Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58507 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Noorviana Farmawati
"Serum merupakan sediaan gel dengan tingkat viskositas yang lebih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan sediaan serum yang mengandung ekstrak biji lengkeng sebagai penghambat tirosinase dalam bentuk fitosom dengan eksipien koproses kasein dan xanthan gum sebagai basis. Koproses eksipien yang digunakan adalah kasein dan xanthan gum dengan perbandingan 5:1 yang bertujuan untuk memperoleh viskositas serum yang diinginkan. Pada penelitian ini digunakan metode peredaman DPPH dan uji penghambatan aktivitas tirosinase untuk mengetahui nilai IC50 dari ekstrak biji lengkeng. Nilai IC50 dari ekstrak biji lengkeng sebagai antioksidan adalah 6,566 µg/mL dan sebagai penghambat tirosinase adalah 1777,373 µg/mL. Ekstrak biji lengkeng diinkorporasikan dalam bentuk fitosom dan dihasilkan fitosom dengan nilai efisiensi penjerapan sebesar 65,54% serta ukuran diameter partikel yaitu 382,59 nm. Fitosom yang telah terbentuk lalu diformulasikan dalam sediaan serum yang mengandung eksipien koproses kasein dan xanthan gum. Koproses kasein - xanthan gum memiliki kemampuan mengembang yang cukup baik dengan viskositas yang tidak terlalu kental. Sediaan serum diformulasikan menggunakan eksipien koproses kasein - xanthan gum dengan konsentrasi 3% lalu diuji stabilitas fisik serta cycling test dan terbukti stabil. Dapat disimpulkan bahwa sediaan serum dengan koproses kasein dan xanthan gum sebagai eksipien yang mengandung fitosom ekstrak biji lengkeng merupakan sediaan yang dapat digunakan sebagai kosmetik.

Serum is a gel with lower viscosity. This study was intended to formulate serum containing phytosome of longan seed extract as tyrosinase inhibitor using coprocessed casein and xanthan gum as a base. Coprocessed of casein and xanthan gum with ratio of 5:1 was chosen to obtain viscosity of serum as desired. Radical scavenging DPPH and tyrosinase inhibitor activity was used to determine IC50 value from longan seed extract. IC50 value of longan seed extract as antioxidant is 6.566 µg/mL dan as tyrosinase inhibitor is 1777.373 µg/mL. Longan seed extract was incorporated into phytosome and the entrapment efficiency is 65.54% with diameter particle size 382.59 nm. Phytosome was formulated into serum containing coprocessed of casein and xanthan gum as excipient. Coprocessed casein - xanthan gum had good enough swelling index with low viscosity. Serum as formulated using 3% of coprocessed casein - xanthan gum and showed stable condition after physical stability test and cycling test. Therefore, the conclusion is the serum using coprocessed of casein and xanthan gum as excipient and containing phytosome of longan seed extract had good characteristic to be applied as cosmetic.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S56011
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Pujiningtyas
"Biji lengkeng (Dimocarpus longan Lour.) memiliki kandungan polifenol yang memiliki aktivitas antioksidan dan efek penghambatan tirosinase. Fitosom adalah nanovesikel lipid yaitu suatu sistem pembawa obat terutama ekstrak tumbuhan yang dapat meningkatkan absorpsi obat. Tujuan penelitian ini untuk memformulasi sediaan serum yang mengandung fitosom ekstrak biji lengkeng menggunakan koproses kasein-kolagen sebagai eksipien. Digunakan koproses kasein dengan kolagen karena kolagen memiliki manfaat dalam menjaga elastisitas kulit. Metode peredaman DPPH (2,2-Difenil-1-pikril hidrazil) digunakan untuk mengetahui nilai efficient concentration (EC50) ekstrak biji lengkeng dan uji penghambatan tirosinase dilakukan berdasarkan pengukuran dopakrom untuk memperoleh nilai inhibition concentaration (IC50). Efisiensi penjerapan fitosom dihitung berdasarkan penetapan kadar fenol total supernatan dengan metode Folin-Ciocalteu. Nilai EC50 dari ekstrak biji lengkeng sebesar 6,58 μg/mL. Uji penghambatan aktivitas tirosinase menunjukkan nilai IC50 sebesar 1795,93 μg/mL. Pembuatan fitosom dengan perbandingan fosfatidilkolin dan ekstrak sebesar 1,5 : 1 menunjukkan nilai efisiensi penjerapan sebesar 65,88%, nilai rata-rata diameter partikel (Z-average) sebesar 382,59 nm dan nilai polidispersitas (PDI) sebesar 2,03. Penggunaan koproses kasein-kolagen sebagai eksipien menghasilkan sediaan serum dengan viskositas rendah.

