Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 206614 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sianipar, Maylan Tiolina Misrain
"Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tergolong tinggi. Laporan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 menunjukkan bahwa semakin rendah kuintil kekayaan (semakin miskin), maka AKB akan semakin tinggi. Penelitian ini bertujuan mengetahui determinan kematian bayi pada keluarga miskin di Indonesia dalam rangka upaya mencegah kematian bayi pada keluarga miskin dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat perekonomian rendah.
Penelitian ini menggunakan desain studi crossectional dengan populasi penelitian meliputi wanita usia subur 15 - 49 tahun yang berada pada kuintil 1 (poorest) dan kuintil 2 (poorer).
Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa determinan kematian bayi pada keluarga miskin di Indonesia adalah berat bayi lahir, jenis kelamin bayi, dan penolong persalinan, sedangkan umur ibu, paritas, jarak kelahiran, jumlah kunjungan pemeriksaan antenatal, ukuran bayi saat lahir, dan tempat persalinan merupakan variabel konfounding.
Pemerintah perlu menyediakan pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau oleh keluarga miskin ataupun mendatangi keluarga miskin untuk melakukan pemeriksaan antenatal. Pengelola program kesehatan perlu mengupayakan program yang membantu ibu miskin memenuhi kecukupan gizi selama mengandung untuk mencegah bayi lahir dengan BBLR; mengintervensi ibu terkait pengaruh jenis kelamin bayi terhadap kematian bayi sehingga dapat dilakukan pencegahan sejak dini; dan menggalakkan program kesehatan yang mengupayakan agar ibu dapat bersalin di fasilitas kesehatan dan ditolong oleh petugas kesehatan.

fant Mortality Rate (IMR) in Indonesia is still relatively high. Reports Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) 2012 show that the lower quintiles of wealth (the poor), the IMR will be higher. This study aims to find out the determinants of infant mortality in poor families in Indonesia in an effort to prevent infant mortality in poor family and improve the health of low economic communities.
This study used a cross-sectional study design with the study population includes women of childbearing age 15-49 years who are in quintile 1 (poorest) and quintile 2 (poorer).
Multivariate analysis show that the determinants of infant mortality in poor families in Indonesia were birth weight, infant gender, and assistance of delivery, while maternal age, parity, birth spacing, number of antenatal visits, size of the infant at birth, and place of delivery is the variable konfounding.
The government should provide health care that is easily accessible by poor families or poor families came to do the antenatal care. Health program managers need to pursue programs that help meet the nutritional adequacy poor mothers during pregnancy to prevent infant delivery with low birth weight; mother intervenes related to the influence of the sex of the infant so that the infant mortality can do early prevention; and promote health programs support mothers to delivery at health facility and adelivery by health workers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S56003
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nursania
"Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 diketahui AKB di Indonesia adalah 32 kematian per 1000 kelahiran hidup. Angka ini masih jauh dari target Renstra Kementerian Kesehatan RI Tahun 2010-2014 yang menargetkan AKB tahun 2014 sebesar 24/1000 kelahiran hidup, dan target Millenium Development Goals (MDGs) yang menargetkan AKB tahun 2015 sebesar 23/1000 kelahiran hidup. AKB tersebut menunjukan peningkatan derajat kesehatan anak di Indonesia belum sesuai dengan yang diharapkan, dan dapat mengancam kelangsungan hidup anak di Indonesia.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui determinan kematian bayi di Indonesia dengan menganalisis lebih lanjut data SDKI Tahun 2012. Determinan kematian bayi pada peneilitian ini dapat dilihat dari faktor ibu (umur ibu saat melahirkan, pendidikan ibu, status pekerjaan ibu, paritas, perdarahan saat melahirkan, merokok), faktor lingkungan (keadaan rumah, wilayah tempat tinggal, status ekonomi), faktor bayi (jenis kelamin, berat bayi lahir, mendapatkan ASI), faktor upaya kesehatan (pemberian imunisasi tetanus pada saat ibu hamil, mendapat pil/sirup zat besi pada saat ibu hamil, tempat persalinan, penolong persalinan, kepemilikan jaminan kesehatan).
