Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 82268 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vera Mardhani
"Perilaku menonton televisi dapat mempengaruhi perkembangan anak usia sekolah. Penelitian deskriptif korelatif ini dilakukan bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan perilaku menonton televisi dengan perkembangan anak usia sekolah menurut persepsi ibu dengan 81 responden. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku menonton televisi dengan perkembangan anak usia sekolah menurut persepsi ibu (p value = 0,176; α = 0,05). Saran untuk pelayanan keperawatan komunitas, pemberian edukasi kesehatan kepada orang tua dalam merawat dan memantau perilaku perkembangan anak dalam hal menonton acara televisi dan bagi orang tua terutama ibu dalam upaya pencegahan terjadinya perilaku menyimpang atau kekerasan oleh anak.

Television viewing behavior can affect the development of school-age children. Correlative descriptive study was conducted aiming to identify the relationship of behavior to watch television with the development of school-age children as perceived by mothers with 81 respondents. There was no significant association between television viewing behavior with the development of school-age children according to mother?s perception (p value = 0.176; α = 0.05). Suggestions for community nursing services, the provision of health education to parents in caring for and monitoring the development of children's behavior in terms of watching television and for parents, especially mothers in efforts to prevent the occurrence of deviant or violent behavior by children."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S57617
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gracia Amanda Francisca Tinihada
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara parenting style dari ibu bekerja dengan persepsi ibu terhadap prestasi akademik anak usia sekolah. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah The Parenting Styles and Dimensions Questionnaire ` Short Version (PSDQ ` Short Version) dari Robinson, Mandleson, Olsen dan Hart (2001) untuk mengukur parenting style dan Scale of Perceived Academic Achievement (SPAA) dari Sumargi, Haslam dan Filus (2014) untuk mengukur persepsi ibu terhadap prestasi akademik anak. Jumlah partisipan yang terlibat dalam penelitian ini adalah sebanyak 150 orang ibu bekerja penuh waktu yang memiliki anak usia sekolah dan berdomisili di wilayah Jabodetabek. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa authoritative parenting style dari ibu bekerja memiliki hubungan yang positif dengan persepsi ibu terhadap prestasi akademik anak usia sekolah dan authoritarian parenting style dari ibu bekerja memiliki hubungan yang negatif dengan persepsi ibu terhadap prestasi akademik anak usia sekolah.
Hasil ini menunjukkan bahwa ibu bekerja yang menerapkan authoritative parenting style akan mempersepsi prestasi akademik anak usia sekolah secara positif dan ibu bekerja yang menerapkan authoritarian parenting style akan mempersepsi prestasi akademik anak usia sekolah secara negatif. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara usia ibu, tingkat pendidikan ibu, status sosial-ekonomi ibu, budaya suku asal ibu dan jenis kelamin anak dengan parenting style dari ibu bekerja. Selain itu ditemukan pula bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu, status sosial-ekonomi ibu, dan jenis kelamin anak dengan persepsi ibu terhadap prestasi akademik anak usia sekolah.

The objective of the present study is to investigate the correlation between parenting style of working mothers and mothers` perception of the academic achievement of school-age children. Parenting style is measured with The Parenting Styles and Dimensions Questionnaire ` Short Version (PSDQ ` Short Version) (Robinson, Mandleson, Olsen & Hart, 2001). Mothers` perception of the academic achievement is measured with Scale of Perceived Academic Achievement (SPAA) (Sumargi, Haslam & Filus, 2014). 150 full-time working mothers with at least one school-age child and who live in Jabodetabek region participated in this study. The result of this study shows that authoritative and authoritarian parenting style are significantly correlated with the mothers` perception of the academic achievement of school-age children. This result means that working mothers who use authoritative parenting style will perceive the academic achievement of their school-age children positively and working mothers who use authoritarian parenting style will perceive the academic achievement of their school-age children negatively.
The result of this study also shows that mothers` age, mothers` educational level, mothers` socioeconomic status, mothers` culture of origin, and children`s gender are not significantly correlated with parenting style of working mothers. Moreover, the result of this study also shows that mothers` educational level, mothers` socioeconomic status, and children`s gender are not significantly correlated with mothers` perception of the academic achievement of school-age children."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S60881
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lediya Muthmainah
"Televisi adalah media penyampaian informasi yang digemari oleh anak-anak. Televisi sering menayangkan adegan kekerasan yang dapat ditiru oleh anak yang menontonnya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara menonton tayangan kekerasan di televisi dengan perilaku kekerasan yang dilakukan anak usia sekolah di SDN Margajaya IV Bekasi. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode deskriptif korelatif.
Penelitian ini melibatkan 68 orang murid yang diberikan keusioner mengenai data demografi, aktivitas menonton tayangan kekerasan, dan perilaku kekerasan yang dilakukan. Berdasarkan hasil uji statistik Chi Square diperoleh nilai p = 0,228 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan menonton tayangan kekerasan di televisi dengan perilaku kekerasan yang dilakukan oleh anak usia sekolah di SDN Margajaya IV Bekasi.

