Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 182939 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annisa Himmatu Fitriana
"Penelitian ini merupakan sebuah telaah kritis terhadap pemikiran Michel Foucault dan Anthony Synnott mengenai kepemilikan tubuh individu. Melalui Foucault tubuh diartikan sebagai hal yang patuh terhadap relasi kuasa yang dicerminkan melalui berbagai pengawasan (panopticon) sehingga tidak ada ruang gerak untuk tubuh, sementara Anthony Synnott melihat tubuh sebagai bagian dari sosial yang tidak bisa dilepaskan dari konstruksi sosial sehingga tubuh terbentuk sedemikian rupa dan menjadi tubuh sosial. Penelitian ini berusaha untuk menunjukkan benang merah yang berada di antara tubuh yang patuh dan tubuh sosial sehingga terlihat bahwa tubuh individu tidak bisa dimiliki karena berada di dalam relasi kuasa dan sosial.

This undergraduate thesis is a critical analysis of Michel Foucault and Anthony Synnott's theories about the possession of individual body. Based on Michel Foucault, the body is defined as a docile entity which enslaved by power relation that can be seen through some kind of surveillances called panopticon. In consequence, there is no free space for the body. Antony Synnott sees the body as part of social relation which cannot be separated from its construction. From this point the body is being constructed to be the body social. This undergraduate thesis is a serious effort to points out the general connection between the docile body and the social body which indicate that the possession of individual body cannot be attained, because the body is being placed under power and social relation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S56180
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Fauziyyah Hana
"Penelitian ini bertujuan untuk memahami habitus individu anggota Rekanita di arena media sosial. Data yang ditampilkan merupakan hasil dari wawancara mendalam berdurasi 1,5 jam dengan T, perempuan Bali berusia 25 tahun yang kini berdomisili di Jakarta. Dengan menggunakan Interpretative Phenomenological Analysis (IPA) sebagai pendekatan dan metode analisisnya, penelitian ini menganalisis kapital, habitus, dan pergerakan partisipan melalui berbagai arena sosial dalam hidupnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, meski T menjadi sasaran kekerasan simbolik, ia mampu bergerak dalam arena secara efektif dan mengerahkan agensinya lewat pembentukan sosok Rekanita ideal di media sosial.

This research aims to understand the habitus of a member of the Rekanita community on social media as the arena. The data presented here is collected from a total of 1,5 hours of in-depth interview with T, a 25-year-old Balinese woman who currently resides in Jakarta. Using Interpretative Phenomenological Analysis (IPA) as the approach and analysis tool, this research analyzed the participant’s capital, habitus, as well as her mobility through different social fields. The result shows that while T is subjected to various forms of symbolic violence, she manages to feel the game within the field and exercise her agency by portraying herself as the ideal Rekanita figure on social media."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Lita
"Kegiatan bersepeda di ibukota Jakarta merupakan tantangan yang berat karena masih minimnya fasilitas untuk pesepeda, kriminalitas dan juga perilaku kendaraan bermotor masih belum bisa toleran dengan pengguna sepeda. Namun semua hambatan untuk bersepeda adalah infrastruktur. Tantangan berat itu bertambah untuk perempuan, selain belum terjaminnya keselamatan pesepeda, perempuan menghadapi tantangan yang lebih mengerikan yakni tantangan rentannya posisi perempuan pesepeda terpapar dan menderita pelecehan seksual.  Penelitian ini berusaha menjelaskan pengalaman perempuan pesepeda di pengaruhi konstruksi gender mengenai seksualitas dan bagaimana perempuan pesepeda berstrategi mewujudkan rasa aman dan dianalisis dengan teori Ketakutan dari Gill Valentine dan Gender dan Mobilitas dari Susan Hanson. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode observasi dan wawancara.  Data diperoleh melalui wawancara kepada 5 subjek dan observasi tidak terstruktur peneliti. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan berperspektif feminis untuk menggali lebih dalam pengalaman perempuan pesepeda. Hasilnya menjadi perempuan pesepeda di ruang publik urban sangatlah sulit. Perempuan yang memilih bersepeda sebagai alat transportasi, harus menerima pembatasan dari keluarga dan orang terdekatnya karena ia seorang perempuan. Pembatasan tersebut berdasarkan konstruksi gender yang masih sangat melekat dalam masyarakat Indonesia. Selain itu, perempuan pesepeda juga harus menghadapi hambatan yang lebih berat di ruang publik urban Jakarta, yaitu berupa beragam bentuk kekerasan seksual dari pengguna ruang publik lainnya.  Pengguna jalan lain khususnya laki-laki melihat perempuan pesepeda masih sebagai objek di ruang publik urban, bukan sebagai subjek. Implikasinya membuat perempuan pesepeda semakin minim di jalanan ibukota. Ini membuat perempuan pesepeda harus menyusun strategi untuk mengatasi rasa takut dan membuat mereka merasa aman untuk bersepeda di ruang publik jalanan ibukota yang didominasi oleh pengguna laki-laki.

