Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114016 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Redha Taufik Ardias
"ABSTRAK:

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji apakah sumber harga diri mampu memprediksi desakan menikah dewasa muda. Secara spesifik penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana kontribusi masing-masing area sumber harga diri yaitu, academic competence, competition, family support, appearance, approval from generalized others, God’s love, virtue, dan romantic relationship terhadap desakan menikah dewasa muda. Total responden dalam penelitian ini adalah 192 mahasiswa dewasa muda Jabodetabek yang memiliki orientasi heterosexual dan memiliki rencana menikah.

Hasil penelitian membuktikan bahwa sumber harga diri mampu memprediksi desakan menikah pada dewasa muda sebesar 25.2%. Namun hanya sumber harga diri pada area romantic relationship yang memberikan kontribusi signifikan terhadap desakan menikah. Selain itu, dari hasil analisis tambahan peneliti juga menemukan bahwa ada hubungan antara usia, jenis kelamin, pengeluaran per bulan, dan selisih usia dengan target usia menikah pada desakan menikah.


ABSTRACT:

The purpose of this study was to test whether contingencies of self worth are able to predict mate urgency on young adults or not. Specifically, the research was done to see the contribution from each contingencies of self – worth, which were academic competence, competition, family support, appearance, approval from generalized others, God’s love, virtue, and romantic relationship toward mate urgency of young adults. This study included 192 young adult students in

Jabodetabek area, who were heterosexual and had a plan to be married.

Results of this research proved that contingencies of self – worth can predict mate urgency on young adults for 25.2 percent, although self – worth, which was based on romantic relationship area gave a significant contribution towards mate urgency. On the other hand, the result of additional analysis also found that there was a relationship between age, gender, monthly expenditure, and the range between age and targeted age to get married and the mate urgency itself.

"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S57105
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jihan Rigel Fitrian
"Fenomena kemunculan kusta dan stigma yang menyertainya telah ada sejak berabadabad tahun lamanya. Banyak dari orang-orang dengan kusta merasakan adanya masalah psikososial yang cukup berat dan mendalam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan karakteristik dan stigma dengan harga diri orang pernah mengalami kusta pascarehabilitasi. Disain penelitian ini adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan kuantitatif dan menggunakan teknik total sampling pada 69 penghuni UPT Rehabilitasi Sosial Eks-kusta Tuban. Instrumen yang digunakan adalah EMIC (Explanatory Model Interview Catalogue) Scale for Affected People dan ISMI (Internalized Stigma of Mental Illness) Scale untuk mengukur stigma serta Coopersmith Self-Esteem Inventory untuk mengukur harga diri. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan (p=0,029), kecacatan (p=0,004), perceived stigma, self-stigma, dan experienced stigma (p=0,000) dengan harga diri. Edukasi kesehatan dan pencegahan terjadnya kasus kecacatan pada orang yang mengalami kusta perlu dilakukan oleh perawat untuk menghilangkan stigma yang berkembang di masyarakat. Penelitian eksperimen perlu dilakukan untuk melihat akibat dari terapi aktivitas kelompok atau program pemberdayaan masyarakat pada aspek sosial-ekonomi orang yang pernah mengalami kusta sebagai upaya peningkatan harga diri mereka.