Television is a media to deliver information that favored by children. Television often show scenes of violence which can be imitated by children who watch it. Therefore, this study aims to determine the relationship between watching violence impressions with violent behavior school-age children which conducted at SDN Margajaya IV. The study design used in this study is correlative quantitative descriptive method.
The study involved 68 students were given keusioner regarding demographic data, the activity of watching violence, and violent behavior is performed. Based on statistical test results obtained Chi Square p-value = 0.228 it can be concluded that there was no relationship watching violence on television with violent behavior committed by school-age children at SDN Margajaya Bekasi IV.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S42632
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Desy Rizki Ariani
"ABSTRAK
Perilaku merokok masyarakat Indonesia meningkat dan dapat mengakibatkan masalah kesehatan bagi pengguna rokok bahkan menyerang kematian. Perilaku merokok saat ini mengalami pergeseran usia lebih muda bahkan cenderung anak-anak. Hal ini menjadi prihatin pada kondisi kesehatan anak usia sekolah yang sudah berperilaku merokok. tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan faktor risiko dengan perilaku dan persepsi merokok pada anak usia sekolah dasar di Kabupaten Karawang. Metode penelitian deskriptif korelatif dengan desain cross-sectional. Sampel sebanyak 356 responden rentang usia 9-12 tahun menggunakan teknik random sampling. Data dianalisis menggunakan korelasi, ada hubungan faktor risiko usia pertama kali merokok, ajakan teman sebaya, keluarga perokok, dan ekonomi dengan perilaku merokok anak usia sekolah dasar, dan terdapat hubungan faktor risiko mengikuti tren dan ingin keren, keluarga perokok dengan persepsi merokok anak usia sekolah dasar. Analisis multivariat regresi linier ganda menunjukan faktor paling dominan berhubungan dengan perilaku merokok yaitu usia pertama kali merokok. sedangkan faktor paling dominan berhubungan dengan persepsi merokok yaitu keluarga perokok. Temuan dalam penelitian ini menyarankan pemberian pendidikan kesehatan pada anak usia sekolah tentang bahaya merokok.

ABSTRACT
Smoking behavior of Indonesians is increasing and can lead to health problems for cigarette users and even death. Smoking behavior is currently experiencing a shift in younger age even tends to children. This becomes concerned with the health condition of school aged children who have already behaved in smoking. the purpose of this study is to know the relationship of risk factors with smoking behavior and perception in elementary school age children in Kabupaten Karawang. The research method is descriptive correlative with cross sectional design. The sample of 356 respondents ranged from 9 12 years old using random sampling technique. The data were analyzed using correlation, there were correlation of age first risk factor of smoking, invitation of peers, family of smoker, and economy with smoking behavior of elementary school age children, and there was correlation of risk factor following trend and wanted cool, smoker family with smoker perception basic. Multiple linear regression multivariate analysis showed the most dominant factor related to smoking behavior that is first age of smoking. while the most dominant factor is related to smoking perception that is family of smoker. The findings in this study suggest providing health education to school aged children about the dangers of smoking."
2018
T50467
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasna Khairunnisa
"Peningkatan atensi terhadap penggunaan Screen Time orang tua maupun anak sudah menjadi bagian integral dalam kehidupan. Sayangnya, anak usia sekolah saat ini lebih sering beraktivitas dengan hanya menatap layar selama waktu yang lama. Hal itu, membuat anak terpapar layar dengan durasi yang melebihi rekomendasi sehingga menimbulkan efek negatif terhadap tumbuh kembang anak. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran Screen Time dan mengidentifikasi hubungan lama Screen Time dengan perkembangan sosial. Penelitian menggunakan pendekatan cross-sectional pada 285 responden orang tua yang sesuai dengan kriteria inklusi melalui metode stratified sampling. Instrumen SCREENS-Q untuk mengukur Screen Time dan Strength and difficulties Questionnaire (SDQ) mengukur perkembangan sosial. Hasil penelitian menunjukkan 74,4% anak mengalami Screen Time berlebihan dan terdapat hubungan antara lama Screen Time dengan setiap sub-skala perkembangan sosial (p value <0,05). Peneliti merekomendasikan adanya sosialisasi dan kerjasama pihak tenaga kesehatan dengan orang tua untuk mencari solusi bersama mengatasi permasalahan ini.

