Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 118523 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Miftachudin
"Penyelenggaraan upaya pengobatan di Puskesmas membutuhkan ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan obat yang efisien, efektif dan rasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem informasi manajemen Puskesmas sehingga mampu mendukung perencanaan kebutuhan obat di Puskesmas Tegal Timur. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara observasi dan wawancara mendalam, sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan Puskesmas dan Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Tegal. Penentuan Informan dengan cara purposive sampling. Informan utama dalam wawancara mendalam adalah Kepala Puskesmas, petugas farmasi Puskesmas, dan Kepala Dinas Kesehatan. Instrumen penelitian yang digunakan adalah pedoman wawancara mendalam dan pedoman observasi.
Analisis terhadap sistem informasi yang saat ini ada di Puskesmas Tegal Timur menunjukkan bahwa sistem informasi yang ada di Puskesmas Tegal Timur belum mampu memenuhi kebutuhan pengguna. Informasi ketersediaan obat di gudang obat Puskesmas belum akurat dan sistem belum mampu menghasilkan keluaran yang mendukung pelaporan pengelolaan obat Puskesmas. Pengembangan sistem informasi diharapkan dapat memperbaiki sistem informasi pengelolaan obat yang saat ini berjalan di Puskesmas Tegal Timur. Desain logik sistem informasi pengelolaan obat di Puskesmas Tegal Timur perlu dilanjutkan dengan penyusunan desain fisik dan pembuatan koding, sehingga dihasilkan sistem informasi pengelolaan obat yang mampu mendukung perencanaan kebutuhan obat Puskesmas.

Implementation of treatment efforts in the primary healthcare requires the availability and affordability of drugs that are efficient, effective and rational. This study aims to develop a management information system that is capable of supporting the health center planning drug needs in East Tegal Primary Health Care. This research is a qualitative case study approach. Primary data were collected by means of observation and in-depth interviews, and secondary data obtained from primary healthcare reports and Health Department City of Tegal. Determination of the informant by purposive sampling. Key informant in-depth interviews was Head of primary healthcare, pharmacy officer in , and Chief Medical Officer. The research instrument used is in-depth interview guide and observation guide.
Analysis of the information systems that currently exist at East Tegal Primary Health Care shows that existing information systems in East Tegal Primary Health Care not able to meet the needs of users. Information availability of drugs in health centers drug warehouse is not accurate and the system has not been able to produce output that supports the reporting of medication management health center. Information system development is expected to improve drug management information system that is currently running at East Tegal Primary Health Care. Logical design of information systems management in health centers drug East Tegal need to proceed with the preparation of the physical design and manufacture of coding, so that the resulting drug management information system that is capable of supporting the health center planning needs medication.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S56130
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dakhlan Choeron
"Penelitian Sistem Informasi Manajemen Klinik Gumayun di Kabupaten Tegal dengan Berbasis Web, dilatarbelakangi adanya ketidaksesuaian laporan kegiatan serta laporan keuangan di Klinik Gumayun. Tujuan penelitian adalah sistem informasi manajemen untuk pelayanan kesehatan di klinik Gumayun. Variabel penelitian ini adalah pada aspek ketersediaan data dan informasi, relevansi data dan informasi, kecepatan laporan dan akurasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem informasi di klinik Gumayun sebelum pengembangan sistem belum dapat menghasilkan informasi secara mudah, tepat waktu, akurat dan relevan. Dengan demikian diharapkan pengembangan sistem informasi manajemen dapat meningkatkan kualitas data dan informasi di Klinik Gumayun. Kesimpulanya adalah sistem informasi yang terkomputerisasi dapat memudahkan pencatatan dan pelaporan distribusi obat, laporan kunjungan pasien dan juga laporan keuangan serta dapat memberikan informasi kepada masyarakat. Saran yang dapat diberikan adalah perlu adanya petugas yang bertanggung jawab untuk memelihara dan mengembangkan sistem, petugas klinik yang ada dapat dimanfaatkan pada masing - masing ruang pelayanan sesuai dengan tugas dan fungsinya,.Selain itu, sistem informasi manajemen ini dalam implementasi kedepan, masih dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan diharapkan dapat diintegrasikan terhadap pelaporan dari klinik swasta ke instansi pemerintah seperti Puskesmas dan Dinas Kesehatan.