due to the lack of facilities and infrastructure for cyclists. It doesn’t stop there, the threat of crime and the behavior of motorized vehicles that are still unable to tolerate bicycle users. The formidable challenge increases for women. Apart from not ensuring the safety of cyclists, women face a more dire challenge, namely the vulnerability of the position of women cyclists to being exposed to sexual harassment. This study seeks to explain the experiences of women cyclists influenced by gender construction regarding sexuality, as well as how women cyclists have strategies to create a sense of security. The specific theory used is the 'theory of fear' from Gill Valentine and 'gender and mobility' from Susan Hanson. This study uses a qualitative approach with data collection methods of observation and interviews. Data were obtained through interviews with 5 subjects and unstructured observations. This study also uses a feminist perspective approach to dig deeper into the experiences of women cyclists. The results of the study show that the activities of women cyclists in urban public spaces face many challenges. Women who choose cycling as a means of transportation, do not get support from the closest people and get restrictions based on gender construction which is still very much embedded in Indonesian society. In addition, female cyclists also face more severe obstacles in Jakarta's urban public spaces, namely in the form of various forms of sexual violence from other public space users. Other road users, especially men, see female cyclists as objects in urban public spaces, not as subjects. The implication is that there are fewer women cyclists on the streets of the capital. Policy actors need to present policies and their implementation that can fulfill a sense of security for women cyclists in public spaces."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Novita Fitriani
"ABSTRAK
DDC Dewey Decimal Classification merupakan salah satu pedoman baku dalam pengelolaan koleksi perpustakaan yang banyak digunakan berbagai negara di dunia. Indonesia merupakan salah satu negara yang sebagian besar perpustakaannya menggunakan DDC. DDC telah membentuk wacana bagi perpustakaan di Indonesia. Pada dasarnya tidak ada kewajiban bagi perpustakaan di Indonesia untuk menggunakan DDC dalam pengelolaan koleksi perpustakaan. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Perpusnas juga tidak memiliki kebijakan secara tertulis yang mewajibkan perpustakaan di Indonesia menggunakan DDC. Namun berbagai kebijakan Perpusnas memiliki concern yang cukup besar dalam penerapan DDC di Indonesia. Dari uraian tersebut terlihat bahwa kebijakan Perpusnas memiliki kuasa terhadap penerapan DDC di Indonesia. Dalam melihat kuasa tersebut, penelitian ini menggunakan analisis teori relasi kuasa Michele Foucault. Kuasa yang beroperasi pada kebijakan Perpusnas merupakan hasil hubungan antara Perpusnas dengan OCLC dan Perpusnas dengan perpustakaan di Indonesia. Hubungan Perpusnas dengan OCLC berhubungan dengan lisensi yang diberikan oleh OCLC untuk peerjemahan DDC. Sedangkan hubungan Perpusnas dengan perpustakaan di Indonesia berhubungan dengan fungsi Perpusnas sebagai perpustakaan pembina. Dalam hal ini, DDC telah membentuk wacana bagi Perpusnas dan perpustakaan di Indonesia. Perpusnas menggunakan DDC untuk menguasai perpustakaan di Indonesia melalui bentuk normalisasi dan regulasi dari berbagai kebijakan yang dikeluarkan.Kata Kunci: DDC; Kebijakan; Kekuasaan; Perpustakaan Nasional

ABSTRACT