Increasing attention to the use of Screen Time for parents and children has become an integral part of life. Unfortunately, today's school-age children are more active by just staring at the screen for a long time. This causes children to be exposed to screens for a duration that exceeds the recommendations, which has a negative effect on children's development. This study aims to look at the description of Screen Time and identify the relationship between long Screen Time and social development. The study used a cross-sectional approach to 285 parents who fit the inclusion criteria through a stratified sampling method. The SCREENS-Q instrument to measure Screen Time and the Strength and Difficulty Questionnaire (SDQ) to measure social development. The results showed that 74.4% of children experienced excessive Screen Time and there was a relationship between the length of Screen Time and each social development sub-scale (p value <0.05). Researchers recommend socialization and collaboration between health workers and parents to find solutions together to overcome this problem."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tressia Febrianti
"Usia prasekolah merupakan periode perkembangan yang terjadi mulai akhir usia bayi sampai usia 5 atau 6 tahun, Pada masa ini pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada otak anak berkembang sangat pesat. Stimulasi perkembangan penting dilakukan untuk memaksimalkan seluruh potensi yang dimiliki anak selaras dengan tugas perkembangan keluarga pada anak usia pra sekolah yaitu membantu anak dalam mencapai tugas perkembangnnya melalui aktivitas yang dilakukan anak untuk penerimaan berbagai peningkatan keterampilan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan tugas perkembangan keluarga dan penerapan stimulasi terhadap kemampuan perkembangan anak pada usia prasekolah di Kota Bengkulu Tahun 2022. Desain penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif korelasional melalui pendekatan cross sectional study, Analisis data bivariat menggunakan uji chi-square dengan hasil nilai p=0,000 < α 0,05 artinya terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan tugas perkembangan keluarga dan penerapan stimulasi perkembangan terhadap kemampuan perkembangan pada anak usia pra sekolah, Hasil analisis multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik didapatkan faktor yang paling berhubungan terhadap perkembangan anak usia pra sekolah adalah penerapan stimulasi perkembangan dengan nilai OR 10,249. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan bagi perawat komunitas untuk dapat lebih aktif dalam melakukan asuhan keperawatan dengan pendekatan keluarga sehingga keluarga dan masyarakat dapat mendapatkan informasi mengenai tugas perkembangan keluarga dan mampu melakukan stimulasi perkembangan anak sesuai dengan usia anak sehingga kemampuan perkembangan anak dapat dioptimalkan