The longan seed (Dimocarpus longan Lour.) contains polyphenol compounds which have antioxidant activity and tyrosinase inhibitory effect. Phytosomes are lipid nanovesicles which can be used as a drug carrier systems especially drugs from plant extracts that can increase the absorption of the drug. The aim of this study is to formulate a serum containing longan seed extract phytosome using a coprocess of casein-collagen as an excipient. Casein was used in combination with collagen because of its benefit in maintaining skin elasticity. The DPPH (2,2-diphenyl-1-pycril hydrazil) radical scavenging method was used to determine the value of efficient concentration (EC50) of longan seed extract, whereas tyrosinase inhibitory assay of longan seed extract was measured based on dopachrome measurement to obtain the value of inhibition concentaration (IC50). The entrapment efficiency of the phytosome was calculated based on determination of total phenolic compounds in the supernatant by using the Folin-Ciocalteu method. The EC50 values ​​of longan seed extract was 6.58 μg/mL, the Z-average values was 382.59 nm and the polidispersity index (PDI) was 2,03. Tyrosinase inhibitory assay showed the IC50 values was 1795.93 μg/mL. Phytosome formulation with phosphatidylcholine and extract ratio of 1.5:1 showed the entrapment efficiency of 65,88%. The use of casein-collagen coprocess as an excipient resulted in a serum with low viscosity.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S54909
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deby Jannati Gustiwi
"Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki faktor resiko kulit terpapar sinar ultraviolet yang dapat menyebabkan peningkatan melanin. Melanin dihasilkan oleh melanosit, semakin tinggi jumlah melanin dapat mempengaruhi kecerahan warna kulit. Penilitian ini bertujuan memformulasi krim fitosom yang mengandung ekstrak biji buah lengkeng (Dimocarpus longan L.) menggunakan kasein sebagai emulgator serta melakukan uji penghambatan aktivitas tirosinase oleh krim yang dihasilkan. Metode yang digunakan adalah presipitasi untuk isolasi kasein, uji penghambatan aktivitas tirosinase, uji aktivitas antioksidan dengan menggunakan metode peredaman DPPH, pembatan fitosom dengan menggunakan metode penguapan pelarut dan hidrasi lapis tipis. IC50 ekstrak biji buah lengkeng dalam penghambatan aktivitas tirosinase sebesar 1876,4 ppm. Selain itu, karena ekstrak biji buah lengkeng mengandung beberapa polifenol sehingga dilakukan pengukuran aktifitas antioksidan dengan metode peredaman DPPH (2,2-Difenil-1-pikrihidrazil) dan diperoleh EC50 sebesar 6,5809 ppm. Untuk meningkatkan absorbsi polifenol yang bersifat polar ke dalam epidermis kulit, maka dibuat dalam bentuk fitosom. Fitosom yang dibuat dengan perbandingan ekstrak biji buah lengkeng : fosfatidilkolin Lipoid S75 (250 mg : 375 mg) dalam 50 ml Etanol 96%. Efisiensi penjerapan fitosom yang dihasilkan adalah sebesar 68,26 %. Fitosom yang diperoleh dimasukkan ke dalam formula sediaan krim dengan menggunakan kasein sebagai emulgator dan menghasilkan formula yang stabil baik pada stabilitas pada suhu 4±2°C, 27±2°C, 40±2°C dan pada cycling test. Kasein yang digunakan sebagai emulgator diisolasi dari susu cair bebas lemak dengan indeks aktivitas emulsi pada menit ke-0 dan ke-10 sebesar 0,0766 dan 0,290 m2g dan indeks kestabilan emulsi selama 3,487 menit.

