Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 187421 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Berlian Damenia Manuella
"Penelitian yang dilakukan pada siswa kelas 10 ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara kelekatan siswa pada orangtua dan teman sebaya dengan efikasi diri pengambilan keputusan karier siswa. Efikasi diri pengambilan keputusan karier dilihat dari pemilihan peminatan (MIA/IIS/Bahasa) yang dilakukan siswa kelas 10. Lebih jauh, diteliti pula perbandingan besar kontribusi antara kelekatan pada orangtua dan kelekatan pada teman terhadap efikasi diri pengambilan keputusan karier siswa. Penelitian ini dilakukan dengan sampel 176 siswa kelas 10 di Depok. Hasilnya, terdapat hubungan yang signifikan antara kelekatan pada orangtua dan efikasi diri pengambilan keputusan karier (r = 0,356, p < 0,01) serta terdapat hubungan yang signifikan antara kelekatan pada teman dengan efikasi diri pengambilan keputusan karier (r = 0,249, p<0.01). Ditemukan pula bahwa kelekatan pada orangtua berkontribusi lebih besar terhadap varians efikasi diri pengambilan keputusan karier dibanding kelekatan pada teman. Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan agar baik lingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah mengusahakan terciptanya kelekatan dengan siswa.

This research was conducted to examine the relationship between parental attachment, peer attachment, and career decision-making self-efficacy in 10th grade students. Samples for this research are 176 10th grade high school students in Depok. Career decision-making self-efficacy was examined from choosing the major that student want to take on high school (Mathematics and Natural Sciences, Social Sciences, or Languages). Furthermore, researcher examined the difference of contribution between parental attachment and peer attachment to career decision-making self-efficacy. The results are, there is a significant relationship between parental attachment and career decision-making self-efficacy (r = 0,356, p < 0,01), also there is a significant relationship between peer attachment and career decision-making self-efficacy (r = 0,249, p<0.01). Results also showed that parental attachment gives more contributions to career decision-making self-efficacy than peer attachment. Based on the results, researcher suggest to family and school environment to build attachments between parent, peer, and students.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S54847
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitompul, Stania
"Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk  melihat apakah terdapat peran antara kelekatan teman sEbaya terhadap efikasi diri dalam keputusan karier siswa kelas 3 SMP di Jakarta. Efikasi diri dalam keputusan karier siswa dilihat dari pemilihan peminatan yang dilakukan siswa kelas 9 yaitu IPA, IPS dan Bahasa Pengukuran kelekatan teman sebaya atau peer attachment dilakukan dengan menggunakan alat ukur IPPA-Peer Version, dan pengukuran efikasi diri dalam keputusan karier diukur menggunakan alat ukur Career Decision Self-Efficacy Short Form (CDSE-SF). Partisipan penelitian ini berjumlah 203 siswa kelas 3 SMP di Jakarta Selatan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kelekatan teman sebaya memiliki peran terhadap efikasi diri dalam keputusan karier siswa, sehingga  menunjukkan bahwa semakin baik kelekatan dengan teman sebaya yang dipersepsikan siswa, maka semakin baik pula efikasi diri dalam keputusan kariernya. Namun hasil tersebut relatif kecil, sehingga masih ada faktor-faktor lain yang memiliki kontribusi terhadap efikasi diri dalam keputusan karier siswa. Oleh karena itu, pada penelitian selanjutnya, penting untuk dipertimbangkan faktor eksternal maupun internal lainnya yang memiliki kontribusi terhadap efikasi diri dalam keputusan karier siswa kelas 3 SMP dan memperbanyak jumlah sekolah yang diteliti dengan SMP yang lebih bervariasi.

