Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 140603 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eky Susilowati
"Bahaya psikososial merupakan stresor di tempat kerja yang dilihat dari aspek context of work dan content of work dan berpotensi untuk menimbulkan stres kerja. Aspek dari context of work yang dianggap sebagai suatu bahaya yang dapat menyebabkan stres kerja mencakup budaya dan fungsi oganisasi, peran dalam organisasi, pengembangan karir, kontrol/pengambilan keputusan, hubungan interpersonal serta hubungan rumah-pekerjaan. Sedangkan, aspek content of work mencakup lingkungan dan peralatan kerja, desain tugas, beban kerja serta jadwal kerja.
Dalam skripsi ini, penulis membahas persepsi bahaya psikososial pada karyawan Departemen Assembling Line PT NGK Busi Indonesia. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu penelitian survei yang bersifat deskriptif dengan pendekatan semi kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan persepsi terhadap bahaya psikososial lebih dominan ke arah persepsi karyawan yang melihat pekerjaannya sehari-hari tidak membuatnya merasa terbebani, baik itu dari aspek context of work maupun content of work. Walaupun demikian, karyawan menganggap aspek content of work lebih membebani daripada context of work.
Salah satu content of work yang menjadi stresor bagi karyawan, yaitu lingkungan dan peralatan kerja di mana karyawan merasa perlu diperbaikinya lingkungan kerja terutama suhu panas di pabrik. Oleh karena itu, perlu adanya perbaikan lingkungan kerja dan meningkatkan training terutama yang berkaitan dengan heat stress maupun tentang manajemen stres dan waktu untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan.

Psychosocial hazard is stressor in the workplace that viewed from work context and work content aspect and potentially stressfull work. The aspect from context of work that is considered to be a hazard that can lead to stress work includes cultural and organizational function, the role of organization, career development, control/decision making, interpersonal relationships and the relationship of home-work. Whereas, the aspect from content of work includes environment and work equipment, task design, work load and work schedule.
In this thesis, the author discusses the perceptions of psychosocial hazards on employees Department of Assembly Line PT NGK Busi Indonesia. Research methods used in this research, namely the descriptive survey research that used quantitative approach.
The results showed perceptions of psychosocial hazards are more dominant over the perception of employees who see their work in everyday doesn't make it feel burdened, be it from the aspect of the context of work and the content of work. However, the employee considers aspects of the content of work is more burdensome than the context of work.
One of the content of work that become stressors for employees, the environment and equipment in the workplace where employees feel need to be repaired, especially the working environment in the factory hot temperatures. Therefore, the need for improvement of the working environment and improve training, especially with regard to heat stress and on stress management and time to improve the safety and health of employees.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55464
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Yuniarti
"Pada tahapan proses produksi pembuatan busi banyak menggunakan mesin maupun material yang mengandung risiko keselamatan dan kesehatan bagi pekerja. Keselamatan dalam bekerja dipengaruhi oleh cara pandang atau persepsi pekerja terhadap bahaya maupun risiko. Pentingnya pembentukan persepsi yang baik bertujuan agar tidak terjadi perception error yang menyebabkan human error sehingga terjadi kecelakaan yang mengakibatkan turunnya produktivitas kerja. Persepsi risiko dapat dijabarkan melalui pendekatan paradigma psikometrik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui persepsi risiko keselamatan kerja di bagian Chucking Machine dan Assembly Line PT NGK Busi Indonesia tahun 2014 dengan pendekatan psikometrik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain studi potong lintang di dua departemen yaitu Chucking Machine dan Assembly Line PT NGK Busi Indonesia. Sampel yang diambil adalah keseluruhan populasi (total sampling) sebanyak 121 pekerja. Pengambilan data menggunakan kuesioner menggunakan skala paradigma psikometrik. Penilaian risiko yang mendominasi adalah kurang berisiko. Hal ini menunjukkan persepsi risiko pekerja masih rendah. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan komunikasi dua arah maupun pengadaan program untuk peningkatan awareness dan memperbaiki cara pandang terhadap risiko.