Indonesia is a tropical country with a risk factor of skin exposed to ultraviolet that can cause increasing amount of melanin. Melanin is produced by melanocytes, the higher amount of melanin can affect the brightness of skin. This research aims is to formulate a cream containing fitosom extract from longan seed (Dimocarpus longan L.) using casein as emulsifier and tyrosinase inhibition assay from cream. The method used for isolation of casein is precipitation, tyrosinase inhibition assay, antioxidant activity was measured by the DPPH method, Phytosome are made using the solvent evaporation method and thin-layer hydration. The IC50 extract of longan seed have tyrosinase inhibition was 1876.4 ppm. That the extract of longan seed also have antioxidant activity was measured by the DPPH (2,2-diphenyl-1-pikrihidrazil) method and obtained EC50 is 6.5809 ppm. In order to improve the absorption of polyphenols into the epidermis, the extract was loaded into phytosome. Phytosome are made with extract of longan seed : phosphatidylcholine Lipoid S75 (250 mg: 375 mg) in 50 ml of ethanol 96%. Phytosome entrapment efficiency is 68.26 %. The phytosome loaded into cream preparation using casein as emulsifier and produce a formula that was stable both in stability at 4 ± 2 ° C, 27 ± 2 ° C, 40 ± 2 ° C and the cycling test. Casein is used as an emulsifier isolated from Skimmed milk with emulsion activity index at minute 0 and 10 by 0.0766 and 0.290 m2g and emulsion stability index for 3.487 minutes.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S57032
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raissa Elvina Nanang
"Biji buah lengkeng (Dimocarpus longan Lour.) mengandung senyawa polifenol, seperti asam elagat, asam galat, dan korilagin. Biji buah lengkeng telah diketahui memiliki aktivitas sebagai antioksidan serta menghambat aktivitas tirosinase yang dapat dimanfaatkan sebagai pemutih kulit. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan emulsi fitosom yang mengandung ekstrak biji buah lengkeng. Biji buah lengkeng diekstraksi dengan metode maserasi dengan pelarut etanol 70%. Rendemen ekstrak yang diperoleh yaitu 7,88% b/b. Ekstrak biji buah lengkeng diukur aktivitas antioksidan dengan metode DPPH (2,2-Difenil-1-Pikrilhidrazil). Berdasarkan penelitian, ekstrak biji buah lengkeng memiliki aktivitas antioksidan dengan EC50 6,58 μg/mL dan kemampuan menghambat aktivitas tirosinase dengan IC50 1812,96 μg/mL. Ekstrak biji buah lengkeng dijadikan sebagai zat aktif dalam bentuk fitosom untuk dimasukkan ke emulsi yang menggunakan kasein sebagai emulgator. Kasein diperoleh dari susu sapi cair tanpa lemak dengan metode presipitasi. Rendemen kasein hasil isolasi dari susu sapi cair tanpa lemak yaitu 2,9% b/v. Fitosom yang diperoleh memiliki ukuran diameter rata-rata sebesar 382,59 nm dan efisiensi penjerapan sebesar 68,26%. Sediaan emulsi fitosom dilakukan uji kestabilan fisik dan cycling test. Formulasi emulsi fitosom yang mengandung emulgator kasein dan emulgator campuran kasein-TEA-stearat memperlihatkan kestabilan yang baik berdasarkan uji cycling test.