The purpose of this research is to see whether there is a role between peer attachment towards career decision self efficacy making for 9th grade junior high school based in Jakarta. Career decision self efficacy can be seen from the major decision by IPA,IPS, BAHASA students. The measurement of peer attachment is done by using IPPA-Peer Version. Whereas, self efficacy measurement done by CDSE-SF. The research's participants totalling 203 students consist of 3rd grade of junior high school based in South Jakarta. The research results showing that peer attachments has role towards career decision self efficacy showing that the better peer attachments, the better career decision self efficacy will be. But the result relatively small, so that there is some other factors that has contribution towards career decision self efficacy. Therefore, on the next research, it is important to consider external factor and internal factor that has contribution towards career decision self efficacy and to increase the number of school that has to be analyze with more variety of junior high school.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Han Gitra Massinggih
"Tesis ini bertujuan untuk menguji pengaruh antara aspek-aspek self efficacy dan religiusitas terhadap kecemasan siswa dalam menghadapi Ujian Nasional.Pada penelitian ini independent variable (IV) terdiri dari 15 dan kecemasan sebagai dependent variable (DV). Dengan teknik non-probability sampling yang dipilih melalui incidental/convinience sampling, diperoleh sampel sebanyak 48 siswa atau 40% dari sampel total yang berjumlah 120 siswa. Data penelitian diolah menggunakan metode multiregresi linear dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil dan kesimpulan penelitian ini membuktikan bahwa ada pengaruh antara aspek-aspek self efficacy dan religiusitas terhadap kecemasan (r=0,722) dan signifikan (sig. 0,022). Nilai R² dari seluruh variabel yang diujikan sebesar 0,521 atau setara dengan 52,1%. Aspek generality (sig. 0,022, R²= 0,291) pada variabel self efficacy dan aspek beliefs (sig. 0,026, R²= 0,423) pada variabel religiusitas menjadi variabel bebas yang terbukti berpengaruh positif dan signifikan dengan kecemasan. Kedua aspek ini perlu menjadi prioritas jika akan dilakukan intervensi pada kecemasan siswa dalam menghadapi Ujian Nasional di SMA Muhammadiyah 1 Cileungsi.

This thesis aims to examine the correlation aspect of Self Efficacy and Religiousity Toward Students Anxiety when Facing a National Examinations. In this study, the independent variable (IV) amounted to 15 and anxiety as the dependent variable (DV). With technique non-probability sampling was choice incidental/convenience sampling, obtained a sample of 48 students or 40% from 120 all samples. The research data were processed by method of multiple regression with a significance level of 0,05. Results and conclusions of this study prove that there is a correlations between aspects of self efficacy and religiousity toward anxiety (r=0,722) and significant (sig. 0,022). R² values of all tested variable are 0,521, equivalent to 52,1%. Aspect of Generality (sig. 0,022, R²= 0,291) from self efficacy variable and aspect beliefs (sig. 0,026, R²= 0,423) from religiousity variable as both of independent variable that proved to be positively correlated with anxiety. Both of them needs to be a priority if the interventions will be conducted on Students Anxiety when Facing a National Examination at SMA Muhamadiyah 1 Cileungsi.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pramwidya Mazmur Novia
"Masa remaja adalah masa untuk memilih dari berbagai macam pilihan yang berkaitan dengan karier masa depan. Salah satunya adalah memilih peminatan di SMA yang dalam kurikulum 2013 dilakukan pada waktu siswa duduk di kelas 10. Proses memilih peminatan erat kaitannya dengan efikasi diri pengambilan keputusan karier. Salah satu faktor yang dapat membantu siswa untuk dapat mencapai efikasi diri pengambilan keputusan karier adalah persepsi siswa mengenai dukungan sosial yang didapatkan dari guru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan persepsi mengenai dukungan dari guru, yaitu guru bidang studi dan guru BP/BK, dengan efikasi diri pengambilan keputusan karier pada siswa SMA kelas 10. Partisipan penelitian ini terdiri dari 200 orang siswa SMA kelas 10 di Depok yang telah memilih peminatan.Persepsi dukungan guru diukur menggunakan Teacher Support Scale dari McWhirter (1997, dalam Metheny, McWhirter, & O’Neil, 2008) dan efikasi diri pengambilan keputusan karier diukur dengan Career Decision Self-Efficacy Scale dari Taylor dan Betz (1983, dalam Taylor & Betz, 2006) yang telah diadaptasi dan dimodifikasi oleh peneliti. Korelasi antara persepsi dukungan guru, baik guru bidang studi maupun guru BP/BK, dengan efikasi diri pengambilan keputusan karier menunjukkan hasil yang signifikan. Hasil akan didiskusikan lebih lanjut.