Clinical Research Management Information System Gumayun in Tegal district based on web highlighted with in order to avoiding the discrepancy of the activity reports and financial reports at that clinic. The purpose of this research is to develop a management information system for health care services in the clinic. The variables of this research based on the aspects of the availability of data and information, the relevance of data and information, the speed of report and also the accuracy of data. The results of this research showed that the information system at the Gumayun clinic before the development of the system has not been able to generate information in an easy, timely, accurate and relevance. Hopefully, by the development of the management information system will improve the quality of data and information at the Gumayun clinic from the element of convenience, timeliness, accuracy, and relevancy. The conclusion of this research is by using the computerized information system services that can establish it easier to recording and reporting of the drug distribution, reporting patiens and also on the report about financial results and information to many people. Advice that can be given is to deploy the system into the services at the clinic activities at the Gumayun clinic, and also it needs the health care personnel who can be responsible for maintaining and developing the system so that when the system is needed, the system can be used easily. The existing clinic personnel can be utilized on every services area based on the function. In addition, the management information system in the implementation of the future, they can be developed according to the needs and are expected to be integrated to the reporting of private clinics to health centers and government agencies such as the Department of Health.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas indonesia, 2014
T41681
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Fakhrunnisa
"Resistensi antibiotik merupakan ancaman terbesar di dunia kesehatan. Penyebab resistensi diantaranya yaitu penggunaan antibiotik yang berlebihan dan tidak tepat. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi kualitas dan kuantitas penggunaan antibiotik di beberapa Puskesmas Kabupaten Tegal sebelum dan sesudah dilakukan intervensi edukasi. Desain penelitian pre eksperimental (pre - post intervension design) menggunakan data peresepan pasien rawat jalan periode 1 Juni 2018 - 31 Januari 2019 dan Laporan Penggunaan dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) di lima Puskesmas Kabupaten Tegal. Intervensi edukasi diberikan kepada seluruh penulis resep. Kualitas peresepan dinilai dengan membandingkan pemilihan obat, dosis pemberian, frekuensi pemberian dan durasi pemberian antara yang tertulis pada resep dan Panduan Praktik Klinis Fasilitas Kesehatan Primer 2014. Kuantitas penggunaan obat dihitung dalam satuan DDD / 1000 Kunjungan Pasien Rawat Jalan (KPRJ)/ hari. Diperoleh sampel kualitas peresepan sebanyak 1204 resep pada pre intervensi dan 1254 resep pada post intervensi. Ketidaksesuaian dalam durasi terapi memiliki proporsi kejadian yang paling tinggi (56,72%). Secara keseluruhan terjadi penurunan yang bermakna pada ketidaksesuaian peresepan antibiotik dari 98.08% pada pre intervensi menjadi 81.26% post intervensi (p value : 0.012). Faktor yang mempengaruhi peresepan antibiotik diantaranya kualifikasi penulis resep dan pengalaman penulis resep. Kuantitas penggunaan Antibiotik mengalami penurunan dari 14, 960 DDD / 1000 KPRJ/ hari pada pre intervensi menjadi 9, 375 DDD / 1000 KPRJ / hari pada post intervensi. Namun, penurunan bersifat tidak signifikan (p value : 0, 062).