Longan seed (Dimocarpus longan Lour.) contains polyphenols, such as ellagic acid, gallic acid and corilagin. Longan seed is known to have an antioxidant activity and inhibit tyrosinase activity, that can be used as skin whitening agent. This research was conducted to make phytosome emulsion which contains longan seed extract. Longan seed extract was extracted by maseration method with ethanol 70%. Rendement from extraction was 7,88% m/m. Longan seed extract antioxidant activity was measured by DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazyl). Longan seed extract has an antioxidant activity with EC50 6,58 μg/mL and tyrosinase inhibitory activity with IC50 1812,96 μg/mL respectively. Longan seed extract was formulated as phytosome that was used as active agent in emulsion. Emulsion in this research used casein as emulgator. Casein was obtained from skimmed bovine milk. Rendement of casein was 2,9% m/v. The mean diameter size of phytosome was 382,59 nm and entrapment efficiency of phytosome was 68,26%. Phytosome emulsion that contains casein as emulgator was tested. The result of phytosome emulsion that contains casein and mixed emulgators casein-TEA-stearate showed a good stability on cycling test.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S55649
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Kurniawan
"Kasein merupakan protein susu yang kaya akan residu asam amino hidrofilik dan hidrofobik di sepanjang rantai peptidanya sehingga dapat berfungsi sebagai emulgator pada suatu sistem emulsi. Biji lengkeng diketahui kaya akan kandungan polifenol yang memiliki aktivitas peredaman radikal bebas dan dapat menghambat aktivitas enzim tirosinase yang berperan dalam pigmentasi kulit, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sumber bahan berkhasiat dalam sediaan kosmetik.
Tujuan dari penelitian ini adalah membuat formulasi krim kosmetik yang mengandung fitosom ekstrak biji lengkeng dengan menggunakan kasein sebagai emulgator. Ekstrak biji lengkeng dapat meredam radikal bebas DPPH dengan nilai EC50 sebesar 6,58 μg/mL dan dapat menghambat aktivitas tirosinase dengan nilai IC50 sebesar 1812,96 μg/mL. Ekstrak biji lengkeng diformulasikan dalam bentuk fitosom dan dievaluasi terkait morfologi, ukuran partikel, analisis FTIR dan efisiensi penjerapan kemudian diaplikasikan dalam formula krim kosmetik.
Hasil evaluasi fitosom menunjukkan diameter partikel rata-rata 382,59 nm dengan efisiensi penjerapan sebesar 65,54%. Kasein diisolasi dari susu sapi cair bebas lemak dan diperoleh rendemen 2,9% (b/v) dengan indeks emulsifikasi sebesar 357,43 m2/g. Pada penelitian ini dibuat enam formula krim dengan komposisi yang berbeda dan yang paling baik adalah formula F1 yang mengandung kasein sebagai emulgator. Setiap formula krim dievaluasi meliputi penampilan fisik, pH, ukuran globul, viskositas, konsistensi dan uji stabilitas fisik. Dari hasil evaluasi krim dapat disimpulkan bahwa krim F1 stabil secara fisik dalam penyimpanan pada berbagai suhu dan cycling test.

Casein is a protein from milk consists of hydrophilic and hydrophobic residues along its polypeptide chain so it can be used as an emulsifier for an emulsion. Longan seed has been known as a rich containing of polyphenol compounds which has a good activity as antioxidant and can act as a tyrosinase inhibitor, so it can be used as an active agent in a cosmetic dosage form.
The aim of this research is to make a formulation of cosmetic cream containing phytosome from longan seed extract using casein as emulsifier. The result showed that longan seed extract can scavenge the DPPH radicals with a good EC50 (6,58 μg/mL) and also able to inhibit the tyrosinase activity with IC50 1812,96 μg/mL. The longan seed extract was formulated in a form of phytosome and have been evaluated for the morphology, particle size, FTIR and entrapment efficiency.