Adolescence is a time to choose from a wide variety of career options related to the future. One of them is to choose a specialization in high school which in the Kurikulum 2013 performed when students sitting in 10th grade. The process of selecting specialization is closely related to career decision-making self-efficacy. One of the factors that can help adolescents reach their career decision-making self-efficacy is the perception of students regarding social support obtained from the teacher. The purpose of this study was to determine the relationship of perceived support from teachers, which is divided as subject teachers and schoolcouselors, with the career decision-making self-efficacy on 10th grade students in high school. The participants of this study are 200 10th grade students in senior high school in Depok who have chosen specialization. Perceived teacher support was measured using the Teacher Support Scale from McWhirter (1997, in Metheny, McWhirter, & O'Neil, 2008 ), and career decision-making self-efficacy was measured using the Career Decision Self -Efficacy Scale from Taylor and Betz (1983, in Taylor & Betz, 2006) which has been adapted and modified by the researcher. The correlation between perceived teacher support, both subject teachers and school-counselors, with career decision-making self-efficacy showed significant results. The results will be discussed further.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S53178
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prisilia Riski
"Sebuah pengaturan rumah tangga yang pada sebagian waktunya salah satu dari pasangan tinggal di dekat tempat kerjanya disebut dengan istilah commuter marriage. Menjaga rumah tangga tanpa bantuan atau dukungan dari pasangan dapat membuat ibu yang menjalani commuter marriage mengalami kelelahan fisik dan emosional (Bergen, 2006). Ketidakberadaan suami dalam keseharian ibu yang menjalani commuter marriage mungkin dapat mengakibatkan berkurangnya dukungan suami pada ibu. Dukungan dari suami dapat mempengaruhi parenting self-efficacy pada ibu (Tsou, 2010). Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbedaan parenting self-efficacy pada ibu dengan commuter marriage dan ibu yang tinggal dengan suaminya. Tiga puluh orang ibu dengan commuter marriage dan tiga puluh orang ibu yang tinggal dengan suaminya menjadi partisipan dalam penelitian ini. Parenting self-efficacy ibu diukur dengan menggunakan Self- Efficacy for Parenting Tasks Index (Coleman & Karraker, 2000). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara parenting self-efficacy ibu dengan commuter marriage dan ibu yang tinggal dengan suaminya.

A household arrangement which at part of the time one partner lives near their workplace is called commuter marriage. Maintaining a household without the help or support of a spouse can make commuter marriage mothers encounter physical and emotional exhaustion (Bergen, 2006). Husband's absence in mothers who undergo commuter marriage may reduce spousal support to the mother. Support from husband can affect mothers’ parenting self-efficacy (Tsou, 2010). This research was conducted to see the difference of parenting self-efficacy between mothers with commuter marriage and mothers who lived with their husbands. Thirty women with commuter marriage and thirty women who lived with their husbands became participant in this study. Maternal parenting self-efficacy was measured using the Self-Efficacy for Parenting Tasks Index (Coleman & Karraker, 2000). The results showed that there was no difference of parenting self-efficacy between mothers with commuter marriage and mothers who lived with their husbands."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S44532
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatmawati Indah Purnamasari
"ABSTRAK
Efikasi diri pengambilan keputusan karier diprediksi oleh status identitas. 191 partisipan, yaitu siswa kelas X SMA Negeri dan Swasta yang telah mengambil keputusan peminatan, memberikan respon pada Extended Objective Measure of Ego Identity Status 2 (EOM-EIS 2) yang mengukur status identitas. Partisipan juga memberikan respon pada Career Decision Self-Efficacy – Short Form (CDSE-SF) yang mengukur efikasi diri pengambilan keputusan karier. Dari pengujian hipotesis menggunakan One Way Anova, didapatkan nilai F (3, 187) = 6.319, p < 0.05. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan mean efikasi diri pengambilan keputusan karier berdasarkan status identitas siswa kelas X SMA. Dengan kata lain, terdapat hubungan antara status identitas dengan efikasi diri pengambilan keputusan karier. Dari analisis post hoc menggunakan Tukey HSD, didapatkan hasil bahwa mean efikasi diri pengambilan keputusan karier berbeda secara signifikan antara kelompok identity achievement, foreclosure dan identity diffusion. Tidak terdapat perbedaan mean efikasi diri pengambilan keputusan karier berdasarkan usia dan jenis kelamin. Pengembangan penelitian lanjutan serta kepentingan konseling didiskusikan.

