Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 122885 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Servulus Erlan De Robert
"Perekonomian kolonial yang diatur oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda dalam abad ke-20 pada dasarnya merupakan kepanjangan dari kebijakan politik ekonomi negara induknya yang tidak lepas dari perkembangan ekonomi di Eropa dan dunia. Dalam sektor pertambangan, pemerintah juga melibatkan diri dalam bentuk kepemilikan saham. Dalam kasus pertambangan timah di pulau Belitung, stabilnya harga timah dan tingginya keuntungan yang diperoleh perusahaan swasta yang memegang hak konsesi eksploitasi timah (Billiton Maatschappij) mengakibatkan pemerintah mengambilalih kepemilikan saham mayoritas dalam perusahaan termaksud sehingga kebijakan perusahaan dapat diatur secara langsung oleh pemerintah serta keuntungan yang diperoleh sebagian besar dapat masuk ke kas pemerintah. Tulisan ini secara umum menjelaskan keterlibatan pemerintah dalam perekonomian kolonial, khususnya dalam pertambangan timah Belitung ketika sebuah perusahaan bersama dibentuk, yang menggabungkan saham pemerintah dan swasta, bernama Gemeenschappelijke Mijnbouwmaatschappij Billiton. Tulisan yang dibuat menggunakan metode sejarah ini sebagian besar berkisar pada hal-hal historis, khususnya dalam aspek perekonomian dan pertambangan, yang didukung oleh literatur yang menginfomasikan hal-hal seputar keterlibatan pemerintah kolonial dalam perekonomian, khususnya pertambangan timah di pulau Belitung.

Basically, colonial economic, which is regulated by colonial government in Nederland-Indies in 20th century is the extension from political policy of mother country which is depends on economic dynamics in Europe and the world. In mining sector, the government also involved himself in form of share ownership. In case of tin mining in Belitung Island, the stability of tin price and the high amount of revenue in private company (Billiton Maatschappij) causes the acquisition of majority share by government so he could made the policies of the company directly and the bigger revenue could be obtained. In general, this writing explains the government involvement in colonial economic, especially in tin mining of Belitung Island when the holding company was formed, that fused the share between government and private company, named Gemeenschappelijke Mijnbouwmaatschappij Billiton. The historical method-use writing talk mostly in historical things, especially in economic and mining aspect, with supported by literatures inform about colonial government involvement in colonial economic, especially in tin mining in Belitung Island.
"
2014
S57683
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ranaka Adhitama
"ABSTRACT
Skripsi ini membahas mengenai upaya pemerintah Republik Indonesia dalam nasionalisasi perusahaan tambang timah yang sebelumnya milik Belanda yang bernama Gemeenschappelijke Mijnbouwmaatschappij Billiton (GMB). GMB merupakan perusahaan swasta Belanda yang bergerak dibidang pertambangan timah. Terdapat tiga perusahaan Belanda di Indonesia yaitu; Banka Tin Winning, Billiton Maatschappij, dan NV. Sitem. Ketiga perusahaan tersebut awalnya berdiri sendiri-sendiri hingga menjadi satu manajemen yaitu GMB yang merupakan perusahaan gabungan antara milik pemerintah dan swasta Belanda. Setelah Indonesia merdeka pemerintah melakukan upaya-upaya untuk mengambil alih perusahaan tersebut agar menjadi milik Indonesia. Tujuan pengambilalihan dilakukan untuk menyejahterakan rakyat dan untuk membangun sektor ekonomi negeri. Setelah berhasil diambil alih oleh pemerintah Indonesia perusahaan tambang timah berganti nama menjadi Perusahaan Negara Tambang Timah. Pergantian kepemilikan