The appearance phenomenon of leprosy and stigma related to it has existed since centuries ago. Many of leprosy people who received stigma experienced a severe and serious psychosocial problem. The study used descriptive correlative design which aimed to analyze the correlation between characteristics and stigma with self-esteem on people who have been affected by leprosy after rehabilitation. This study is a quantitative research which was using total sampling technique on 69 people who have been affected by leprosy in UPT Rehabilitasi Sosial Eks-kusta Tuban, Indonesia. The instruments using EMIC (Explanatory Model Interview Catalogue) Scale for Affected People and ISMI (Internalized Stigma of Mental Illness) Scale to identify the stigma and Coopersmith Self-Esteem Inventory (SEI) scale to identify the self-esteem. The result showed there was bound relationship between education (p=0,029), disability (p=0,004), perceived stigma, self-stigma, and experienced stigma (p=0,000) with self-esteem. Health education and prevention of deformity on people with leprosy should be performed by nurses to eradicate stigma in community towards leprosy. Experiment research needs to be done to identify the effect of group activity therapy or community empowerment program on socio-economic aspect of people who have been affected by leprosy to improve their self-esteems."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S56510
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lutfi Tsara Zalsabela
"Penghambatan aktivitas arginase mampu mengatasi disfungsi endotelial pembuluh darah. Disfungsi endotelial dapat menyebabkan berbagai penyakit kardiovaskuler. Salah satu tanaman dari marga Caesalpinia telah terbukti dapat menghambat aktivitas arginase, namun belum ada penelitian terhadap Caesalpinia pulcherrima L. Sw. Pada penelitian ini, kulit batang Caesalpinia pulcherrima L. Sw. diekstraksi secara bertingkat dengan cara refluks menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat, dan metanol. Uji penghambatan aktivitas arginase dilakukan secara in vitro terhadap ekstrak kental dengan konsentrasi enzim 1 U/mL dan konsentrasi substrat 570 mM. Pengukuran produk dilakukan dengan microplate reader pada panjang gelombang 430 nm. Ekstrak metanol merupakan ekstrak teraktif pada uji tersebut. Nilai IC50 ekstrak metanol adalah 21,969 g/mL. Nilai tersebut lebih tinggi dari standar nor-NOHA asetat yang memiliki IC50 sebesar 3,994 g/mL. Penetapan kadar flavonoida total dilakukan pada ekstrak metanol dengan metode kolorimetri AlCl3. Ekstrak metanol memiliki kadar flavonoida total sebesar 3,943 mgQE/gram ekstrak. Hasil penapisan fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak metanol mengandung golongan senyawa flavonoid, tanin, saponin, dan triterpenoid.

Inhibition of arginase activity can ameliorate endothelial disfunction in vasculary system. Endothelial disfunction can cause some cardiovascular diseases. One of species from genus Caesalpinia have been proven can inhibit arginase activity, but there are no research on Caesalpinia pulcherrima L. Sw. yet. In this research, Caesalpinia pulcherrima L. Sw. stem bark was extracted by multistage reflux using solvents n hexane, ethyl acetate, and methanol. Arginase activity inhibition test has been done in vitro using 1 U mL enzyme concentration and 570 mM substrate concentration. Product was measured by microplate reader at wavelength 430 nm. Methanolic extract is the most active extract for the test. IC50 of methanolic extract is 21.969 g mL that is higher from standard nor NOHA acetate which has IC50 value 3.994 g mL. The result of total flavonoida content determination by colorimetric AlCl3 of methanolic extract is 3.943 mgQE gram extract. Phytochemical screening shows that methanolic extract of Caesalpinia pulcherrima L. Sw. stem bark contains flavonoids, tannins, saponins, and triterpenoids."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S68782
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aryuni Hindradi
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai hubungan antara neurotisisme dan harga
diri dengan konsumsi TikTok. Pesertanya berusia antara 17 hingga 78 tahun dengan 217
perempuan dan 152 laki-laki, 10 peserta menyebutkan bahwa mereka non-biner, dan dua
peserta mengidentifikasi diri sebagai gender lainnya. Peserta wajib mengisi sosialisasi survei
online yang diberikan oleh mahasiswa peserta kelas ini dengan alat ukur skala Big Five
Inventory-10 dan skala Harga Diri Rosenberg. Hasilnya menunjukkan bahwa partisipan
dengan neurotisisme rendah cenderung memiliki screen time lebih rendah untuk
menggunakan aplikasi TikTok. Selain itu, peserta dengan harga diri yang lebih rendah
menunjukkan bahwa mereka cenderung akan menghabiskan lebih banyak uang saat
menggunakan aplikasi TikTok.

The goal of this study is to assess the relationship between neuroticism and self-esteem with TikTok consumption. The participants ranged in age from 17 to 78 years with 217 women and 152 men, 10 participants stated that they were non-binary, and two participants identified
as other gender. The participants should fill in the online survey dissemination that is given by the student who participates in this class and measure by using the Big Five Inventory-10 scale and the Rosenberg Self-Esteem scale. The result shows that participants with low
neuroticism tend to have less screen time on TikTok; however, participants with low self-
esteem would spend more on TikTok consumption.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aysha Arkya
"Membentuk hubungan romantis berupa pernikahan adalah tugas perkembangan dewasa muda. Pola pernikahan di Jakarta dan sekitarnya pada masa kini menunjukkan bahwa individu juga menikah atas keputusannya sendiri selain faktor eksternal seperti lingkungan dan keluarga. Faktor individual yang diketahui memprediksi desakan menikah adalah relationship contingency of self-worth. Selain itu, alasan individual untuk menikah yang ditemukan di masa kini berdasar pada cinta yang dirasakan pada pasangan (Sprecher & Hatfield, 2015) dan keyakinan-keyakinan tentang pernikahan (Berry, 2012) yang digambarkan oleh romantic beliefs.
Penelitian ini berusaha untuk mengetahui apakah relationship contingency of self-worth dan romantic beliefs memprediksi desakan menikah pada dewasa muda di Jakarta dan sekitarnya. Penelitian dilakukan dengan jumlah responden sebanyak 212 orang.
Ditemukan bahwa model multiple regression relationship contingency of self worth dan romantic beliefs memprediksi desakan menikah secara signifikan. Model relationship contingency of self-worth memprediksi desakan menikah secara signifikan, sedangkan model romantic beliefs tidak memprediksi desakan menikah secara signifikan. Ditemukan juga bahwa tiga dimensi romantic beliefs berkorelasi positif dengan desakan menikah secara signifikan. Dimensi-dimensi tersebut adalah love finds a way, idealization, dan love at first sight.

