Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 137368 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Melia Trirachma Ningtyas
"Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor dominan terhadap kecenderungan perilaku makan menyimpang pada siswi SMA Labschool Kebayoran Jakarta Tahun 2014. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross sectional. Dari keseluruhan responden (n=145) didapatkan sebanyak 51% memiliki kecenderungan perilaku makan menyimpang dengan 1,3% mengalami kecenderungan yang serius.
Pada penelitian ini ditemukan hubungan yang bermakna antara riwayat diet (P=0,000), percaya diri (P=0,043), pengaruh keluarga (P=0,001), ejekan seputar berat badan dan bentuk tubuh (P=0,023), dan IMT (P=0,037) terhadap kecenderungan perilaku makan menyimpang. Analisis multivariat juga dilakukan pada penelitian ini, didapatkan riwayat diet merupakan faktor dominan terhadap kecenderungan perilaku makan menyimpang setelah dikontrol dengan variabel percaya diri, pengaruh keluarga dan ejekan (OR=3,589).
Hasil dari penelitian ini menyarankan agar sekolah dan dinas kesehatan dapat bekerja sama dalam melakukan kegiatan promosi gizi mengenai perilaku makan menyimpang, perhitungan berat badan ideal, perhitungan IMT/U serta mengatur pola makan yang baik agar para siswa dapat menjaga kesehatan.

The purpose of this study was to determine dominant factor to tendency of eating disorder in female high school students at SMA Labschool Kebayoran Jakarta 2014. This study used cross-sectional design.
The result showed that 51% of female high school students had the tendency of eating disorder and 1,3% had a serious tendency. Variabels that showed significance were diet behavior (P=0,000), self-esteem (P=0,043), family influence (P=0,001), teasing history related shape and weight (P=0,023), and BMI (P=0,037). Multivariate analysis is also used in this study, result show that diet behavior as dominant factor to tendency of eating disorder (OR=3,589) aftel controlling with self-esteem, family influence and teasing history.
This study suggest schools and health services can work together to held a nutritional program about the dangers of eating disorder, the calculation of ideal body weight, the calculation BMI for age, and how to set a good diet so that students can maintain their health.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S56021
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pratiwi
"Kegemukan pada remaja adalah kelebihan berat bedan dengan batas ambang IMT/U > 1 standar deviasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kegemukan serta hubungannya dengan jenis kelamin, persen lemak tubuh, aktivitas fisik, sindrom makan tengah malam, pengetahuan gizi, asupan zat gizi, konsumsi minuman manis, dan konsumsi makanan cepat saji pada remaja di SMA Labschool Kebayoran Jakarta Selatan tahun 2014. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Sampel penelitian adalah siswa kelas X dan XI yang dipilih menggunakan metode sampel sistematik dengan total sampel 137 siswa. Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner mandiri, wawancara food recall 2x24 jam, serta pengukuran antropometri untuk berat, tinggi badan, dan pengukuran persen lemak tubuh menggunakan BIA. Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang signifikan antara jenis kelamin serta asupan protein dengan kegemukan (p-value <0.05) dan jenis kelamin sebagai faktor dominan pada kegemukan.

Obesity in adolescent is excess of body weight with BMI for age > 1 SD. This study aims to describe the incidence of obesity and its relationship with gender, body fat percentage, physical activity, night eating syndrome, nutrition knowledge, nutrient intake, consumption of sweetened beverages, and consumption of fast food at adolescent in Labschool Kebayoran High School Jakarta year 2014. This study used a cross-sectional design. Samples in this study were students of class X and XII which selected using systematic sampling method with a total sample of 137 students. Data were collected by self-administered questionnaire, food recall interview, and measurements of weight, height, and measurements of body fat percent using BIA. The result showed a significant correlation between gender and protein intake with obesity (p value < 0,05), and gender is the dominant factor of obesity.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55916
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifah Al Huriyah
"Dysmenorrhea primer didefiinisikan sebagai nyeri menstruasi tanpa adanya kelainan ginekologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara menarche, laju menstruasi, lama menstruasi, PMS (Pramenstrual Syndrome), riwayat keluarga, persen lemak tubuh, keterpaparan rokok, aktivitas fisik, konsumsi omega 3 dan konsumsi omega 6 dengan dysmenorrhea primer dan faktor dominan pada siswi SMA Labschool Kebayoran Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan pengambilan sampel menggunakan metode acak sistematik. Sampel yang diteliti adalah kelas X dan XI dengan total sampel 124 siswi. Data dikumpulkan dengan cara pengisian kuesioner mandiri, wawancara food recall 2x24 jam dan FFQ, pengukuran antropometri untuk berat dan tinggi badan dan pengukuran persen lemak tubuh menggunakan BIA. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara laju menstruasi, PMS, riwayat keluarga, dan konsumsi omega 3 dengan dysmenorrhea primer (p-value <0.05) dan faktor dominannya adalah laju menstruasi.