dan kekuasaan pada perusahaan timah menimbulkan reaksi dan dampak internal maupun eksternal secara sisi dampak politik, ekonomi, dan sosial. Skripsi ini menggunakan metode sejarah dengan mengumpulkan sumber-sumber berupa arsip, laporan tahunan milik perusahaan, lembaran-lembaran negara, nota persetujuan, jurnal, dan buku. Skripsi ini membahas mengenai upaya pemerintah Republik Indonesia dalam nasionalisasi perusahaan tambang timah yang sebelumnya milik Belanda yang bernama Gemeenschappelijke Mijnbouwmaatschappij Billiton (GMB). GMB merupakan perusahaan swasta Belanda yang bergerak dibidang pertambangan timah. Terdapat tiga perusahaan Belanda di Indonesia yaitu; Banka Tin Winning, Billiton Maatschappij, dan NV. Sitem. Ketiga perusahaan tersebut awalnya berdiri sendiri-sendiri hingga menjadi satu manajemen yaitu GMB yang merupakan perusahaan gabungan antara milik pemerintah dan swasta Belanda. Setelah Indonesia merdeka pemerintah melakukan upaya-upaya untuk mengambil alih perusahaan tersebut agar menjadi milik Indonesia. Tujuan pengambilalihan dilakukan untuk menyejahterakan rakyat dan untuk membangun sektor ekonomi negeri. Setelah berhasil diambil alih oleh pemerintah Indonesia perusahaan tambang timah berganti nama menjadi Perusahaan Negara Tambang Timah. Pergantian kepemilikan dan kekuasaan pada perusahaan timah menimbulkan reaksi dan dampak internal maupun eksternal secara sisi dampak politik, ekonomi, dan sosial. Skripsi ini menggunakan metode sejarah dengan mengumpulkan sumber-sumber berupa arsip, laporan tahunan milik perusahaan, lembaran-lembaran negara, nota persetujuan, jurnal, dan buku.

ABSTRACT
This thesis discusses the effort of the republic Indonesian government to nationalize the tin mining company, which previously owned by Gemeenschappelijke Mijnbouwmaatschappij Billiton (GMB). GMB was a Dutch private company that engaged in the field of tin mining. There are three Dutch companies in Indonesia; Banka Tin Winning, Billiton Maatschappij, dan NV. Sitem. These three companies were originally stand-alone until they were united under one management called GMB, which was a joint company between the government and Dutch private company. After Indonesia`s Independence, the government strived to obtain the company so it would be taken over by Indonesia. The aim of this takeover was to prosper the Indonesian citizen and to improve their economic sector. After it was successfully acquired, the tin mining company's name was changed into Perusahaan Negara Tambang Timah or PN Timah. This transformation provoked some reactions, internal, and external impacts. This thesis uses the historical method by collecting the prime and secondary sources, such as archives, company annual reports, gazetted, journals, and books."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Efrianita
"Tesis ini membahas tentang bagaimana regulasi penambangan yang ada di
Kabupaten Bangka Selatan Propinsi Kepulauan Bangka Belitung dihubungkan
dengan tingkat kerentanan sosial dan sumber penghidupan masyarakat. Thesis ini
ingin melihat gambaran kerentanan (Vulnerability) dan Sumber Penghidupan
(Livelihood). Sampel diambil sebanyak 387 responden di wilayah Bangka Selatan
dengan menyebar kuesioner dan menggunakan metode simple random sampling
untuk responden menggunakan analisis bivariat untuk melihat signifikansi level dan
pearson correlation dengan menggunakan bantuan software. Hasilnya adalah
adanya Kerentanan (Vulnerability) dan Sumber Penghidupan (Livelihood)
masyarakat sekitar lahan pertambangan timah di Kabupaten Bangka Selatan.

This thesis discusses how existing mining regulation in South Bangka Bangka
Belitung province associated with the level of social vulnerability and livelihoods.