Preschool age is a period of development that occurs from the end of the baby's age to the age of 5 or 6 years. At this time the growth and development that occurs in the child's brain develops very rapidly. Developmental stimulation is important to do to maximize the full potential of the child in line with the task of family development in pre-school age children, namely helping children in achieving their developmental tasks through activities carried out by children to receive various skills enhancements. This study aims to identify the relationship between family development tasks and the application of stimulation to the developmental ability of children at preschool age in Bengkulu City in 2022. The research design used was descriptive correlational method through a cross sectional study approach. Bivariate data analysis using chi-square test with the results of p = 0.000 < 0.05, it means that there is a significant relationship between knowledge of family development tasks and the application of developmental stimulation to developmental abilities in pre-school age children. The results of multivariate analysis using logistic regression test obtained the factors most related to the development of pre-school age children. is the application of developmental stimulation with an OR value of 10.249. The results of this study are expected to be the basis for community nurses to be more active in carrying out nursing care with a family approach so that families and the community can get information about family development tasks and are able to stimulate child development according to the child's age so that children's developmental abilities can be optimized."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shifa Syahidatul Wafa
"Ibu bekerja pada umumnya memiliki waktu yang terbatas untuk berinteraksi dengan anaknya padahal anak usia prasekolah sedang mengalami puncak perkembangan kognitif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan dan arah hubungan antara pola asuh ibu bekerja dengan perkembangan kognitif anak usia prasekolah. Desain penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional yang melibatkan 45 responden ibu bekerja beserta anaknya di dua TK di Kelurahan Cipayung Jakarta Timur dengan teknik Cluster Sampling.
Hasil uji Korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang lemah dan negatif antara pola asuh otoriter (r= -0,071) dan permisif (r= -0,164) dengan perkembangan kognitif anak usia prasekolah, namun terdapat hubungan yang lemah dan positif antara pola asuh demokratis (r= 0,036) dengan perkembangan kognitif anak usia prasekolah. Penelitian ini merekomendasikan kepada praktisi kesehatan untuk memberikan informasi kepada ibu yang bekerja tentang jenis pola asuh yang dapat mendukung perkembangan kognitif anak.

Most of working mothers have limited time to interact with their children while preschool-aged children reach their peak cognitive development. This research is aimed to identify the power and the linear relationship between parenting styles and cognitive development of preschool-aged children. Design used in this research is Cross Sectional which took 45 respondents of working mothers and their children in kindergartens at administrative village of Cipayung East Jakarta as the sample of the study who were chosen by using Cluster Sampling technique.
The result of Spearman’s Rank Correlation test showed there were weak and negative correlation between authoritarian parenting (r= -0,071) and permissive parenting (r= -0,164) with the cognitive development of preschool-aged children, however there were weak and positive correlation between authoritative parenting (r= 0,036) and the cognitive development of preschool-aged children. This research is recommended to the health practitioner to give information to working mothers about the type of parenting styles that can support children’s cognitive development.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S59807
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dara Malahayati
"ABSTRAK
Video game semakin popular di semua kalangan, termasuk anak-anak. Bermain
video game secara berlebihan diperkirakan dapat mempengaruhi motivasi belajar
anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan
bermain video game dengan tingkat motivasi belajar pada anak usia sekolah.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif dengan teknik
stratified sampling. Penelitian ini dilakukan di salah satu SD di Depok dengan
jumlah sampel 106 orang. Data penelitian diujikan dengan menggunakan uji chi
square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan bermain video game
anak-anak di sekolah ini 65% tergolong kategori normal (waktu yang tidak
berlebihan). Di sisi lain, tingkat motivasi belajar anak-anak di sekolah ini 56%
tergolong kategori rendah. Kesimpulan penelitian ini menunjukan bahwa tidak
ada hubungan antara kebiasaan bermain video game dengan tingkat motivasi
belajar. Hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan bagi perawat untuk
memberikan edukasi dan konseling mengenai peningkatan motivasi belajar baik
secara langsung pada anak maupun melalui orangtua.

