Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170901 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adhika Resso Madias
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang analisis risiko yang didapatkan pada kegiatan pengelasan di proyek apartemen green view serpong, tangerang tahun 2014. Penilaian risiko dilakukan dengan menganalisis nilai konsekuensi, pajanan dan kemungkinan dari setiap tahapan pekerjaan yang kemudian dibandingkan dengan standar level risiko Fine Chart dengan pendekatan AS/NZS 4360 : 2004 untuk mengetahui level risiko yang ada pada tahapan kegiatan pengelasan. Penelitian ini adalah penelitian observasionaldengan menggunakan metode semi – kuantitatif yang sesuai dengan AS/NZS 4360 : 2004. Hasil penelitian menyatakan bahwa level risiko yang dimiliki pada uraian kerja disetiap langkah pengelasan di proyek apartemen green view meliputi level : very high, priority 1, subtancial, priority 3, accepteble. Dengan adanya nilai tingkat risiko, penulis dapat mengevaluasi upaya pengendalian risiko di proyek Apartemen Green View lakukan. Apakah pengendalian tersebut telah sesuai atau tidak sesuai standar, sehingga penulis dapat merekomendasikan prioritas pengendalian risiko yaitu subtitusi, perancangan, administrasi dan menggunakan APD yang sesuai standarpada risiko yang mempunyai nilai tingkat risiko.

ABSTRACT
His research talked about risk analysis in welding activity at project green view serpong apartment, Tangerang in 2014. Risk evaluation analyzing done by analyzeconsequence values, exposure andpossibility on every step in work than compare with the risk level standard (Fine Chart)with theAS/NZS 4360:2004 approaching to know the risk level in welding activity level. This research isobservasionalresearch with semi – quantitativemethods which suitable with AS/NZS 4360 : 2004. Research result told that the risk levels in every step of welding activity in green view apartment project include: very high, priority 1, subtancial, priority 3, acceptable. With the risk level values, writer cans evaluating the effort risk controlling in green view apartment. Is that controlling suitable or substandard, so than the writer cans recommend risk controlling priority like substitution, design, administration and using the Personal Protective Equipmentwhich suitable to the risk standard that have risk level values."
2014
S56073
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Megy Armada Putra
"Satu dari beberapa karakteristik proyek konstruksi yaitu berisiko tinggi kecelakaan kerja. Sebagian besar kecelakaan kerja yang terjadi disebabkan oleh adanya perilaku tidak selamat dalam bekerja. Tujuan penelitian adalah mengetahui faktor penyebab perilaku kerja tidak selamat untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja pada pekerja konstruksi di proyek pembangunan Bogor Valley Residence dan Hotel tahun 2014.
Penelitian ini merupakan studi deskriptif analitik dengan pendekatan semi kuantitatif. Populasi yang diteliti adalah pekerja bagian finishing sebanyak 70 orang. Metode pengambilan sampel menggunakan rumus uji hipotesis beda dua proporsi dengan besar sampel 65 responden. Desain penelitian cross sectional, observasi, kuesioner, wawancara dan analisis data menggunakan chi-square.
Hasil telitian menunjukkan bahwa mayoritas pekerja berperilaku kerja tidak selamat (53,8%). Ada hubungan yang signifikan antara persepsi tentang hambatan berperilaku kerja selamat, ketersediaan fasilitas keselamatan kerja, dan peraturan keselamatan kerja dengan perilaku kerja tidak selamat pekerja konstruksi.

One of several characteristics of construction projects that have a higher risk of accidents. Most of the work accident occurs due to the unsafe behavior in working. The purpose of the research was to determine the causes of workplace unsafe behavior to prevent work accidents at construction workers in the construction project Bogor Valley Residence and Hotel in 2014.
Research was a descriptive analytic study with semi-quantitative approach. The population be researched was part of finishing as many as 70 workers. The sampling method used was to test the hypothesis using two different formulas proportions with a sample size of 65 respondents. Desaign of research were cross-sectional, observation, questionnaires, interviews and data analysis using chi-square.
The results show that the majority of workers have unsafe behavior (53.8%). There is a significant relationship between perceptions of barriers to safe work behavior, availability of safety facility, and the safety regulations with unsafe behavior of construction workers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55292
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iis Yustrianita
"Penelitian ini membahas tentang penggunaan alat pelindung diri (APD) pada pekerja bagian finishing PT. X di Proyek Apartemen Serpong pada tahun 2014. Faktor-faktor yang diteliti yaitu faktor internal meliputi sikap dan pengetahuan, faktor eksternal meliputi ketersediaan APD, kenyamanan APD, pengawasan dan peraturan APD. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara umum penggunaan alat pelindung diri pada pekerja Bagian finishing PT. X masih kurang, dari 50 responden didapatkan 36 responden (72%) tidak menggunakan APD.
Hasil uji statistik dengan Chi Square, menujukan pada faktor internal: tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan (p=0,623 > 0,05) dan sikap (p=0,311 > 0,05) dengan penggunaan APD. Faktor eksternal : terdapat hubungan yang bermakana antara ketersediaan APD (p=0,026 < 0,05), kenyamanan APD (p=0,039 < 0,05) dan pengawasan (p=0,036 < 0,05) dengan penggunaan APD dan tidak terdapat hubungan yang bermakna (p=0,607 > 0,05) antara penggunaan APD dengan peraturan APD.