Primary dysmenorrhea can be defined as painful menstruation that occurs without gynecology abnormalities. This study aimed to identify the association between menarche, menstrual flow, menstrual long, PMS (Pra menstrual syndrome), family history, body fat percentage, smoking exposure, physical activities, omega 3 and omega 6 consumption with primary dysmenorrhea and the dominant factor on female student of SMA Labschool Kebayoran Jakarta. This study used the cross sectional design by using systematic random sampling method. The observed sample in this study was the 10th and the 11th grader consisting 124 students. These data were collected by using self administered questionnaire, 2x24 hours food recall and FFQ interview, anthropometric measurement for weight and height, and body fat measurement using BIA. The result of this study showed that there was a significant correlation between menstrual flow, PMS, family history, and omega 3 consumption with primary dysmenorrhea (p-value <0.05) and the dominant factor is menstrual flow."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54908
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Perilaku makan menyimpang kini semakin banyak terjadi di
kalangan remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor
dominan dari kecenderungan perilaku makan menyimpang pada siswi
sekolah swasta khusus perempuan SMA Tarakanita 1 Jakarta tahun 2015.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi cross sectional dan dilakukan terhadap 148 siswi pada bulan November Desember 2015.
Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner, pengukuran
antropometri, dan food recall 2 x 24 jam. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 84,5% siswi mengalami kecenderungan perilaku makan menyimpang. Pada penelitian ini ditemukan hubungan yang bermakna antara riwayat diet (P = 0,003), citra tubuh (P=0,006), pengaruh
teman sebaya (P=0,007), dan pengaruh media sosial (P=0,003) terhadap kecenderungan perilaku makan menyimpang. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa pengaruh teman sebaya merupakan faktor dominan terhadap kecenderungan perilaku makan menyimpang (OR = 11,70). Oleh sebab itu, perlu dilakukan kegiatan promosi gizi dan edukasi mengenai perilaku makan menyimpang agar para siswi dapat memahami pola makan yang baik bagi kesehatan.;Eating disorders are happening among adolescents these days. This
study aims to determine the dominant factor of the onset of eating
disorders at an all girls private school Tarakanita 1 Senior High School
Jakarta 2015. The study was conducted using quantitative method with
cross sectional study design to 148 students in November-December 2015.
Data were collected with self-administered questionnaire, anthropometric measurement, and 2 x 24 hours food recall. The result showed that 84,5% of students has the tendency to have eating disorders. The variables that shown significant relation were dieting behavior history (P=0,003), body image (P=0,006), peer influence (P=0,007), and social media influence (P=0,003). Multivariate analysis result showed peer influence as the dominant factor of tendency to have eating disorders (OR = 11,70). These findings suggest that school and health services should collaborate and do more health promotion and education about eating disorders to improved students' knowledge on healthy eating behavior., Eating disorders are happening among adolescents these days. This
study aims to determine the dominant factor of the onset of eating
disorders at an all girls private school Tarakanita 1 Senior High School
Jakarta 2015. The study was conducted using quantitative method with
cross sectional study design to 148 students in November-December 2015.
Data were collected with self-administered questionnaire, anthropometric measurement, and 2 x 24 hours food recall. The result showed that 84,5% of students has the tendency to have eating disorders. The variables that shown significant relation were dieting behavior history (P=0,003), body image (P=0,006), peer influence (P=0,007), and social media influence (P=0,003). Multivariate analysis result showed peer influence as the dominant factor of tendency to have eating disorders (OR = 11,70). These findings suggest that school and health services should collaborate and do more health promotion and education about eating disorders to improved students' knowledge on healthy eating behavior.]"