The result showed that the particle size of phytosome is 382,59 nm and the entrapment efficiency was 65,54%. Casein was isolated from skimmed bovine milk and the rendement is about 2,9% (m/v) of the whole milk and the value of the emulsifying activity index was 357,43 m2/g. In this research, six formulas of cosmetic cream were made with different ingredients and formula F1 is the best one which uses casein as emulsifier. Each formula was evaluated for physical appearance, pH, particle size, viscosity, and physical stability test. From the result can be concluded that the F1 cream was physically proved that stable in a wide range of temperature storage and cycling test.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S56098
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Helmy Mubarak
"Ekstrak biji anggur memiliki kandungan senyawa fenol aktif yang melimpah. Senyawa fenol dalam ekstrak biji anggur memiliki permasalahan penetrasi melalui kulit karena bersifat hidrofilik. Tujuan penelitian ini yaitu membuat fitosom ekstrak biji anggur yang selanjutnya diformulasikan dalam serum untuk memperbaiki permasalahan penetrasi. Fitosom dibuat dalam tiga formula berdasarkan perbandingan massa antara ekstrak dan fosfatidilkolin, yakni 1:0,5; 1:1; dan 1:2, menggunakan metode hidrasi lapis tipis. Fitosom kemudian dikarakterisasi morfologi, distribusi ukuran partikel, potensial zeta dan efisiensi penjerapannya. Formula terpilih selanjutnya diformulasikan ke dalam serum berbasis gel, kemudian dievaluasi. Uji penetrasi secara in vitro dilakukan dengan sel difusi Franz pada sediaan serum fitosom dan serum tanpa fitosom sebagai kontrol.
Hasil menunjukkan bahwa fitosom dengan perbandingan 1:1 merupakan formula paling optimal dengan karakteristik bentuk partikel yang sferis, Dmean volume sebesar 4147,83 nm, indeks polidispersitas 0,486, potensial zeta -25,2 mV dan efisiensi penjerapan sebesar 75,01 0,25 . Evaluasi sediaan yang dilakukan menunjukkan serum memiliki karakteristik yang baik. Persentase kumulatif zat terpenetrasi dari sediaan serum fitosom dan non fitosom sebesar 27,25 0,67 dan 11,97 0,49 . Serum fitosom memiliki nilai fluks sebesar 243,11 7,94 ?g/cm2.jam, sementara serum kontrol hanya 68,56 5,54 ?g/cm2.jam. Dapat disimpulkan bahwa serum fitosom ekstrak biji anggur dapat berpenetrasi lebih baik dibandingkan dengan serum tanpa fitosom.

Grape seed extract GSE contains abundant phenolic compounds. Phenolic compounds in GSE have an inadequate penetration because they are hydrophilic. The objective of this research was to make GSE phytosome which was then formulated into serum to improve the penetration problem. Phytosomes were prepared in three formulas based on the mass ratio between the extract and the phosphatidylcholine, 1 0.5, 1 1, and 1 2 using a thin layer hydration method. Phytosomes were then characterized in terms of morphology, particle size distribution, zeta potential and their entrappment efficiency. The selected formula was then formulated into a gel based serum, then evaluated. An in vitro penetration study was performed with Franz diffusion cells on phytosomal serum and non phytosomal serum as control.
The results showed that the 1 1 ratio was the optimal formula among three with spherical shape, Dmean volume was 4147.83 nm, polydispersity index 0.486, zeta potential 25.2 mV and entrapment efficiency of 75.01 0.25 . The total cumulative phenol penetrated from the phytosomal serum and control were 27.25 0.67 and 11.97 0.49 respectively. The phytosomal serum had a flux value of 243.11 7.94 g cm2.hour, while the control serum was 68.56 5.54 g cm2.hour. It could be concluded that GSE phytosomal serum could penetrate better than non phytosomal serum.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S69674
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pituanan, Baginda Sati
