Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 94350 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Laras Putri Paramarta
"Pertumbuhan populasi dan pembangunan ekonomi yang cukup pesat beberapa tahun terakhir mengakibatkan pertumbuhan permintaan terhadap perjalanan pribadi maupun transportasi barang di Indonesia. Seiring dengan perbaikan kondisi ekonomi, masyarakat akan memiliki kemampuan lebih dalam membeli kendaraan tambahan dan cenderung untuk meningkatkan intensitas perjalanan mereka yang disebabkan oleh semakin tingginya daya beli dan permintaan terhadap hiburan serta aktivitas sosial.
Fenomena ini menjadi katalisator bagi peningkatan jumlah konsumsi energi baik dari perjalanan pribadi maupun transportasi barang. Namun, ketersediaan sumber daya energi yang semakin menipis membuat pemerintah harus melakukan impor untuk menjamin keamanan pasokan energi. Proyeksi permintaan energi merupakan suatu hal krusial bagi pemerintah dalam melihat tren masa depan dan mengembangkan rencana strategis serta mengalokasikan sumber daya yang ada untuk berbagai sektor aktivitas dalam rangka mengakomodasi permintaan energi di masa mendatang.
Sebuah model sistem dinamis akan dikembangkan sebagai alat bantu dalam memberikan gambaran proyeksi permintaan energi di sektor transportasi darat dengan variabel output berupa jumlah permintaan energi dan bauran energi primer serta beberapa variabel input seperti Pendapatan Domestik Bruto (PDB), populasi warga, populasi kendaraan, dan jarak perjalanan penumpang (passenger-km).
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan pemerintah akan mendapatkan kajian akademis prediksi permintaan energi di masa mendatang dengan lebih akurat, sehingga dapat membantu dalam merencanakan pengelolaan energi untuk sektor transportasi darat secara menyeluruh dan terintegrasi.

Population growth and economic development in the past few years have caused a growing demand for personal travel and freight transport in Indonesia. In good economic conditions, people are able to afford a vehicle or and additional vehicle to increase their travel intensity due to higher purchasing power and growing demand for entertainment and social activities.
This phenomenon has become a catalyst for the increment in the amount of energy consumption both from personal travel and freight transport. However, the availability of energy resources are depleting which made the government must import a massive amount of oil to ensure national energy security. Projection of energy demand is perhaps the crucial step for the government to predict future’s trend of consumption and to develop an appropriate strategic plan as well as to allocate proper amounts of resources available for various activities in order to accommodate future energy demand.
A system dynamic model will be developed as a decision-making tool to provide an overview of energy demand projections in road transport sector with future energy demand and future energy mix as the output variables and Gross Domestic Product (GDP), number of population, number of vehicle registered, and travel demand (passenger-km) as model inputs.
It is expected that this research will give an academic view for the government on the prediction of future energy demand more accurately, so it could help the government in planning national energy management for land transportation as well as support a sustainable transportation development.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56015
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Izzu Farhan Fajri
"ABSTRAK
Pertumbuhan kendaraan meningkat signifikan hingga empat kali lipat membuat
penggunaan bahan bakar meningkat drastis, termasuk subsidi bahan bakar di sektor
transportasi darat. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh proyeksi jumlah
moda transportasi darat, kebutuhan energi, emisi CO2 yang dihasilkan dan alternatif
kebijakan yang efektif untuk mengurangi konsumsi energi dan emisi CO2 di tahun
2035. Melihat perubahan penggunaan energi dunia berubah drastis dalam 20 tahun,
maka proyeksi dilakukan sampai dengan tahun 2035 dengan asumsi bahwa seluruh
variabel dinilai masih berlaku. Dengan melihat kondisi data yang tersedia,
keragaman moda transportasi, jenis kendaraan, efisiensi dan faktor penggerak
lainnya maka proyeksi kebutuhan dilakukan dengan pendekatan engineeringeconomic
sehingga proyeksi dapat dilakukan dengan mempertimbangkan seluruh
faktor dan pengaruh atas simulasi skenario kebijakan dapat terlihat dengan jelas.