At the stage of the production process of making spark plugs use a lot of machines and material containing health and safety risks for workers. Safety at work is affected by the perspective or perception of workers to the hazards and risks. The importance of establishing a good perception aims to prevent perception errors that cause human error resulting in an accident. Perceptions of risk can be assessed through psychometric paradigm approach. The purpose of this study is to determine the safety risk perception at the Chucking Machine and Assembly Line PT NGK Busi Indonesia year of 2014 according to psychometric approach. The research was conducted with quantitative approach and crosssectional study in two departments, namely Chucking Machine and Assembly Line PT NGK Busi Indonesia. There were 121 workers chosen as samples in this research. Data were collected through questionnaire using a scale psychometric paradigm. Results shows that workers perception are less risky. This indicates that worker’s perception still low to faced risk in their workplace. Therefore, the need to increase two-way communication, improve the perception of risk and develop awareness program for improvement.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55871
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isni Alfia Nur Fauzia
"Penelitian ini membahas tentang gambaran tingkat risiko dan keluhan CTDs pada pekerja Assembly Line PT NGK Busi Indonesia yang bekerja dengan posisi duduk statis. Faktor risiko yang dikaji dalam penelitian ini adalah faktor risiko ergonomi (postur janggal, durasi, dan frekuensi) dengan metode RULA serta faktor individu (usia, jenis kelamin, riwayat penyakit, kebiasaan merokok, masa kerja, dan IMT). Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain studi cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan risiko sangat tinggi terdapat pada proses pengisian metal shell dan sheet packing, pemasangan insulator dan lower wire packing, pemasangan talc powder (tubuh bagian kanan), talc press, dan caulking press, sedangkan risiko tinggi terdapat pada proses preliminary press, pemasangan talc powder (tubuh bagian kiri), dan pengisian wire packing. Keluhan CTDs terbanyak adalah pada bagian bahu kanan (77,3%), punggung (72,7%), dan pinggang (71,2%). Untuk itu, diperlukan upaya pengendalian secara teknik dan administratif untuk menurunkan tingkat risiko dan keluhan CTDs.

The focus of this study is about description for risk level and ctds complaints of assembly line workers at PT NGK Busi Indonesia who work in static sitting posture. The risk factor is ergonomic risk factors by using RULA method and individual risk factors (age, gender, diseases, smoking, working time, and BMI). This study is descriptive by using cross sectional study design. Result of this study is the very high risk level is found in metal shell and sheet packing assembling, insulator and lower wire packing assembling, talc powder assembling (for right side), talc charging press, and caulking press, while the high risk level is found in preliminary press, talc powder assembling (for left side), and wire packing charging. CTDs complaints is the most at right shoulder (77,3%), back (72,7%), and spinal (71,2%). It is important to control the risk with engineering and administrative control."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Erdanto
"Noise Induced Hearing Loss (NIHL) merupakan kejadian yang cukup banyak terjadi pada industry manufaktur yang diakibatkan oleh pajanan kebisingan. Pada PT NGK Busi Indonesia, Jakarta terdapat bahaya kebisingan yang bersumber dari mesin dan peralatan kerja. Penelitian dilakukan secara Cross-sectional atau potong lintang terhadap dosis pajanan bising harian dan keluhan gangguan pendengaran dengan melibatkan faktor perancu berupa usia, masa kerja, APT, merokok, hoby menembak, memakai head-set, menonton konser music rock, mengunjungi diskotik, riwayat penyakit telinga, obat oto/neurotoksik, dan penyakit degeneratif. Dengan metode pengukuran dosis pajanan bisisng harian dan pengisian kuisioner. Berdasarkan analisis hubungan dua variable hanya kebisaan merokok yang memiliki perbedaan yang nyata dengan keluhan gangguan pendengaran dengan nilai p-value < 0,05. Perlu ditingkatkan pelaksanaan Hearing Loss Prevention Program berupa audit awal, identifikasi dan analisi sumber bising, peningkatan pengawasan penggunaan APT, audiometry berkala, program motivasi dan edukasi, dokumentasi dan audit program HLPP.