This study discusses the use personal Protective equipment of PT. X finishing workers in Apartement Serpong site, 2014. The variables studied were internal factor (knowledge and attitude) and external factor (availability of PPE, comforbility of PPE, supervision and regulation PPE). The result of this study show that 36 of 50 workers (72%) don?t use PPE.
The result of chi square test show that internal factor : there are no significant relationship between knowledge (p=0,623 > 0,05) and attitude (p=0,311 > 0,05) with the use personal protective equipment. External factor : there are significant relationship between availability of PPE (p=0,026 < 0,05), comfortability of PPE (p=0,039 < 0,05) and supervision (p=0,036 < 0,05) with the use personal protective equipment but there are no significant relationship between regulation PPE (p=0,607 > 0,05) with the use personal protective equipment.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55137
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Irfan
"ABSTRAK
Real Estate Bumi Serpong Damai (BSD) yang terietak di Barat kota Tangerang saat ini menghadapi persaingan yang sangat kompetitif dengan banyaknya pengembang menawarkan
produk perumahannya di wilayah Tangerang. Pengembang tersebut masuk dengan menawarkan pemukiman dengan skala kota dan konsep kota yang beraneka ragam pula. Tingkat persaingan yang cukup tinggi ini menyebabkan pesaing banyak menawarkan produk dengan harga murah. Pembeli juga mempunyai banyak altemative pilihan yang lebih banyak hingga ada tuntutan akan perumahan dengan fasilitas dan kondisi lingkungan yang lebih baik.
Adanya peraturan pemerintah mengenai lingkungan berimbang juga merupakan hal yang harus dipertimbangkan mengingat selama ini segmen pasar yang dituju oleh Bumi Serpong
Damai merupakan multi segmen dimana pengembangan rumah cenderung dialokasikan kepada perumahan segmen menengah keatas.
Analisa SWOT yang dilakukan mengidentifikasikan adanya peluang untuk merebut pasar
segmen menengah kebawah disertai dengan kemampuan perusahaan untk membangun dan
mengembangkan perumahan untuk segmen tersebut dengan fasilitas yang disesuaikan. Ancaman ada pada segmen menengah ke atas dimana daya serap untuk segmen tersebut mengalami penurunan yang tajam sebagai akibat penurunan daya beli konsumen. Terbatasnya kredit sector konstruksi bagi pengembang merupakan ancaman perusahaan dalam pembiayaan. Dari hasil analisa dapat dilihat bahwa real estate Bumi Serpong Damai mempunyai kekuatan seperti reputasi sebagai pengembang kota mandiri pertama, luas lahan yang cukup besar. Lingkungan yang ramah dan fasilitas kota yang sangat lengkap. Kelemahan yang cukup menonjol dibandingkan Kompetitor adalah akses ke perumahan yang sering teijadi kemacetan, promosi yang tidak terarah, dantidak fokusnya manajemen Bumi Serpong Damai dalam membangun produk perumahan.
Alternatif-alternatif strategi didapatkan dengan menggunakan matriks- TWOS yang mencocokkan peluang atau ancaman yang ada dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki
BSD. Dari alternatif-alternatif strategi tersebut akan dipilih strategi bersaing dengan menggunakan matriks perencanaan strategi secara kumulatif (QSPM). Pengembangan lahan baru
untuk pembangunan rumah sederhana mempakan salah satu strategi yang dapat dipertimbangkan
untuk menarik minat pembeli dari kalangan segmen menengah kebewah. Untuk rumah sederhana
bagi segmen tersebut pembangunan rumah dengan tipe kecil dilokasi baru dapat memberikan
keunggulan bersaing dalam harga mengingat harga tanah di lokasi BSD berada masih relatif lebih
murah dibandingkan lokasi perumahan pengembang lainnya yang semakin terbatas dan mahal.
Memfokuskan pengembangan dan pembangunan rumah sederhana dapat dijadikan strategi
perusahaan dalam mengantisipasi pergeseran pasar pembelian rumah dimana pertumbuhan daya
serap rumah sederhana tersebut cukup pesat dibandingkan rumah menengah keatas.
Penyediaan mmah sederhana dan sangat sederhana harus dilakukan dengan ikut
memperhatikan kebijakan-kebijakan pemerintah yang menjadi pengawas dalam pengelolaan
perumahan nasional. Menurunnya suku bunga Kredit Perumahan Rakyat membuka kesempatan
bagi masyarakat untuk memiliki rumah sehingga BSD perlu memikirkan lebih lanjut temtama
mengenai system pembelian agar semakin mudah.
Selain itu usaha meningkatkan inovasi, infrastruktur, fasilitas, dan lingkungan yang berkualitas harus disertai dengan media promosi yang tepat dan efektif . Sehingga memberikan kesan bagi konsumen terhadap rasa nyaman dan benar-benar menciptakan sebuah kota mandiri yang lengkap merupakan hal yang sangat penting mengingat semakin kompetitifnya tingkat
persaingan di dalam bisnis real estate. Karena dengan usaha tersebut maka kebutuhan konsumen terhadap sebuah konsep kota mandiri akan terpenuhi.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Altri Reza
"Penelitian ini membahas tentang nilai risiko yang didapat pada proses kegiatan instalasi listrik di proyek Pembangunan Apartement Park View Condominiumn Depok Town Square oleh PT. X tahun 2012. Penilaian risiko dilakukan dengan menganalisis nilai kemungkinan, pemajanan dan konsekuensi dari setiap tahapan pekerjaan yang kemudian dibandingkan dengan standar level risiko semi kuantitatif W.T. Fine J untuk mengetahui level risiko yang ada pada setiap kegiatan proses instalasi listrik tersebut. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan metode semi kuantitatif AS/NZS 4360:2004. Hasil penelitian menyatakan bahwa level risiko yang dimiliki pada kegiatan proses instalasi listrik di proyek tersebut meliputi level : very high, priority 1, substantial, priority 3.