DDC Dewey Decimal Classification is one of the most widely used categories in the world. Indonesia is one of the countries where most of its libraries use DDC. DDC has established a discourse for libraries in Indonesia. Basically, there is no obligation for libraries in Indonesia to use DDC in the management of library collections. National Library of Indonesia NLI also does not have a written policy that requires libraries in Indonesia to use DDC. However, various policies of NLI have a considerable concern in the application of DDC in Indonesia. From the description, it is seen that the policy of NLI has power over the application of DDC in Indonesia. Michele Foucault 39 s analysis of the theory of power relation. The power that operates on the policy of NLI is the result of the relationship between the Library and OCLC and the Library with libraries in Indonesia. The NLI 39 s relationship with OCLC relates to the license grants by OCLC for the translation of the DDC. While the link between the Library and the Library in Indonesia is associated with Library as a library building. In this case, DDC has established the discourse for NLI and libraries in Indonesia. National Library uses DDC to master the library in Indonesia through the form of normalization and regulation of various policies issued.Keywords DDC Policy Power Perpustakaan Nasional"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T49963
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erawati Dwi Lestari
"ABSTRAK
Tesis ini bertujuan untuk memperlihatkan konstruksi relasi kuasa dalam novel Lengking Burung Kasuari LBK, 2017 karya Nunuk Y. Kusmiana. Novel LBK memperlihatkan terpinggirkannya orang Papua akibat pandangan rendah yang didasarkan pada atribut, ciri fisik, dan perilaku orang Papua, yang berujung pada dominasi pendatang di tanah Papua. Dengan menggunakan konsep stereotyping, relasi kuasa Pierre Bourdieu, dan semiotika Roland Barthes, orang maupun wilayah Papua dalam LBK dipandang sebagai objek, liyan, primitif, terbelakang, tradisional, miskin, dan terisolasi. Orang Papua juga digambarkan inferior karena hanya memiliki satu kapital, sementara pendatang memegang kapital simbolik yang mencakup tiga kapital lainnya; kapital budaya, sosial, dan ekonomi. Meski demikian, LBK memberi ruang bagi orang Papua untuk melakukan resistensi dengan cara mencibir dan mengusik kehadiran pendatang melalui peyebaran mitos. Kehadiran tokoh anak, Asih, turut membantu pihak Papua melakukan resistensi dengan cara membalik stigma negatif atas Papua dan menjadi penengah di antara pendatang dan pihak Papua. Kemunculan tokoh ini memperlihatkan kemungkinan runtuhnya dominasi di Papua.Kata Kunci: dominasi, Papua, relasi kuasa, resistensi, stereotip.

ABSTRACT
This research aims to describe power relation in Lengking Burung Kasuari novel LBK, 2017 by Nunuk Y. Kusmiana. The novel shows that Papua characters are marginalized because of subordinate opinions based on Papuan people rsquo s attribute, physical characters, and behavior. By employing stereotyping concept, Bourdieu rsquo s power relation, and Barthes rsquo semiotics, Papuan characters and territory are regarded as an object, others, and primitive, isolated, poor, traditional, and underdeveloped people. Papuan characters of the novel are depicted as inferior because they only have one capital while comer characters have symbolic character consisting of three other capitals cultural, social, and economical capitals. Nevertheless, Papuan people in the novel are given space to perform resistance by teasing comers rsquo attendance through spreading myths. Papuan rsquo s capital becomes their capital resistance represented in the form of scorn on comers. The presence of child main character, Asih, helps Papuan perform their resistance. Asih is depicted as having ability to reverse negative stigma to Papua, aspirate Papuan rsquo s hope, and mediate between comers and Papuan who always contradict. In the novel her presence shows any possible collapse of domination in Tanah Papua.Keywords domination, Papua, power relation, resistance, stereotype. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T49986
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfa Safitri Kusumaningrum