;Establishing romantic relationship in the form of marriage is a developmental task for young adults. Marriage patterns in Greater Jakarta have shown that young adults in the present day also marry as an individual decision other than external factors such as social environment and family. Individual factor that has known predicting mate urgency is relationship contingency of self-worth. Another individual reason to mate that is found lately is based on love (Sprecher & Hatfield, 2015) and beliefs about marriage (Berry, 2012) that is explained as romantic beliefs.
This research aims to examine the prediction of relationship contingency of self-worth and romantic beliefs toward mate urgency on young adults in Greater Jakarta. This research gathered 212 respondents.
It was found that multiple regression model of relationship contingency of self worth and romantic beliefs predicted mate urgency significantly. Relationship contingency of self-worth model predicted mate urgency significantly while romantic beliefs model did not predict mate urgency significantly. It was also found that three dimensions of romantic beliefs have a positive correlation with mate urgency. Those dimensions are love finds a way, idealization, and love at first sight.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S59832
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Geraldo Daniel Pradhana
"Desakan menikah pada individu dewasa muda dibentuk oleh banyak faktor, salah satunya adalah relationship contingency of self-worth, yaitu sejauh mana individu mendasari harga dirinya pada keberhasilan hubungan. Di Indonesia, menikah masih dipandang sebagai kewajiban bagi individu dewasa muda, dan keberhasilan memperoleh pasangan bisa mempengaruhi evaluasi harga diri individu. Penelitian sebelumnya telah menemukan hubungan yang signfikan antara RCSW dan desakan menikah. Pada penelitian kali ini, variabel sociosexuality diteliti sebagai salah satu hal yang mampu mempengaruhi desakan menikah, karena pada penelitian sebelumnya telah ditemukan bahwa tingkat sociosexuality yang tinggi mampu menurunkan keinginan untuk menikah.
Secara teoritis, individu dengan sociosexuality tinggi cenderung menghindari hubungan jangka panjang yang berkomitmen, yang salah satu bentuknya adalah pernikahan. Selain itu peneliti juga ingin melihat efek moderasi dari sociosexuality terhadap kemampuan RCSW memprediksi desakan menikah. Hasil penelitian kali ini menunjukkan bahwa RCSW mampu memprediksi desakan menikah secara positif, namun sociosexuality tidak mampu memprediksi desakan menikah secara negatif. Selain itu ditemukan pula tidak adanya efek moderasi sociosexuality pada hubungan antara RCSW dengan desakan menikah.

Marriage urgency felt by many young adults is often a result of many contributing factors. One of which is relationship contingency of self-worth, defined as how much an individual based his/her self-esteem for the success of his/her romantic relationships. In Indonesia, marriage is still a part of one’s duty as an adult, and the success of finding a potential marriage partner can affect his/her overall self-esteem. Previous researches have found that there’s a signifcant relationship between relationship contingency of self-worth and marriage urgency. Sociosexuality was also hypotesized as one of the contribung factors of marriage urgency.
Theoretically, individual with unrestricted sociosexuality tends avoid committed relationship in any form, including marriages. This research also aims to see the moderation effect caused by sociosexuality on the relationship between relationship contingency of selfworth and marriage. The result shows that RCSW does indeed significantly predict marriage urgency, while sociosexuality does not. Furthemore, the result also shows that there is no moderation effect caused by sociosexuality in the relationship between RCSW and marriage urgency.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S59402
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurnahdiyah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pride dengan kecurangan akademik pada mahasiswa. Pride merupakan salah satu dari emosi moral yang berperan dalam mempengaruhi hubungan antara standar moral dan perilaku moral (Tangney, et al., 2007). Pride memiliki dua faset yaitu authentic pride dan hubris pride. Menurut Tracy dan Robins (2007) kedua faset memiliki perbedaan berdasarkan atribusi penyebab dari sebuah pencapaian. Atribusi authentic pride berasal dari penyebab yang bersifat internal, tidak stabil dan terkontrol seperti usaha dan kerja keras. Sedangkan atribusi hubris pride berasal dari penyebab yang bersifat internal, stabil dan tidak terkontrol seperti bakat dan intelegensi. Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner yang disebarkan secara online dan offline. Hasil utama penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pride dengan kecurangan akademik.

