Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 194111 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anindita Ayu Pradipta Yudah
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas representasi transgender dan transeksual dalam pemberitaan di media massa. Subyek penelitian adalah artikel berita dalam media massa Pos Kota berupa media cetak dan online selama tahun 2012-2013. Dalam menganalisis representasi berita digunakan metode kualitatif yaitu analisis wacana kritis. Analisis wacana kritis yang digunakan dalam skripsi ini mengacu pada Michel Foucault karena dalam skripsi ini juga menggunakan pemikiran Michel Foucault mengenai kekuasaan dan seksualitas. Hasil penelitian menemukan bahwa dalam representasi transgender dan transeksual dalam pemberitaan memiliki unsur transphobia yaitu ketakutan terhadap transgender dan transeksual, mengandung prasangka dan streotipe serta menampilkan adanya tindakan hate crime terhadap transgender dan transeksual. Hal ini dikarenakan adanya kekuasaan berupa konstruksi sosial yang mengkotak-kotakkan individu berdasar dua jenis kelamin sehingga transgender dan transeksual yang memiliki kepanjangan wanita pria dianggap sebagai individu yang sakit karena tidak berkonformitas sesuai jenis kelamin lahiriah.

ABSTRACT
This undergraduate thesis discusses the representation of transgender and transsexual over the mass media which is Pos Kota, both printed and online version of the news from 2012 to 2013. News articles of Pos Kota mass media through the years of 2012 and 2013 are the research subjects. This research uses qualitative method, which is discourse analysis, to analyze the news representation. Such method, refer to Michel Foucault as this undergraduate thesis also uses Michel Foucault theory about power and sexuality. The research found that transgender and transsexual news comprise transphobia in its content, containing prejudice and stereotype, as well as showing hate crime towards transgender and transsexual. That could happened by the cause of the power that classify person particularly based on their sex orientation so the transgender and transsexual who is different than those two sex (men and women) considered as an diseased individual, for not adjusting themselves to their natural sex orientation."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S55528
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paska Lia
"Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap representasi sosial yang dominan dan perubahan dari tahun ke tahun tentang disabilitas dalam pemberitaan di media Kompas.com dan Detik.com. Paradigma dalam penelitian ini adalah kritis dengan melihat tatanan bahasa dapat membangun ketidakseimbangan dan perbedaan kekuatan sosial. Penelitian ini menerapkan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan metode penelitian corpus-assisted discourse study (CADS). Metode ini merupakan gabungan dari corpus linguistic dan analisis wacana kritis yang memanfaatkan data digital sebagai bagian dari jurnalisme data dengan analisis menggunakan perangkat lunak, serta mengelaborasikannya dengan analisis wacana kritis. Objek penelitian ini yaitu pemberitaan di Kompas.com dan Detik.com sejak 2004 hingga awal 2023 dengan kata kunci pencarian utama "disabilitas", "difabel", "cacat", dan "tuna". Hasil penelitian mengungkap terdapat empat representasi sosial yang dominan dalam pemberitaan tentang disabilitas. Pertama, disabilitas dipandang sebagai kelompok yang membebankan masyarakat dan pemerintah, sehingga layak memperoleh bantuan. Kedua, perempuan disabilitas sebagai kelompok yang terdiskriminasi (menjadi korban). Ketiga, representasi disabilitas supercrip dalam konteks paling dominan pada pemberitaan bertema olahraga, pendidikan, dan seni. Keempat, representasi sosial anak-anak dengan disabilitas sebagai kelompok lemah. Dari aspek diakronik, belum ada perubahan dalam representasi sosial disabilitas. Namun stigmatisasi dan stereotip disabilitas secara repetitif diberitakan oleh media dari tahun ke tahun.

