Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4398 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arief Budiman
"ABSTRAK
Skripsi ini mengaji fenomena kemunculan wanita karier yang menjalani profesi guru SD Kasus yang diangkat adalah tiga guru di SDN Pandeglang 13 Metode penelitian yang digunakan yaitu metode etnografi dan metode riwayat hidup Skripsi ini menjelaskan tentang awal kemunculan motivasi menjadi guru SD dan komitmen guru SD dalam bekerja Kemunculan motivasi menjadi guru SD diawali oleh pengetahuan mengenai profesi guru Pengetahuan tersebut dipelajari dan menjadi dorongan dalam diri untuk menjadi guru SD Dorongan tersebut diarahkan secara sadar untuk menjadi guru SD Faktor faktor sosial budaya yang berperan dalam pembentukan motivasi menjadi guru SD antara lain latar belakang ekonomi keluarga orientasi dan pendidikan yang diberikan masing masing orangtua informan lingkungan sosial keluarga orientasi latar belakang ekonomi keluarga prokreasi dan pola hubungan suami istri Di SDN Pandeglang 13 komitmen guru dalam bekerja rendah karena tidak bekerja dengan penuh dedikasi dan profesional Orientasi guru dalam bekerja adalah menyelesaikan tugas dan memperoleh penghasilan Guru lebih mengutamakan urusan rumah tangga daripada profesi

ABSTRACT
This thesis examines the phenomenon of emergence of working woman career whose profession as elementary school teacher The case of this thesis is three teachers in SDN Pandeglang 13 Research methods used that ethnography and individual life history This thesis explains the beginning of the emergence of motivation of being elementary school teacher and the commitment of elementary school teachers in work The emergence of motivation is preceded by knowledge about the profession of teacher The knowledge transforms to be impulse by learning knowledge of profession of teacher The impulse is directed consciously to be elementary school teacher Social and cultural factors that have roles in the motivation being elementary teachers namely economic background of orientation family and education from parents economic background of procreation family and the pattern of marital relationship In Pandeglang SDN 13 teacher commitment in working low because it does not work with full dedication and professional Orientation in the teacher worked is finished the task and earned revenue Teacher prioritize the household affairs than profession "
2014
S56517
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This research aims at designing multiple output multi carrier code division multiple input multiple output multi carrier code division multiple acces (MIMO MC-CDMA) system configuration which consists of two schemes....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Setiamurti
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran perceived creativity fostering teacher behavior (P-CFTB) dan motivasi akademik sebagai faktor intrapersonal dalam memprediksi keterlibatan belajar pada mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Statistika secara daring. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional study dan pendekatan kuantitatif. Tiga instrumen penelitian, yaitu academic motivation scale (AMS), perceived creativity fostering teacher index (P-CFTIndex), dan university student engagement inventory (USEI) digunakan dan diisi oleh 460 mahasiswa psikologi. Data penelitian dianalisis dengan uji statistik deskriptif, korelasional, dan regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa P-CFTB dan motivasi akademik (motivasi intrinsik, motivasi ekstrinsik, amotivasi) secara signifikan berperan dalam memprediksi keterlibatan belajar mahasiswa sebesar 52,9%. P-CFTB dan motivasi intrinsik juga ditemukan dapat memprediksi keterlibatan belajar secara signifikan masing-masing sebesar 22,51% dan 26,39%. Sementara itu, variabel amotivasi secara signifikan mampu memprediksi keterlibatan belajar sebesar 2,49%, sedangkan motivasi ekstrinsik tidak berperan secara signifikan dalam memprediksi keterlibatan belajar mahasiswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa yang memiliki motivasi akademik sekaligus memersepsikan perilaku mengajar dosen yang mendorong kreativitas (P-CFTB) secara positif, akan memiliki keterlibatan belajar yang lebih tinggi.