Dengan melakukan pemodelan energi maka diperoleh proyeksi pertumbuhan
kendaraan di tahun 2035 meningkat sebesar 158% dibandingkan tahun 2012
menjadi 149,2 juta kendaraan dengan kebutuhan energi final sebesar 180,3 juta kilo
liter dan emisi CO2 sebesar 423,79 juta ton. Skenario 4 yaitu peralihan moda
transportasi pribadi menjadi transportasi masal memberikan penghematan energi
dan reduksi emisi terbesar dalam periode tahun 2013-2035 yaitu 5,32% dan 5,83%.

ABSTRACT
Vehicle growth increased significantly up to fourfold causing the fuel consumption
increased dramatically including fuel subsidies in the land transportation sector.
This study aims to obtain projected number of land transport modes, energy
demand, CO2 emissions and effective policy alternative to reduce energy
consumption and CO2 emissions in the year 2035. Because of worldwide energy
use changed dramatically in the past 20 years, the projection is done up to year 2035
with assumption that all variables are still considered valid. Considering data
availability, diversity of transportion modes, type of vehicle, efficiency and other
driving factors, energy projection is calculated using engineering-economic
approach as the projection can be made by considering all the factors and the impact
of the simulated policy scenarios can be seen clearly. The results of energy
modeling are as follows: the projected growth of vehicles in year 2035 increased
by 158% over year 2012 to 149.2 million vehicles with the final energy
consumption of 180.3 million kilo liters and CO2 emissions amounted to 423.79
million tons. The Scenario 4 which is the switching from personal transportation
into mass transportation policy give the bigest energy savings and emission
reductions in period of 2013-2035 by 5.32% and 5.83%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42051
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wildana Ramadhani
"Pertumbuhan populasi dan ekonomi DKI Jakarta yang cukup pesat menjadikan kota ini menjadi salah satu kota pusat bisnis terbesar di Asia. Bisnis dan perumahan pun semakin menjamur dengan kecepatan pertumbuhan eksponensial selama beberapa tahun terakhir. Namun, saat ini keterbatasan ruang menjadi penghambat pertumbuhan daya tarik wilayah Jakarta, sehingga memperlambat pembangunan perumahan dan bisnis sampai hampir memenuhi seluruh wilayah yang ada. Pertumbuhan bisnis melambat menyebabkan peluang pekerjaan menurun, mengakibatkan pertumbuhan populasi melalui migrasi juga melambat. Namun, pertumbuhan perumahan, meski juga dipengaruhi oleh keterbatasan ruang, melambat tidak sesignifikan pertumbuhan bisnis. Keterbatasan ruang di Jakarta diperparah dengan kemacetan karena jumlah kendaraan yang tidak sebanding dengan ruas jalan yang ada. Akibatnya, konektivitas antarbisnis pun terganggu dan nilai kerugian yang tinggi diderita. Pertumbuhan bisnis semakin melambat, lapangan kerja semakin berkurang. Proyeksi pertumbuhan lapangan kerja merupakan suatu hal yang krusial bagi pemerintah dalam melihat tren masa depan dan mengembangkan rencana strategis serta mengalokasikan sumber daya yang ada untuk berbagai sektor aktivitas dalam rangka mengakomodasi kebutuhan lapangan kerja di masa mendatang. Sebuah model sistem dinamis yang dikembangkan oleh J. W. Forrester mengenai Urban Dynamics dan telah diaplikasikan di berbagai kota besar di dunia akan menjadi model dasar dalam penelitian ini untuk melihat proyeksi lapangan kerja dengan skenario kebijakan Pola Transportasi Makro di Jakarta.