This research aims to unveil the dominant social representations and their evolution over the years regarding disabilities in the reporting of Kompas.com and Detik.com. The paradigm employed in this research is critical, as it investigates how language structures can foster social imbalances and power disparities. The study utilizes both quantitative and qualitative approaches, employing the corpus-assisted discourse study (CADS) research method. CADS is an amalgamation of corpus linguistics and critical discourse analysis, leveraging digital data as part of data journalism and analyzed through software, while also subjecting it to critical discourse analysis. The research focuses on the reporting on Kompas.com and Detik.com from 2004 to early 2023, using keywords like "disabilities," "differently-abled," "disabled," and "handicap." The research findings reveal four dominant social representations in the reporting on disabilities. First, disabilities are perceived as a burden on both society and the government, thereby justifying the need for assistance. Second, women with disabilities are portrayed as a discriminated group (victims). Third, the supercrip representation of disabilities prevails in reports related to sports, education, and arts. Fourth, there is a social representation of disabled children as a vulnerable group. From a diachronic perspective, there have been no changes in the social representation of disabilities. However, media consistently reports stigmatization and perpetuates stereotypes of disabilities year after year."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kinanti Laraswati
"Skripsi ini membahas pemberitaan mengenai pengungsi Fl chtlinge dalam empat artikel dari Bild-Zeitung dan S ddeutsche Zeitung pada tahun 2015 2017. Tujuan penelitian ini untuk memaparkan persamaan dan perbedaan penyajian berita mengenai pengungsi Fl chtlinge terkait dengan ideologi yang mendasari pemberitaan menurut teori analisis wacana kritis van Dijk yang ditunjang oleh teori J ger dan Brinker. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua surat kabar menggunakan strategi meminimalisir deskripsi negatif dari kelompok yang sama dan deskripsi positif dari kelompok yang berbeda, mengembangkan tema secara naratif die narrative Themenentfaltung, komentar dalam artikel bersifat evaluatif, dan pada tahun 2017 menggunakan strategi argumentasi Argumentationsstrategie Beweisf hrung. Perbedaan penyajian berita dari kedua surat kabar adalah bentuk komentar dalam artikel dan penggunaan strategi argumentasi pada artikel tahun 2015. Bild-Zeitung menggunakan kalimat langsung direkte Rede dan strategi argumentasi Relativierung, sedangkan S ddeutsche Zeitung menggunakan kalimat tidak langsung indirekte Rede dan strategi argumentasi Verallgemeinerung.

This research discusses report on refugees Fl chtlinge in four articles from Bild Zeitung and S ddeutsche Zeitung in 2015 2017. The aim of this research is to identify similarities and differences in the presentation of news about refugees Fl chtlinge related with the underlying ideology based on critical discourse analysis theory by van Dijk and supported by J ger and Brinker theories. The research findings conclude that both newspapers use strategy to minimize negative descriptions of the same group and positive descriptions of different group, develop the theme narratively die narrative Themenentfaltung, comments in the articles are evaluative, and in the articles on 2017 both newspapers use argumentation strategy Argumentationsstrategie Beweisf hrung. The differences in the presentation of news about refugees from both newspapers are the form of comment and the use of argumentation strategy in the articles on 2015. Bild Zeitung uses direct speech direkte Rede and argumentation strategy Relativierung, while S ddeutsche Zeitung uses indirect speech indirekte Rede and argumentation strategy Verallgemeinerung.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jauza Alayya