This study aims to analyze perceived creativity fostering teacher behavior (P-CFTB) and academic motivation as intrapersonal factors in predicting student engagement in online Statistics courses. This study used a cross-sectional study design and a quantitative approach. Three standardized scales (academic motivation scale, perceived creativity fostering teacher index, and university student engagement inventory) were filled out by 460 psychology undergraduates. All data were analyzed statistically by descriptive, correlational, and multiple linear regression tests. The results showed that P-CFTB and academic motivation (intrinsic, extrinsic, and amotivation) significantly predict student engagement by 52.9%. Furthermore, P-CFTB and intrinsic motivation partially predicted a significant increase in student engagement by 22.51% and 26.39%. Meanwhile, amotivation significantly predicted a decrease in student engagement by 2.49%, while extrinsic motivation did not significantly predict student engagement. The result shows that students who positively perceived creativity fostering teacher behavior (P-CFTB) and have academic motivation will have higher student engagement in Statistics online learning courses."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas ndonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emir Haryono Adjie
"Perubahan metode belajar menjadi pembelajaran jarak jauh membuat murid perlu beradaptasi dengan cara yang baru. Proses adaptasi ini menimbulkan permasalahan seperti penurunan motivasi akademis. Penelitian ini menggunakan desain korelasional untuk menguji hubungan antara kelekatan dengan orang tua terhadap motivasi akademis yang dimediasi oleh dukungan guru. Sebanyak 156 murid SMA/SMK mengisi kuesioner daring yang disebarkan melalui platform twitter dan line. Hasil analisis mediasi menunjukkan dukungan guru berperan sebagai mediator, walaupun hanya secara parsial, pada hubungan antara kelekatan dengan orang tua terhadap motivasi akademis (b = .0323, SE = .0164, 95% CI[.0036, .0680]). Hal ini disebabkan efek langsung dari variabel kelekatan dengan orang tua terhadap motivasi akademis lebih besar dibanding menggunakan mediator (b = .1761, SE = .0400, 95% CI[.0970, .2522]. Penelitian ini menunjukkan pentingnya kelekatan dengan orang tua dalam membangun motivasi akademis sehingga murid dapat menjalankan kegiatan belajar dengan optimal. Diskusi dan saran terlampir pada bab terakhir untuk dapat digunakan pada penelitian selanjutnya.

The change in learning methods into distance learning makes students need to adapt in new ways. This adaptation process raises problems such as a decrease in academic motivation. This study used a correlational design to examine the relationship between parental attachment to academic motivation mediated by teacher support. Participants (N = 156) were high school students spread across various regions in Indonesia and filled out an online questionnaire which was distributed through twitter and line. The results of the mediation analysis show that teacher support acts as a mediator, although only partially, on the relationship between attachment to parents and academic motivation (b = .0323, SE = .0164, 95% CI[.0036, .0680]). This is because the direct effect of the parental attachment variable on academic motivation is greater than using a mediator (b = .1761, SE = .0400, 95% CI [.0970, .2522]. This study shows the importance of bonding with parents in building academic motivation so that students can carry out learning activities optimally. Discussions and suggestions related to the results of the research are attached in the last chapter."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umie Retno Indriemayuni
"Fenomena dunia olahraga Indonesia saat ini antara lain telah melambungkan suatu iming-iming atau insentif pada para atlet yang akan berlaga dalam multi-event internasional. Insentif menurut Gage dan Berliner (1984) adalah janji atau harapan. Insentif yang diberikan diharapkan dapat memotivasi atlet untuk berprestasi dan mampu memperoleh gelar terbaik dalam persaingan dengan negara-negara lain. Bandura (1986) menyatakan terdapat insentif dalam bentuk tangible (nyata) dan sosial. Insentif dalam bentuk nyata meliputi trofi, medali atau uang, dan insentif sosial dapat berupa penghargaan atau penerimaan orang lain atas suatu keberhasilan. Dalam perkembangannya di tanah air, insentif merambah pada multi-event di tingkat