Universitas Indonesia, 2016
S62440
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gusti Indah Lestari
"ABSTRACT
Perilaku makan menyimpang merupakan gangguan psikologis yang melibatkan obsesi terhadap makanan dan secara ekstrim memiliki perilaku makan yang kurang sehat dan cenderung tidak puas terhadap citra tubuh. Perilaku makan menyimpang berdampak pada fisiologis tubuh antara lain menurunnya kepadatan tulang, abnormalitas elektrolit tubuh, gangguan hormon, dan komplikasi kesehatan. Skripsi ini membahas pengaruh media sebagai faktor dominan kecenderungan perilaku makan menyimpang pada remaja di SMA Negeri 39 Jakarta Tahun 2018. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan desain studi cross sectional dengan responden sebanyak 205 orang. Pengumpulan data dilakukan pada bulan April 2018 dengan cara pengisian kuesioner dan pengukuran antropometri. Analisis statistik untuk mengetahui hubungan antar variabel menggunakan uji chi-square dan faktor dominan menggunakan uji regresi logistik ganda. Pada penelitian ini diketahui 57,6 responden mengalami kecenderungan perilaku makan menyimpang. Terdapat hubungan antara perilaku diet p=0,001, jenis kelamin p=0,003, pengaruh teman

ABSTRACT
Eating disorder is psychological illness that involves an obsession with food and extremely unhealthy eating behaviors, followed by body image dissatisfaction. Eating disorder impact physiological body such as decreased bone mineral density, fluid and electrolyte abnormalities, hormone abnormalities, and health complication. This thesis discusses about media influence as dominant factor as subthreshold eating disorder on adolescence at Senior High School 39 Jakarta in 2018. The research was conducted using quantitive method with cross sectional design in 205 respondent. Data were collected in April 2018 with self administrated questionnaire and anthropometric measurement. Statistical analytic for significant association between variables is analyzed using chi square test, while dominant factor is analyzed using binary logistic regression. The result showed that 57,6 respondent have subthreshold eating disorder. There are significant associations between subthreshold eating disorder and dieting behavior."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurulia Rachmat
"Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara faktor individu dan faktor lingkungan dengan kecenderungan perilaku makan menyimpang pada siswi SMA Tugu Ibu Depok. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain cross sectional. Dari keseluruhan responden (n=115) didapat sebanyak 85,2% memiliki kecenderungan perilaku makan menyimpang. Pada penelitian ini ditemukan hubungan yang bermakna antara riwayat diet (P=0,005), citra tubuh (P=0,009), IMT (P=0,016), makan bersama keluarga (P=0,029), dan keterpaparan media televisi (P=0,040) dengan kecenderungan perilaku makan menyimpang.
Hasil penelitian ini menyarakan agar sekolah dan dinas kesehatan dapat bekerja sama dalam melakukan penyebarluasan informasi mengenai bahaya perilaku makan menyimpang, perhitungan berat badan yang ideal sesuai standar IMT serta cara mengatur pola makan yang baik agar para siswa dapat menjaga kesehatan.

The purpose of this study was to determine the relationship between individual and environmental factors to tendency of eating disorder in female high school student at SMA Tugu Ibu Depok. This study used cross-sectional design. The result showed that 85,2% of female high school students had the tendency of eating disorder. Variables that showed significance were diet behavior (P=0,005), body image (P=0,009), BMI (P=0,016), family mealtime (P=0,029), and television media exposure (P=0,040).
This study suggest that schools and health services can work together to disseminate information about the dangers of eating disorder, the calculation of ideal body weight according to BMI standards, and how to set a good diet so that students can maintain their health.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nicola Putri Sasmita
"Perilaku makan menyimpang didefinisikan sebagai gangguan makan atau perilaku terkait makan yang terjadi secara persisten, dimana hal ini menghasilkan perubahan terhadap penyerapan makanan yang secara signifikan berhubungan dengan kesehatan fisik atau fungsi psikososial Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor individu dan faktor lingkungan dengan perilaku makan menyimpang. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain studi cross-sectional.
Hasil penelitian menunjukan bahwa 52.2% remaja putri memiliki kecenderungan perilaku makan menyimpang dengan distribusi perilaku makan menyimpang 46.9% pada anorexia nervosa dan 5.1% pada bulimia nervosa.Variabel yang memiliki hubungan bermakna dengan terjadinya perilaku makan menyimpang adalah citra tubuh, status gizi, pengaruh media sosia, pengaruh media massa, pengaruh teman, dan pengaruh orang tua.