"Peristiwa terorisme memiliki nilai berita dan tidak mungkin dilewatkan oleh media. Pemberitaan terorisme dalam pandangan kritis tidaklah bebas nilai melainkan dipengaruhi banyak hal termasuk kepentingan dan ideologi media. Peran media dalam pemberitaan terorisme tidak hanya menyampaikan dan menyediakan informasi, melainkan mengkonstruksi realitas melalui wacana media yang menghasilkan wacana publik. Penelitian ini berupaya untuk menggambarkan wacana terorisme oleh media Jawa Pos pada peristiwa terorisme tahun 2018, sekaligus berupaya untuk menjelaskan faktor apa saja yang berpengaruh dalam pembentukan wacana. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode analisis wacana kritis milik Fairclough yakni melalui tahapan analisis teks, analisis praktik diskursif, sampai dengan analisis sosial budaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pemberitaan terorisme tahun 2018, 1) Surat kabar Jawa Pos memiliki ketertarikan khusus terhadap isu terorisme, 2) Pro pemerintah, yakni fokus pada menyoroti tindakan sekaligus keberhasilan pemerintah dalam menangani aksi terorisme, yang secara tidak langsung merupakan upaya Jawa Pos untuk mengkonstruksi realitas tertentu yakni mengarahkan agar publik mempercayai bahwa pemerintah telah melakukan banyak hal dan aksi terorisme ditangani dengan baik oleh pemerintah, 3) Pemberitaannya dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni faktor individu, rutinitas media, organisasi media, ekstra media, dan ideologi media. Ideologi media tercatat sebagai faktor yang memegang peranan paling penting pada terciptanya wacana pro pemerintah melalui pemberitaan yang disajikan, dan 4) Pemberitaan terorisme versi Jawa Pos telah dijalankan dengan memegang prinsip jurnalisme positif sekaligus melakukan upaya counter-terrorism.

Terrorist events have news value and cannot be ignored by the media. Reporting on terrorism in a critical view is not value-free but is influenced by many things including media interests and ideology. The role of the media in reporting on terrorism is not only conveying and providing information, but also constructing reality, namely through media discourse to produce public discourse. This study attempts to describe the terrorist discourse carried out by the Jawa Pos during the 2018 terrorism incident, while at the same time trying to describe the factors that influence the formation of this discourse. The research was conducted using the Fairclough critical discourse analysis method, namely through the stages of text analysis, analysis of discursive practices, to socio-cultural analysis. The results of the study show that in reporting on terrorism in 2018, 1) Jawa Pos has special interest in the issue of terrorism, 2) Jawa Pos is pro-government, focus on highlighting the actions and success of the government in dealing with acts of terrorism, which is indirectly an attempt by Jawa Pos to constructing a certain reality, namely directing the public to believe that the government has done many things and terrorism issue are well handled by the government, 3) Terrorism news are influenced by several factors, namely individual factors, media routines, media organizations, extra media, and media ideology. Media ideology is recorded as the factor that plays the most important role in the creation of pro-government discourse through the news it presents, and 4) The Jawa Pos version of terrorism reporting is also carried out by upholding the principles of positive journalism and counter-terrorism."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Rinaldi
"Penelitian ini menempatkan media massa sebagai ruang kontestasi. Untuk itu kemudian wacana yang tersaji adalah representasi dari kekuatan yang dominan. Penelitian ini ingin melihat bagaimana keterkaitan hegemoni ideologi demokrasiliberal Amerika terhadap pembentukan wacana war on terror di media massa tanah air. Penelitian ini dilakukan dengan paradigma kritis dan pendekatan kualitatif dengan menggunakan teori ekonomi politik kritis konstruktivis serta menggunakan strategi penelitian Analisis Wacana Kritis. Dengan Analisis Wacana Kritis penelitian kemudian dilakukan di tiga level yaitu pada level mikro yaitu teks dengan menganalisis teks berita, pada level meso yaitu praktik diskursus dengan data wawancara terhadap dua wartawan desk internasional, dan pada level makro yaitu praktik sosiokultural. Untuk memenuhi kriteria kualitas penelitian kritis dilakukan juga analisis historical situatedness. Hasil penelitian menunjukkan adanya keterkaitan antara hegemoni ideologi demokrasi-liberal Amerika Serikat yang dibangun oleh proses sejarah dengan wacana 'War On Terror' yang tersaji kepada publik dalam ruang-ruang media massa.