ABSTRACT
Career decision making self-efficacy was predicted by identity status. The 191 participants – tenth grade students who have already made career decision – gave responses to Extended Objective Measure of Ego Identity Status 2 (EOM-EIS 2) which measured identity status. They also gave responses to Career Decision Self- Efficacy – Short Form (CDSE-SF) which measured career decision self-efficacy. Statistical analysis used One Way Anova showed F (3, 187) = 6.319, p < 0.05. It means there is significant difference between mean score of career decision making self-efficacy based on identity status of tenth grade student. In conclusion, there is correlation between identity status and career decision making self- efficacy. Post hoc analysis using Tukey HSD showed significant mean different between mean score career decision making self-efficacy between identity achievement, foreclosure, and identity diffusion. There is no significant mean difference of career decision self-efficacy based on age and gender. Implications for counseling and future research are discussed.""
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S53265
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Putri Dewanti
"Penelitian yang dilakukan kepada siswa kelas 9 ini bertujuan untuk melihat pengaruh pendidikan
dan keselarasan dukungan orang tua terhadap efikasi diri dalam keputusan karier. Pengukuran
pendidikan orang tua dilihat melalui form data demografis partisipan, keselarasan dukungan orang
tua diukur menggunakan alat ukur adolescent-parent career congruent, dan efikasi diri dalam
keputusan karier diukur menggunakan alat ukur Career Decision Self-Efficacy Short Form (CDSE-
SF). Partisipan penelitian ini berjumlah 200 partisipan kelas 9 yang berasal dari SMP Negeri di
Jakarta. Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara
keselarasan dukungan orang tua terhadap efikasi diri dalam keputusan karier. Sedangkan
pendidikan orang tua tidak memiliki pengaruh terhadap efikasi diri dalam keputusan karier. Oleh
karena itu, keselarasan dukungan orang tua penting bagi siswa dalam menentukan keputusan karier.
Penelitian mengenai pendidikan orang tua terhadap efikasi diri dalam keputusan karier tidak
konsisten seperti penelitian sebelumnya. Penelitian yang akan datang disarankan menggunakan
alat ukur pendidikan orang tua yang konsisten.

The research conducted on 9th grade students aims to see the influence of parental education and
support congruent for Career Decision Self-Efficacy. The measurement of parental education was
seen through the participant demographic data form, parental support congruent was measured
using the measure of adolescent-parent career congruent, and career decision self-efficacy was
measured using the Career Decision Self-Efficacy Short Form (CDSE-SF). The participants of this
study were 200 9th grade students who came from junior high schools in Jakarta. The results of this
study indicate that there is a significant effect of parental support congruent for career decision
self-efficacy. Parental education does not have an influence on career decision self-efficacy.
Therefore, parental support congruent is important for students in determining career decisions.
Research of parental education on self-efficacy in career decisions is not consistent as in previous
studies. Future research is suggested to use a measuring tool that includes consistent with parental education.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Neslianita
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara keberfungsian keluarga dengan efikasi diri dalam keputusan karier pada siswa kelas 12 di Jabodetabek. Keberfungsian keluarga diukur menggunakan alat ukur Family Adaptability and Cohesion Evaluation Scale II FACES II dan Family Communication Scale FCS. Sedangkan efikasi diri dalam keputusan karier diukur menggunakan alat ukur Career Decision Self-Efficacy Short Form CDSE-SF. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 333 siswa kelas 12.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara keberfungsian keluarga dengan efikasi diri dalam keputusan karier pada siswa kelas 12 di Jabodetabek. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi keberfungsian keluarga yang dipersepsikan siswa maka semakin tinggi pula efikasi diri dalam keputusan karier yang dimilikinya. Penelitian ini juga memperoleh hasil bahwa terdapat dua dimensi keberfungsian keluarga yang berperan secara signifikan terhadap efikasi diri dalam keputusan karier pada siswa kelas 12 yaitu dimensi fleksibilitas dan dimensi komunikasi.
Pada penelitian ini, kontribusi keberfungsian keluarga terhadap efikasi diri dalam keputusan karier hanya 7, kemungkinan besar terdapat faktor-faktor lain yang berkontribusi terhadap efikasi diri dalam keputusan karier. Oleh karena itu, pada penelitian selanjutnya perlu dipertimbangkan faktor eksternal lainnya seperti peran guru atau teman sebaya pada siswa kelas 12.

This study was conducted to examine the relationship between family functioning and career decisions self efficacy on 12th grade students in Jabodetabek. Family functioning is measured by Family Adaptability and Cohesion Evaluation Scale II FACES II and Family Communication Scale FCS. Meanwhile, career decisions self efficacy is measured by Career Decision Self Efficacy Short Form CDSE SF. The total of sample used in this study amounts to 333 students of 12th grade.
The result of this study indicates a significant positive relationship between between family functioning and career decisions self efficacy on 12th grade students in Jabodetabek. This result indicates that the higher the family functioning that is perceived by 12th grade students, the higher their career decision self efficacy become. This study also found the result that there are two dimensions of family functioning that contribute significantly to career decision self efficacy on 12th grade students which is flexibility and communication.
In this study, the contribution of family functioning to career decision self efficacy is only 7, most likely there are other factors that contribute to career decision self efficacy. Therefore, further research should consider other external factors such as the role of the teacher or peer group on 12th grade students.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwina Khairunisa Putri
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat peran efikasi diri pengambilan keputusan karier terhadap adaptabilitas karier Siswa SMP kelas 9 di kota Depok. Pengukuran efikasi diri pengambilan keputusan karier dilakukan menggunakan career decision making self efficacy scale short form CDMSE-SF milik Taylor dan Betz 1983 yang sudah dimodifikasi oleh Sawitri 2008 . Nilai koefisien reliabilitas untuk alat ukur CDMSE-SF adalah sebesar 0.879. Pengukuran adaptabilitas karier dilakukan menggunakan Career Adapt-Abilities Scale CAAS miliki Savickas dan Porfeli 2012 . Nilai koefisien reliabilitas untuk alat ukur CAAS adalah sebesar 0.899. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 666 responden dengan karakteristik siswa yang sedang menempuh pendidikan Sekolah Menengah Pertama kelas 9 di kota Depok. Melalui teknik simple regression, diperoleh hasil bahwa efikasi diri pengambilan keputusan karier mampu memprediksi secara signfikan kemampuan adaptabilitas karier siswa SMP kelas 9 kota Depok R= 0.627, p < .01.