Unit analisis adalah bayi yang lahir dalam rentang waktu setahun sebelum survei SDKI 2012. Desain penelitian adalah cross sectional dengan menggunakan analisis regresi logistik. Hasil penelitian diketahui dari 2965 bayi yang lahir dalam rentang waktu setahun sebelum survei, 1,9% meninggal dunia, dan 98,1% bayi masih hidup. Diketahui faktor status ibu bekerja, berat bayi lahir, dan mendapatkan air susu ibu merupakan faktor yang signifikan terhadap kematian bayi, dengan faktor dominan adalah faktor mendapatkan air susu ibu (ASI).
Penelitian ini menyarankan agar memasyarakatkan pentingnya ASI, pentingnya nutrisi ibu hamil, meningkatkan kualitas penatalaksanaan bayi berat lahir rendah (BBLR), serta meningkatkan akses, kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak dengan memperhatikan aspek teknis dan manajerial.

Based on Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) 2012 IMR in Indonesia known is 32 deaths per 1000 live births. This figure is still far from the target of the Ministry of Health Strategic Plan, 2010-2014 targeting 2014 IMR of 24/1000 live births, and the millennium Development Goals (MDGs) that targets IMR 2015 at 23/1000 live births. The IMR showed an increase in the degree of child health in Indonesia is not as expected, and could threaten the survival of children in Indonesia.
This study was conducted to determine the determinants of infant mortality in Indonesia to further analyze the data IDHS 2012. Determinants of infant mortality in this study can be seen from maternal factors (maternal age, maternal education, maternal employment status, parity, bleeding during childbirth, smoking), environmental factors (home state, region of residence, economic status), infant factors (gender, birth weight, breast fed), and factors of health efforts (tetanus immunization of pregnant women at the time, got pills/syrup iron, place of delivery, birth attendents, health insurance ownership).
The unit of analysis is the baby born in the span of a year prior to the survey IDHS 2012. Study design was cross-sectional by using logistic regression analysis. The results of the 2965 research showed the babies born in the span of a year before the survey, 1,9% died, and 98,1% of babies are still alive. Known factors working mother status, birth weight, and get breast milk is a significant to infant mortality, the dominant factor is the factor of getting breast milk.
This study suggests that promote the importance of breastfeeding, the importance of maternal nutrition, improve the quality of management of low birth weight (LBW), as wel as improving access, quantity and quality of maternal and child health services by taking into account the technical and managerial aspects.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41898
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Putriani Laksana
"Skripsi ini membahas tentang determinan kematian bayi di Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi dengan menggunakan uji korelasi. Variabel independen yang dibahas dalam penelitian ini bersumber dari data SDKI 2012 meliputi faktor demografi (daerah tempat tinggal), faktor ibu dan bayi (usia ibu, pendidikan, paritas dan berat bayi lahir), dan faktor pengendalian penyakit per orangan (frekuensi ANC, penolong persalinan, Inisiasi Menyusu Dini, dan waktu kunjungan neonatal).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang memiliki korelasi dengan tingginya AKB di Indonesia adalah daerah pedesaan, pendidikan tidak tamat SD/sekolah, paritas >5 anak, berat bayi lahir <2500 anak, frekuensi ANC <4 kali, penolong persalinan oleh tenaga kesehatan, dan waktu kunjungan neonatal >7hari.

This thesis discusses about the determinants of infant deaths in Indonesia. This study use the ecological study design with correlation test. The independent variables in this study data sourced from IDHS 2012 include demographic factors (area of residence), maternal and infant factors (maternal age, education, parity and birth weight), and factor per puppets disease control (ANC frequency, birth attendants, breastfeeding early, and time of the visit neonatal).