This research observed mass media as a contested terrain. In such context, the discourse represented through news in mass media was perceived as representing the dominant power. This research analyzed how US liberal-democracy ideology hegemony was taken part into the war on terror discourse propagation throughout Indonesian national mass media. This research applies critical paradigm and qualitative approach with constructivist critical political economy theory and critical discourse analysis strategy. Through conducting critical discourse analysis, this research focuses on three level of analyses: (1) at the micro level, by doing news text analysis, (2) at the meso level, by doing discourse analysis through administering interviews with two journalists in international desk, and (3) at the macro level, by doing socio-cultural practice analysis. To ensure the critical research quality, historical situatedness analysis was undertaken, as well. The result of this research revealed that there is a relation between the US democracy-liberal ideology hegemony that is continuously constructed through historical process with the 'War On Terror' discourse disseminated to the public and represented in mass media."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Sarah Sofyaningrat
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui representasi ulama dalam media daring Kompas menggunakan pendekatan analisis wacana berbasis korpus (Baker, 2006) yang memadukan analisis wacana kritis (Fairclough, 1995), transitivitas (Halliday, 2014), dan linguistik korpus (Stubbs, 2001; Sinclair, 2003; Scott & Tribble, 2006). Representasi ulama diperoleh dengan metode kata kunci, kolokasi, dan transitivitas. Objek penelitian ini adalah berita-berita mengenai ulama dalam Kompas daring pada laman KOMPAS.com dan KOMPAS.id pada periode Januari 2017 hingga April 2019. Hasil penelitian menggunakan metode kata kunci menunjukkan bahwa berita-berita yang terkait ulama dalam Kompas daring memuat topik-topik (1) politik, (2) kelompok, (3) penodaan agama, dan (4) pendidikan. Kemudian, hasil penelitian menggunakan metode kolokasi menunjukkan ulama yang direpresentasikan sebagai tokoh yang (1) memiliki pengaruh pada politik dan pemerintahan, (2) memiliki kuasa, (3) bagian dari kelompok, (4) terkait dengan isu penganiayaan, penyerangan, dan kriminalisasi, serta (5) berkaitan dengan pendidikan. Terdapat 6 proses transitivitas yang dianalisis dalam klausa-klausa dalam KBU, yaitu proses material, perilaku, mental, verbal, relasional, dan eksistensial. Pada proses material dan verbal sebagai proses yang ditemukan paling banyak dalam korpus berita ulama ditemukan bahwa tokoh pemerintahan mendominasi sebagai aktor dan penutur dalam klausa-klausa, sedangkan ulama lebih banyak menjadi tujuan dalam klausa-klausa tersebut. Hal tersebut menunjukkan bahwa ulama menjadi objek dari politisasi. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam Kompas daring, representasi ulama yang dominan ditampilkan berkaitan dengan politik dan pemerintahan.

This study aimed to find out the representation of Ulamas (ulemas) in Kompas online media using a corpus-based critical discourse analysis approach (Baker, 2006) that combines critical discourse analysis (Fairclough, 1995), transitivity (Halliday, 2014), and corpus linguistics (Stubbs, 2001; Sinclair, 2003; Scott & Tribble, 2006). The representation of Ulamas was obtained by the method of keywords, collocation, and transitivity. The object of this research is the collection of news about ulama in Kompas online on KOMPAS.com and KOMPAS.id in the period of January 2017 to April 2019. The result using the keyword method showed that the news related to Ulamas in Kompas online contained topics of (1) politics, (2) groups, (3) blasphemy, and (4) education. Furthermore, the result of the study using the collocation method showed that the ulemas were represented as figures who (1) have influence on politics and government, (2) have power, (3) part of groups, (4) related to issues of persecution, assault, and criminalization, and (5) related to education. There are 6 transitivity processes that were analyzed in this research, those were material, behavioral, mental, verbal, relational, and existential processes. In the material and verbal process as the dominant processes found in the corpus of Ulamas, it was found that government dominated as actor and sayer in clauses, while Ulamas became the goal in the clauses. This shows that Ulamas are represented as the object of politicization. The finding of this study indicate that in Kompas online, the representation of the Ulamas is portrayed dominantly as figures who have relation to politics and government."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
T54334
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devfanny Aprilia Artha
"Penelitian ini mengritisi peranan media dalam membentuk pemikiran masyarakat mengenai suatu realitas setelah zaman orde baru dan era liberalisasi pers berlangsung. Kecanggihan dan kemajuan teknologi informasi komunikasi pada akhirnya menyuburkan praktik media online di Indonesia yang tidak saja membawa dampak positif namun berbagai dampak negatif lainnya yang menarik untuk dikaji.