This research is conducted to examine wheter career decision making self efficacy could predict career adaptability among 9th grade students in Depok City. The career decision making self efficacy is measured with career decision making self efficacy scale short form CDMSE SF which was created by Taylor and Betz 1983 . Reliability coefficient for CDMSE SF is 0.879. The career adaptability is measured with Career Adapt Abilities Scale CAAS which was created by Savickas and Porfeli 2012 with reliability coefficient of 0.899. Participants of this study consist of 666 respondents with following students who are currently in 9th grade at Depok City. Using simple resgression analysis, the result pointed out that career decision making self efficacy could predict career adaptability R 0.627, p .01.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67094
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gusti Fauzan Nabila
"Siswa yang memiliki efikasi diri dalam keputusan karier akan yakin dengan kemampuannya untuk melakukan tugas-tugas yang dibutuhkan dalam memilih jurusan kuliah yang tepat. Tinggi rendahnya keyakinan siswa tidak terlepas dari peran orang tua seperti harapan dan dukungan terkait karier. Siswa cenderung mematuhi orang tua karena budaya kolektivis di Indonesia menekankan pentingnya hubungan sosial yang harmonis. Di sisi lain, kepatuhan tersebut dapat membuat siswa merasa tertekan dan terpaksa memilih jurusan yang salah. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 349 siswa Sekolah Menengah Atas Kelas 12. Harapan karier orang tua diukur menggunakan subskala Perceived Parental Expectation pada faktor academic achievement (PPE-AA) dari alat ukur The Living up to Parental Expectation Inventory (LPEI), kongruensi karier remaja-orang tua diukur menggunakan Adolescent-Parent Career Congruence Scale (APCCS), dan efikasi diri dalam keputusan karier diukur menggunakan Career Decision Self-Efficacy Short Form (CDSE-SF). Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi siswa terhadap harapan karier orang tua dan kongruensi dengan orang tua mengenai karier dapat meningkatkan efikasi diri siswa dalam keputusan karier secara bersama-sama, F (2,346) = 41,011, p<0,001. Persepsi siswa mengenai kongruensi karier dengan orang tua lebih mampu meningkatkan efikasi diri siswa dalam keputusan karier dibanding persepsi terhadap harapan karier orang tua. Berdasarkan hasil penelitian ini, orang tua diharapkan terlibat secara aktif dan mendukung karier siswa secara kongruen untuk membantu siswa merasa lebih yakin ketika memutuskan karier.

Students with career decision self-efficacy will believe in their capabilities to do various tasks needed in choosing the right college major. Student’s level of belief is related to their parents’ behavior such as expectations and support regarding career. Indonesia’s collectivist culture emphasizes the importance of harmonious social relations, making students tend to obey their parents. But obedience can also make students feel pressured and forced to choose the wrong major. The total of participants in this study amounts to 349 high school students in grade 12. Parental career expectations are measured by the Perceived Parental Expectation subscale on academic achievement (PPE-AA) from The Living up to Parental Expectation Inventory (LPEI), adolescent-parent career congruence is measured by Adolescent-Parent Career Congruence Scale (APCCS), and career decision self-efficacy is measured by Career Decision Self-Efficacy Short Form (CDSE-SF). The result of this study indicates that student’s perceptions towards parental career expectations and career congruence between them and their parents simultaneously can increase student’s career decision self-efficacy,
F (2,346) = 41,011, p<0,001. Student’s perceptions of career congruence with their parents are more capable of increasing student’s career decision self-efficacy when compared to student’s perceptions towards parental career expectations. Based on these findings, parents are expected to be actively involved and give congruent support in helping students to be more confident in making career decisions.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>