"Ritual pertunangan adalah prosesi sakral, bermakna ikatan perjanjian pernikahan. Oleh sebab itu, calon mempelai dituntut menjaga ikatan tersebut. Namun, apabila terjadi permasalahan yang menyebabkan pertunangan dibatalkan dapat menyulitkan calon mempelai perempuan. Ia dihadapkan pada situasi subordinat yang membuatnya tidak mampu mengambil keputusan. Melalui isu tersebut, penelitian ini mengeksplorasi posisi perempuan dalam ritual pertunangan dan relasi kuasa yang menggerakkannya menampilkan agensi. Peneliti menggunakan metode autoetnografi dan data kemudian dianalisis menggunakan teori Sherry B. Ortner tentang subjektivitas dan agensi serta praktik budaya. Hasilnya menunjukkan, calon mempelai perempuan menempati posisi subordinat, sebagai anak perempuan harus patuh (manut), sebagai perempuan dewasa tidak dapat mengambil keputusan dan sebagai calon mempelai perempuan dilarang memutuskan hubungan dengan sepihak. Kuasa mewujud pengetahuan mengenai pancer wali. Selain relasi kuasa, konstruksi dan restriksi kultural terkait sakralitas pertunangan, proses melepaskan anak perempuan pada pasangannya dan hal lain seperti pamali dan malu (isin) juga turut memojokkan posisinya. Melalui relasi kuasa dan konstruksi serta restriksi kultural, calon mempelai perempuan merefleksi peristiwa budaya yang lebih dikenal dengan subjektivitas. Dari subjektivitas, muncul intensi yang menjadi dasar dari agensi. Selanjutnya, agensi calon mempelai perempuan dalam peristiwa pembatalan pertunangan yaitu, nesu (mendiamkan untuk mengontrol emosi), berpura-pura bertahan dan memperbaiki hubungan (ethok-ethok) serta temporarily avoiding (membatasi komunikasi).

The engagement rituals is a sacred procession, containing bond of marriage agreement. Therefore, the prospective bride and groom are required to maintain those bond. However, if there’s a problem that cause engagement should be canceled, that would be difficult situation for the prospective bride. She faced subordinate situation that cause her unable to made decisions. So, this studies explore the position of women in engagement rituals and power relations that motivate her to show agency. This studies used autoethnography as research method then analyze using Sherry B. Ortner’s theory of cultural practices, subjectivity and agency. The result shows that, the prospective bride as a daughter should obey their parents, as an adult she can’t make decision and as prospective bride she is prohibited from canceling engagement. Power embodies knowledge about pancer wali. In addition to power relations, cultural constructions dan restrictions related to the sacredness of bond, the process releasing a daughter to her partner and other things such as pamali and shame also contributed to her position. Through those situation, she could doing reflection which better known as subjectivity. From subjectivity arises intention which is the basis of agency. Furthermore, the agency of prospective bride namely nesu, ethok-ethok and temporarily avoiding."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Istanto Aldy Nugroho
"Isu sistem pemerintah yang Totaliter di Inggris selama bertahun-tahun diadaptasi dalam film V for Vendetta (2005). Cara kepemimpinan yang ketat seperti membuat kebijakan yang hanya memihak pemerintah adalah cara bagaimana sistem pemerintah totaliter mengontrol dan mengatur pihak masyarakat yang bertujuan untuk menciptakan kondisi negara yang teratur. Kuasa pihak pemerintah yang totaliter sudah merenggut kebebasan yang dimiliki oleh pihak masyarakat. Akibat penindasan kepada pihak masyarakat, pemberontakan pun terjadi, dan film ini memperlihatkan bahwa pihak masyarakat juga dapat menggunakan kuasa mereka untuk meruntuhkan dan mendominasi pihak pemerintah. Jadi, terdapat pergeseran kuasa dari pihak pemerintah ke pihak masyarakat. V for Vendetta adalah film yang memperlihatkan bahwa pihak masyarakat yang lemah dapat melawan balik pihak pemerintah yang kuat dengan membunuh beberapa aparat pemerintah dan juga properti-properti pemerintah. Dengan menggunakan teori Michel Foucault tentang relasi kuasa, penelitian ini menampilkan bagaimana film V for Vendetta mengilustrasikan pihak masyarakat yang memulai pemberontakan kepada pihak pemerintah dari satu tokoh yaitu V hingga mencakup seluruh pihak masyarakat di Inggris. Melalui penelitian ini, peneliti akan menampilkan bahwa kuasa tidak hanya dimiliki oleh pihak yang kuat, tetapi kuasa juga dapat dimiliki oleh pihak yang lemah.