nasional, baik dalam tingkat antar provinsi seperti Pekan Olahraga Nasional (PON ), bahkan antar kabupaten dalam suatu Provinsi atau Pekan Olahraga Daerah (PORDA). Insentif mendorong atlet mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh dalam menghadapi suatu pertandingan untuk dapat berprestasi tinggi. Karena insentif diharapkan akan mampu membantu meningkatkan gaya hidup. Loudon dan Della Bitta (1993) menyatakan bahwa gaya hidup (lifestyle) diekspresikan melalui minat dan pendapat dalam berinteraksi dengan lingkungan. Dengan insentif yang diperoleh, atlet dapat memenuhi kebutuhannya sesuai dengan minat dan pendapatnya yang dianggap baik untuk dirinya Yang menarik dalam penelitian ini adalah tetap tampilnya atlet perempuan senior yang telah memasuki masa pasca golden-age (prestasi puncak) dalam kompetisi baik nasional maupun persaingan untuk menjadi duta Indonesia di arena Internasional. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa insentif telah mendorong atlet untuk terus berprestasi, karena dengan berprestasi akan memperoleh peningkatan hidup. Namun demikian prestasi harus ditingkatkan melalui catatan skor, mengingat cabang olahraga yang yang ditekuni subjek merupakan cabang olahraga terukur. Prestasi yang dicetak diharapkan juga dapat membuat atlet bersikap mawas diri karena dengan berprestasi, atlet menjadi panutan dalam lingkungan. Penelitian ini dilakukan pada 4 (empat) atlet panahan perempuan berusia 25-45 tahun dan sampai kini tetap menjadi andalan Indonesia di arena internasional. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kualitatif dengan tujuan untuk memperoleh deskripsi yang utuh dan menyeluruh tentang bagaimana insentif memotivasi subyek untuk mencapai prestasi.;-"
2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmadani Dila Safira
"Penelitian ini membahas mengenai gambaran permasalahan work-family conflict pada guru honorer perempuan di Yayasan Triwibawa menggunakan pendekatan Person-In Environment dari disiplin ilmu kesejahteraan sosial. Penelitian ini dilatarbelakangi dengan kondisi jam kerja guru honorer yang terbilang panjang dan tidak teratur sehingga sulit menyeimbangkan antara pembagian waktu dan tugas dalam pekerjaan dan keluarga. Kondisi tersebut dapat disebut sebagai work-family conflict yang menyebabkan ketidakmampuan dalam menyeimbangkan antara peran pekerjaan dan peran dalam keluarga sehingga keberfungsian sosial pada guru honorer terganggu. Untuk itu dalam mengidentifikasi permasalahan tersebut penelitian ini menggunakan pendekatan person-in environment yaitu metode analisis masalah yang bertujuan untuk membantu  kemampuan dan kompetensi guru dalam mengatasi masalah work-family conflict dengan mengembangkan kemampuan coping. Penelitian ini bertujuan untuk memberi gambaran terhadap permasalahan work-family conflict dan menemukan strategi untuk mengatasinya. Penelitian ini dilakukan dari November 2021 sampai Juni 2022, dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan jenis teknik pengambilan sampel untuk memilih informan yaitu purposive sampling. Informan yang dipilih dalam penelitian ini berjumlah lima orang yang terdiri dari guru honorer perempuan yang sudah menikah dan yang belum menikah, pemilihan informan berdasarkan status nya tersebut dilakukan agar peneliti dapat membandingkan perbedaan work-family conflict yang dialami kedua jenis informan tersebut. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan terdapat dua bentuk work-family conflict yang dialami oleh guru honorer perempuan. Guru honorer perempuan yang berstatus belum menikah cenderung mengalami Work interfere Family dimana konflik terjadi pada saat peran pada pekerjaan  mengganggu kehidupan keluarga sedangkan guru honorer yang telah menikah dan memiliki anak lebih mengalami Family interfere Work yang mana konflik terjadi karena kehidupan keluarga mempengaruhi pekerjaan. Sedangkan untuk menghadapi work-family conflict bentuk adaptasi yang dilakukan guru honorer perempuan SMA Triwibawa mencakup tindakan coping meminimalkan situasi dan kondisi serta coping untuk meminimalisir emosi yang tidak menyenangkan dengan menggunakan mekanisme pertahanan diri. Hasil akhir penelitian ini merekomendasikan agar guru honorer memperbaiki manajemen waktu, memperbaiki pembagian peran dalam keluarga dan mengembangkan penyesuaian diri yang positif serta saran untuk yayasan terkait agar memberi fasilitas yang menunjang untuk mempermudah kinerja mereka di sekolah.

