTRA tidak sama persis di setiap lokasi. Untuk mengetahui unsur apa yang membentuk persepsi sehingga terbentuknya variasi perilaku yang berbeda, dilakukan observasi di tiga RPTRA yang berada di Jakarta. Pengamatan dilakukan di RPTRA Bahari, Taman Sawo, dan Belimbing pada hari libur dan hari kerja dengan bantuan video berselang waktu. Pengamatan di tiga RPTRA yang berada di Jakarta menggunakan actor-network theory sebagai cara mengobservasi variasi perilaku pengguna RPTRA, Dari pengamatan, ditemukan bahwa perilaku pengguna di ketiga RPTRA memiliki perbedaan. Perbedaan terlihat dari keterhubungan setiap pengguna berdasarkan rentang usia, keterhubungan dengan actant berupa fasilitas yang ada sesuai standar RPTRA, dan bagaimana keterhubungan ini menyesuaikan perilaku mereka dan cara memperlakukan actant. Keterhubungan actor anak balita dengan dewasa, anak SD dengan anak SD, dan remaja dengan remaja, sebaiknya membuat sebuah desain yang bersih dan nyaman serta berpermukaan datar karena cocok untuk variasi perilaku yang beragam.

More crowded Jakarta has made an opened public space increasingly needed for the people. To answer those needs, DKI Jakarta government created a program called Child Friendly Intergrated Public Space RPTRA . This public space addressed to the citizens of Jakarta especially kids so they can have open space for playing and learning. RPTRA that is now built have followed a standard determined by the government. Whereas each location have different environment which shaped a different perception of its people around. These difference created a different response to the environment so the variations of behavior might not be the same in each location. To know what make it different, observation was done to three RPTRA in Jakarta. The observation was done in RPTRA Bahari, Taman Sawo, and Belimbing on weekend and weekday with the help of time lapse video. Observation of these three RPTRA in Jakarta used actor network theory as a way to observe the variations of behavior of RPTRA rsquo s user. From the observation it was found that variations of behavior did have difference. The difference shown in age difference, the network between actant which the facilities based on RPTRA standard, and how these network adjusted their behavior and how they acted against the actant. The network between toddler actor and adult actor, school kid actor with school kid actor, and adolescent actor with adolescent actor, should have created a design that is clean and comfortable and also flat in surface because it fits the diverse of variations of behavior in each actor."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67930
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angreni Basaria S.
"Ruang publik adalah milik pria. Pernyataan ini muncul sebagai hasil dari budaya patriarkal. Budaya patriarkal sendiri merupakan budaya yang menganggap kaum pria sebagai pemegang kekuasaan dalam masyarakat. Budaya inilah yang akhirnya menciptakan pemisahan ruang antara pria dan wanita. Pria berkuasa di ruang publik dan wanita sebagai kaum stay at home. Wanita tidak memiliki ruang di ruang publik. Namun, kebudayaan manusia terus berkembang. Hal ini menyebabkan perubahan pola pemikiran masyarakat tentang gender dan juga ruang yang terbentuk. wanita mulai keluar dari rumah dan beraktifitas di ruang publik. Tetapi, di beberapa tempat publik wanita belum bisa mengekspresikan sifat femininnya. Ruang publik yang sudah dapat mengekspresikan feminisme adalah cafe strip.
Studi kasus yang penulis adalah cafe strip pada citos dan downtownwalk SMS. Ruang publik ini adalah ruang yang mampu mengakomodir sifat feminin dari wanita maupun pria, seperti berdandan. Sifat feminin ini muncul dari kajian behavior setting dimana ruang ini memiliki setting yang membentuk proses diperhatikan-memperhatikan yang mengekspresikan kefemininan.

Public space belongs to men. This statement came as a result of patriarchal culture. Patriarchal culture itself is a culture that considers men as holders of power in society. Culture is what ultimately creates the space separation between men and women. Men in power in the public sphere and women as people stay at home. Women do not have space in public spaces. However, human culture continues to grow. This makes a change of thought pattern of society on gender and space are also formed. women began to come out of the house and indulge in public spaces. However, in some public places women can not express her feminine nature. Public space that has been able to express their feminism is the cafe strip.
The case study that the author is the cafe strip in Citos and downtownwalk SMS. This public space is a space that could accommodate the feminine nature of women and men, as Feminis. This behavior comes from a study setting in which this space has a setting that shape the process of look and being looked which is expressing feminine.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S52348
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Isnat Ahmad Zulfaqor
"Sunday Market merupakan sebuah fenomena sosial dan spasial yang berkaitan erat dengan pengembangan fungsi suatu ruang terbuka publik. Ruang publik yang umumnya dirancang sebagai wadah interaksi dan aktivitas sosial masyarakat menjadi ruang kesempatan ekonomi tersendiri bagi para pelaku dagang. Sunday Market sebagai sekumpulan pelaku usaha dagang mencoba menghadirkan ruang ekonomi temporer pada suatu eksisting lahan yang potensial untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat pada suatu masa senggang (leisure).
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengurai faktor-faktor penyebab berubahnya fungsi ruang publik Sarana Olahraga yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan rekreasi masyarakat menjadi ruang ekonomi yang bersifat sementara (temporer) pada suatu waktu tertentu. Metode yang digunakan adalah wawancara dan observasi langsung ke lapangan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran jelas mengenai respon setiap aktor terhadap keberadaan Sunday Market di ruang publik tersebut.
Sunday Market merupakan implikasi dari kurangnya fasilitas umum dan fasilitas sosial yang 'ramah' bagi masyarakat di Kota Garut. Lokasi yang strategis, mudah dijangkau serta dilengkapi fasilitas olahraga dan rekreasi yang memadai, membuat Sarana Olahraga Kerkof menjadi wadah 'ideal' bagi keberlangsungan kegiatan ekonomi di Sunday Market.