The results showed that the variables that have a high correlation with IMR per provinces is a rural area, do not complete primary school education / school, parity > 5 children, birth weight <2500 children, the frequency of ANC <4 times, auxiliary delivery by health workes, and neonatal visits > 7 days.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S57315
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irba Alifa Taqiyya
"Angka kematian bayi (AKB) didefinisikan sebagai jumlah kematian bayi di bawah usia satu tahun per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu. Angka kematian bayi merupakan salah satu indikator penting yang dapat mencerminkan derajat kesehatan suatu masyarakat. Target angka kematian bayi pada Sustainable Development Goals (SDGs) yang berlaku sejak tahun 2015 sampai tahun 2030 adalah 12 kematian per 1000 kelahiran hidup. Berdasarkan hasil long form sensus penduduk BPS, AKB di Indonesia tahun 2022 adalah 17 kematian per 1000 kelahiran hidup, angka tersebut masih tergolong tinggi apabila dibandingkan dengan beberapa negara di ASEAN. Angka kematian bayi dipengaruhi oleh beberapa variabel. Analisis mengenai variabel-variabel yang memengaruhi AKB dapat dilakukan dengan analisis regresi linier klasik. Namun, nilai pengamatan seperti AKB dan variabel-variabel yang memengaruhinya memuat informasi lokasi (spasial), sehingga seringkali terjadi ketergantungan spasial antar pengamatan yang mengakibatkan asumsi saling bebas pada model regresi linier tidak terpenuhi. Oleh karena itu, pemodelan dapat dilakukan dengan menggunakan model regresi spasial yang memperhatikan keterkaitan antar lokasi. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis ketergantungan spasial pada data AKB di  Pulau Jawa dan memodelkan AKB di Pulau Jawa tahun 2022 menggunakan General Nesting Spatial Model (GNSM) untuk menganalisis variabel-variabel yang memengaruhinya. Hasil uji autokorelasi spasial menggunakan uji Moran’s I menyimpulkan bahwa terdapat autokorelasi spasial pada variabel terikat (AKB), variabel bebas, dan pada residual model regresi linier. Berdasarkan nilai AIC dan, diperoleh kesimpulan General Nesting Spatial Model (GNSM) lebih baik dalam memodelkan Angka Kematian Bayi (AKB) di Pulau Jawa tahun 2022 dibandingkan Spatial Durbin Model (SDM) dan General Spatial Model(GSM).

Infant mortality rate (IMR) is defined as the number of deaths of infants under one year of age per 1000 live births in a given year. Infant mortality rate is one of the important indicators that can reflect the health level of a community. The infant mortality target in the Sustainable Development Goals (SDGs) that apply since 2015 to 2030 is 12 deaths per 1000 live births. Based on the results of the BPS long form population census, the IMR in Indonesia in 2022 is 17 deaths per 1000 live births, which is still relatively high compared to several countries in ASEAN. Infant mortality rates are influenced by several variables. Analysis of the variables that influence IMR can be done with classical linear regression analysis. However, observation values such as IMR and the variables that affect it contain location (spatial) information, so there is often spatial dependence between observations which results in the assumption of mutual independence in linear regression models not being met. Therefore, modeling can be done using spatial regression model that considers the interrelationships between locations. The purpose of this study is to analyze the spatial dependence of IMR data in Java Island and model IMR in Java Island in 2022 using the General Nesting Spatial Model (GNSM) to analyze the variables that affect it. The results of the spatial autocorrelation test using Moran's I test concluded that there is spatial autocorrelation in the dependent variable (IMR), independent variables, and in the residuals of the linear regression model. Based on the AIC and  values, it is concluded that General Nesting Spatial Model (GNSM) is better in modeling the Infant Mortality Rate (IMR) in Java Island in 2022 than Spatial Durbin Model (SDM) and General Spatial Model (GSM)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rise Nurhasanah
"Tesis ini membahas pengaruh kehamilan tidak diinginkan terhadap kejadian kematian bayi di Indonesia dengan menggunakan data sekunder hasil SDKI tahun 2012 yang mencakup 33 provinsi. Analisis dilakukan pada wanita usia subur yang melahirkan anak dalam 5 tahun terakhir sebelum survei. Variabel dalam analisis akan dibatasi pada wanita usia subur, anak terakhir dan tidak kembar. serta beberapa variabel kovariat seperti faktor maternal (wilayah tempat tinggal, pendidikan terakhir ibu, umur pada saat melahirkan, status ekonomi, jarak lahir, paritas dan komplikasi kehamilan), faktor gizi (ASI Segera), dan faktor pelayanan kesehatan (Imunisasi Tetanus Toxoid, pemeriksaan kehamilan sesuai standar, penolong persalinan dan kunjungan neonatal pertama (KN-1)).