Antibiotic resistance has posed a serious threat to global health, and one of the reasons for such resistance is the inappropriate use of antibiotics as well as antibiotic overuse. This study aimed to evaluate the quantity and quality of antibiotic use in a number of primary healthcare centers in the District of Tegal prior to and after a health education intervention was provided. This pre-experimental research (pre-post intervention design) employed the outpatient prescribing data over the period of 1 June 2018 through 31 January 2019 and Drug Use Report and Request Form (LPLPO) in five (5) primary healthcare centers in the District of Tegal. A health education intervention was provided for each prescriber. The prescribing quality was assessed by drawing a comparison between the drug selection, dosage of administration, frequency of administration, and duration of administration in the prescriptions and those advised in the Clinical Practice Guidelines for Primary Healthcare Facilities 2014. The quantity of drug use was calculated in a unit of DDD/1000 of Outpatient/day. For the prescribing quality analysis, 1204 prescriptions in the pre-intervention phase and 1254 prescriptions in the post-intervention phase were obtained. Inappropriate duration of administration reached the highest percentage (56.72%). Overall, the inappropriateness of antibiotic prescribing decreased significantly from 98.08% during the pre-intervention phase to 81.26% in the post-intervention phase (p value : 0.012). The contributing factors of antibiotic prescribing included the qualification of prescribers and their experience in prescribing. There was a decrease in the quantity of antibiotic use from 14,960 DDD/1000 of KPRJ/day in pre-intervention to 9,375 DDD/1000 of KPRJ/day in post-intervention. However, the reduction was unsignificant (p value: 0.062)."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T53375
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ainol Mardhiah
"Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu sumber daya yang penting dalam suatu organisasi: juga penentu berhasil atau tidaknya pembangunan di suatu negara, baik dalam pembanguoan ekonomi dan: kesehatan. Undang-undang Kesehatan No. 23 tahun 1992 menyatakan bahwa tenaga kesehatan merupakan salah satu sumber daya kesehatan yang diperlukan sebagai pendukung Sehingga perlu dikembangkan suatu sistem informasi perencanaan kebutuhan SDM kesehatan di Puskesmas berdasarkan beban kerja. Dimana sistem yang akan dikembangkan ini diharapkan dapat membantu pengambil keputusan dan d.ijadikan bahan acuan dalam menentukan kebijakan dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi terhadap perencanaan dan distribusi SDM. Sistem infonnasi ini disebut sistem pendukung keputusan. Metodologi yang dipakai adalah dengan menggunakan pendekatan Development Lift Cycle (SDLC) dengan cara wawancara mendalam dengan para informan.
Permasalahan sistem yang ada sekarang adalah data yang ada masih terpisah-pisah dibagian yang berbeda, pengolahan masih dilakukan secara manual, sehingga bel diperolehnya informasi. Pengembangn sistem dimulai dari penetapan kebutuban sitepemodelan sistem serta penetapan sofeware dan hardware yang digunakan dengan harapan dapat penghasilan informasi yang dibutuhkan user dalam perencanaan kebutuhan SDM Kesehatan.
Software yang digunakan untuk aplikasi prototype ini adalah Fox pro, dengan spesifikasi minimum hardware adalah pentium ll 450 Mhz, kapasitas RAi\.1 128 MB, kapasitas hardisk 106 B.

Human resource is one of the important resources in an organization, it is also a de derminant-factor on success or failure o development in a country, both of economic and health. The health legislation no. 23 in 1992 expressed that a health officer is one of important health resource as a supported health effort in order to existence of public health level optimally.
To reach an efficacy of health development as expressed on legislation no. 23 in research used Development Life Cycle (SDLC) method by a deep interview to informant.
The existing system problem is existing data still separated by different shares, processing is still conducted by manual, so the information is not obtained yet System development is started by determining of system requirement, system model and also determining of software and hardware which is used in order to get an important information for user on requirement of health human resources planning. Software used for the application of this prototype is Fox pro, 'Yioith a minimum specification of hardware is Pentium II 450 :Mhz, memory capacity is 128MB, hard disk capacity is 10 B.
Almost all of required information by user are availaole on development of this system. On the next system, it is expected can result development of health human resources planning and also inventory of health facilities in Depok.