The issue of totalitarian government as depicted in the movie V for Vendetta (2005) was shown to have existed in Britain for years. Leading strictly and making several regulations arbitrarily were the ways of the totalitarian government to control and regulate the society in order to create a like-minded country. The power of the totalitarian government had snatched the identity and freedom of the society. Due to the oppression to the society in Britain, resistance occurred, and the movie shows that the society can also use their power to overthrow the totalitarian government. Thus, there was a shift of power from the totalitarian government to the society. V for Vendetta is the movie which shows that the powerless society can also fight back a powerful government by killing several governments’ people and also its properties. Using Michel Foucault’s theory of power relation, the paper shows how the movie V for Vendetta illustrates how the society begins the rebellion toward the government from one person whom V until whole of the society in Britain. Through this research, I will show that power is not always owned by the powerful party, but it can also be owned by the powerless party."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S46360
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lidya Ayu Astiti
"ABSTRAK
Okja 2017 adalah film fiksi ilmiah yang diproduksi oleh Netflix dan disutradarai oleh seorang sutradara Korea, Bong Joonho. Film ini menceritakan perjalanan seorang anak perempuan Korea yang menyelamatkan peliharaannya yang berupa babi buatan dari penciptanya, Mirando Corp. Film ini memilih pemain dari berbagai latar belakang ras, baik orang kulit putih maupun orang kulit berwarna people of color . Meskipun film ini memiliki pemain dan karakter dari latar belakang ras yang beragam, stereotip tersembunyi dan distribusi kekuasaan yang tidak merata dapat ditemui di film ini. Melalui konsep stereotip dan relasi kuasa, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis stereotip rasial tersembunyi dan relasi kuasa yang tidak setara dengan melihat adegan dan dialog film.

ABSTRACT
Okja 2017 is a science fiction film produced by Netflix and directed by a Korean director, Bong Joonho. It tells the journey of a young Korean girl rescuing her artificial pet pig from its creator, Mirando Corp. The movie casts people from various racial backgrounds as the characters mdash both white people and people of color. Despite casting people and characters from different racial backgrounds, covert stereotypes and inequitable power distribution exist throughout the movie. Through the concept of stereotyping and power relation, this paper aims to analyze the hidden racial stereotypes and unequal power distribution within the film by looking at the scenes and the dialogues."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Fitriani
"ABSTRAK
Novel Allah Pas Oblige adalah novel keempat karya penulis frankofon Afrika, Ahmadou Kourouma. Novel ini bercerita tentang kondisi kehidupan masyarakat Afrika Barat ketika terjadi perang tribal dan penindasan rakyat sipil oleh kelompok serdadu anak atau enfants-soldats terhadap rakyat sipil. Penelitian ini mengkaji relasi kuasa yang melibatkanpemimpin masyarakat dan rakyat sipil dengan menggunakan konsep relasi kuasa Michel Foucault dan memaparkan kondisi kehidupan masyarakat Afrika Barat saat perang tribal. Hasil penelitian menunjukkan adanya empat bentuk relasi kuasa dalam novel ini, bentuk-bentuk itu antara lain relasi kuasa atas tubuh, pemikiran, wacana, dan disiplin. Penelitian ini juga membuktikan bahwa terdapat banyak petinggi negara di Afrika yang memanfaatkan keluguan anak-anak untuk merampas kekayaan negara. Tidak hanya itu, mereka juga mencuci otak anak-anak tersebut agar mau menjadi enfants-soldats dan melakukan tindakan yang tidak pantas untuk dilakukan oleh anak kecil, seperti merampok, memperkosa, dan membunuh. Peperangan, keculasan, kerakusan, dan kehancuran ini merupakan suatu ironi yang terjadi di Afrika.