This study discusses the description of the problem of work-family conflict in female honorary teachers at the Triwibawa Foundation using the Person-In Environment from the social welfare discipline. This research is motivated by the condition of working hours for honorary teachers which are fairly long and irregular, making it difficult to balance the division of time and tasks in work and family. This condition can be referred to as work-family conflict which causes an inability to balance work and family roles so that the social functioning of honorary teachers is disrupted. For this reason, in identifying these problems, this study uses a person-in-environment which is a problem analysis method that aims to help teachers' abilities and competencies in overcoming work-family conflict by developing coping skills. This study aims to provide an overview of work-family conflict and find strategies to overcome them. This research was conducted from November 2021 to June 2022, using a descriptive qualitative approach with the type of sampling technique used to select informants, namely purposive sampling. The informants selected in this study were five people consisting of female honorary teachers who were married and unmarried, the selection of informants based on their status was carried out so that researchers could compare the differences in work-family conflict experienced by the two types of informants. The conclusion of this study shows that there are two forms of work-family conflict experienced by female honorary teachers. Unmarried female honorary teachers tend to experience Work interfere Family where conflicts occur when roles at work interfere with family life, while honorary teachers who are married and have children experience more Family interfere Work where conflicts occur because family life affects work. Meanwhile, to deal with work-family conflict. the form of adaptation carried out by female honorary teachers at SMA Triwibawa includes coping actions to minimize situations and conditions and coping to minimize unpleasant emotions by using self-defense mechanisms. The final results of this study recommend that honorary teachers improve time management, improve the division of roles in the family and develop positive self-adjustment as well as suggestions for related foundations to provide supporting facilities to facilitate their performance at school."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mamiek Mandar Asih
"ABSTRAK
Jumlah tenaga perawat yang besar memberikan kontribusi yang lebih tinggl dalam memberikan pelayanan kcsehatan dan peningkatan mutu pelayanan dan citra rumah sakit. Keperawatan sebagai profesi yang sedang berkembang dituntut untuk tems meningkatkan profesionalisme melalui pendidikan yang terencana dan bertahap, peningkatan mobilitas ;5endayagunaan perawat profcsional dan pemberian kesempatan pengernbangan karir. Perawat sebaiknya ditempatkan sesuai dengan peran dan fnmgsinya sebagai perawat profesional dengan penilaian berdasarkan pendidikan, pengalaman kerja, dan kompetensinya.
Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Islam Jakarta karena pengembangan kalir tenaga keperawatan yang dilaksanakan di Rumah Sakit Islam Jakarta belum sesuai dengan fungsi dan peran perawat. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam terhadap jajaran direksi, jajaran manajer, dan jajaran kepala seksi serta Focus Group Discussion (FGD) untuk para kepala ruangan dan perawat pelaksana. Untuk memperkuat metode tersebut dilakukan telaah dokumen-dokumen yang berhubungan dengan pengernbangan karir tenaga keperawatan di Rumah Sakit Islam Jakarta. Rumah Sakit Islam Jakarta memiliki tenaga keperawatan berjumlah 519 orang (42,29% dari tenaga yang ada), yang mayoritas berada pada kelompok umur 36-40 tahun (2l,96%), memiliki masa kerja diatas sepuluh tahun (66,29%), dan dengan latar belakang pendidikan Diploma III Keperawatan (83,82%).
Mekanisme pengembangan tenaga kepcrawatan yang saat ini ditempatkan di Rumah Sakit Islam Jakarta dimulai dengan kegiatan recruitment pegawai baru dan dilanjutkan dengan orientasi pegawai baru dengan status sebagai tenaga magang selama satu tahun. Selain itu juga meliputi kegiatan mutasi/rotasi, promosi, dan pendidikan dan pelatihan. Berdasarkan harapan-harapan terhadap pengembangan karir perawat dan dengan memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan karir perawat, diperoleh rancangan pola pengembangan karir perawat pelaksana yang sesuai dengan peran dan flmgsinya yang dapat diterapkan di Rumah Sakit Islam Jakarta yaitu sebagai Perawat Manajer/PM (lima lcvcl), Perawat Pendidik/PP (empat level), dan Perawat Klinik/PK (nyuh level). Dari ketiga kategori tersebut. jenjang kanir sebagai Perawat Manajer dan Perawat Klinik lebih diprioritaskan untuk dilaksanakan.