By developing an information system o requirement of health human resources planning. it is expected can improve perfcnnance of program organizer-in managing and analyzing data quickly and efficient, so it can result a required information for user."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T20945
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyudi
"Pengembangan Sistem Informasi Perencanaan Obat berdasarkan Metoda Morbiditas dilatarbelakangi adanya masalah berkaitan dengan pengelolaan obat khususnya pada tahap perencanaan obat dimana obat direncanakan hanya berdasarkan pada konsumsi obat tahun sebelumnya dan belum berdasarkan pada pola penyakit yang ada sehingga ketersediaan obat belum optimal, disatu sisi terdapat obat yang ketersediaannya sangat terbatas dan disisi lain terdapat obat yang ketersediaannya berlebihan. Disamping itu keciinya anggaran obat perlu terns ditingkatkan melalui penyediaan data kebutuhan obat yang lebih lengkap dihitung berdasarkan Metoda Konsumsi dan Metoda Morbiditas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan membuat suatu sistem inforrnasi yang mampu mengolah data kasus penyakit dari LB1 menjadi informasi kebutuhan obat sehingga diharapkan bermanfaat untuk menentukan jenis, jumlah, dan biaya kebutuhan obat pada scat membuat perencanaan obat. Dan diharapkan dihasilkannya indikator penggunaan obat sehingga dapat dipantau ketaatan pelaksanaan pengobatan pada standar pengobatan yang ada.
Metodologi penelitian dilakukan dengan pendekatan pengembangan sistem, yaitu pendekatan System Development Life Cycle - SDLC meliputi tahap perencanaan sister, analisis sistem, perancangan sistem, uji coba dan koreksi, dan penggunaan sistem. Pengambilan data pada tahap perencanaan sistem dilakukan dengan teknik telaah dokumen dan wawancara guna memperoleh gambaran sistem yang lama dan melakukan identifikasi masalah, peluang dan kelayakan sistem secara operasional dan teknis. Pada tahap analisis sistem dilakukan analisa secara lebih mendalam sehingga diketahui bentuk informasi yang diperlukan, siapa pengguna informasi, waktu keluarnya informasi, dan kriteria sistem informasi yang diharapkan pengguna. Pada tahap perancangan sistem dilakukan perancangan secara terperinci pengenai basis data, masukan, keluaran, alur proses atau algoritma, program aplikasi dan pemilihan konvigurasi perangkat keras yang akan menjalankan sistem. Uji cobs dan koreksi prototipe dilakukan pada laboratorium komputer FKM UI, disamping itu juga dilakukan penilaian kelebihan dan kelemahan sistem. Sebagai hasilnya program aplikasi Sistem Informasi Perencanaan Obat berdasarkan Metoda Morbiditas ini diharapkan dapat dipergunakan di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Pontianak.
Beberapa simpulan dari penelitian ini antara lain bahwa Pengembangan Sistem Informasi Perencanaan Obat berdasarkan Metoda Morbiditas dapat diterapkan dilingkungan Dinas Kesehatan Kota Pontianak dengan beberapa prakondisi yang memungkinkan sistem berjalan untuk memenuhi keseluruhan kebutuhan informasi yang diharapkan pengguna untuk perencanaan kebutuhan obat dan pemantauan penggunaan obat. Program aplikasi yang sederhana, mudah dalam penggunaan, tingkat pengarnanan data yang baik dan dapat dikembangkan sehingga pengiriman data dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan menjadi lebih mudah. Beberapa saran pada tahap lanjutan hendaknya juga dilakukan pengembangan sistem yang terkomputerisasi di Puslofar terhadap penerimaan, penyimpanan, pendistribusian dan pelaporan mutasi obat; adanya penyempumaan pada format form LB 1 dan penyempumaan standar pengobatan sehingga mencakup keseluruhan penyakit yang ada pada LB1.

The background of drug planning information system development base on morbidity method was the problem related to drug management particularly in drug planning step, where drug was planned merely based on drug consumption in a previous year and still not based on existing disease pattern, thus drug availability was still not optimal, in one side there was very limited drug availability and in the other side drug availability was excessive, Additionally, small drug budget need to be increased through more complete data provision of drug requirement calculated based on consumption method and morbidity method.
The aim of this study was to identify and build a information system that can process data of disease case of LB 1 to drug requirement information that expected useful to determine type, number and cost of drug requirement when performing drug planning. It is expected to produce drug utility indicator so that treatment implementation adherence on existing treatment standard can be monitored. The study was carried out by system development approach, System Development Life Cycle (SDLC) approach including system planning, system analysis, system design, system testing and revising, and system use steps.