This thesis would like to see a picture of vulnerability (Vulnerability) and
Livelihoods (Livelihoods). Samples were taken as many as 387 respondents in the
South Pacific region by spreading the questionnaire and using simple random
sampling method to respondents using bivariate analysis to look at the significance
level and Pearson correlation using statistical software. The result is the existence
of Vulnerability (Vulnerability) and Livelihoods (Livelihoods) surrounding
communities tin mining land in South Bangka Regency.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riris Kusumaningsih
"Aktivitas pertambangan timah di Pulau Bangka telah mengakibatkan terbentuknya lobang bekas galian tambang yang berisi air menyerupai danau-danau kecil yang disebut “kolong”. Kolong-kolong ini merupakan air asam tambang yang terbentuk pasca pertambangan timah. Dewasa ini, air kolong telah menjadi sumber air baru yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat di Pulau Bangka, namun dalam pelaksanaanya belum ada yang berwawasan lingkungan karena kurangnya informasi mengenai kondisi kualitas air kolong. Maka dari itu, diperlukan penanganan yang lebih lanjut untuk mengolah air kolong, salah satu alternatif teknologi pengolahan limbah yang efektif dan efisien adalah sistem lahan basah buatan (Constructed Wetlands). Dalam sistem ini, Akar Wangi digunakan sebagai tanaman fitoremediator dalam mengolah air kolong. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi kinerja dan kecepatan tanaman Akar wangi dalam menyerap polutan pada air kolong, serta untuk mengetahui penerapan fitoremediasi air kolong dengan tanaman Akar wangi dalam skala lapangan. Penelitian ini merupakan penelitian percobaan yang dilaksanakan selama ± 1 bulan dengan pola aliran terus-menerus. Pengumpulan data dilakukan sebanyak 17 kali untuk parameter pH, Suhu, DO, BOD, COD, TSS, Kekeruhan, dan Logam Fe pada zona inlet, wetland, maupun outlet. Analisis data menggunakan analisis regresi linear dengan software Microsoft Excel dan rumus presentase reduksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Akar Wangi memiliki efisiensi kinerja yang cukup baik dalam mereduksi polutan yang terdapat di air kolong, dengan efisiensi rata-rata BOD mencapai 64,29 %, COD mencapai 66,85%, TSS mencapai 88,55%, Kekeruhan mencapai 79,05%, dan Logam Fe mencapai 77,27%.

The mining activity in Bangka Island has formed ex-mine excavation pits which are filled with lake-like water. These “pits” are called as “kolong” or pit-lake; acid mining drainage which formed after tin mining process. Today, the pit lake water has become a new source of water that can be used by people in Bangka Island. But, the implementation is not environmentally friendly. It is because the lack of information about pit-lake water quality conditions. Therefore, further treatment is needed to treat the pit lake water. One of effective and efficient waste treatment alternative technology is Constructed Wetlands system. In this system, vetiver grass is used as fitoremediator plant to treat pit lake water. This study aims to determine the performance efficiency and the velocity of vetiver grass in absorbing pollutants in the pit lake water. It also aims to investigate the application of phytoremediation pit lake water with Vetiver Grass plants in a pilot scale. This research is experimental research during ± 1 month with continuous flow patterns. Data collection is performed 17 times for the parameters pH, temperature, DO, BOD, COD, TSS, Turbidity, and Fe on the inlet zone, wetland, or outlet. The data analysis use linear regression analysis with Microsoft Excel software and the percentage reduction formula. The results showed that Vetiver Grass has quite good performance efficiency in reducing water pollutants in pit lake water, with the average efficiency of BOD, COD, TSS, Turbidity, and Fe such as 64.29%, 66.85%, 88.55%, 79.05%, and 77.27%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56986
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alwan Hadi
"Tesis ini membahas tentang pertambangan timah yang ada di Pulau Belitung. Menggunakan kebudayaan materi yang berasal dari sisa aktivitas industri pertambangan timah yang berkembang di Pulau Belitung sejak tahun 1852. Museum sebagai sebuah lembaga mempunyai kewajiban untuk melayani masyarakat dan mengkomunikasikan benda budaya serta lingkungannya untuk kepentingan pendidikan dan kesenangan. Melalui konsep open-air museum di kawasan pertambangan timah, masyarakat Pulau Belitung akan mengetahui tentang perubahan sosial budaya serta pertambangan timah sebagai memori kolektif masyarakat Pulau Belitung. Informasi mengenai kebudayaan materi yang disampaikan kepada masyarakat adalah kebudayaan materi yang telah diberikan pemaknaan.