"Tablet cepat hancur merupakan tablet yang hancur dan / terlarut di dalam mulut sehingga dapat membantu pasien yang memiliki permasalahan dalam proses menelan. Ekstrak jahe dengan kandungan gingerol secara umum sudah dikenal dapat memberikan efek antiemetik. Tujuan penelitan ini adalah untuk memperoleh eksipien koproses pragelatinisasi pati singkong (PPS) dengan gom akasia (GA) yang kemudian digunakan sebagai eksipien dalam formulasi sediaan tablet cepat hancur ekstrak jahe. Pada penelitian ini, dibuat lima jenis eksipien koproses PPS-GA dengan lima perbandingan berbeda yaitu 5:5, 6:4, 7:3, 8:2 dan 9:1. Kelima eksipien koproses tersebut dilakukan karakterisasi meliputi bentuk partikel, distribusi ukuran partikel, kadar air, derajat keasaman, sifat alir, dan indeks mengembang. Selanjutnya, eksipien koproses PPS-GA 9:1, koproses PPS-GA 8:2 dan koproses PPS-GA 7:3 digunakan dalam formulasi sediaan tablet cepat hancur ekstrak jahe. Tablet cepat hancur ekstrak jahe yang diperoleh dievaluasi kekerasan, keregasan, waktu pembasahan dan waktu hancurnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat alir dan daya mengembang eksipien koproses PPS-GA 9:1 lebih baik daripada eksipien koproses PPS-GA lainnya. Tablet cepat hancur ekstrak jahe yang menggunakan eksipien koproses PPS-GA 9:1 memiliki kekerasan 0,7 kp, keregasan 2,12 %, waktu pembasahan 93 detik dan waktu hancur 134 detik. Dapat disimpulkan bahwa eksipien koproses PPS-GA 9:1 memiliki potensi sebagai pengikat, penghancur dan pengisi dalam formulasi sediaan tablet cepat hancur.

Fast disintegrating tablets (FDTs) are tablet that disintegrate and/or dissolve rapidly in the mouth, hence it can help patients, who have problem of swallow drugs. Ginger extract, which is containing gingerol, generally has known acting as anti-emetic. The purposes of this study were to obtain coprocessed excipients of pregelatinized cassava starch (PCS) with acacia gum (AG), and then apply them in FDT formulations of ginger extract. In this research, five kinds of the coprocessed excipient of PCS-AG were prepared in the ratio of 5:5, 6:4, 7:3, 8:2, and 9:1. Furthermore, the coprocessed excipient of PCS-AG were characterized in term of morphology, particle size distribution, moisture content, pH, flow properties and swelling index. Moreover, the coprocessed excipients of PCS-AG 9:1, PCS-AG 8:2, and PCS-AG 7:3 were used in FDT formulation of ginger extract. In addition, the FDTs of ginger extract were examined for the tablet hardness, the tablet friability, the wetting time and the disintegration time. The results show that the coprocessed excipient of PCS-AG 9:1 was the selected excipient, since it revealed good flow properties and swelling index. The FDTs of ginger extract, which was using the coprocessed excipient of PCS-AG 9:1, had have the tablet hardness of 0,7 kp, the tablet friability of 2,12%, the wetting time of 93 seconds, and the disintegration time of 134 seconds. In conclusion, the coprocessed excipient of PCS-AG 9:1 might be a potential excipient as binder, disintegrant, and filler for the FDT formulation.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S65418
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arifa Rafrillia
"ABSTRAK
Ekstrak buah naga (Hylocereus undatus) yang mengandung fenol memiliki khasiat untuk menurunkan kadar glukosa darah. Kemampuan ekstrak buah naga untuk menurunkan kadar glukosa darah dapat dijadikan sebagai zat aktif dalam produk nutrasetika antidiabetes dalam bentuk sediaan beads hidrogel. Eksipien koproses gom xanthan-gom arab memiliki kemampuan mengembang yang baik dan membentuk sambungsilang dengan ion kalsium dengan proses gelasi ion. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan beads hidrogel ekstrak buah naga dengan eksipien koproses gom xanthan-gom arab. Ekstrak etanol 70% buah naga diformulasikan dengan perbandingan ekstrak dan polimer 1:3 dan 1:2 serta 4 macam dosis zat aktif. Formula 4 menghasilkan daya mengembang terbaik sebesar 163,75%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar fenol total ekstrak buah naga sebesar 1,21 ± 0,01 mg GAE/g. Beads hidrogel yang diformulasikan menunjukkan bentuk yang pipih berwarna kecoklatan, berbentuk bulat dan berwarna putih ketika dimasukkan ke dalam air. Formula terbaik adalah formula 4 dengan perbandingan ekstrak dan polimer 1:2. Formula 4 mengandung kadar ekstrak sebesar 310,64 ± 4,49 mg/g beads. Oleh karena itu, beads hidrogel ekstrak buah naga berpotensi digunakan sebagai minuman antidiabetes.