ABSTRACT
Allah N rsquo;est Pas Oblige is the fourth novel, written by the African Francophone author, Ahmadou Kourouma. This novel unveils the story about the people rsquo;s live condition in Western Africa during the tribal war and the massacre by child soldiers or known as enfants-soldats towards the civilians. This research analyzes the power relation that concerns the people rsquo;s leaders and civilians using Michel Foucault rsquo;s theory of power relations and showing the life conditions of Western Africans during the tribal war. The result of this research indicates the presence of four types of power relations in this novel, which are as follows: power relation over body, thoughts, knowledge, and discipline. This research also proves that several leaders in Africa take advantage of the children rsquo;s innocence to rob the country rsquo;s wealth. Furthermore, they also brainwash the children to become enfants-soldats and to do things that are not meant for young children, such as robbing, raping and murdering. Wars, fraud, gluttony and this destruction is an irony that happens in Africa."
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Basyarul Aziz
"Tesis ini memaparkan bahwa kecamatan Rungkut, Surabaya mendapatkan perhatian khusus melalui adanya zonasi parkir sebagai teritorialisasi untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. Zonasi parkir di Kecamatan Rungkut tidak memiliki dampak. Zonasi parkir parkir tetap berjalan tetapi dihadapkan dengan munculnya penguasa dan parkir tidak resmi. Di sisi lain, Pemerintah Kota mendorong kelompok parkir tidak resmi untuk diresmikan tetapi Pemerintah Kota Surabaya absen dalam hal teknis. Zonasi parkir dianggap sentralistik tetapi munculnya kelompok parkir etnis Madura di aras lokal menjadi tandingan bagi anggapan tersebut. Dari latar belakang saya menggunakan teritorialisasi negara untuk membedah zonasi parkir. Saya berargumentasi bahwa zonasi parkir merupakan praktik teritorialisasi negara yang pada penjelasannya menyanggah teritorialisasi berjalan sentralistik. Perlu untuk menempatkan diskusi ini dalam konteks lokal atau berbasis etnisitas sehingga menghasilkan sintesa bahwa negara kurang mapan dalam membentuk teritori bagi zonasi parkir lantaran arus peranan etnisitas dalam konteks kelompok usaha parkir etnis Madura di Kecamatan Rungkut yang begitu kuat. Kurang mapannya teritori diikuti dengan adanya akses dan relasi kuasa oleh kelompok etnis Madura dalam penguasaan wilayah yang formal dan informal sehingga membuat ruang kelompok lainnya menjadi terbatas. Berbagai mekanisme akses muncul disini. Saya mendiskusikan mereka yang mampu mengontrol maupun mempertahankan akses sebagai upaya dalam melakukan strategi bertahan. Metode etnografi memungkinkan untuk eksplorasi tentang relasi kuasa, jaringan sosial dan etnisitas. Selanjutnya, saya mempertanyakan mengapa lahan parkir terkonsentrasi pada kelompok parkir etnis Madura. Saya menjawabnya dengan memaparkan dari kelompok parkir yang memenangkan distribusi akses dan melihat kelompok ini mendistribusikan demi keuntungan kelompok.This thesis explained that Rungkut sub-district, Surabaya, received special attention through the existence of zoned parking as territorialization to increase Own-Source Revenue. Zoned Parking in Rungkut Subdistrict have no impact. Zoned Parking continues to run but is faced with the emergence of rulers and unofficial parking. On the other hand, the city government pushed for unofficial parking to be inaugurated but Municipal Administration was absent in technical matters. Zoned parking is considered a centralistic assumption, but the emergence of Madurese ethnic parking groups at the local level is a match for this assumption. From the background I used territorialization state to zoned parking. I argue that zoned parking is a practice of territorialization of the state which, in its pursuit, denies territoriality to be centralized. It is necessary to place this discussion in a local context or based on ethnicity so as to produce a synthesis that the country is less well established in the territory for parking zoning because of the role of ethnicity in the context of the Madurese ethnic parking group in Rungkut District which is so strong. The lack of well-established territory is followed by access and power relations by Madurese ethnic groups in formal and informal territorial control, which makes the other group space limited. Various access mechanisms appear here. Here I discuss those who are able to control and maintain access as an effort to carry out a defense strategy. Ethnographic methods allow for exploration of power relations, social networks and ethnicity. Next, I questioned why parking lots were concentrated in the ethnic Madurese parking group. I answered it by presenting the life history of the parking group who winner the access distribution and saw this group distributing it for group profits."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
T51860
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>