This research aims to find out the correlation between pride and academic dishonesty among undergraduate students. Pride is a part of moral emotions which plays a role in affecting the relation between moral standard and moral behavior (Tangney, et al., 2007). Pride is divided into two facets, authentic pride and hubris pride. According to Tracy and Robins (2007), those two facets have distinctions based on the cause of attribution from an achievement. Authentic pride attribution comes from internal causes, unstable and controlled, like an effort and a hard work. On the other hand, hubris pride attribution comes from internal causes, stable and uncontrolled, like talent and intelligence. The participants in this research were undergraduate students in Indonesia. The data of this research was accumulated through the distribution of questionnaire, online and offline. The main result of this research shows that there is no significant correlation between pride and academic dishonesty.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63132
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sanidya Prabaswara
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan fear of being single dan desakan menikah pada dewasa muda. Fear of being single pada penelitian ini diukur dengan menggunakan Fear of Being Single Scale dan desakan menikah diukur dengan Skala Desakan Menikah. Penelitian ini dilakukan pada 212 orang berusia 20 ? 40 tahun, belum menikah, dan berorientasi seksual heteroseksual di kawasan Jabodetabek. Analisis melalui teknik statistik korelasi dilakukan dan didapati bahwa fear of being single memiliki hubungan positif dengan desakan menikah.

This study examined the correlation of fear of being single and mate urgency in young adulthood. In this study, fear of being single was measured by using Fear of Being Single Scale and mate urgency was measured by using Skala Desakan Menikah. The participants in this study were 212 people living in Jabodetabek, within the age range 20 ? 40, unmarried, and heterosexual. By using correlation techniques, it was found that fear of being single and mate urgency were positively correlated.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S59047
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Azmi Aziz
"Antioksidan diperlukan untuk mencegah terjadinya stres oksidatif yang diakibatkan ketidakseimbangan antara jumlah radikal bebas dengan antioksidan dalam tubuh dan berpotensi memicu patogenesis dari berbagai penyakit. Penelitian ini membandingkan efisiensi tiga metode ekstraksi, yaitu Soxhlet, Microwave-Assisted Extraction (MAE), dan Ultrasonic-Assisted Extraction (UAE), untuk menghasilkan ekstrak bunga Caesalpinia pulcherrima (L.) Sw. dengan pelarut etanol 70%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan melihat perbedaan aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol 70% bunga kembang merak yang diekstraksi dengan metode Soxhlet, UAE, dan MAE melalui uji DPPH, FRAP, dan ABTS. Selain itu, dilakukan juga penetapan kadar fenol total dengan menggunakan reagen Folin-Ciocalteu, penetapan kadar flavonoid total dengan metode kolorimetri AlCl3, serta penapisan fitokimia dari ekstrak. Rendemen yang diperoleh dari metode ekstraksi UAE, MAE, Soxhlet berturut-turut sebesar 18,26%, 17,24%, dan 13,64%. Kadar fenol total yang diperoleh pada ekstrak hasil UAE, MAE, dan Soxhlet berturut-turut sebesar 92,02±0,56; 90,52±0,7; 86,97±0,41 mgGAE/g ekstrak. Kadar flavonoid total yang diperoleh pada ekstrak hasil UAE, MAE, dan Soxhlet berturut-turut sebesar 20,56±0,06; 19,59±0,08; dan 18,83±0,06 mgEK/g ekstrak. Nilai IC50 dari hasil uji DPPH untuk metode UAE, MAE, dan Soxhlet berturut-turut sebesar 43,49; 44,4; dan 80,68 ppm. Angka hasil uji FRAP yang diperoleh dari metode UAE, MAE, dan Soxhlet adalah 19,28; 18,26; dan 13,75 g FeSO4 ekuivalen/100 g ekstrak. Nilai IC50 dari hasil uji ABTS untuk metode UAE, MAE, dan Soxhlet berturut-turut sebesar 40,47; 41,34; dan 86,7 ppm. UAE terbukti sebagai metode optimal, menghasilkan ekstrak dengan aktivitas antioksidan dan kandungan senyawa bioaktif tertinggi.