This study discusses about risk assesment for safety on electrical instalation process at Apartement Park View Condominium Depok Town Square project by PT. X in 2012. Risk Assesment is done by analyzing the probability value, exposure and consequences of each phase of work then compared to a standard level of risk semi-quantitative WT Fine J to determine the level of risk that exist at each stage on electrical instalation process. This study is a descriptive analytical study using semi quantitative method AS/NZS 4360:2004. The study states that the level of risk on each step electrical instalation process that includes : very high level, priotity 1 level, substantial level, and priority 3 level."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45247
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Defri Kurniadi
"Skripsi ini berisi tentang analisis risiko pada pengoperasian forklift di PT XYZ tahun 2014. Tujuannya adalah untuk menilai tingkat risiko dalam mengoperasikan forklift. Metode identifikasi hazard menggunakan Task Risk Assesment, sedangkan untuk analisis risiko dilakukan dengan menggunakan metode analisis risiko semikuantitatif dengan kriteria penilaian risiko (consequence, exposure, dan likelihood) berdasarkan AS/NZS 4360:2004. Tahapan pengoperasian forklift dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu pengisian bahan bakar, pengecekan, mengangkat, memindahkan dan meletakkan lalu berhenti dan parkir. Tahapan yang memilki risiko terbesar terdapat pada tahapan memindahkan dan meletakkan.
Hasil analisis tingkat risiko yang didapatkan dari setiap langkah kerja pengoperasian forklift yaitu tingkat risiko very high sebanyak 3 (12%), substantial sebanyak 3 (12%), priority 3 sebanyak 10 (40%), dan acceptable sebanyak 9 (36%). Rekomendasi yang diberikan adalah melakukan manajemen risiko, investigasi kecelakaan dan faktor manusia dalam kecelakaan serta keilmuan lainnya secara berkelanjutan, pembuatan SOP (standard operating procedure), melakukan tindakan kontrol, memberikan pelatihan, membuat jalur forklift, menambah safety sign dan menambah lampu yang berputar (seperti lampu emergency) pada forklift.