Sunday Market is a social phenomenon and spatially closely associated with the development of the function of a public open space. The public spaces are generally designed as a forum for interaction and social activity into a separate space of economic opportunities for the traders. Sunday Market as a set of trading businesses trying to bring economic space on an existing temporary land with the potential to meet the needs of people living in a time of leisure (leisure).
This research aims to unravel the factors that cause changes in the function of public space Sports Facilities designed to meet the recreational needs of the community into the economic space transient (temporary) at any given time. The method used was interviews and direct observation to the field in order to obtain a clear picture of the response of each actor to the Sunday Market presence in the public space.
Sunday Market is the implication of the lack of public facilities and social amenities are 'friendly' to the community in Garut. Strategic location, easily accessible and equipped with sports and recreational facilities are adequate, making Sports Facilities Kerkof into container 'ideal' for the sustainability of economic activity in the Sunday Market.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59335
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Fauzana
"Penulisan ini ditujukan untuk melihat dampak dari penggunaan gadget di ruang publik dilihat dari sisi ranah publik. Pengkajian akan difokuskan pada dampak penggunaan gadget tersebut terhadap dimensi ranah publik yaitu dimensi fisik dan dimensi sosial (interaksi sosial). Ruang publik yang akan menjadi objek studi adalah Student Internet Corner di Fakultas Teknik, Universitas Indonesia. Student Internet Corner ini merupakan ruang publik yang memberikan fasilitas akses internet untuk penggunanya. Sehingga tercipta suatu fenomena dimana ruang cyber bergabung dengan ruang publik dalam satu tempat. Ruang publik seperti ini mungkin akan semakin menjamur di masa depan. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu studi awal yang dapat digunakan sebagai referensi perancangan ruang publik di masa yang akan datang.

This writing is intended to look at the impact of the use of gadgets in public spaces seen from the public realm’s term. The assessment will focus on the impact of the use of these gadgets to the dimensions of the public realm that is the physical dimension and the social dimension (social interaction). Public space which will be the object of study is the Student Internet Corner in the Faculty of Engineering, University of Indonesia. Student Corner Internet is a public space that provides internet access facility to its users. So that would be created a phenomenon in which a cyber space merged with public space in one place. Public spaces such as these may be more flourishing in the future. Therefore, the results of this study are expected to be a preliminary study which can be used as a reference for the design of public space in the future."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47284
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyar Paramitha
"Di era modern ini, fenomena penggunaan smartphone di perkotaan semakin meningkat. Masyarakat modern tidak hanya menggunakan smartphone sebagai alat komunikasi tetapi juga sebagai alat untuk mempertahankan ruang personalnya dari orang asing di ruang publik. Skripsi ini mengkaji penggunaan smartphone dengan pola pertahanan diri terhadap orang asing di ruang publik. Pengamatan dilakukan menggunakan metode spasial etnografi di peron stasiun Manggarai dan Universitas Indonesia. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa penggunaan smartphone meningkatkan keterasingan antarindividu masyarakat kota. Penulisan ini bermanfaat sebagai pertimbangan bahwa perancangan ruang publik harus dapat menanggapi perkembangan teknologi dan perubahan budaya berkota.