Hasil penelitian menyarankan bahwa kehamilan tidak diinginkan dapat dicegah dengan melakukan sosialisasi menyeluruh meliputi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) terhadap program Keluarga Berencana (KB); membuat kelompok pemberdayaan wanita; melakukan intervensi pra-konsepsi berupa pendidikan kesehatan reproduksi untuk siswa tingkat pendidikan menengah; mengarahkan ibu yang sudah melahirkan untuk menggunakan KB pasca-persalinan dengan MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang); dan meningkatkan peran posyandu.

This thesis studies the influence of an unintended pregnancy on infant mortality in Indonesia by using secondary data from the Demographic and Health Survey in 2012 that covers 33 provinces. The analysis was performed in women of childbearing age who gave birth in the last 5 years prior to the survey. Variables in the analysis will be restricted to women of childbearing age, the last child and not twins. as well as variables covariates such as maternal factors (region of residence, last education of mothers, age of childbirth, economic status, birth interval, parity and pregnancy complications), nutritional factors (breast milk immediately), and Health Services factors (Tetanus Toxoid Immunization, antenatal care, give birth care, and first neo natal visit (KN-1)).
Results of the study suggest that unintended pregnancies can be prevented by socialization includes Communications, Information and Education for the Family Planning Program; create a group of women's empowerment; Pre-conception intervention in the form of reproductive health education for secondary level students; Directing mothers who had given birth to use post-natal Contraception with LTCM (Long-Term Contraceptive Methods); and enhance the role of Posyandu.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T44932
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Azizah
"Kematian bayi merupakan hal yang penting. Meksi begitu, AKB di Indonesia belum turun sesuai potensi idealnya. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun (SDKI) 2017 dengan populasi penelitian yaitu Wanita Usia Subur (WUS) 15 – 49 tahun. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kematian bayi dan variabel independent dalam penelitian ini yaitu pendidikan ibu, pekerjaan ibu, indeks kekayaan rumah tangga, karakteristik wilayah, kawasan daerah, inisiasi menyusui dini (IMD), layanan antenatal, layanan pos natal, tempat persalinan, penolong persalinan, usia ibu melahirkan, status kehamilan, paritas, interval kehamilan, jenis kelamin, berat lahir bayi, komplikasi kehamilan, dan komplikasi persalinan. Hasil analisis multivariat menunjukkan faktor risiko paling dominan adalah pekerjaan ibu. Ibu yang bekerja 2,2 kali lebih tinggi berisiko mengalami kejadian kematian bayi dibanding yang tidak bekerja. Untuk itu, ibu yang mengalami kehamilan wajib memperhatikan dan melakukan layanan antenatal. Jika terdapat penyulit kehamilan, sebisa mungkin tidak melakukan pekerjaan dengan aktifitas berat agar berat. Serta melakukan layanan pos natal jika bayi yang lahir <2500 gram atau >3500 gram.

Infant mortality is important. However, IMR in Indonesia has not decreased according to its ideal potential. This study uses secondary data from the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) with the study population, women of reproductive age (WUS) 15 - 49 years. The dependent variable in this study was infant mortality and the independent variables in this study were maternal education, maternal occupation, household wealth index, regional characteristics, regional area, early breastfeeding initiation, antenatal services, post-natal services, place of delivery, delivery helper, maternal age, pregnancy status, parity, pregnancy interval, gender, birth weight, pregnancy complications, and delivery complications. The result of multivariate analysis showed that the most dominant risk factors were maternal occupation. Working mothers are 2.2 times higher risk experiencing infant mortality than those who do not work. For this reason, mothers who are experiencing pregnancy are obliged looking for antenatal services. If there is pregnancy complication, better do not do heavy work. As well as carrying out a pos natal service if the baby is born <2500 grams or> 3500 grams."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laila Mardiana Rohmatillah
"Indonesia menghadapi tantangan besar dalam buruknya praktik Pemberian Makan pada Bayi dan Anak PMBA . Salah satu intervensi yang telah dilakukan oleh pemerintah adalah program pelatihan PMBA bagi kader posyandu yang diselenggarakan oleh MCA-I pada tahun 2016. Penelitian ini tidak memberikan pelatihan dan hanya bertujuan untuk mengevaluasi dampak pelatihan PMBA dengan membandingkan pengetahuan dan praktik ibu terkait pemberian makan pada bayi dan anak yang tinggal di daerah yang sudah mendapatkan pelatihan PMBA dan daerah yang belum mendapatkan pelatihan PMBA.
Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Data dikumpulkan dengan mewawancarai pengasuh yang mempunyai balita berumur 0-23 bulan di kedua wilayah. Informasi tentang implementasi pelatihan PMBA di lapangan di dapatkan dengan mewawancarai kader posyandu, staff puskesmas, staff dinas kesehatan dan staff MCA-I. Data untuk kuantitatif dianalisis menggunakan chi-square test dan analisis multivariate. Kemudian data kualitatif dianalisis menggunakan koding dan identifikasi tema dari transkrip verbatim menggunakan software Dedoose.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengasuh yang tinggal di daerah tempat dilakukannya pelatihan PMBA mempunyai pengetahuan yang lebih baik daripada pengasuh yang tinggal di daerah non-pelatihan PMBA. Terdapat perbedaan pengetahuan pengasuh di daerah pelatihan PMBA dan non-pelatihan PMBA p.

Indonesia was facing big challenge of having high of poor in Infant and Young Child feeding IYCF practices. One of intervention has been done by government was IYCF training program in posyandu cadres that was organized by MCA I in 2016. This study did not conduct the training and only aimed to evaluate impact of IYCF training program by comparing IYCF knowledge and practice of caregivers living in IYCF training program and non IYCF training program.
Cross sectional study was conducted using qualitative and quantitative approach mixed methods . Data were collected through interview with caregivers who have children 0 23 months both in IYCF training area and non IYCF training area. In depth interviews were conducted with key informants i.e. posyandu cadres, puskesmas staff, district health office staff, and MCA I staff to understand the implementation of IYCF training program. Data analysis for quantitative data was done with statistical test using chi square test and multivariate analysis. Thus, data analysis for qualitative data was done through coding and identifying themes from verbatim transcripts using Dedoose software.
The study shown that caregivers in IYCF training area have better knowledge than caregivers in non IYCF training area. There was significant different in caregivers rsquo knowledge in IYCF training area and non IYCF training area p.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enok Mamah Siti Murtasimah
"Tanpa dipengaruhi pengalaman sebelumnya, primigravida sering mengalami kebingungan dan kecemasan dalam melalui adaptasi kehamilan dan memilih penolong persalinan. Penolong persalinan memegang peranan penting dalam membantu primigravida menjaga kehamilan dan persalinan yang aman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi gambaran karakteristik penolong persalinan yang dipilih primigravida. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif sederhana. Sebanyak 47 kuesioner disebarkan. Hampir seluruh primigravida telah memilih tenaga kesehatan (bidan dan dokter kandungan) sebagai penolong persalinan namun tidak ada primigravida yang memilih perawat maternitas. Masih ditemukan primigravida yang memilih dukun beranak. Usia penolong persalinan tidak menjadi alasan primigravida memilih penolongnya. Pengalaman dan jenis kelamin perempuan menjadi faktor utama dalam memilih penolong persalinan. Tempat praktik pribadi penolong persalinan menjadi pilihan primigravida. Serta pelayanan yang memuaskan menjadi pilihan dari karakteristik sikap penolong persalinan. Kualitas pelayanan penolong persalinan perlu ditingkatkan untuk meningkatkan rasa aman pada primigravida.