This thesis contains a risk analysis on the operation of a forklift at PT XYZ in 2014. Goal is to assess the level of risk in operating the forklift. Hazard identification method using Task Risk Assessment, while for risk analysis is undertaken by semi-quantitative method that uses risk assessment criteria (consequence, exposure, and likelihood) based on AS / NZS 4360:2004. Stages of forklift operation is divided into several stages like refueling, checking, lifting, moving and put down then stop and parking. Stages that have the greatest risk are the stages moving and put down.
The analysis result of the level of risks that is obtained from each step of the operation of forklift work is very high risk level there are 3 (12%), substantial there are 3 (12%), priority 3 there are 10 (40%), and acceptable there are 9 (36%). The recommendation given is to conduct risk management, accident investigation, human factors in accidents and other scientific continuously, make a SOP (standard operating procedure), the control action, provide training, create pathways forklift, adding safety sign and a rotating lights (such as emergency lights) on the forklift.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S56131
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Steven Sastradi
"Berdasarkan PP 51/ 2009, yang dimaksud dengan pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi (obat, bahan obat, obat tradisional, dan kosmetika), pengamanan, pengadaan, penyimpanan, dan pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional. Salah satu pelaksanaan pekerjaan kefarmasian tersebut adalah kegiatan distribusi sediaan farmasi yang dilakukan oleh pedagang besar farmasi yang memiliki seorang Apoteker Penanggung Jawab (APJ). Pedagang Besar Farmasi (PBF) merupakan perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki ijin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan dimana dalam menyelenggarakan kegiatannya wajib menggunakan Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). CDOB merupakan pedoman bagi PBF dalam melakukan penyaluran sediaan farmasi yang bertujuan memastikan mutu sepanjang jalur distribusi. PT. Tatarasa Primatama sebagai salah satu PBF bahan obat telah melaksanakan kegiatan distribusi sesuai dengan ketentuan CDOB. PT. Tatarasa Primatama memiliki seorang APJ yang memiliki dua peran penting bagi perusahaan, yaitu dalam kegiatan bisnis dan distribusi. Peran dalam bisnis adalah memberikan pelayanan untuk mencapai kepuasan pelanggan, sedangkan peran dalam distribusi adalah memenuhi menyusun, memastikan dan mempertahankan penerapan sistem manajemen mutu di fasilitas distribusi.

According to the PP 51/2009, pharmaceutical practice is manufacturing including the quality control of pharmaceutical preparations (drugs, drug ingredients, traditional medicine, and cosmetics), security, procurement, storage, and distribution of drugs, medication management, servicing over prescription drug, drug information services, as well as drug development, ingredients and traditional medicine. One of these is the implementation of pharmaceutical practice is pharmaceutical preparations distribution activities that conducted by Pedagang Besar Farmasi (PBF) who have a Apoteker Penanggung Jawab (APJ). PBF is a legal entity that has a license for the procurement, storage, distribution of medicinal materials in bulk in accordance with the laws and regulations in conducting its activities which shall use the Technical Guidelines of Good Distribution Practices (GDP). GDP is the guidelines to distribution of drugs and/or drug ingredients intended for PBF to ensure quality throughout the distribution channel or distribution as the requirements and intended use. PT. Tatarasa Primatama as one of drug substances PBF has been carrying out activities of distribution in accordance with the provisions GDP. PT. Tatarasa Primatama have an APJ which has two important roles for the company that is in business activities and distribution. The role of business is to provide services to achieve customer satisfaction, while fulfilling a role in the distribution is compiled, ensure and maintain the quality management system implementation in distribution facilities.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lydia Trisna Wibowo
"Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi (obat, bahan obat, obat tradisional, dan kosmetika), pengamanan, pengadaan, penyimpanan, dan pendistribusian atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional. Pekerjaan kefarmasian dalam proses distribusi atau penyaluran bahan obat tersebut dilakukan oleh pedagang besar farmasi bahan obat. Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki ijin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan dimana dalam menyelenggarakan kegiatannya wajib menggunakan Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). CDOB adalah cara distribusi atau penyaluran obat dan/atau bahan obat yang bertujuan memastikan mutu sepanjang jalur distribusi atau penyaluran sesuai persyaratan dan tujuan penggunaannya. Sistem dan alur distribusi bahan obat di PT. Tatarasa Primatama secara berurutan adalah pengadaan, importasi, penerimaan, penyimpanan, penjualan, dan pengiriman. Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, setiap PBF harus memiliki Apoteker Penanggung Jawab (APJ). Peran APJ terbagi menjadi dua, yaitu bisnis dan distribusi. Peran dalam bisnis adalah memberikan pelayanan untuk mencapai kepuasan pelanggan, sedangkan peran dalam distribusi adalah memenuhi menyusun, memastikan dan mempertahankan penerapan sistem manajemen mutu di fasilitas distribusi.