In system planning step, document review and interview technique were employed to collect data in order to obtain the description of old system and to identify the problem, the chance and advisability of the system operationally and technically. In system analysis step, analysis is performed more deeply so that information form needed, information user, time of information out, and information system user criteria expected can be identified. In system design step, design is performed in detail on data, input, output, process flow or algorithm, applied program and hardware configuration selection to carry out the system. Prototype testing and correction were conducted in FKM UI computer laboratory, in addition, assessment of system benefit and limitation were performed. As a result, the application of program of drug planning information system base on morbidity method is expected can be used in Pontianak Health District.
Some conclusions from this study include drug planning information system development base on morbidity method can be used in Pontianak Health District with some preconditions allowing the system to be carried out to meet all information need that user expected to drug requirement planning and drug utilization monitoring. Simple and easy applicable program, high level of data safety to be developed so that data transferring from health centre to health district is much easier. Some advises for the next step that it is needed to perform computerized system development on drug receiving, maintenance, distribution and drug mutation reporting in Puslofar; it is expected the finishing on LB 1 format and treatment standard, thus cover all of disease LB 1.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T19099
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Wijaya
"Latar Belakang : Tesis ini membahas tentang Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Obat Untuk Mendukung Pelayanan Kefarmasian (Studi Kasus Di Puskesmas Pejuang Kota Bekasi). Sistem Informasi ini diharapkan dapat mendukung pelaksanaan administrasi mulai dari pencatatan, pelaporan, pengarsipan yang baik, bertujuan agar lebih mudah dimonitor dan dievaluasi. Tujuan penelitian ini untuk mengembangkan model sistem informasi manajemen obat untuk mendukung pelayanan kefarmasian di Puskesmas Pejuang Kota Bekasi.
Metode : Pendekatan yang dipergunakan dalam pengembangan Sistem Informasi Manajemen Obat di Puskesmas Pejuang Kota Bekasi ini adalah Pendekatan Rapid Application Development (RAD), Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pedoman observasi dan Pedoman Wawancara.
Hasil : Pencatatan pengelolaan obat yang tertib dan lengkap belum dilaksanakan, sehingga sulit untuk monitoring dan evaluasi. Maka perancangan Sistem Informasi Manajemen Obat yang terintegrasi menggunakan basis data yang dapat memudahkan dalam pengorganisasian data untuk menghasilkan informasi sehingga perencanaan pengelolaan obat, monitoring dan evaluasi menjadi lebih mudah. Keluaran sistem informasi ini berupa laporan pemakaian dan lembar permintaan (LPLPO) dan indikator monitoring dan evaluasi yang ditampilkan dengan grafik.
Kesimpulan : Terbangunnya model sistem informasi manajemen obat yang terintegrasi menggunakan basis data sehingga memudahkan dalam pencatatan, pelaporan dan monitoring serta evaluasi.

Background : This thesis discusses the development of Drug Management Information System to Support Pharmaceutical Services (Case Study In Health Center pejuang Bekasi). This information system is expected to support the administration ranging from record keeping, reporting, good filing, aims to be more easily monitored and evaluated. The purpose of this study to develop a model of Drug Management Information System to support pharmaceutical services at PHC Pejuang Bekasi.
Methods : The approach taken in the development of Drug Management Information System at the Health Center pejuang Bekasi is a Rapid Application Development (RAD), instrument used in this study is the observation and Interview Guide.
Results : Recording of medication management and complete order has not been implemented, making it difficult for monitoring and evaluation.Then the Drug Management Information System design using an integrated database that can facilitate in organizing the data to produce information that medication management planning, monitoring and evaluation easier. Output is in the form of laporan pemakaian dan lembar permintaan (LPLPO) and monitoring and evaluation indicators are displayed with graphs.