Kebebasan pers yang lahir di masa reformasi ini membawa berbagai perubahan, seperti: konglomerasi media dan pemusatan kekuasaan. Akhirnya media melakukan berbagai cara, salah satunya mengubah nilai guna menjadi nilai tukar (komodifikasi) di dalam pemberitaannya.
Analisis ini dilakukan dengan menggunakan metode Analisis Wacana Kritis Wodak yang mengkaji beberapa level penelitian dengan unit observasinya portal berita www.liputan6.com dan pemberitaan mengenai FPI menjadi unit analisisnya. Hasilnya menunjukkan bahwa ada komodifikasi dalam pemberitaan mengenai FPI di media online. Komodifikasi ini diperkuat dengan berbagai faktor lain dalam organisasi media. Praktik ekonomi politik pada media online ikut memberikan sumbangsih dalam perpecahan dan pertikaian antarkelompok di dalam masyarakat.
This study criticized the role of media in shaping public opinion and thinking about a reality after Orde Baru and liberalization era took place authoritatively. The sophistication and advancement of information communication technology bring our mass media system from conventional to new media model. The practice of online media in Indonesia not only give positive impact but also various other negative that becomes important to be studied.
Freedom of the press brought many vital changes, such as: conglomeration and concentration of power. Finally, media do many ways to survive. One of their efforts is changing the useful values and norms in the news report into something that can give profit for them.
This research was performed using the method of critical discourse analysis of Ruth Wodak. This kind of analysis reviewed several levels of observation units at www.liputan6.com and reporting on the FPI news into the unit analysis. The results show that there are many reality construction and commodification in the news about FPI in the media online. Commodification and this construction are reinforced by various other factors in media organizations.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sisilana Diah Mariastuti Poyk
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas representasi Indonesia dalam iklan pariwisata Wonderful Indonesia versi Feeling Is Believing (2012) melalui pendekatan analisis wacana
kritis terhadap nation brand yang dibangun dalam wacana iklan. Korpus penelitian ini adalah sebuah iklan pariwisata yang dikeluarkan oleh Kementrian Pariwisata Republik Indonesia pada tahun 2012. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah wacana representasi Indonesia yang dibangun dalam rangka
nation branding melalui iklan pariwisata Wonderful Indonesia: Feeling Is Believing sudah sesuai dengan tujuan dibuatnya iklan. Penelitian ini menggunakan
pendekatan analisis wacana kritis. Pendekatan analisis wacana kritis yang digunakan dalam penelitian ini ialah tiga dimensi communicative events analysis yang dirumuskan oleh Fairclough (1995). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa representasi Indonesia dalam nation brand Wonderful Indonesia pada wacana iklan belum sesuai dengan tujuan dibuatnya iklan karena elemen-elemen wacana
iklan dan interaksi antar elemen-elemen tersebut belum mampu membangun nation brand yang dituju oleh pemerintah Indonesia.