ABSTRACT
Dragon fruit (Hylocereus undatus) extract containing phenol has the ability to decrease blood glucose levels. Therefore, it can be used as an active ingredient in nutraceutical antidiabetic product in the dosage form hydrogel beads. Coprocessed xanthan gum-arabic gum excipient has a good ability to swell and crosslinked with calcium ions by ionotropic gelation. The aim of this research was to formulate a hydrogel beads of dragon fruit extract based on coprocessed xanthan gum-arabic gum excipient. Ethanol extract 70% of dragon fruit extract was formulated with coprocessed excipients in the ratio of 1:3 and 1:2 and 4 doses of active ingredient. The best swelling ability was formula 4 with value 163,75%. The result showed that total phenols content of dragon fruit extract was 1,21 ± 0,01 mg GAE/g. The obtained hydrogel beads showed a flattened shape with brown color, became spheric and white when put in water. The results reveal that formula 4 was the best formula with 1:2 ratio of extract and coprocessed excipient. Extract content of formula 4 was 310,64 ± 4,49 mg/g beads. Therefore, hydrogel beads of dragon fruit extract has the potential to be used as a antidiabetic drink."
2015
S59459
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadira Farhana
"Fitosom adalah nanovesikel yang menggabungkan ekstrak tanaman dan fosfolipid untuk menghasilkan kompleks yang lebih larut dalam lemak dan memiliki kemampuan yang lebih baik dibanding dengan ekstrak herbal dalam penetrasi dan absorbsinya menembus kulit dan membran lipid bilayer usus. Ekstrak daun teh hijau memiliki kandungan polifenol dalam jumlah besar yaitu berupa epigalokatekin galat EGCG . Namun, EGCG terlalu polar untuk dapat menembus membran lipid bilayer usus dan tidak stabil terhadap panas, cahaya, dan pH.
Tujuan dari penelitian ini adalah memformulasikan dan menghasilkan mikrosfer fitosom dengan karakteristik yang baik sehingga dapat meningkatkan stabilitas vesikel fitosom. Pada penelitian ini fitosom diformulasikan dengan ekstrak yang memiliki konsentrasi setara 3 EGCG, dan konsentrasi lipoid yang berbeda yaitu sebesar 2 F1 ; 3,5 F2 ; dan 4 F3 . Fitosom dibuat dengan menggunakan metode hidrasi lapis tipis. Fitosom selanjutnya diformulasikan menjadi sediaan mikrosfer menggunakan maltodekstrin dan gum arab dan kontrol berupa serbuk fitosom tanpa maltodekstrin dan gum arab.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa F3 merupakan formula terbaik dan menjadi formula yang digunakan untuk pembuatan mikrosfer karena memiliki bentuk yang sferis, Dmean volume 42,58 nm, indeks polidispersitas 0,276, potensial zeta 48,2 1,78 mV, dan efisiensi penjerapan sebesar 50,61 0,93 . Mikrosfer fitosom ekstrak daun teh hijau yang terbentuk memiliki jumlah pelepasan EGCG kumulatif sebesar 85,21 pada jam ke-4. Hasil uji stabilitas fisikokimia kedua sediaan menunjukan sediaan yang stabil secara fisikokimia melalui hasil analisa pengamatan organoleptis, kadar air, dan aktivitas antioksidan yang dilakukan selama 6 minggu pada berbagai suhu.

Phytosome is a nanovesicle that combines plant extracts and phospholipids to produce more soluble fat complex and provide better penetration and absorption. The green tea leaves extract has an abundant amount of polyphenol containing Epigallocatechin gallate EGCG . However, its penetration and absorption properties are poor due to its high polarity, and it is unstable to heat, light, and pH.