Pada akhir penciitian ini, direkomendasikan bagi Rumah Sakit Islam Jakarta umuk dilaksanakan sosialisai dan advokasi lerhadap jajaran direksi dan tenaga keperawatan dalam pengembangan karir perawat pelaksana. Serta perlu disusunnya instrumen uji kompetensi yang berhubungan dengan program pengembangan karir tenaga keperawatan. Selain im dalam peningkatan jenjang karir perlu adanya sistem remunerasi baik dalam bentuk penghargaan (pendidikan berkelanjutan) atau peningkatan pendapatan.

ABSTRACT
High amount of nurse force give higher contribution in giving health service and increasing service quality and hospital image. Nursing as developed profession demanded to increase continually through scheduled and staged education, increasing :nobility of professional nurse utilization and giving chance to carrier development. Nurse better placed appropriate with role and ftmction as professional nurse with assessment based on education, work experience and competence.
Research conducted at Rumah Sakit Islam Jakarta because nursing force carrier development that conducted in Islam Hospital Jakarta is not yet appropriate with function and nurse role. Research conducted by qualitative research method using circumstantial interview toward administration line, manager line, and chief line section and focus group Discussion (FGD) to chief executive and nurse. To strengthen those methods conducted documents study that related with carrier development of nursing force in Rumah Sakit Islam Jakarta.
Rumah Sakit Islam Jakarta has nursing force as much as 519 people (42,29% from existed force), majority in 36 - 40 group ages (2l,96%), has work length above ten years (66,29%), and education background of Nursing D III (83,82%). Development mechanism of nursing force that implemented in Rumah Sakit Islam Jakarta started with new employee recruitment activity and continued with new employee orientation by apprentice status for 1 year. Otherwise, it also includes mutation/rotation activity, and education and training. Based on expectation toward nurse carrier development and considering development principles of nurse carrier, got development design of nurse carrier that appropriate with role and function?s that could be implemented in Rumah Sakit Islam Jakarta as Nurse Manager/PM (tive level), Educator Nurse/PP (four level), and Clinic Nurse/PK (seven level). From those third categories, carrier stage as Nurse Manager and Clinic Nurse is being more priority.
In the end of this research, recommended to Rumah Sakit Islam Jakarta to conduct socialization and advocate toward administrator line and nursing force in developing nurse carrier. Competence test instrument that related with development program of nursing force carrier need designed. Besides, in improving carrier stages needs remuneration system whether in appreciation form (continued education) or income improvement.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34558
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Okky Arif Rachmanputra
"[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara gaya pengambilan keputusan karier dengan adaptabilitas karier di dunia kerja. Keputusan karier yang dimaksud dalam penelitian ini pun berfokus pada keputusan individu saat memilih pekerjaan. Penelitian ini juga ingin melihat di antara lima gaya pengambilan keputusan, yakni rational, intuitive, dependent, avoidant, dan spontaneous yang mendukung keterampilan adaptabilitas karier. Pengukuran gaya pengambilan keputusan karier menggunakan alat ukur General Decision Making Scale (GDMS). Selain itu pengukuran adaptabilitas karier menggunakan Career Adapt-Abilities Scale. Sebanyak 170 lulusan sarjana Universitas Indonesia yang sedang bekerja berpartisipasi dalam penelitian ini. Hasil analisa memperlihatkan semua gaya pengambilan keputusan berkorelasi secara signifikan dengan adaptabilitas karier. Lalu, hanya gaya pengambilan keputusan rational yang berkorelasi positif dan mendukung adaptabilitas karier di dunia kerja.