Conclusion : Development of a model of management information systems using integrated drug database to facilitate the recording, reporting and monitoring and evaluation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35488
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yunus Habibi
"Hal yang menjadikan alasan diperlukannya perencanaan strategis : SI/TI di PEMDA yaitu surat edaran Menteri Kominfo no.65/M/KOMINFO/III/2002 tanggal 22 maret 2002, serta kebijakan dan strategi nasional pengembangan e-Government yg dituangkan dlaam Instruksi Presiden No.3 Tahun 2003. Hal lain yang memperkuat kebutuhan terhadap perencanaan strategis sistem informasi, antara lain adalah sistem yang tidak terintegrasi, sehingga memicu terjadinya duplikasi data yang menyebabkan inaccurancy dan tidak adanya keterkaitan sumber informasi. Rendahnya manajemen informasi disebabkan oleh hal berikut, y.i unavailability, inconsistent, inaccurate, kondisi investasi SI/TI yang telah dilakukan di masa lalu yang kurang bermanfaat bagi tujuan organisasi. Kurang bermanfaatnya investasi SI/TI bagi organisasi disebabkan karena rencana strategis SI/TI yang lebih fokus pada teknologinya bukan berdasarkan kebutuhan bisnis. Permasalahan yg disebabkan investasi SI/TI dapat menyebabkan konflik antar bagian didalam organisasi. Dari hasil survey, Pemda Kabupaten Tegal belum optimal dalam upaya pemanfaatan TI untuk menyelesaikan berbagai masalah dilingkungan Pemda Kabupaten Tegal, belum adanya koordinasi serta penyimpanan data dan informasi yg sifatnya masih pulau-2, dimana setiap bidang mengembangkan kebutuhan sistem informasinya sendiri-2, tanpa mengacu pada suatu portofolio atau rencana pemanfaatan TI yang terpadu dan menyeluruh, sehingga kebutuhan informasi lintas bidang tdk dpt diperoleh secara cepat. Hal inilah yang menjadi kelemahan koordinasi anar bagian dilingkungan Pemda Kabupaten Tegal. Dari bebagai permasalahan yang terjadi, maka penelitian ini akan mengkaji Perencanaan Strategis SI/TI untuk meningkatkan keselarasan strategi bisnis dengan strategi informasi dengan pemanfaatan TI secara optimal. Penelitian ini akan melakukan pendekatan melalui metodologi Price WaterHouse, dari penelitian ini akan menghasilkan suatu perencanaan strategis untuk sistem informasi dan dpt diperoleh portofolio aplikasi yang baik dan dapat digunakan sebagai acuan bagi pengembangan SI/TI di Pemerintah Kabupaten Tegal.
The reason was need the strategic planning for Information Systems in local government in a special delivey letter from Kominfo Minister no.65M KominfoIII/2002, date March 22,2002 and policy and national strategy development E-Government social by Inpres No.3, 2003.Beside that, the systems in not integrated, cause inaccurancy and irrelevant with information source. Weakness of information management is caused by unavailability, inconsisten, inaccurate. Leak of invest one of the reason which is obstructed the implementation of strategic of system information. Based on the survey result, Tegal Local Government is not optimum to use technology of information to solve the problem in Tegal Local Government environment. This is one of the weakness of Tegal Local Government. There is lack of coordination, then data and information is not saved in one place. Each department develop information system need themselves without referred to portofolio application or IT need planning, so we can not get fast information need. This is the caused of lack coordination between department in Tgal Local Government. From anykind problems happened. So this research will study IS/IT strategic planning for increase aligment organization strategy with information strategy with IT used optimum. The research will use Price Waterhouse methodology, the result of this research will get strategic planning for information system and we can get portofolio application and from the result it can make rereremced fpr IS/IT development in Tegal Government."