This thesis discusses the existing tin mining island of Belitung. Using material culture derived from the residual activity of the tin mining industry that flourished in Belitung Island since 1852. Museum as an institution has an obligation to serve the public and communicating material culture and its environment for the purposes of education and enjoyment. Through the concept of open-air museum in the tin mining island of Belitung people will know about the culture and social change in tin mining island of Belitung people's, as collective memory. Information about the material culture presented to the public is the material culture that has been given meaning."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
T35757
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ronny Setiawan
"Kabupaten Belitung merupakan wilayah yang secara administratif
tergabung dalam wilayah Propinsi Kepulauan Bangka Belitung.,
Kabupaten ini telah lama dikenal sebagai daerah penghasil timah.
Sejarah pengembangan pulau ini tidak lepas dari penambangan timah
yang menurut beberapa catatan telah dilakukan sejak lebih dari seratus
lima puluh tahun yang lalu (Sujitno, 1996). Penambangan timah di daerah
ini telah berhasil meningkatkan perekonomian masyarakat, memberikan
kontribusi bagi pengembangan infrastruktur dan pengembangan kota dan
berbagai keuntungan lainnya yang dapat dirasakan secara langsung oleh
masyarakat.
Krisis ekonomi yang melanda perekonomian nasional (1998) dan
perubahan dalam sistem ketatanegaraan dengan terbitnya UndangUndang
Nomor 22 tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah memicu
terjadinya aktivitas pertambangan timah oleh masyarakat yang dilakukan
secara illegal (tanpa izin). Berdasarkan pemberitaan media massa,
kegiatan pertambangan tanpa izin (PETI) timah mencapai ribuan
jumlahnya di wilayah propinsi Kepulauan Bangka Belitung (Post Belitung,
2001).
Kegiatan Pertambangan tanpa izin (PETI) timah memberikan dampak
positif dan negatif terhadap lingkungan. Dampak positifnya antara lain:
penyediaan alternatif lapangan kerja dan sumber pendapatan bagi
masyarakat. Sedangkan dampak negatif yang timbul adalah: terjadinya
perubahan bentang alam, hilangnya vegetasi dan fauna yang terdapat
pada areal PETI, lahan menjadi porak poranda akibat penambangan
yang tidak terkendali bahkan pencemaran berupa peningkatan kekeruhan
dan sedimentasi terhadap perairan di sekitar areal penambangan.
Akibatnya pemerintah harus mengeluarkan dana yang besar untuk
kegiatan pemulihan lingkungan Undang-Undang nomor 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup maupun Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah memberikan kewenangan yang besar bagi daerah
untuk mengelola sumberdaya alam dan sekaligus memelihara kelestarian
fungsi lingkungan. Namun berdasarkan pengamatan peneliti dan
pemberitaan media massa, perkembangan PETI dan dampak
lingkungannya dari tahun ke tahun semakin meningkat pula. Karenanya
peneliti tertarik untuk melakukan evaluasi terhadap organisasi Pemerintah
Kabupaten Belitung yang sesuai tugas pokok fungsinya terkait dalam
pengelolaan pertambangan dan lingkungan hidup.
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi terkini
pengelolaan pertambangan timah di Kabupaten Belitung, organisasi yang
terkait dalam pengendalian PETI di Kabupaten Belitung, bagaimana hasil
yang telah dicapai dalam pengendalian tersebut, dan faktor-faktor yang
menghambat pengendalian kegiatan pertambangan tanpa izin (PETI)
timah. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui kondisi terkini pertambangan bahan galian timah di
Kabupaten Belitung.
2. Mengkaji efektivitas organisasi Pemerintah Kabupaten Belitung dalam
pengendalian pertambangan tanpa ijin timah (peti) timah di Kabupaten
Belitung.
2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi penghambat bagi
organisasi pengelola lingkungan tersebut dalam pengendalian PETI
tim a h.