The rapid growth of Jakarta population and economy made the city into one of the largest business centers in Asia. Business and housing continue to increase exponentially over the last few years. As the housing and business structures grow, the fraction of land occupied increases as before. However, now the effect of space limitations outweighs the gain from increased regional attractiveness, thereby slowing the rate of housing and business construction until the available land is almost completely full. The slowing growth of business structures causes employment opportunities to become scarce, causing population growth through migration to slow. However, housing construction, although also influenced by space limitations, does not slow as quickly. Limitation of space in Jakarta is compounded because of the growth of vehicles which increase more than the growth of roads. Bad traffic has serious economic consequences for business connectivity. Jakarta loses up to $1 billion a year due to gridlock, and according to the JICA study. Thus, the more business growth slow, the employment will decrease. Projections of growth in employment is a crucial step for the government in looking at future trends and develop strategic plans and allocate resources to the various sectors of activity in order to accommodate the needs of employment in the future. A system dynamic model developed by J. W. Forrester about Urban Dynamics that have been applied by various major cities in the world will be the base of model in this study to look at the projections of jobs growth with macro transportation plan policy scenario in Jakarta."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58587
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Widayanti
"Transportasi sebagai salah satu penyebab utama dari emisi gas rumah kaca telah mendorong permasalahan lingkungan akibat emisi gas buang kendaraan dan permasalahan ekonomi akibat meningkatnya jumlah bahan bakar bensin yang masih disubsidi oleh pemerintah sampat saat ini. Kebijakan transisi BBM ke BBG saat ini menjadi salah satu solusi yang menjanjikan, namun belum sepenuhnya dapat dilaksanakan di Jakarta, karena kurangnya infrastruktur BBG dan kurangnya koordinasi investasi infrastruktur dari beberapa pemangku kepentingan, yaitu pemerintah, perusahaan penyedia infrastruktur, dan transportasi umum. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menginvestigasi Co-Benefits dari perbaikan lingkungan, penghematan ekonomi, dan komposisi investasi bagi para pemangku kepentingan menggunakan teori permainan kooperatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan transisi BBM ke BBG mampu mengurangi 333.688 ton emisi CO2 per tahun dengan presentase pengurangan sebesar 31% dibandingkan dengan menggunakan BBM dan nilai penghematan ekonomi sebesar Rp.2.160.183.150.000, -. Harga converter kit yang harus dibayar oleh transportasi umum adalah sebesar Rp.14.585.000, -dengan subsidi dari pemerintah sebesar Rp.480.000, - dan subsidi dari perusahaan penyedia infrastruktur sebesar Rp.935.000, -. Sementara untuk pembangunan SPBG, pemerintah perlu menginvestasikan sebesar Rp.17,5 miliar dan perusahaan penyedia infrastruktur sebesar Rp. 69,8 miliar. Selanjutnya, kebijakan transisi BBM ke BBG harus segera di implementasikan untuk mendapatkan Co-Benefits dari segi ekonomi, lingkungan, dan mutual benefits dari para pemain

ABSTRACT
Transportation as a major source of greenhouse gas (GHG) emissions has led to enviromental issue caused by the produced emissions and economic issue due to the increasing amount of gasoline fuel that is still subsidized by government. The gasoline to gas fuel transition policy becomes one of promising solutions, yet has not been fully implemented in Jakarta, regarding to the lack of gas fuel infrastructure and investment coordination among several stakeholders, namely government, infrastructure providers, and private public transportation. Therefore, this research was conducted to address co-benefits of environmental improvement, economic savings, and investment allocation for involved players using cooperative game theory. The result shows that gasoline to gas fuel transition policy could reduce 333.688 ton of CO2 emissions per year or 31% reduction compared with conventional fuel, IDR2.160.183.150.000,- in term of economic savings. The converter kit price to be paid by public transportation is IDR14.585.000,-. Government needs to subsidize IDR.480.000,- and infrastructure provider company subsidizes IDR.935.000,-. While refueling gas station needs to be invested by government at level of IDR.17,5 billion and infrastructure provider company at level of IDR.69,8 billion. In the light of the study, gasoline to gas fuel transition policy needs to be implemented to gain Co-Benefits in terms of economy, environment, and mutual benefits among actors"
Depok: 2015
T44505
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ammarsjah
"Penelitian ini mencoba memformulasikan kebijakan sistem transportasi terutama transportasi darat. Model dinamis digunakan untuk menggambarkan sistem transportasi darat dengan tujuan, untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengarui (leverage factors) sistem transportasi dan kebijakan apa saja yang memungkinkan untuk mengoptimalkan penggunaan infrastruktur transportasi darat terkait pengurangan kemacetan.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa kebijakan yang berkaitan dengan kapasitas tampung kendaraan dipersimpangan, waktu yang dibutuhkan untuk mengurai kemacetan, perubahan pola transportasi dari kendaraan pribadi berbasis jalan raya, ke moda transportasi berbasis rel (komuter), faktor penggunaan kendaraan terkait dengan waktu tempuh, dan jumlah kendaraan adalah unsur yang memberikan efek paling besar pada kemacetan di kota besar.