ABSTRACT
The purpose of this study aimed to find the correlation between career decision
making style and career adaptability in workplace. The focus of career decision in
this research is a decision when individuals choose a job. This research wants to
find between five career decision making style, that is rational, intuitive,
dependent, avoidant, and spontaneous which support career adaptability. The
measurement of career decision making style uses General Decision Making Scale
(GDMS). Besides that, the measurement of career adaptability uses Career Adapt-
Abilities Scale. 170 fresh graduates from University of Indonesia in work
participate in this research. The result shows that five career decision making style
have a significant correlation with career adaptability. Then, only rational career
decision making that have positive correlation and support career adaptability., The purpose of this study aimed to find the correlation between career decision
making style and career adaptability in workplace. The focus of career decision in
this research is a decision when individuals choose a job. This research wants to
find between five career decision making style, that is rational, intuitive,
dependent, avoidant, and spontaneous which support career adaptability. The
measurement of career decision making style uses General Decision Making Scale
(GDMS). Besides that, the measurement of career adaptability uses Career Adapt-
Abilities Scale. 170 fresh graduates from University of Indonesia in work
participate in this research. The result shows that five career decision making style
have a significant correlation with career adaptability. Then, only rational career
decision making that have positive correlation and support career adaptability.]"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S62303
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudarsono
"ABSTRAK
Pendidikan 'Sekolah merupakan salah satu upaya penyiapan dan pengembangan SDM Indonesia yang berkualitas. Keberadaan Sumber Daya Manusia Indonesia yang berkualitas dewasa ini menempati posisi strategis terutama dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat yang lebih modem dengan orientasi industri, komunikasi dan informasi.
Menyiapkan dan mengembangkan SDM Indonesia yang berkualitas dilakukan melalui berbagai sektor. Sektor pendidikan tetap menjadi salah satu pilihan strategis untuk mencapai kondisi tersebut. Penerapan Link & Macth merupakan salah satu upaya tepat untuk menyiapkan dan mengembangkan SDM Indonesia yang berkualitas.
:Dalam penerapan Link & Macth guru mata pelajaran pada SMU memiliki peranan yang sangat penitng. Guru mata pelajaran yang memiliki kualifikasi dan melaksanakan tugas sesuai kualifikasinya akan banyak mendukung peningkatan kualitas siswa di dalam memahami tiap-tiap disiplin ilmu. Guru mata pelajaran dengan integralitas kualifikasinya akan memotivasi siswa untuk menjadi tenaga cakap dan terampil dalam bidangnya masing--masing.
Guru .merupakan salah satu unsur panting di dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Oleh sebab itu pengadaan guru yang sesuai dengan kebutuhan merupakan kondisi ideal yang dicita-oitakan Dalam kenyataannya kondisi ideal tersebut sulit tenwujud karena formasi guru yang tersedia tidak selamanya sesuai kebutuhan. Keterbatasan formasi tersebut disesuaikan dengan kondisi obyektif masyarakat. Guru sebagai tenaga profesional mernerlukan kesejahteraan yang memadai agar dalam metaksanakan tugasnya lebih konsisten, konsekuen dan penuh rasa tanggung jawab
Keterbatasan formasi guru mendorong pengelola pendidikan birokrasi dan guru untuk bekerja sangat giat. Pemerataan mutu pendidikan dan pemerataan pendidikan yang bermutu di'segala lapisan masyarakat memerlukan penyebaran guru mata pelajaran yang berkualitas. Oleh sebab itu guru yang memiliki kualifikasi tertentu dan berprestasi diberi kemudahan untuk mutasi dari daerah perkotaan ke sekolah-sekolah di pedesaan atau pedalaman.
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Momon Sulaeman
"Pendidikan merupakan salah satu bidang pembangunan sosial yang sangat strategis terutama pendidikan dasar. Pada pendidikan dasar terjadi proses pembentukan dasar pengetahuan, keterampilan, sikap serta iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kondisi masyarakat yang menunjukkan sikap dan prilaku yang memprihatinkan perlu ditanggulangi secepatnya. Salah satu upaya penanggulangannya adalah dengan mendidik generasi muda melalui pendidikan yang berkualitas.