Penulis menyarankan agar dilakukan konseling dan penyuluhan kepada remaja putri di Jakarta untuk meningkatkan pengetahuan mengenai pola makan yang baik dan benar sehingga kejadian perilaku makan menyimpang di kalangan remaja putri di Jakarta bisa ditekan jumlahnya.

Eating Disorder is defined as eating-related behaviors that occur persistently, and results in change to the absorption of food which is significantly associated with physical health or psychosocial functions. This study aims to determine the relationship of individual factors and environmental factors with eating disorder. The study was conducted using a cross-sectional study design.
The results showed that 52.2% of young women have a tendency to eat with eating disorders, and the distributions are 46.9% with anorexia nervosa and 5.1% with bulimia nervosa. The variables that shown significant relationship with the occurrence of eating disorder is body image, nutrition, social media , mass media, peer pressure, and parental influence.
The author suggested that counseling to young women in Jakarta is needed to improve knowledge about proper diet so that the incidence of eating disorder among adolescent girls in Jakarta can be reduced in number.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55188
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Yuniar Puteri
"Eating disorders didefinisikan sebagai penyimpangan perilaku makan ekstrem serta gangguan pada pikiran dan perasaan yang dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mental bahkan mengancam jiwa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan proporsi faktor internal dan faktor eksternal dengan kecenderungan eating disorders serta mengetahui faktor dominan kecenderungan eating disorders pada siswa/i di SMA Negeri 81 Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain potong-lintang. Pengambilan data dilakukan pada bulan April 2020 melalui pengisian kuesioner online oleh responden (n=151). Kuesioner yang digunakan yaitu Eating Disorder Diagnostic Scale (EDDS), Body Areas Satisfaction (BASS) dan Multidimensional Body Self Relations Questionnaire (MBSRQ) terkait distorsi persepsi tubuh, Rosenberg Self-esteem Scale terkait kepercayaan diri, jenis kelamin, Depression Anxiety Stress Scale (DASS) terkait tingkat stres, The Media and Technology Usage and Attitudes Scale terkait pengaruh media sosial serta The Perceived Friend Preoccupation with Weight and Dieting Scale terkait pengaruh teman sebaya. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa 78,8% responden memiliki kecenderungan eating disorders. Hasil uji chi-square menunjukkan bahwa terdapat perbedaan proporsi antara pengaruh media sosial (p=0,007) dengan kecenderungan eating disorders. Uji regresi logistik menyatakan faktor dominan dari kecenderungan eating disorders adalah pengaruh media sosial (OR=3,407). Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyarankan untuk dilakukan edukasi gizi pada remaja mengenai eating disorders dengan memanfaatkan media sosial demi meningkatkan pengetahuan kesehatan serta meningkatkan kewaspadaan terhadap eating disorders.

Eating disorders are defined as deviations in extreme eating behavior as well as disturbances in mind and feelings that can affect physical and mental health even life-threatening. This study aims to determine the tendency of eating disorders in adolescents at 81 Public Senior High School Jakarta based on several internal and external factors, and also find out the dominant factor. This study uses a quantitative method with a cross-sectional design. Data was collected in April 2020 through filling out online questionnaires by respondents (n = 151). The questionnaires used were Eating Disorder Diagnostic Scale (EDDS); Body Areas Satisfaction (BASS) and Multidimensional Body Self Relations Questionnaire (MBSRQ) related to distortion of body perception; Rosenberg Self-esteem Scale related to self-confidence; gender; Depression Anxiety Stress Scale (DASS) related to stress levels; The Media and Technology Usage and Attitudes Scale related to the social media influence; and The Perceived Friend Preoccupation with Weight and Dieting Scale related to peer influence. The results of this study indicate that 78.8% of respondents have tendency of eating disorders. Chi-square test result showed that there is a difference in the proportion between the influence of social media (p = 0.007) with the tendency of eating disorders. Logistic regression test states that he dominant factor of the tendency of eating disorders is the influence of social media (OR = 3,407). Based on the results of this study, the author suggest to do nutrition education about eating disorders in adolescents by utilizing social media for the sake of improving health knowledge and increase awareness of eating disorders."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frima Elda
"Salah satu transisi gaya hidup yang terjadi adalah perubahan perilaku makan.Diet yang dilakukan seringkali tidak sesuai dengan kaidah kesehatan dan gizi yangdapat menjurus ke arah penyimpangan perilaku makan PPM. Untuk jangka panjang,penyimpangan perilaku makan memberikan dampak yang cukup serius yaituKurang Energi Kronis KEK, dimana remaja putri sebagai calon ibu yang akanmenentukan kualitas hidup generasi yang akan datang. Untuk mengatasi maslaahini perlu dilakukan suatu upaya salah satunya denga memberikan edukasi gizi melaluimedia yang bisa dipahami oleh remaja.