This research is trying to reformulated the policy of transportation system particularly land transportation. Dynamic model was used to describe land transportation system in which objectives are discovering transportation system influenced factors (leverage factors) and reformulating policy that might optimalized the used of land transportation infrastructure in order to decrease traffic jam.
This research discover some result as follows : policy related to vehicles capacity at the intersection, times needed to disentangled traffic jam, transportation pattern change from main street based private vehicles to rail based transport modes (commuter), vehicles utilization factors related to travel time, and the amount of vehicles are the most influencing element to traffic jam in metropolis.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35999
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andika Ridho Ramadani
"Kereta rel listrik kini menjadi sarana transportasi pilihan dari masyarakat Jabodetabek dalam kehidupan sehari-hari. Namun besarnya kebutuhan sarana transportasi kereta rel listrik diimbangi dengan kebutuhan energi listrik yang cukup besar dalam penggunaan kesehariaannya. Sehingga diperlukannya evaluasi konsumsi energi dari kereta commuter line. Pada penelitian ini penulis melakukan simulasi kereta commuter line dengan data kecepatan sebenarnya dari kereta rute Jakarta Kota – Tanjung Priok, menghitung konsumsi energi yang dibutuhkan dari kereta dengan hasil profil kecepatan simulasi, mengoptimalkan konsumsi energi yang dibutuhkan kereta dengan program dinamis. Kemudian membandingkan hasil konsumsi energi dengan konsumsi energi optimal. Hasil efisiensi yang didapatkan dari konsumsi energi optimal sebesar 31 % untuk rute Jakarta Kota – Kampung Bandan, 20 % untuk rute Kampung Bandan – Ancol dan untuk rute Ancol Tanjung Priok sebesar 13 %.

Electric trains are now the preferred means of transportation for the Jabodetabek people in their daily lives. However, the need for electric rail transportation facilities with the need for electrical energy is quite large in daily use. So, it is necessary to evaluate the energy consumption of commuter line trains. In this study, the author simulates a commuter line train with the actual data speed of the Jakarta Kota – Tanjung Priok train route and calculates the energy consumption required from the train with the simulation speed profile results, optimizing the energy consumption needed by the train with a dynamic program. Then compare the results of energy consumption with energy consumption optimally. The efficiency results obtained from the optimal energy consumption are 31% for the Jakarta Kota – Kampung Bandan route, 20% for the Kampung Bandan – Ancol route, and for the Ancol Tanjung Priok route 13%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Syafrizal
"[ABSTRAK
Faktor emisi dan konsumsi bahan bakar tergantung pada berbagai faktor. Driving cycle merupakan perilaku lalu lintas dan merupakan reprsentasi berkendara dari suatu wilayah. Ada banyak standar driving cycle seperti metode Eropa driving cycle, Jepang Cycle, US-EPA, dll. Namun, driving cycle tersebut tidak dapat mewakili kondisi aktual Jakarta. Penelitian ini menjelaskan driving cycle yang diperoleh di Jakarta. Jakarta driving cycle adalah langkah pertama untuk menentukan emisi nyata untuk mengurangi polusi dan untuk mempengaruhi pilihan kendaraan di Jakarta. Faktor emisidigunakan untuk menentukan emisi gas buang di persimpangan Semanggi. Studi kasus persimpangan Semanggi dibahas. Aspek psikologis berkontribusi pada pemahaman tentang perilaku pemilik mobil untuk menggunakan bus rapid transit di Jakarta. Diskusi tentang The theory of planned behaviour (TPB) dan aspek psikologis dibuat untuk studi kasus ini. Penelitian ini juga menjelaskan model dinamis dari pengurangan emisi di sektor transportasi darat, studi kasus perempatan Semanggi di Jakarta. Sistem transportasi perkotaan adalah sistem yang kompleks dengan beberapa variabel, loop umpan balik, dan dipengaruhi oleh faktor sosial, ekonomi, dan lingkungan. Model system dinamis yang diusulkan terdiri dari dua submodel: "Vehicle Fleet" dan "Perhitungan Emisi". Model ini berjalan dalam perangkat lunak Powersim Studio menggunakan data dari Indonesia Japan Economic Agreement Partenership (IJ-EPA) dan Kepolisian Republik Indonesia.;

ABSTRACT
Emission factors and fuel consumption depend on various factors. The driving cycle represents traffic behaviour and is representative of a given region. There are many standards of driving cycles such as the method of European Driving Cycle, Japan Cycle, US-EPA, India Cycle, etc. However, these driving cycles cannot represent the actual condition in Jakarta. This paper describes the driving cycle obtained in Jakarta. Jakarta?s Driving Cycle is the first step for determining real emissions in order to decrease pollution and to influence vehicle choice in Jakarta. Emissions factors are deduced and used to determine exhaust emissions in the Semanggi intersection. The case study of the Semanggi intersection is discussed. Psychological aspects contribute to the understanding of the behaviour of car owners to use bus rapid transit (BRT) in Jakarta. Discussion about TPB theory and psychological aspects are made for this case study. This paper describes a dynamic system model of emissions reduction in the land transport sector with the case study of the Semanggi intersection in Jakarta. The urban transportation system is a complex system with multiple variables, feedback loops, and is influenced by social, economic, and environmental factors. The proposed DS model consists of two submodels: ?Vehicle Fleet? and ?Emissions Calculation?. The model runs in Powersim Studio software using data from Indonesia Japan Economic Agreement Partenership (IJ-EPA) and the Traffic Management Centre of the Indonesia National Police Headquarters.
;Emission factors and fuel consumption depend on various factors. The driving cycle represents traffic behaviour and is representative of a given region. There are many standards of driving cycles such as the method of European Driving Cycle, Japan Cycle, US-EPA, India Cycle, etc. However, these driving cycles cannot represent the actual condition in Jakarta. This paper describes the driving cycle obtained in Jakarta. Jakarta?s Driving Cycle is the first step for determining real emissions in order to decrease pollution and to influence vehicle choice in Jakarta. Emissions factors are deduced and used to determine exhaust emissions in the Semanggi intersection. The case study of the Semanggi intersection is discussed. Psychological aspects contribute to the understanding of the behaviour of car owners to use bus rapid transit (BRT) in Jakarta. Discussion about TPB theory and psychological aspects are made for this case study. This paper describes a dynamic system model of emissions reduction in the land transport sector with the case study of the Semanggi intersection in Jakarta. The urban transportation system is a complex system with multiple variables, feedback loops, and is influenced by social, economic, and environmental factors. The proposed DS model consists of two submodels: ?Vehicle Fleet? and ?Emissions Calculation?. The model runs in Powersim Studio software using data from Indonesia Japan Economic Agreement Partenership (IJ-EPA) and the Traffic Management Centre of the Indonesia National Police Headquarters.