Penelitian tergolong penelitian deskriptif, yaitu berusaha untuk
mendeskripsikan hal-hal yang saat ini berlaku, untuk selanjutnya
didalamnya terdapat upaya untuk mencatat, menganalisis, dan
menginterpretasikan kondisi-kondisi yang sekarang ini terjadi. Sedangkan
metode yang digunakan adalah gabungan metode kualitatif - kuantitatif .
Hasil penelitian ini adalah:
1. Pengelolaan pertambangan timah di Kabupaten Belitung diatur
melalui Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Nomor 4 tahun 2003
tentang Pengelolaan Pertambangan Umum. Perda ini telah
mengakomodir kepentingan masyarakat dalam usaha pertambangan,
yaitu dengan adanya ketentuan mengenai izin usaha pertambangan
yang dilakukan oleh masyarakat (SIUPR). Namun persoalannya,
hingga saat ini Organisasi Pemerintah Kabupaten Belitung yang
memiliki kewenangan dalam pengelolaan pertambangan belum
sepenuhnya dapat mengiplementasikan hal tersebut. Ketiadaan
pembinaan dan pengawasan merupakan salah satu contoh ketidak
mampuan instansi pemerintah tersebut dalam menerapkan kebijakan
pengelolaan pertambangan. Aktivitas pertambangan oleh masyarakat
di Kabupaten Belitung pada saat ini, erat kaitannya dengan ketiadaan
lapangan kerja, rendahnya skill (kemampuan/keahlian) masyarakat"
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Uiniversitas Indonesia, 2006
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafli Listianto
"Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pelaksanaan fungsi pengawasan terhadap aktivitas pertambangan timah lepas pantai di Kabupaten Bangka yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Teori utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pengawasan yang terdiri dari mekanisme pengawasan dan faktor yang mempengaruhi pegawasan. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian post-positivist yang menekankan pada penggunaan teori sebagai landasan berpikir dalam menjawab pertanyaan penelitian. Penelitian ini masuk dalam jenis penelitian deskriptif, murni, cross-sectional, dan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melaui wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pengawasan oleh Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terhadap aktivitas pertambangan timah lepas pantai masih belum optimal. Hal ini dikarenakan masih terdapat hambatan yang dihadapi oleh Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kepulauan Bangka Belitung seperti belum adanya standar dan tolak ukur pengawasan, kekurangan sumber daya manusia, minimnya alokasi anggaran, belum memadainya sarana dan prasarana pengawasan, hingga belum adanya kesadaran dari berbagai pihak akan pentingnya pelaksanaan pengawasan.

The purpose of this research is to analyze the implementation of supervison function toward offshore tin mining activity in Bangka Regency by Environmental Agency of Bangka Belitung Province. Main theory of this research is supervision theory such as supervison mechanism and affecting factors of supervision. This research is post-positivist research which is emphasizes the use of theory as a basis for thinking to answer research questions. This research are include in the type of descriptive, pure, cross-sectional, and qualitative research by using data collection techniques through indepth interview and literature study. Based on research results show that the implementation of supervison function by Environmental Agency of Bangka Belitung Province in not running optimally. It’s because, there are some obtacle faced by Environmental Agency of Bangka Belitung Province such as there’s no standard and benchmark of supervision, lack of human resources, lack of budget allocation, lack of facilities of supervision, and there’s no awareness of the implementation of supervision by various actors."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evans Azka Fajrianshah
"Permasalahan kontaminasi logam berat, radionuklida alam, dan limbah plastik memerlukan solusi inovatif dan berkelanjutan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi purun (Lepironia articulata) sebagai alternatif sedotan berkelanjutan dan potensi fitoremediasi. Metodologi penelitian ini mencakup Analisis Spektroskopi Serapan Atom (AAS) untuk logam berat, spektrometri gamma untuk radionuklida, dan evaluasi mikrobiologis menggunakan Angka Lempeng Total (ALT) serta Kapang Khamir, dengan penilaian penerimaan sosial melalui Structural Equation Modeling (SEM-PLS). Hasil penelitian menunjukkan purun efektif sebagai bioakumulator untuk Pb dan hyperaccumulator untuk Ra-226, Th-232, dan K-40, namun kurang efektif untuk Cd dan U-238. Pada risiko kesehatan dari kontaminasi logam berat (Pb, Cd) dan radionuklida alam (U-238, Ra-226, Th-232, dan K-40) serta kontaminasi jamur pada sedotan purun ini aman sesuai standar yang ada. Namun, sedotan purun masih memerlukan perbaikan pengemasan dan sterilisasi lebih lanjut karena sedikit melebihi batasan cemaran pada kontaminasi bakteri (4.8 x 10⁴ koloni/g). Penelitian ini juga menunjukkan potensi besar sebagai solusi berkelanjutan dengan manfaat ekonomi yang signifikan, sebagaimana ditunjukkan oleh analisis biaya-manfaat. Penerimaan masyarakat cukup tinggi, terutama di sektor pariwisata Belitung, dengan 87% penerimaan, terutama dipengaruhi oleh kepedulian terhadap lingkungan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa purun tidak hanya aman tetapi juga memiliki potensi besar sebagai sedotan ramah lingkungan dan agen fitoremediasi untuk logam berat dan radionuklida alam.