In this modern era, the phenomenon of smartphones usage is increasing in urban area. Modern society does not only use this as communication tools but also as a self defense to defend its personal space from strangers in the public space. This undergraduate thesis examines the smartphones usage with self defense patterns from strangers in the public place. Observation was conducted by using spatial ethnography method at the platforms of Manggarai and Universitas Indonesia train stations. The observation shows that the usage of smartphones intensifies alienation of urban society. This study may serve as future considerations that the design of public space should be able to respond current technological developments and urban cultural changes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67447
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tobing, Jonathan Edmond
"Dalam definisinya, ruang publik merupakan suatu wadah bagi masyarakat dalam melakukan berbagai aktivitas tanpa membedakan status sosial ekonomi. Namun manakala "ruang publik" tersebut tidak dapat terpenuhi dengan baik hingga justru mengabaikan akan kebutuhan akan ruang tersebut. Akibatnya, muncul ruangruang publik yang bersifat temporer untuk memenuhi kebutuhan akan ruang publik tersebut sementara waktu. Namun, munculnya ruang publik temporer ini patut dicermati dan dianalisis lebih lanjut, apakah ruang seperti ini justru menjadi solusi terbaik akan kebutuhan masyarakat dibandingkan dengan disediakan ruang publik yang bersifat permanen atau mungkin dapat dimanfaatkan dan diolah lebih lanjut untuk memenuhi kebutuhan masyarakat perkotaan tersebut untuk sementara waktu hingga tersedianya ruang publik formal.

In the definition, public space is a container for the community in conducting a variety of activities regardless of their socioeconomic status. But when, "public space" can not be fulfilled well until it will ignore the need for space. Consequently, public spaces that are temporary to meet the needs of the public space temporarily. However, the emergence of this temporary public space worthy of further scrutiny and analysis, whether the space like this would be the best solution would be compared with the needs of the community provided a public space that is permanent or may be used and further processed to meet the needs of urban communities for a while until the formal public space available."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S52271
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fery Mulya Pratama
"Kehadiran PKL saat ini telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat perkotaan. mereka hadir dengan menguasai ruang ruang publik sebagai respon terhadap permintaan pasar. Dibalik eksistensi PKL, terdapat persoalan lebih dari sekedar penguasaan ruang fisik. PKL menjalin hubungan dengan aktor lainnya dan membentuk jejaring ekonomi informal. pada studi kasus Jalan Babakan Raya terjadi transformasi penguasaan ruang PKL yang dinamis. Kondisi ini menimbulkan pertanyaanapa yang adadibenakparaaktordalamjejaringekonomi informal dalammeruangnya PKL, danmelanggengkaneksistensinya??
Metoda yang dipilih adalah grounded research artinya riset dilakukan dengan berjalan di level paling ?mendasar?, dalam pengertian bahwa proses investigasi dijalankan tanpa suatu praduga apapun (hipotesis).Fokus utama penelitian ini adalah untuk mengungkap habitus, yakni, respon spasial PKL dan para aktor dalam jejaring ekonomi informal.
Temuan dilapangan menunjukan dalam upayanya meruang dan melanggengkan eksistensinya, PKL disokong oleh keberadaan aktor lain dalam jejaring ekonomi informal. Mereka juga membentuk kelopok-kelompok kecil sebagai jalinan strategi-taktik agar mereka mendapatkan posisi tawar untuk bernegosiasi dengan preman. Bentuk respon terhadap perubahan kondisi sosial ini merupakan upaya untuk PKL mempertahankan diri dan melangengkan eksistensinya.

The presence of PKL nowadays has become part of urban daily life. they occupiying the public space in response to market demand. Behind the existence of PKL there are more issues than just the physical space occupation. The relationship between PKL and other actors form a networks of the informal economy. A case study of Jalan Babakan Raya shows a PKL dynamic space transformation. mastery transform PKL dynamic space. This condition raises the question of what thought of the actors in the network of informal economy against PKL public space occupation and perpetuate its existence? "
The method chosen was grounded research. Its means research done on the level of the 'fundamental' in the sense that the investigation carried out without any prejudice to any (hypothetical). The main focus of this study is to reveal the habitus PKL spatial response and the other actors in the networks informal economy.
The findings indicate the field in an attempt to occupying the space and perpetuate its existence, PKL supported by the presence of other actors in the networks of informal economy. They also formed small groups as tangle strategy and tactics to get their bargaining position to negotiate with thugs. In response to changing social conditions is an effort to defend theirselves and perpetuate the PKL existence."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T32148
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laksmi Widyawati
"Yogyakarta merupakan salah satu kota bekas kerajaan di Jawa. Seperti pada umumnya kota bekas kerajaan, Yogyakarta memiliki alun alun dan tata ruang kotanya mengikuti makna filosofi yang dipercaya pada masanya. Seiring perkembangan jaman, alun-alun yang pada awal dirancang bersifat sakral menjadi semakin publik.
Berangkat dari tiga anggapan awal dalam thesis saya yang berjudul ?Alun-Alun Sebagai Ruang Publik Kota, Kajian Fungsi, Makna dan Jaringan Alun-Alun Selatan Kraton Yogyakarta?, saya mendapatkan temuan yang sesuai. Pertama, makna lama alun-alun selatan sebagai halaman belakang yang membuat masyarakat lebih bebas ?memiliki?, belum sepenuhnya terjawab, tetapi kerelaan pihak kraton memberikan halamannnya untuk rakyat justru bisa dirasakan. Ke dua, jaringan di alun-alun selatan memang menunjukkan kuatnya kearifan lokal. Ke tiga, secara fisik tata ruang memang mendukung kekuatan ruang publik. Di lapangan saya juga menemukan kinerja ruang publik yang selalu bergerak mengikuti kebutuhan. Saya juga menemukan berbagai makna yang bisa dibaca dari tanda, yang bisa dimaknai sebagai semiotik alun-alun.
Penelitian saya memiliki dua arah, kajian sejarah sebagai tolok ukur perkembangan fungsi dan makna, serta proses lapangan menekankan pada eksplorasi aktor-aktor yang terlibat di alun-alun selatan, dengan mengacu Actor Network Theory untuk memahami terbentuknya jaringan. Experiential Landscape dan Good City Form saya acu untuk pemaknaan bagi para aktor.
Saya berharap bisa melanjutkan penelitian lebih mendalam di alun-alun utara sehingga hubungan dengan alun-alun selatan dalam satu kesatuan kawasan kraton lebih terlihat. Sebagai kawasan cagar budaya, pemahaman tentang makna penting untuk konservasi perkotaan, bukan sekedar fisik dan fungsi. Saya juga mengharapkan bisa dilanjutkan oleh pihak yang lebih memahami artefak dan arkeologi untuk kepentingan konservasi.