Studi ini bertujuan untuk melihat pengaruh keterpajanan media gizi seimbangterhadap perubahan kecenderungan penyimpangan perilaku makan pada siswi SMAdi Jakarta. Media yang diberikan yaitu berupa poster banner dan leaflet booklet.Studi dengan desain quasi eksperimen dilakukan pada 7 sekolah terpilih di DKIJakarta yang dibagi dalam tiga kelompok yaitu kelompok kontrol, kelompokposter banner dan kelompok leaflet booklet. Sejumlah 504 siswi SMA dijadikansampel dalam penelitian yang, yang dilakukan selama 7 bulan.
Dari sebanyak 504 responden yang disaring. maka di dapatkan jumlah siswiSMA yang mengalami kecenderungan PPM pada kelompok kontrol sebesar 90.1 .pada kelompok dengan poster dan banner sebesar 95.9 dan kelompok denganleaflet dan booklet sebesar 97.1. Faktor personal yang mempunyai hubungansignifikan dengan perubahan skor PPM, yaitu riwayat diet post intervensi pvalue=0.001, citra tubuh post intervensi p value=0.016, konsumsi protein hewani p value=0.045, konsumsi protein hewani p value=0.019, skor PPM pre intervensi p value=0.000, skor sikap post intervensi p value=0.009, skor pengetahuan postintervensi 0.000. Faktor lingkungan yang mempunyai hubungan signifikan denganperubahan skor PPM, yaitu kritik dari orang tua p value=0.011, ejekan pvalue=0.011, dan pengaruh media massa untuk memulai olahraga p value=0.008.
Hasil uji menunjukkan ada pengaruh intervensi media terhadap perubahanskor PPM p value=0.007. Variabel yang paling mempengaruhi perubahan skorPPM adalah skor PPM pre intervensi p value=0.000, yang memberikansumbangan terhadap perubahan skor PPM sebesar 0.355. Terdapat perbedaan yangsignifikan dari intervensi media pada kelompok kontrol dengan kelompokleaflet booklet dan intervensi media pada kelompok poster banner dengankelompok leaflet booklet. Rata-rata perubahan skor PPM setelah pada kelompokleflet booklet yaitu sebesar 2.43 poin, pada kelompok poster banner yaitu sebesarxiii Universitas Indonesia1.61 poin dan kelompok kontrol sebesar 1.24 poin. Secara keseluruhan mediabooklet leaflet lebih efektif menurunkan skor gejala kecenderungan PPM sebesar41 dibandingkan media poster banner. Perkembangan teknologi yang menyebabkan terjadinya PPM pada remaja,maka perlu segera dilakukan penanganan dalam hal pencegahan. Dari hasil penelitianini dapat dimanfaatkan booklet dan leaflet untuk bahan edukasi, sebagai salah satucara untuk menangkal efek yang lebih buruk dari akibat perkembangan teknologi,terutama dalam industri makanan.Kata kunci : intervensi media, edukasi gizi, penyimpangan perilaku makan, giziremaja

One of the lifestyle transition which occurred is a change in behavior. Adiet that often do not correspond to the rules of health and nutrition that can lead toeating disorders ED. For the long term, eating disorders give a pretty serious impactapplies less energy chronic KEK, which young women as potential mothers whowill determine the quality of life of generations to come will be. For it can make thistagline affairs carried out an attempt by a radical way of providing nutrition educationthrough the media that can be understood by teenagers.
The aims of this study is knowing the influence of balanced nutritionmedia to changes in eating disorders tendency on high school students in Jakarta.Applies the given media in the form of poster banner, brochure booklet. Quasiexperimental design with studies done on 7 selected schools in Jakarta are divided inthree groups apply the control group, the group 39 s poster banner, the group`s brochure booklet.