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks memuat surat laporan yang dibuat oleh S.W.P.H. Mechelen dan Reksaningrat, Patih Manten, Pemalang berdasarkan surat perintah dari Kanjeng Tuan Guberaur Jendral (?). Laporan berupa jawaban-jawaban pertanyaan tentang batas tanah, keadaan tanah dan tanaman-tanamannya, cacah jiwa, jabatan-jabatan di dalam pemerintahan atau non pemerintahan, dan lain-lain yang terdapat di desa Tegalsawah, Tegal. Perincian surat laporan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Surat laporan bertanggal 4 Oktober 1868, memuat batas tanah, keadaan tanah dan tanaman-tanamannya; 2. Surat laporan bertanggal 5 Oktober 1868, memuat cacah jiwa, nama-nama sebutan yang ada di dalam masyarakat, jabatan-jabatan di dalam pemerintahan desa; 3. Surat laporan bertanggal 7 Oktober 1868, memuat hukum-hukum yang berkaitan dengan hal membuka hutan untuk sawah, ladang, dan tempat tinggal, nama sebutan untuk macam-macam sawah, dan hal harta warisan; 4. Surat bertanggal 8 Oktober 1868, memuat hukum/aturan sewa menyewa serta jual beli sawah, hal ikhwal bendungan untuk mengairi sawah; 5. Surat laporan bertanggal 9 Oktober 1868, memuat aturan pemilikan sawah milik perorangan atau milik bersama/kelompok; 6.Surat laporan bertanggal 10 Oktober 1868, memuat aturan pemilikan dan penggarapan sawah milik Bekel. Kemudian diterangkan tentang tempat pemakaman di desa Tegalsawah, yaitu tempat pemakaman Kerti, Kajen, dan Kajen Barat; 7. Surat laporan bertanggal 11 Oktober 1868, memuat hal pemilikan tanah pekarangan di desa Tegalsawah. Di desa ini tidak ada perkebunan, seperti perkebunan sayur-sayuran maupun buah-buahan; 8. Surat laporan bertanggal 13 Oktober 1868, memuat kewajiban membayar pajak pendapatan hasil panen rakyat desa, yang harus diserahkan kepada Kanjeng Gubernur; 9. Surat laporan bertanggal 14 Oktober 1868, memuat zakat yang wajib dibayarkan kepada yang membutuhkan, sebagai suatu bentuk amal sedekah kepada fakir miskin. Selain itu ada juga yang disebut dengan fltrah yang wajib diberikan kepada lebe, haji, dan santri; 10. Surat laporan bertanggal 15 Oktober 1868, memuat tentang daerah yang belum dibuka disebut Wana dan Talun. Wana merupakan daerah yang sama sekali belum pernah dihuni/dibuka oleh manusia; talun merupakan daerah yang dahulu pernah dibuka, akan tetapi dikosongkan lagi. Surat laporan berbahasa Belanda dan Jawa ini dipinjam oleh Pigeaud dari Ter Haar pada tahun 1929, kemudian teks yang berbahasa Jawa disalin ketik sebanyak dua eksemplar pada bulan April 1929. Satu eksemplar salinan tersebut kini terdapat di koleksi FSUI, sedangkan salinan yang lain menjadi koleksi Ter Haar."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
HU.12-B 7.07
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Sukesih
"Pengetahuan ibu hamil mengenai tanda bahaya kehamilan merupakan penapisan awal terhadap resiko yang terjadi dalam kehamilan. Cakupan deteksi resiko tinggi oleh masyarakat di Puskesmas Tegal Selatan hanya sebesar 7,23% dari 10% target SPM.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan faktor ? faktor yang berhubungan dengan pengetahuan ibu hamil mengenai tanda bahaya dalam kehamilan. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain Cross Sectional, jumlah sampel yang digunakan 84 orang ibu hamil yang mempunyai usia kandungan ≥ 12 minggu dan ≤ 37 minggu yang bertempat tinggal di wilayah Puskesmas Tegal Selatan Kota Tegal.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara karakteristik sosial ekonomi (pendidikan dan umur), keterpaparan informasi dengan pengetahuan ibu hamil mengenai tanda bahaya dalam kehamilan. Diharapkan ibu hamil mampu mengetahui tanda bahaya dalam kehamilan dan mampu melakukan deteksi dini mengenai tanda bahaya dalam kehamilan.
Maternal knowledge of danger signs of pregnancy is the early screening of the risks in pregnancy. Detection coverage of high risk communities in Puskesmas Tegal Selatan is only for 7.23% of the 10% target of SPM.