Regardless of previous experience, primigravid often experience confusion and anxiety through pregnancy adaptation and choosing labor helper. Labor helper play an important role to help primigravid to maintain maternal and labor safety. The purpose of this study was to identify the characteristics of labor helper selected by primigravid. This study used simple descriptive approach. As many as 47 questionnaires were distributed. Almost all primigravida had chosen health workers (midwives and obstetricians) as a labor helper. However, there is no primigvida who choose maternal health nurse. There are some primigavida who were still choosing witchdoctor. The age of labor helper didn't bother promigavid in choosing their helper. Experience and female gender were major factors in choosing labor helper. The practice place of helpers and satisfy service became primigravid options. Labor helper service quality need to be improved to provide more secure feeling among primigravid.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S42785
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Swadesi
"Di negara berkembang termasuk Indonesia, setiap tahun lebih dari 11 juta anak memnggal sebelum mereka berusia lima tahun, dan terbanyak meninggal sebelum berusia satu tahun. Tujuh dari sepuluh kematian balita disebabkan diantaranya oleh (ISPA) terutama pnemonia. WHO dan UNICEF mengembangkan suatu strategi yang disebut Integrated Management of Childhood Illness (MCI) dan di Indonesia diadopsi menjadi Manajemen Terpadu Balita Sakit ( MTBS ). Pada tahun 2001 Propinsi Riau mulai melakukan uji coba penerapan MTBS di dua kabupatenl kota yaitu Kabupaten Kampar dan Kota Pekanbaru Berdasarkan basil evaluasi pendekatan MTBS, di Puskesmas Rumbai pada tahun 2001, cakupan pnemonia meningkat sangat tinggi yaitu 15 kali lipat dari sebelumnya, artinya selama ini banyak kasus pnemonia di masyarakat yang tidak terdeteksi, dan dengan algoritma MTBS kasus pnemonia dapat ditemukan.
Tujuan dari penelitian ini untuk menilai validitas dan reliabilitas dari algoritma MTBS dalam mendiagnostik pnemonia dengan menghitung sensitifitas, spesifisitas, nilai duga positif, rasio kemungkinan, dan kesesuaian kappa Cohen.
Metodologi adalah penelitian diagnostik dengan rancangan penelitian krosseksionaI analitik . Subyek penelitian adalah balita sakit dengan batuk dan kesukaran bemafas, berumur 2 - 59 bulan yang datang berobat ke RSUD Pekanbaru, selama saw bulan yaitu Januari 2003. Setiap subyek diperiksa oleh lima pemeriksa yaitu perawatl,2, dokter 1,2, dan dokter spesialis anak sebagai gold standard, dan berdasarkan pemeriksaan dokter anak ditentukan apakah anak perlu dilakukan pemeriksaan foto thorak atau tidak.
Hasil : Dad 112 balita yang diperiksa terdapat laki-laki 59 ( 50,9 %) dan perempuan 53 ( 49,1 % ), umur rata-rata adalah 24 bulan, dirnana umur terendah adalah umur 2 bulan dan tertinggi adalah 59 bulan. Dan 1 12 balita yang diperiksa sebanyak 63 balita di foto thorak berdasarkan pennintaan dokter spesialis anak kemudian didiagnosis sebagai pnemonia 58 balita dan 5 batuk bukan pnemonia_Klasifikasi pnemonia berdacarkan algoritma MTBS yang dilakukan oleh perawat 1,2 dan dokter 1,2 yang dibandingkan dengan gold standard adalah sebagai berikut :
Sensitivitas : 78 % (CI 65,1 -- 86,4 %), 76 % (CI 63,5 - 85,0 %), 81 % (CI 69,1- 89,1 %) and 78 % (CI 65,3 - 86,4 %).
Spesifisitas: 89 % (CI 77,8 - 94,8 %), 89 % (CI 77,8 - 94,8 %), 91 % (CI 80,1 - 96,0 %) and 94 % (CI 84,9 - 98,1 %).
Nilai duga positif : 88 % (CI 76,6 - 94,5 %) 88 % (CI 76,2 - 94,4 %), 90 % (CI 79,4 - 95,8 %) and 94 % (CI 83,2 - 97,9 %).
Nilai dugs negatif : 79 % (Cl 66,9 -- 87,1 %), 77 % (CI 65,6 - 86,0 %), 82 % (Cl 70,1-89,4 % ) and 80 % (CI 68,3 - 87,7 %).