Environmental issues such as heavy metal contamination, natural radionuclides, and plastic waste necessitate innovative and sustainable solutions. The purpose of this research is to evaluate purun (L. articulata) as a sustainable alternative for straws and as a phytoremediation agent. The methodology includes Atomic Absorption Spectroscopy (AAS) analysis for heavy metals, gamma spectrometry for radionuclides, and microbiological evaluation using Total Plate Count (TPC) as well as Mould and Yeast analysis, with social acceptance assessment through Structural Equation Modeling (SEM-PLS). The findings indicate that purun is effective as a bioaccumulator for Pb and as a hyperaccumulator for Ra-226, Th-232, and K-40, but less effective for Cd and U-238. Regarding the health risks from heavy metal contamination (Pb, Cd) and natural radionuclides (U-238, Ra-226, Th-232, and K-40) as well as fungal contamination, purun straws are safe according to FAO Codex Alimentarius and NEA/OECD standards, PerBPOM No 13 of 2019, and ISO 7387:2009. However, purun straws still require improvements in packaging and further sterilization due to slightly exceeding bacterial contamination limits (4.8 x 10⁴ colonies/g). Nevertheless, this demonstrates significant potential as a sustainable solution with notable economic benefits, as indicated by the cost-benefit analysis. Public acceptance is relatively high, particularly in the Belitung tourism sector, with an 87% acceptance rate, primarily influenced by environmental concerns. The conclusion of this study is that purun is not only safe but also holds considerable potential as an environmentally friendly straw and phytoremediation agent for heavy metals and natural radionuclides."
Jakarta: Sekolah Ilmu lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elsi Yulia Triastuti
"Penelitian ini berjudul “Hubungan Perusahaan Multinasional Dengan Masyarakat Lokal Dalam Sektor Pertambangan, Studi Kasus : Implementasi Community Development (Comdev) BHP Billiton di Kabupaten Murung Raya”. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui pelaksanaan, manfaat dan kendala community development BHP Billiton di Kabupaten Murung Raya, dan 2) mengetahui model interaksi masyarakat lokal dan Perusahaan Multinasional yang saling menguntungkan di negara berkembang.
Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi atau pengamatan langsung dan telaah pustaka dan dokumen, yang selanjutnya dianalisis melalui perspektif hubungan internasional. Kasus ini dikaji dengan perspektif hubungan internasional karena keberadaan MNC’s sebagai non State actor yang kiprahnya melintasi batas kedaulatan negara dan beroperasi melalui foreign direct investment (FDI) dan berinteraksi di wilayah negara lain.
Tulisan ini antara lain berisi telaah akademis tentang implementasi dari program Corporate Social Responsibility (CSR) dalam bentuk program pengembangan masyarakat (Community development) PT Lahai Coal BHP Billiton di Kabupaten Murung Raya. Program community development (comdev) adalah program yang lazim digunakan sebagaimana perusahaan pada umumnya dalam menunjukan tanggung jawab perusahaan kepada masyarakat yang terkena dampak operasionalnya.