A number of 504 students high school made the samples in the study,conducted over the past 7 months. From 504 respondents are filtered out, then get thenumber of high school students who experience the tendency of PPM in the controlgroup amounted to 90.1, in the group with posters and banners of 95.9 and withleaflets and booklets of 97.1. Personal factors that have a significant relationshipwith the change score PPM, diet history post intervention p value 0.001, bodyimage post intervention p 0.016, consumption of animal protein p value 0045, consumption of vegetable protein p value 0.019, score PPM pre intervention pvalue 0000, score the attitude of post intervention p 0.009, score of knowledgepost intervention 0000. Environmental factors that have a significant relationshipwith the change score PPM, valid criticism from parents value of p 0,011, ridicule value of p 0,011, and the influence of the mass media to start sports value p 0.008.
Test results showed there is the influence of media on intervention changesscore PPM p 0.007. The variables most influence the change score PPM is scorePPM pre intervention p value 0000, which contribute to the change score PPM of0.355 poin. There is a significant difference from the intervention of the media in thecontrol group with the group of brochure booklet and intervention of media group ofposter banner with the group brochure booklet. The average score on the group afterthe change of PPM, the group of brochure booklet applies of 2.43 points, on a groupof poster banner applies of 1.61 points and a control group of 1.24 points. Overallxv Universitas Indonesiamedia brochure booklet more effectively lowers the score symptoms tendency of41 compared to PPM media poster banner.
Technological developments that led to the PPM on teenagers, then thetagline immediately done handling in terms of prevention. From the results of thisresearch can be utilized booklet and brochure for educational materials, as one way toward off the effect worse than the development of technology, especially theauthenticity in the food industry."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
D2371
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ridwan Hadi Kusuma
"Pemahaman citra tubuh yang keliru tentang ?kurus itu indah? menjadi idaman bagi remaja puteri. Hal ini sering menjadi penyebab masalah, karena untuk memelihara kelangsingan tubuhnya dan ketakutan menjadi gemuk mendorong remaja untuk menerapkan pembatasan makanan yang berlebihan, sehingga kebutuhan gizinya tidak terpenuhi yang nantinya akan berakibat terjadinya kurang gizi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh citra tubuh terhadap perilaku makan dan Indeks Massa Tubuh (IMT) pada siswi SMA Negeri 12 Jakarta Timur kelas X dan XI tahun 2014. Penelitian ini dilakukan pada bulan April - Mei 2014 dengan desain cross sectional, sampel penelitian adalah 238 siswi.
Hasil penelitian dengan menggunakan analisis jalur menyimpulkan bahwa terdapatnya pengaruh citra tubuh terhadap IMT melalui perilaku makan dan aktivitas fisik, membuktikan bahwa citra tubuh tidak langsung berpengaruh terhadap IMT, namun masih harus dilihat bagaimana perilaku makan serta aktivitas fisik yang dilakukan oleh responden. Oleh karena itu diperlukan adanya upaya untuk membangun keyakinan hidup sehat berkaitan dengan berat badan, bentuk tubuh, perilaku makan yang baik serta gizi seimbang. Selain itu, perlu diadakan kegiatan penyuluhan gizi secara berkala kepada remaja dengan materi penyuluhan tentang citra tubuh dan perilaku makan terutama tentang makanan yang seimbang dan berat badan yang ideal bagi remaja putri.

"Thin is beautiful" is an erroneous understanding of body image that becoming a dream for every teenage girls right now. This is often the cause of problems, because to maintain her slimness and fear of becoming obese encourage teenagers to apply excessive dietary restrictions, so that their nutritional needs are not met which will be result in the occurrence of malnutrition. The aim of this study is to determine the influence of body image against eating behavior and body mass index (BMI) among 10th and 11th grades 12th East Jakarta States Senior High School?s female students in 2014. This study was conducted in April - May 2014, with cross sectional design, the study sample was 238 female students.
The results of this study using path analysis concluded that the presence of the influence of body image against BMI through eating behavior and physical activity, proved that the body image does not directly influence the IMT, but remains to be seen how eating behavior and physical activity undertaken by respondents. Therefore, efforts are required to empower our teenagers by challenging unhealthy beliefs they may have regarding weight, shape, and eating behavior. In addition, there should be regular nutrition counseling activities for teenagers with education material about body image and eating behavior, especially on a balanced diet and ideal body weight for teenage girls.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42125
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>