ABSTRACT
This thesis focuses on how Indonesia is represented in a tourism advertisement titled Wonderful Indonesia: Feeling Is Believing (2012). The research data of this
thesis is a tourism advertisement produced by Indonesian Ministry of Tourism in 2012. This thesis aims to see if the representational discourse of Indonesia in the
advertisement aligns with the purpose of the discourse production. The study is conducted using Fairclough’s critical discourse analysis approach, three dimensional communicative events analysis framework (1995). The study
concludes that the representation of Indonesia in the nation brand Wonderful Indonesia depicted through the advertisement has not fulfilled the purpose of the
discourse. It is because the discourse elements of the advertisement and the interaction established between them are incapable of constructing the nation brand that the government aimed to convey."
2015
S61459
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gatra Drestanta
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memahami tujuan pemberitaan media-media online mengenai rasisme dalam sepakbola di Rusia. Data yang diperoleh adalah beberapa wacana berita dari dua media Barat dan dua media Rusia pada tahun 2012-2017. Penelitian ini menggunakan metode analisis wacana kritis untuk mengungkap apa makna di balik pemberitaan kasus-kasus rasisme dalam industri sepakbola di Rusia dalam tiga aspek yaitu tinjauan, konteks historis dan kekuasaan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penulisan wacana berita yang dilakukan oleh keempat media online tidak semata-mata hanya sekedar memberitakan tentang rasisme dalam industri sepakbola di Rusia, akan tetapi mempunyai hal-hal tersembunyi di balik penulisan wacana berita tersebut.

ABSTRACT<>br>
This paper aimed to understand the purpose of online media rsquo s report about racism in Russian football. The data obtained are some news from two Western media and two Russian media during 2012 2017. This paper uses critical discourse analysis method to uncover the meaning behind the racism cases in Russian football industry with three aspects review, historical context and power. This study concludes that the news conducted by four online media is not merely just about racism in the football industry in Russia, but have the hidden things behind the news."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Najwa Syahdryani Syifandari
"Media massa dapat membentuk opini publik melalui pembentukan reprentasi di dalam pemberitaan. Berangkat dari hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan bagaimana kepolisian direpresentasikan oleh Kompas di dalam pemberitaan selama Aksi Kawal Putusan MK berlangsung. Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis wacana kritis berperspektif Norman Fairclough (1995) dengan bantuan linguistik korpus (Baker, 2008). Data yang dianalisis adalah 25 artikel yang diunggah oleh Kompas.id dengan topik sikap polisi saat Aksi Kawal Putusan MK dengan periode berita 23 sampai dengan 30 Agustus 2024. Media Kompas dipilih sebagai sumber data atas dasar jumlah pengguna yang tinggi dalam mengakses berita yang dihasilkan. Artikel-artikel tersebut dikumpulkan dan disatukan menjadi sebuah korpus. Kemunculan kata kepolisian, polisi, aparat, dan sejenisnya dianalisis dengan melihat kata-kata lain yang muncul beriringan. Polisi digambarkan oleh Kompas sebagai sosok yang menggunakan kekerasan dan tindakan represif dalam menangani demonstrasi, khususnya Aksi Kawal Putusan MK. Representasi ini dipengaruhi oleh konteks situasi, institusi, dan sosial ketika peristiwa berlangsung.
Mass media is able to shape public opinion through the shaping of representation in news reporting. Based on that point, this research aims to reveal how the police force is represented by Kompas in the news reporting throughout the Aksi Kawal Putusan MK protests. This reseach uses Norman Fairclough’s critical discourse analysis (1995), along with utilizing corpus linguistics (Baker, 2008). The data being analyzed is the the 25 news articles upload in Kompas.id with the topic of the police force’s action during the Aksi Kawal Putusan MK protests from 23rd until 30th August 2024. Media Kompas is chosen as the data source because of its high rate of access for their news. These articles are collected and put together to be a corpus. The use of the word ‘kepolisian’, ‘polisi’, ‘aparat’, and othe of the likes is analyzed along with their accompanying words. The police force is depicted by Kompas as an entity that uses violence and repressive actions in handling the demonstrations, especially during the Aksi Kawal Putusan MK protests. This representation is influenced by situational, institutional, and social context during the event.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>