The purpose of this research was to formulate and produce a phytosome loaded microsphere of green tea leaves extract with good physicochemical properties so it can improve the stability of phytosome. In this research, phytosome were formulated with green tea leaves extract equal to 3 of EGCG, and different concentrations of lipoid, i.e. 2 F1 3.5 F2 dan 4 F3 . Phytosome was made using thin layer hydration method. Then, the selected phytosome was formulated into a microsphere using maltodextrin and gum arabic, and a control in form of spray dried phytosome without maltodextrin and gum arabic.
The result showed that F3 was the best formula with spherical shape, Dmean volume 42.58 nm, polydispersity index 0.276, zeta potential 48.2 1.78 mV, and entrapment efficiency 50.61 0.93 . Total cumulative amount of EGCG after 4 hour dissolution test was 85,21 . Furthermore, it shows a good physicochemical stability through organoleptic, water content, and physicochemical properties study which are conducted for 6 weeks at various temperatures.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S69173
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puspa Rahmawati Wardani
"Tablet cepat hancur adalah tablet yang didesain agar mampu hancur di dalam mulut tanpa bantuan air dengan waktu yang singkat. Oleh sebab itu diperlukan suatu eksipien disintegran yang sesuai yang dapat memfasilitasi penghancuran tablet. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik eksipien koproses maltodekstrin DE 10-15 dan polivinil alkohol sebagai penghancur tablet dalam formula tablet cepat hancur yang dibuat dengan metode kempa langsung. Koproses MD – PVA dibuat 3 perbandingan yaitu 1:1, 2:1, 3:1 dan dikarakterisasi sifat fisik, kimia, dan fungsionalnya.
Berdasarkan karakteristik tersebut dipilih perbandingan 1:1 yang memiliki kriteria terbaik sebagai penghancur karena memperlihatkan indeks mengembang 156,32% dalam 2 jam. Evaluasi terhadap 6 formula tablet cepat hancur menunjukan bahwa formula 4 yang mengandung eksipien koproses MD - PVA 1:1 sebanyak 20% memiliki kriteria yang baik sebagai tablet cepat hancur dengan kekerasan 4,40 Kp, keregasan 0,891%, waktu hancur 2,26 menit, dan waktu pembasahan 2,32 menit.
Uji kesukaan pada 30 orang panelis menunjukan 63,33% suka terhadap rasa tablet cepat hancur ekstrak rosela, dan 76,67% panelis menyatakan tidak terdapat residu dalam mulut ketika tablet tersebut telah hancur sempurna. Uji waktu hancur rata-rata tablet cepat hancur ekstrak rosela di rongga mulut panelis adalah sebesar 2,89 menit. Dengan demikian koproses MD-PVA mampu digunakan sebagai eksipien penghancur dalam tablet cepat hancur.

A fast disintegrating tablet is tablet which designed to be disintegrated in the mouth within seconds, without using water. Thus, it needs appropriate disintegrating excipients to facilitate disintegration of the tablet. This research was intended to study the characteristics of coprocessed excipient of maltodextrin DE 10-15 and polyvinylalcohol as tablet disintegrator in fast disintegrating tablet’s formula which was produced using direct compression method. The physical, chemical, and functional properties of MD-PVA coprocessed with ratio of 1:1, 2:1, and 3:1 were characterized.
Based on those characteristics, the MDPVA 1:1 was chosen as the best disintegrator excipient since it showed swelling index of 156.32% in 2 hours. The evaluation on six formula of FDT showed that formula F4 which contains 20% coprocessed excipient MD-PVA 1:1 was the best FDT with 4.40 Kp of hardness, 0.891% of friability, 2.26 minutes of disintegrating time, and 2.32 minutes of wetting time.
Hedonic test was performed on 30 respondens and showed that 63.33% of respondens like FDT of roselaextract and 76.67% people stated that there were no residual inside the mouth after the tablet disintegrated completely. In vivo disintegrating time of roselaextract FDT was 2.89 minutes. Hence MD-PVA coprocessed suitable to be used as dissolving excipient for fast-disintegrating tablet.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S52949
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>