Antioxidants are essential for preventing oxidative stress caused by an imbalance between the number of free radicals and antioxidants in the body, which can potentially trigger the pathogenesis of various diseases. This study compares the efficiency of three extraction methods Soxhlet, Microwave-Assisted Extraction (MAE), and Ultrasonic-Assisted Extraction (UAE) to produce extracts from the flowers of Caesalpinia pulcherrima (L.) Sw. using 70% ethanol as a solvent. The aim is to determine and observe the differences in antioxidant activity of the 70% ethanol extract of peacock flower through DPPH, FRAP, and ABTS assays. Additionally, total phenolic content was determined using the Folin-Ciocalteu reagent, total flavonoid content was assessed through AlCl3 colorimetric method, and phytochemical screening of the extracts was conducted. The yields obtained from UAE, MAE, and Soxhlet extraction methods were 18.26%, 17.24%, and 13.64%, respectively. The total phenolic content in the extracts from UAE, MAE, and Soxhlet were found to be 92.02±0.56; 90.52±0.7; and 86.97±0.41 mg GAE/g extract, respectively. The total flavonoid content for UAE, MAE, and Soxhlet extracts were 20.56±0.06; 19.59±0.08; and 18.83±0.06 mg EK/g extract, respectively. The IC50 values from the DPPH assay for UAE, MAE, and Soxhlet methods were 43.49; 44.4; and 80.68 ppm, respectively. The FRAP assay results showed values of 19.28; 18.26; and 13.75 g FeSO4 equivalent/100 g extract for UAE, MAE, and Soxhlet methods, respectively. The IC50 values from the ABTS assay for UAE, MAE, and Soxhlet methods were 40.47; 41.34; and 86.7 ppm. UAE proved to be the optimal method, yielding extracts with the highest antioxidant activity and bioactive compound content.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Arnindita
"ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan penjelasan mengenai hubungan antara relationship contingency dan self-efficacy dalam hubungan romantis dalam memprediksi desakan menikah pada dewasa muda yang belum menikah, khususnya di wilayah Jabodetabek. Relationship contingency diukur dengan menggunakan Relationship Contingency Scale yang dikembangkan oleh Sanchez, Good, Kwang, dan Saltzman (2008), self-efficacy dalam hubungan romantis diukur dengan menggunakan Self-Efficacy in Romantic Relationship yang dikonstruksikan oleh Riggio, Weiser, Valenzuela, Lui, Montes, dan Heuer (2011), serta desakan menikah diukur dengan menggunakan Skala Desakan Menikah yang dikembangkan oleh tim peneliti (2014).

Partisipan penelitian yang berjumlah 186 orang yang memiliki karakteristik sebagai orang-orang yang sedang berada dalam tahap perkembangan psikososial dewasa muda, berstatus sebagai mahasiswa atau sudah bekerja, dan baik mereka yang belum atau sudah memiliki pasangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa relationship contingency dapat memprediksi desakan menikah pada dewasa muda, namun prediksi tidak dapat dilihat melalui self-efficacy dalam hubungan romantis, maupun interaksi antara kedua variabel tersebut.


ABSTRACT

This research is conducted to get explanation about the relationship between relationship contingency and self-efficacy in romantic relationship in predicting mate urgency towards unmarried young adults, particularly in Greater Jakarta area. Relationship contingency is measured using Relationship Contingency Scale which was developed by Sanchez, Good, Kwang, and Saltzman (2008), self-efficacy in romantic relationship is measured using Self-Efficacy in Romantic Relationship which was constructed by Riggio, Weiser, Valenzuela, Lui, Montes, and Heuer (2011), while mate urgency is measured with Mate Urgency Scale which was developed by research team (2014).

Total participant in this research is 186 people

who have characteristics as those who are in the stage of young adult in psychosocial development stage, having status as a college student or a worker already, and either already involved in romantic relationship or not. The result of this research indicates that the relationship contingency can predict mate urgency towards young adults, however the prediction cannot be seen either through self-efficacy in romantic relationship nor the interaction between both variables.

"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S57127
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>