Noise Induced Hearing Loss (NIHL) is the most event that happen in industrial of manufacture. This event mostly associated by noise exposure. Many noise hazard in PT. NGK Busi Indonesia, Jakarta that sourced from machinery and other working equipment. This study designed by cross-sectional method againts daily noise dose exposure and hearing loss complaints that there are confounding factors such as working period, ear protective equipment, smoking, shooting hobby, listening music with head-set, watching rock concert, discotic, history of hearing illness, neurotoxic drugs, and degenerative illness. This study was using tools such as result of daily noise dose exposure measurement and fullfillment questionaire. According to relationship analysis of two variable there is only factor of smoking habit that have strongly associated with hearing loss complaints with p-value <0,05. This should be improvement of Hearing Loss Prevention Program Implementation such as initial audit, identification and analize noise source, supervise enhancement of ear protective equipment utilization, periodical audiometry, education and motivation programs, documentation and program audit of hearing loss prevention program."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S56263
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muthiah
"PT. X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata dan properti. Karyawan dituntut untuk terus meningkatkan kualitas layanan sesuai dengan ekspektasi konsumen dan organisasi sehingga tidak terlepas dari stres kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor bahaya psikososial yang berhubungan dengan stres kerja menggunakan desain studi cross sectional pada 107 responden.
Hasil penelitian menunjukkan 49,5% responden mengalami stres tinggi. Faktor-faktor yang berhubungan secara signifikan dengan stres kerja pada karyawan adalah perkembangan karir, kepuasan kerja, hubungan interpersonal, desain kerja, beban kerja. tidak ada hubungan yang signifikan antara kontrol pekerjaan dan jadwal kerja dengan stres kerja.

PT. X is a company of tourism and property industry. The employees are required to continuously improve the quality of services in accordance the expectation of customers and organization that cause stress of work. This study aims to analyze the association between psychosocial hazards and work related stress using a cross sectional study on 107 respondents.
The result showed 49.5% of respondents experiencing high stress. Psychosocial factors significantly associated with work-related stress on employees are career development, job satisfaction, interpersonal relationship, task design and workload. There was no significantly associated job control, and work schedule with work-related stress.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55467
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pane, Devika Grace Sitorus
"PT Alstom Grid merupakan perusahaan yang bergerak di bidang utility. Pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan diharapkan sesuai dengan harapan customer, sesuai kualitas dan menghasilkan keuntungan untuk perusahaan. Hal ini dapat menyebabkan pekerja selalu berhadapan dengan hazard psikososial. Hazard psikososial berasal dari context of work dan content of work. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi pekerja terhadap bahaya psikososial di tempat kerja pada pekerja di Departemen Operation. Hasil Penelitian menyarankan bahwa perusahaan hendaknya mensosialisasikan mengenai bahaya psikososial kepada pekerja sehingga pekerja mampu mengendalikan bahaya tersebut yang setiap harinya mereka hadapi.