ABSTRACT
Video games are more popular in everyone, including children. Play video games
redundantly can be affecting the children's learning motivation. The purpose of
the research is to determine the correlation between the habit of playing video
game and the level of motivation learning in school-age children. The method of
the research is a descriptive correlative with the stratified sampling technique.
The research was conducted at a primary school in Depok with total sample of
106 people. The research data was tested by using a chi square test. The result
showed that the habit of playing video game of the children in this school is 65%
in normal category (not over time). On the other side, the level of motivation
learning of the children in this school is 56% in low category. The conclusion of
this research showed that there is no a correlation between the habit of playing
video game and the level of learning motivation. The results of this research can
be used as references for nurses in giving education and counseling about
increasing learning motivating directly for school-age children or for their
parents."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S42742
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nuraini Kusuma Dewi
"Keluarga militer cenderung memiliki budaya khas yang berbeda dari keluarga pada umumnya. Budaya tersebut mencakup praktik pengasuhan bergaya militer, stres finansial, frekuensi perpindahan tempat tinggal yang tinggi (relokasi) dan perpisahan dengan pasangan akibat tugas dinas jarak jauh (deployment). Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa budaya tersebut dapat memunculkan tantangan-tantangan yang dapat meningkatkan kerentanan stres pengasuhan pada istri anggota militer. Di samping itu, tugas pengasuhan anak usia sekolah dasar dapat menjadi tantangan tambahan yang dapat memicu stres pengasuhan pada istri anggota militer. Sehubungan dengan hal tersebut, sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa praktik mindful parenting berhubungan dengan penurunan tingkat stres pengasuhan pada ibu dari berbagai latar belakang sosial. Selanjutnya, partisipan (n=135) diuji menggunakan Interpersonal Mindfulness in Parenting Scale untuk mengukur mindful parenting dan The Parenting Stress Index – Short Form untuk mengukur tingkat stres pengasuhan. Dalam penelitian ini, menggunakan desain penelitain korelasional dengan jumlah sampel 135. Selanjutnya, uji korelasi menunjukkan adanya hubungan negatif antara mindful parenting dan stres pengasuhan. Hal ini menandakan bahwa semakin tinggi keterampilan mindful parenting maka semakin rendah tingkat stres pengasuhan. Hasil menunjukkan terdapat korelasi negatif antara kedua variabel, maupun dengan dimensi-dimensi mindful parenting.

Military families tend to have a distinctive culture which different from other families. This culture includes military-style parenting practices, financial stress, high frequency of relocation and separation from spouse due to long-distance service assignments (deployment). A number of studies have shown that this culture can present challenges which can increase the vulnerability to parenting stress in mothers from military families. In addition, the task of caring for school age children which can be an additional challenge that can trigger parenting stress for mothers from military families. In this regard, a number of studies have shown that mindful parenting practices are associated with reduced levels of parenting stress in mothers from various social backgrounds. Thus, this study wanted to examine the relationship between mindful parenting and parenting stress on mothers from military families with school age children (6 to 12 years). Furthermore, participants (n=135) were tested using the Interpersonal Mindfulness in Parenting Scale to measure mindful parenting capacity and The Parenting Stress Index – Short Form to measure the level of parenting stress. Trough convencience sampling technicque, participants with an age range of 24 until 55 years (M = 39, SD = 6,2). The correlation test showed a negative correlation between mindful parenting and parenting stress. This result indicates that the higher the mindful parenting skill, the lower the level of parenting stress."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratri Tamayanti
"Pemakaian internet berlebih dapat menyebabkan kecanduan internet. Kecanduan internet menyebabkan berbagai dampak negatif, salah satunya perkembangan sosial. Perkembangan sosial anak usia sekolah merupakan masa peralihan yang memiliki rasa ketertarikan untuk mengeksplorasi lingkungan sekitar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kecanduan internet dengan perkembangan sosial anak usia sekolah di Kelurahan Makasar. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan jumlah responden 287 yang dipilih melalui teknik cluster stratified random sampling. Pengukuran kecanduan internet menggunakan instrumen Internet Addiction Test dan perkembangan sosial anak diukur menggunakan instrumen Social Skill Inventory. Hasil penelitian dianalisis menggunakan uji korelasi gamma dan didapatkan hasil bahwa terdapat korelasi yang bermakna dengan arah korelasi positif dengan kekuataan korelasi kuat antara kecanduan internet dengan perkembanan sosial anak (p value= 0,0001, r= 0,615). Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi dan invoasi untuk edukasi pemakaian internet yang bijak dan menstimulus perkembangan sosial anak dalam proses pembelajaran di rumah atau sekolah.

Excessive use of the internet can cause internet addiction. Internet addiction causes various negative effects, one of which is social development. The social development of school-age children is a transitional period that has an interest in exploring the surrounding environment. This study aims to adhere to the relationship of internet addiction to the social development of school-age children in the Makassar Village. The research design used was cross-sectional with the number of respondents 287 selected through the cluster stratified random sampling technique. Measurements of internet addiction using the Internet Addiction Test instrument and the development of child sosia were measured using the Social Skill Inventory instrument. The results of the study were annotated using the gamma correlation test and the results showed that there was a significant correlation with the direction of the positive correlation with the strong correlation between internet addiction and children's social development (p = 0,0001, r = 0.615). The results of the research are expected to be used as information and investment for educating wise internet usage and stimulating children's social development in the learning process at home or school."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>