Banyak faktor yang mempengaruhi penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas, salah satunya adalah guru yang kompeten. Guru sebagai agen pembaharu dalam perubahan sosial, kompetensinya perlu terns menerus ditingkatkan agar dapat berperan aktif secara konstruktif dalam perubahan sosial.
Banyak usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kompetensi guru, salah satunya adalah sistem pembinaan kompetensi melalui gugus sekolah. Gugus Sekolah merupakan kumpulan dari tiga sampai delapan sekolah dasar yang berada dalam Iingkungan terdekat. Gugus sekolah sebagai wadah pemberdayaan guru secara kelompok melibatkan pengawas sekolah, kepala sekolah dan guru yang ada dalam gugus tersebut. Aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam gugus sekolah ditujukan untuk meningkatkan keberdayaan guru.
Gugus sekolah yang telah melakukan pemberdayaan dengan baik merupakan suatu inovasi yang perlu disebarluaskan kepada gugus lain untuk menjadi model dan motivasi. Gugus sekolah memberikan manfaat yang besar terhadap tahap pembentukan kelompok, pola interaksi kelompok, proses kelompok serta kohesitas kelompok. Selain itu perlu dideskripsikan aktivitas-aktivitas pemberdayaan yang telah dilakukan oleh gugus sekolah sehingga upaya pemberdayaan yang dilakukan gugus lebih terarah. Untuk itu penelitian ini akan mendeskripsikan manfaat gugus sekolah sebagai kelompok serta aktivitas-aktiivitas pemberdayaan yang dilakukan di dua gugus sekolah di Kelurahan Pasarminggu Jakarta Selatan.
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan manfaat gugus serta aktivitas-aktivitas pemberdayaan yang dilakukan Gugus Mujair dan Gugus Palapa di Kelurahan Pasarminggu Jakarta Selatan. Untuk mencapai tujuan dipilih pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskripitif. Melalui pendekatan tersebut proses pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan, studi dekumentasi, wawancara mendalam dan pengamatan terhadap sumber-sumber data.
Kerangka teori yang melandasi penelitian ini yaitu tentang pemberdayaan kelompok, pola interaksi dalam kelompok, proses yang terjadi dalam kelompok, kohesitas kelompok, gugus sekolah serta teori tentang kompetensi guru, khususnya guru sekolah dasar.
Temuan-temuan panting penelitian bahwa gugus sekolah memiliki potensi sebagai wadah pemberdyaan karena daiam proses pembentukannya memperoleh dukungan dari pihak-pihak yang terlibat daiam pendidikan dasar. Kelompok gugus sekolah merupakan salah satu upaya pemberdayaan dengan pendekatan pembangunan sosial yang memberikan manfaat yang besar dalam interaksi kelompok, proses dalam kelompok, serta peningkatan kohesitas kelompok.
Analisis terhadap temuan-temuan merumuskan bahwa gugus sekolah memberikan manfaat yang besar daiam upaya pemberdayaan guru sekolah dasar. Selain itu ananlisis penelitian ini menggunakan tujuh aspek yang dijadikan ukuran pemberdayaan gugus yaitu peningkatan pengetahuan dan keterampilan, suasana kerja, kerjasama, kemandirian dalam melaksanakan tugas, pemahaman dan komitmen terhadap tujuan, menerima dan memberikan pelatihan, memberikan kontribusi untuk pemecahan masalah.
Berdasarkan temuan dan analisis dapat disimpulkan gugus sekolah memberikan manfaat yang bermakna terhadap guru yang terlibat dalam gugus Mujair dan gugus Palapa. Kedua gugus inipun telah melakukan pemberdayaan yang berpedoman kepada tujuh aktivitas pemberdayaan.
Penelitian ini menyarankan agar faktor-faktor yang menjadi hambatan dalam penyelengaraan gugus sekolah seperti komunikasi, transparansi, penyusunan dan sosialisasi program gugus, pengakuan dan penghargaan terhadap guru, pemahaman terhadap tujuan dan komitmen terhadap tujuan terus ditingkatkan."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T22049
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>