This study aims to find a descriptives of factors associated with maternal knowledge of danger signs in pregnancy. The kind of research is quantitative with Cross Sectional design, number of samples used 84 pregnant women who had a content of ≥ 12 weeks of age and ≤ 37 weeks who are resident in the territory of Puskesmas Tegal Selatan.
The results of this study indicate that there was a significant association between socio-economic characteristics (education and age), information exposure with the knowledge of pregnant women about the danger signs in pregnancy. Pregnant women are expected to be able to know about danger signs in pregnancy and do early detection of danger signs in pregnancy.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Hadianto
"Tujuan penelitian ini untuk menganalisis isi kebijakan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dan implementasinya di Kota Tegal dan Kabupaten Tegal serta untuk merumuskan arah kebijakan jangka panjangnya. Penelitian ini menggunakan post-positivistme dan metode kualitatif. Pendekatan model implementasi Grindle dipandang tepat untuk digunakan karena mampu memotret secara komprehensif proses implementasi yang ada. Hasil penelitian menunjukkan telah terjadi disharmoni antar peraturan perundangan dan inkonsistensi kebijakan karena ketidaktegasan pembuat kebijakan aktor kebijakan dan isi kebijakan. Terkait implementasi kebijakan dari aspek content of policy, belum efektifnya implementasi disebabkan belum adanya komitmen dari aktor yang terlibat karena benturan kepentingan confict of interest untuk kepentingan politik. Manfaat dari SPIP belum dirasakan secara optimal yaitu dari opini atas laporan hasil audit BPK terhadap laporan keuangan daerah dan masih banyaknya temuan hasil audit BPK atas kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan. Aspek perubahan yang diharapkan dari SPIP yaitu terwujudnya internal control culture masih jauh dari kenyataan. Faktor kepemimpinan yang kondusif belum terwujud. Faktor yang terakhir dari content of policy adalah lemahnya komitmen dari pimpinan dan seluruh pegawai karena rendahnya translation ability dan asumsi bahwa SPIP hanya tugas dari aparat pengawasan serta keterbatasan wewenang dan kapasitas BPKP serta perlunya restrukturasi BPKP dalam pembinaan SPIP. Dari aspek context of policy kekuasaan yang besar dari kepala daerah mengamankan kepentingan politis dengan melemahkan pengendalian, adanya pola hubungan patron dan klien antara pejabat politik dengan birokrasi yang mempengaruhi program dan kegiatan, belum adanya mekanisme penegakan aturan dalam penyelenggaraan SPIP, belum ada sistem yang dapat mendorong pelaksana kebijakan tergerak untuk mengimplementasikan SPIP serta belum adanya program yang dapat menciptakan internal control culture sebagai syarat terwujudnya lingkungan pengendalian yang baik.

The purpose of this research is analyzing the content of Government Internal Control System Policy and its implementation at the City and Regency of Tegal and formulating its long term policy direction. The research is using the post positivism and qualitative method. Grindle implementation model is appropriate because it can depict responsively the implementation. There has been a disharmony between regulatuions and a policy inconsistency due to indecisiveness policymakers and the obscurity of policy content. From the content of policy aspect, the ineffectiveness of the implementation is caused by the absence of commitment from the involved actor because of a conflict of interest for political interests. The benefit of SPIP has not been felt optimally from the opinion of BPK to the regional financial report and there are still many findings of the compliance BPK results to legislative regulation. The expected changing from SPIP is far from a reality. The leadership conducive factor has not been realized yet. The last is the weak commitment from the leader and all employees by the poor translation ability and the assumption that SPIP is only a job from inspectorate and the limited authority and BPKP capacity as well as the needs for restructuring in the SPIP supervision. From a context aspect of policy there is the great power of the regional heads secures political interests by weakening control, the existence of patterns of patron and client relationships between political officials and bureaucracies that affect programs and activities, the absence of rules enforcement mechanism in the SPIP implementation, there is no system that could lead the executor policy to implement the SPIP and also there is no program to create the internal control culture as the conditions of a good environmental control."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
D2409
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>