PT Alstom Grid is one of utility company. All of the project are to fulfill the customers’ hope, have a good quality and give the company profit. These can make the workers always face the psychosocial hazard in their work. Psychosocial hazard can come from context of work and content of work. This research show that it is important to give the workers socialitation about psychosocial hazard so that the workers can control and manage it in their workplace."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S53713
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gatha Haris Widodo
"Perkembangan bisnis yang pesat di Indonesia saat ini menuntut pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di setiap tempat kerja termasuk sektor kesehatan. Laboratorium merupakan salah satu sarana dalam sektor kesehatan yang dituntut dapat unggul dalam memberikan pelayanan kepada konsumen. PT. X adalah salah satu laboratoium swasta di Indonesia yang sudah memiliki beberapa penghargaan. Bagian pelayanan menjadi salah bagian terpenting dalam suatu sistem produksi di perusahaan ini. Penilaian terhadap faktor-faktor bahaya psikososial yang berhubungan dengan stres pada pekerja bagian pelayanan di PT. X cabang se-Jabodetabek belum pernah dilakukan sebelumnya, dimana pencatatan mengenai penilaian terhadap faktor-faktor yang berhubungan dengan stres dan pengendaliannya belum tersedia sebagai suatu dokumen K3 yang dapat disosialisasikan bagi seluruh elemen bagian pelayanan di PT. X cabang se-Jabodetabek.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor bahaya psikososial yang berhubungan dengan tingkat stres pekerja bagian pelayanan di PT. X cabang se-Jabodetabek tahun 2016. Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross-sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah karyawan bagian pelayanan yang berjumlah 291 responden. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari instansi terkait dan data primer yang diperoleh melalui kuesioner yang diberikan kepada responden.
Dari hasil penelitian didapatkan 51,2% responden mengalami stress kerja tinggi dan 48,8% mengalami stres kerja rendah. Hasil analisis bivariat dengan tingkat kemaknaan 5%, diperoleh lima faktor yang berhubungan dengan stres kerja yakni budaya dan fungsi organisasi dengan p value 0,001, peran dalam organisasi dengan p value 0,002, pengembangan karir 0,001, hubungan interpersonal dengan p value 0,001, dan peralatan kerja dengan p value 0,001. Dari hasil penelitian tersebut perusahaan harus segera mengambil tindakan pengendalian untuk guna mencegah terjadinya stres di kalangan pekerja dan yang akhirnya bisa merugikan pekerja dan perusahaan sendiri.

Rapid business development in Indonesia nowadays demands the implementation of Occupational Health Safety (OHS) in every workplace including the health sector. Laboratory as one of the facilities in the health sector are required to excel in providing services to consumers. PT. X is one of the private laboratory in Indonesia which already has several awards. Customer service department become one of the most important departements in this company production system. An assessment of workers stress levels and psychosocial hazard factors associated with stress on workers in the service section PT. X Jabodetabek branch has never been done before, where the recording of the assessment of the factors associated with stress and its control is not available as a document that can be socialized K3 for all elements of the service section at PT. X Jabodetabek branch.
This study aims to determine the factors associated with psychosocial hazards stress level services department workers at PT. X branch Jabodetabek 2016. The study design used in this study was cross-sectional. The sample in this study are employees of the customer service amounted to 291 respondents. The data used in this research is secondary data from the company and primary data obtained through a questionnaire given to respondents.
From the results, 51.2% of respondents experiencing high job stress and 48.8% had low job stress. The results of the bivariate analysis of the significance level of 5%, obtained five factors related to job stress. That are cultural and organizational functions with p value 0,001, role in the organization with p value 0.002, career development 0,001, interpersonal relationships with the p value of 0.001, and working equipment with p value of 0.001. From these results the company should take immediate action to control in order to prevent stress among workers and that could eventually be detrimental to workers and the company itself.;
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65224
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tia Yulianandari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat risiko dan besarnya keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) dan pada karyawan total assembly line 5 combi dan line 9 home theathre PT. X Cibitung tahun 2009 dengan metode Quick Exposure Check (QEC) dan Nordic Body Map yang sudah dimodifikasi. Jumlah sampel yang digunakan adalah 52 karyawan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada aktivitas kerja mengangkat dan memindahkan objek baik pada line 5 combi dan line 9 home theathre memiliki tingkat risiko tinggi dengan skor total 72% pada kelompok 4. Sedangkan untuk aktivitas berdiri statis tanpa kegiatan mengangkat dan memindahkan objek pada line 5 combi dan line 9 home theathre memiliki tingkat risiko 60,49% dan tergolong pada kelompok 3. Nilai risiko Leher untuk semua aktivitas kerja di setiap line tergolong very high. Skor tertinggi punggung terdapat pada aktivitas lifting & moving pada setiap line dengan skor 36. Skor tertinggi bahu/lengan terdapat pada aktivitas lifting & moving pada setiap line dengan skor 36. Sedangkan Skor tertinggi tangan dan pergelangan tangan terdapat pada aktivitas lifting & moving pada setiap line dengan skor 36. Hasil kuisoner keluhan musculoskeletal menunjukkan keluhan terbanyak terdapat pada leher.