, Emission factors and fuel consumption depend on various factors. The driving cycle represents traffic behaviour and is representative of a given region. There are many standards of driving cycles such as the method of European Driving Cycle, Japan Cycle, US-EPA, India Cycle, etc. However, these driving cycles cannot represent the actual condition in Jakarta. This paper describes the driving cycle obtained in Jakarta. Jakarta’s Driving Cycle is the first step for determining real emissions in order to decrease pollution and to influence vehicle choice in Jakarta. Emissions factors are deduced and used to determine exhaust emissions in the Semanggi intersection. The case study of the Semanggi intersection is discussed. Psychological aspects contribute to the understanding of the behaviour of car owners to use bus rapid transit (BRT) in Jakarta. Discussion about TPB theory and psychological aspects are made for this case study. This paper describes a dynamic system model of emissions reduction in the land transport sector with the case study of the Semanggi intersection in Jakarta. The urban transportation system is a complex system with multiple variables, feedback loops, and is influenced by social, economic, and environmental factors. The proposed DS model consists of two submodels: “Vehicle Fleet” and “Emissions Calculation”. The model runs in Powersim Studio software using data from Indonesia Japan Economic Agreement Partenership (IJ-EPA) and the Traffic Management Centre of the Indonesia National Police Headquarters.
]"
2015
D2013
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Ghafiqie
"Penelitian ini membahas efek pembangunan stasiun MRT pada perkembangan area residensial dan komersial terhadap penerimaan pajak. Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan model yang komprehensif dalam menyediakan usulan kebijakan untuk pengembangan MRT Jakarta. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah simulasi berbasis sistem dinamis. Hasil penelitian mengusulkan pada pemerintah mengenai kebijakan kenaikan pajak bumi dan bangunan sebesar 5% dan besaran subsidi 10% dari pajak tersebut untuk MRT.

This research is focusing on development effects of MRT station on residential and commercial area development to the tax revenue. The purpose of this research is to provide policy recommendations for MRT Jakarta development. The Method used here is the system dynamic simulation. The results suggested the government's policy on land tax increases by 5% and 10% from the tax for MRT subsidy.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T31003
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
London: Wiley , 2011
388.4028 GEO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Hardiwinarto
"Propinsi Maluku Utara adaiah wilayah Indonesia bagian timur yang terdiri dari puluhan pulau sehingga menarik untuk diteliti pola pergerakan arus barang dan orang dari pulau satu kepulau Iainnya yang membentuk suatu sistem jaringan transportasi. Asal dan tujuan perjalanan tentu saja bukan bandara atau pelabuhan laut, tetapi barangkali masih diperlukan moda darat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu bandara dan pelabuhan pada dasarnya hanya merupakan node atau simpul didalam suatu jaringan transportasi yang lebih luas yang melibatkan moda angkutan bus, udara dan darat.
Tesis ini menganalisis sistem transportasi di propinsi Maluku Utara secara integrasi jaringan moda. Bangkitan pergerakan yang ditimbulkan dihitung berdasarkan potensi wilayah yang ada. Potensi dikembangkan karena memang daerah tersebut mempunyai sumber daya yang melimpah, dengan demikian akan timbul pergerakan atas dasar surplus dan defisit. Suatu wilayah akan mengalami surplus apabila produksi berlebih setelah dikonsumsi oleh masyarakat penghuninya, dan suatu zona atau wilayah mengalami defisit bila zona tersebut masih perlu pasokan dari zona lain dalam kebutuhan masyarakat di zona tersebut. Secara natural dengan adanya zona surplus dan defisit maka akan menghasilkan pergerakan. Pergerakan adalah hasil konversi jumlah barang dan orang yang berpindah dari daerah surplus ke daerah defisit.
Meskipun jaringan dianalisis berdasarkan integrasi moda, tetapi penelitian ini dikhususkan untuk menganalisa jaringan darat. Pembebanan terhadap jaringan integrasi mods ini dilakukan dengan bantuan program STUE (Stochastic Taxonomy User Equilibrium). Program penanganan jalan menurut skala prioritas yang didasarkan atas aspek sosial, ekonomis, teknis dan tata ruang, dimana dalam menetapkan prioritas juga mempertimbangkan azas pemerataan dan pertumbuhan. Dengan integrasi jaringan bisa direncanakan penanganan jaringan jalan secara bertahap dan merata, karena sistem ini menghasilkan pembebanan yang lebih merata disemua ruas didalam jaringan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14982
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>