Yogyakarta is one of the former royal city in Java. As to the former royal city Yogyakarta has square and its urban spatial structure that is believed to follow the meaning of the philosophy of the time. Along the development, the square at the beginning designed to be sacred is becoming increasingly public.
Starting from the three initial presumption of this thesis entitled "Alun-Alun as City Public Space, Study of Function, Meaning and Network in South Alun-Alun of Yogyakarta Palace", I get the appropriate findings. First, the old meaning of south alun-alun as the backyard that makes people free to "claim", has not been fully answered, but the willingness of Sultan to give his yard to people can actually be felt. Second, the network in the south alun-alun indeed showed strong local wisdom. Third, the physical layout does support the strength of public space. On the field, I also found that the performance of the public space are always move following by the needs. I also found variety of meanings that can be read from the sign, which could be interpreted as ?alun-alun semiotic?.
My research has two directions, the study of history as a benchmark development of functios and meanings, and the emphasis on exploration field actors involved in south alun-alun, with reference ?Actor Network Theory? to understand the formation of the network. I refer ?Experiential Landscape? and ?Good City Form? to analysis the meanings for actors.
I hope to continue my research in the north alun-alun, so that the relationship with south alun-alun as a single region of the palace area is more visible. An understanding meaning of cultural heritage area is important for urban conservation, not just physical and functions. I also expect to be continued to whom concern archaeological artefactsfor conservation purposes.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anandya Nur Annisa Chairani
"Conviviality merupakan istilah yang membahas tentang keramahan dalam kehidupan sosial dengan tingkat keragaman yang tinggi dan dapat diimplementasikan ke dalam berbagai konteks. Conviviality dalam arsitektur bermaksud mendesain dengan tujuan membuat sebuah tempat yang ramah, yang mampu mengundang pengguna. Penerapan konsep convivial pada ruang publik dinilai berpotensi untuk meningkatkan kualitas ruang agar mampu mengakomodasi banyak kegiatan dan bertindak sebagai wadah interaksi sosial. Oleh sebab itu, skripsi ini berniat mengkaji serta mengidentifikasi elemen yang berkontribusi terhadap terciptanya sebuah ruang publik yang ramah, yang dapat dianggap convivial. Untuk menjelaskan poin penerapan conviviality di ruang publik secara langsung, skripsi ini menggunakan Tanatap Coffee Ampera sebagai studi kasus. Pendekatan yang digunakan sebagai parameter melihat keramahan berdasar pada convivial public space design yang terdiri atas teori desain konvensional dan tambahan berupa pandangan desain dari segi convivial. Kesimpulan dari skripsi berupa pernyataan terkait adanya keramahan dari Tanatap Coffee Ampera.

Conviviality is a term that discusses the topic of friendliness in social life with a high level of diversity that can be implemented into various contexts. Conviviality in architecture intends to design with the aim of creating a friendly place, capable of inviting users. The implementation of the convivial concept on public spaces is considered to have the potential to improve the quality of space in order to accommodate many activities and act as a forum for social interaction. Therefore, this thesis intends to examine and identify elements that contribute to the creation of a friendly public space, which can be considered convivial. To explain the implementation of conviviality in public spaces directly, this thesis uses Tanatap Coffee Ampera as a case study. The approach used as a parameter for the reflection is based on convivial public space design which consists of conventional design theory and the convivial design theory. The conclusion of the thesis is in the form of a statement related to the existence of conviviality in Tanatap Coffee Ampera."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>