The work of pharmaceuticals is manufacturing including the quality control of pharmaceutical preparations (drugs, drug ingredients, traditional medicine, and cosmetics), security, procurement, storage, and distribution of drugs, medication management, servicing over prescription drug, drug information services, as well as drug development, ingredients and traditional medicine. Pharmaceutical jobs in the process of drug distribution or distribution of materials is done by pharmaceutical wholesalers. Pharmaceutical Wholesalers (Pedagang Besar Farmasi/PBF) is a legal entity that has a license for the procurement, storage, distribution of medicinal materials in bulk in accordance with the laws and regulations in conducting its activities which shall use the Technical Guidelines of Good Distribution Practices (GDP). GDP is the manner of distribution or distribution of drugs and/or drug ingredients intended to ensure quality throughout the distribution channel or distribution as per the requirements and intended use. Distribution system in PT. Tatarasa Primatama is sequentially procurement, importation, receipt, storage, sale, and delivery. In carrying out its operations, each PBF should have Responsible Pharmacist (Apoteker Penanggung Jawab/APJ). The role of APJ divided into two, business and distribution. The role of business is to provide services to achieve customer satisfaction, while fulfilling a role in the distribution is compiled, ensure and maintain the quality management system implementation in distribution facilities."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Azzam Syahid Annasai
"Skripsi ini berisikan mengenai gambaran manajemen risiko keselamatan dan kesehatan
kerja pada proses kerja bore pile di Proyek Pembangunan Jalan Tol Serpong – Balaraja
PT. X Tahun 2020. Peninjauan manajemen risiko yang dilakukan melihat mulai dari
identifikasi bahaya dan risiko menggunakan tabel identifikasi dan Hazard Identification,
Risk Assesment and Risk Control (HIRARC) dan analisi risiko menggunakan acuan dari
standar AS/NZS 4360 Tahun 2004. Disain penelitian menggunakan analisis kualitatif dan bersifat deskriptif. Hasil penelitian ini mendapatkan 13 tahapan kerja yang memiliki 27
potensi baya dan menimbulkan 27 risiko keselamatan dan kesehatan kerja.

This thesis contains an overview of occupational safety and health risk management in the work process of the bore pile in the Serpong - Balaraja Toll Road Development Project PT. X Year 2020. The review of risk management is carried out starting from the identification of hazards and risks using Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control (HIRARC) and risk analysis using references from US standards. NZS 4360 of 2004. The research design uses a qualitative and analytical approach descriptive. The results of this study found 13 stages of work that have 27 middle-potential and pose 27 occupational safety and health risks."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darozatun Nisa
"Keikutsertaan dalam keluarga berencana penting untuk mencapai tujuan KB dengan pendekatan kesehatan reproduksi dengan memperhatikan hak-hak reproduksi dan kesetaraan gender, angka keikutsertaan pria dalam KB di Indonesia masih tergolong rendah 3,46% pada tahun 2012 (SDKI), hal tersebut masih jauh dari target nasional sebesar 5%. Penelitian bertujuan mengetahui gambaran dan faktor ? faktor yang berhubungan dengan keikutsertaan pria dalam KB.Desain penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional yang dilaksanakan di Kelurahan Cilenggang, Serpong, Tangerang Selatan, bulan November ? Desember 2014, menggunakan kuesioner pada 96 responden. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada 17,7% responden yang ikutserta dalam keluarga berencana, serta adanya hubungan yang bermakna antara faktor diskusi dengan istri tentang kontrasepsi pria, dukungan istri terhadap penggunaan kontrasepsi pria, pengetahuan dan sumber informasi mengenai kontrasepsi pria dengan keikutsertaan pria dalam keluarga berencana.

Participation in family planning is important to achieve the purpose of family planning with health reproductive approach ,reproductive rights and gender equality, numbers of men 's participation in family planning in Indonesia is still low of 3.46 % in 2012(SDKI), it is still far from the national target of 5 %.The study aims to determine of men 's participation in family planning and factors assoiciated to the participation of men in family planning . This research design using cross sectional approach implemented in Cilenggang , Serpong , South Tangerang , in November-December 2014, using a questionnaire on 96 respondents . The results showed that there were 17.7 % of respondents who participated in family planning ( condoms and vasectomy ). There are meaningfull association between between discussion with the wife of a male contraceptive , wife support for male contraceptive use , knowledge and resources about male contraception with male participation in family planning.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S58243
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>