The Purpose of this research is to know level of risk and musculoskeletal complaint of total assembly employees in line 5 combi dan line 9 home theathre PT. X Cibitung 2009 using Quick Exposure Check (QEC) method dan modification of Nordic Body Map. Total samples on this research is 52 employees. The result of this research indicate that lifting and moving activities in line 5 combi and line 9 home theathre have high risk level with total score 72% in group 4. Static activities without lifting and moving object have a moderate risk level with total score 60.49% in group 3. Level of risk for neck in every activities categoried very high. The highest score of back is in lifting and moving activities for every line, and the score is 36. The score of arm and shoulder for lifting & moving in every line is 36. The score of hand and wrist for lifting & moving in every line is 36. The result of questionnaire indicate that most complaint is in neck."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S5619
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Anugrah
"Bahaya psikososial merupakan aspek-aspek dari desain kerja, organisasi kerja dan manajemen kerja, serta segala aspek yang berhubungan dengan lingkungan sosial kerja yang berpotensi dapat menimbulkan gangguan psikologi dan fisik ? fisiologi pekerja. Hasil penilaian terhadap persepsi bahaya psikososial ini akan menggambarkan pandangan karyawan mengenai seberapa bahayakah keberadaan bahaya psikososial yang ada di tempat kerja mereka.
PT. Repex merupakan salah satu perusahaan jasa logistik terbesar di Indonesia. Jam kerja yang panjang, peralatan kerja, melakukan pekerjaan yang monoton, hubungan interpersonal dengan rekan kerja dan atasan, perkembangan karir, keikutsertaan dalam pengambilan keputusan dan adanya pengawasan serta banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan merupakan beberapa aspek bahaya psikososial yang ada di Departemen PT.Repex yang merupakan salah satu stressor terjadinya stress pada pekerja.
Penelitian ini adalah penelitian survei dengan pendekatan kuantitatif dan desain deskriptif. Populasi yang menjadi objek penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Repex Wahana pada Departemen Operasional yang berada di Pondok Pinang, Jakarta Selatan yang berjumlah 37 orang.
Secara umum hasil survey persepsi bahaya psikososial karyawan Departemen Operational menunjukkan bahwa bahaya psikososial di tempat kerja tidak terlalu membahayakan sehingga belum sampai mengganggu apalagi membebani karyawan selama melakukan pekerjaan setiap harinya, atau dengan kata lain memiliki tingkat bahaya dengan kategori rendah (6.92). Namun upaya pemeliharaan serta perbaikan secara terus menerus harus tetap dilakukan.

Psychosocial hazard is the p aspects of work design, work organization and management of work, and all aspects related to the social work environment that potentially can cause physical and psychological - physiology disorder to workers. Results of the assessment of psychosocial risk perception will reflect the view of employees which is describe how ?danger? the presence of sychosocial hazards in the workplace for them.
PT. Repex is one of the largest logistics service company in Indonesia. The long hours of work, work equipment, doing work that monoton, interpersonal relationships with colleagues and superiors, career development, participation in decision making and the supervision and the quantitative of jobs to be done iare some aspects of psychosocial hazards in the Department of PT.Repex which is one of the stressor of a stress to the workers.
This study is a survey research approach to the quantitative and descriptive design. Population which is the object of this research is all employees of PT.Repex Wahana at Operational Department which is located in Pondok Pinang, South Jakarta, amounting to 37 people.
In general, the survey of employee perceptions psychosocial hazards Operational Department show that psychosocial hazards in the workplace is not too dangerous, not disrupt the burden especially for employees to work each day, or in other words have a hazard category is low (6.92). However, sustainable maintenance and repairment still should be done."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eddy Djatmiko
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T41201
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>