Pelaksanaan CSR PT Lahai Coal sebagai salah satu anak perusahaan BHP Billiton di Kabupaten Murung Raya Kalimantan Tengah, dilakukan melalui pelaksanaan comdev dalam bidang pendidikan, kesehatan dan peningkatan kapasitas masyarakat. Sejumlah program comdev yang dilaksanakan PT LC dampaknya sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat lokal, khususnya dalam hal peningkatan derajat hidup mereka. Pendekatan CSR dilakukan melalui melalui keterlibatan langsung, dan melalui mitra dengan lembaga lain, yaitu NGO/LSM dan instansi pemerintah. Dalam kaitannya dengan hubungan antara MNC’s dan masyarakat lokal menunjukkan bahwa hubungan ini bersifat positif atau saling menguntungkan satu dengan yang lain, dimana kedua belah pihak mendapat manfaat dari hubungan tersebut.

This research entitled " The Relation between Multinational Corporations (MNC's) with Local Community in The Mine Working Sector, Case Study : The Implementation of Community Development (Comdev) of BHP Biliton in Regency of Murung Raya, Centre of Bomeo." This research aims to: 1) to examine the implementation, benefits and challenges of BHP Billiton’s community development action in the Regency of Murung Raya, and 2) to know the model of interaction between The Local Community and The Multinational Corporations which mutually beneficial in developing countries.
The research methode which have been used is qualitative with case study approach. Collecting data is done through interviews, direct observations, literature studies (books, joumals, and documents), and then being analyzed with the perspective of International relations. The case is reviewed with the perspective of intemational relations because of the existence of the MNC's as a non-state actor that action across State boundaries and sovereignty operates through foreign direct investment (FDI) and interaction in the other countries.
This paper contains of academic research about the implementation of Corporate Social Respohsibility (CSR) program in the form of community development programs (comdev) of PT Lahai Coal BHP Billiton in the Regency of Murung Raya. Comdev program is commonly used as a company is generally indicated in the company's responsibility to the community in the area of operations affected due to the mine workings.
The implementation of CSR PT Lahai Coal as a subsidiary of BHP Billiton in Regency of Murung Raya in Central of Borneo is done through the implementation of community development in the field of education, health and capacity building for community. A numbers of PT LC’s comdev programs impacted for local community, especially to increasing the degree of Citizen’s live. CSR approach were done through the direct involvement and relations with the other institutions, as NGO/NGOs and government institutions. In connection with the relationship between MNC's and local communities indicate that this relationship is mutually beneficial, or positive to one another, where both parties can have the benefit from the relationship.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T26420
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Atik Yulianti
"Penelitian ini menganalisa faktor-faktor yang berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi dan kecenderungan tingkat disparitas antar Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada periode 2005-2012. Penelitian ini menggunakan model regresi data panel fixed effect dan menggunakan indeks Williamson serta indeks Theil untuk mengukur disparitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada periode 2005-2012, (1) investasi pemerintah, pendapatan asli daerah (PAD), tenaga kerja serta aglomerasi industri signifikan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. (2) Terjadi disparitas yang fluktuatif dengan kecenderungan menurun dan tergolong rendah. (3) Tingkat disparitas antar daerah di pulau Bangka lebih lebar dibandingkan dengan tingkat disparitas antar daerah di pulau Belitung dan disparitas antar pulau Bangka dan pulau Belitung.

The objective of this study is to analyze the factors that affecting economic growth and disparities trend between Province of Kepulauan Bangka Belitung districts on the period of 2005-2012. To measure the disparities, this study uses panel data regression with fixed effects model, Williamson index and Theil index. The results of this study indicate that on 2005-2012, (1) government investment, regional income, labor and industrial agglomeration have significant and positive effect on economic growth in the Province of Kepulauan Bangka Belitung districts. (2) There are disparities fluctuation with a declining trend and relatively low. (3) The level of disparity between districts in Bangka Island is wider than the disparity between districts in the Belitung Island and Bangka Belitung Island."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T38934
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>