Rasio kemungkinan : 7,0 9 % (CI 3,2 - 15 %), 6,90 % (CI 3,1 - 14,7 %), 9 % (CI 3,7 --20,3) and 13 % (CI 4,6 -- 42,3).
Nilai Kappa Cohen : 0.66, 0,64, 0,72 dan 0,72 (p< 0.0001).
Kesimpulan algoritma MTBS dapat digunakan dengan cukup akurat untuk menjaring kasus pnemonia baik oleh perawat maupun dokter, sehingga pendekatan. MTBS valid dan reliabel dalam mendiagnosis pnemonia. Algoritma MTBS sangat bermanfaat bila digunakan pada daerah dengan sumber daya yang kurang.

Diagnostic Test of The Integrated Management of Childhood Illness (INICI) for Diagnosing Pneumonia in The General Hospital of Pekanbaru, 2003In the developing countries, every year more than 11 million children die before they reach their fifth birthday. Many of them die before the first year of life. Seven out of ten of these deaths are due to acute respiratory infections (mostly pneumonia), diarrhea, measles, malaria or malnutrition and the death is often clued to a combination of these conditions. Both WHO and UNICEF had developed the Integrated Management of Childhood Illness (IMCI) approach, which was then adopted in Indonesia in 1997. In 2001, the Province of Riau started to implement the IMCI approach in two districts namely: Kampar and City of Pekanbaru.
Based on a monitoring of the IMCI approach in Puskesmas ( Public Health Centre) Rumbai Pekanbaru, pneumonia cases was found to be very high, i.e 15 times larger than that of the previous number. This data suggests that there are likely many pneumonia cases which are not detected in the community.
The objectives of study were to asses .the validity of the algorithm of the IMCI for diagnosing pneumonia by calculating its sensitivity, specificity, predictive values and likelihood ratio. In addition, it was also to asses the reliability of algorithm of the IMCI for diagnosing pneumonia by estimating the inter-observer agreement.
The method of the study was a diagnostic study using a cross-sectional design. The sample of the study were under-five children (aged 2-59 months) coming to General Hospital of Pekanbaru with complain of cough and difficult breathing. Data collection took place from January to February, 2001 Each subject was examined by 5 examiners: 2 nurses, 2 general physicians (GP) and 1 pediatrician. Based on pediatrician examination, the chest X-ray was then made. The result of the examination of the pediatrician was used as a gold standard. In addition, results of the x Ray was examined by a radiologist. This result is also considered for gold standard.
A total of 1 12 children were assessed 59 (50,9 %) boys and 53 (49,1 %) girls, with a median age of 24 months ( the age was range, 2 to 59 months ). A total of 63 children underwent a chest x - ray and the results showed 58 pneumonia and 5 No pneumonia. The classification of the pneumonia done by both the nurse 1,2 and General Physician 1,2 were compared with the gold standard.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12668
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyuni Indawati
"Fungsi paru bayi pada usia awal kehidupan dapat memprediksi penyakit pernapasan dan perkembangan fungsi paru di kemudian hari. Penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik fungsi paru pada bayi di Indonesia dan membandingkannya dengan populasi di negara barat. Penelitian potong lintang dilaksanakan di RS Budi Kemuliaan, Jakarta. Dengan menggunakan automated single occlusion technique, peneliti mengukur fungsi paru pada 124 bayi. Data komplians (Crs) dan resistensi (Rrs) total dari sistem pernapasan kemudian dibandingkan dengan data dari studi WHISTLER di Belanda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa selain faktor usia, berat badan, dan panjang badan, polusi udara juga merupakan faktor determinan penting pada fungsi paru bayi di Indonesia.

Infant lung function in early life can predict respiratory disease and later lung development. We aimed to understand the characteristics of lung function in Indonesian healthy infant and to compare these with a Western population. We performed a cross-sectional study in Budi Kemuliaan Hospital in Jakarta. Using the automated single occlusion technique we measured lung function in 124 infants. The data of compliance (Crs) and resistance (Rrs) of the respiratory system were compared with data from the WHISTLER study in Neatherlands. Our results suggest that besides age, weight and height, air pollution is an important determinant of infant lung function in Indonesian children.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>