Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 55651 dokumen yang sesuai dengan query
cover
I Putu Putra Jaya Parwatha
"Gas karbon monoksida (CO) adalah hasil produksi dari pembakaran tidak sempurna senyawa-senyawa organik dan berbagai bentuk karbon yang paling banyak dihasilkan dibanding komponen lainya dalam asap. Simulasi proses adsorpsi digunakan untuk untuk mengetahui laju adsorpsi yang efektif, kemampuan adsorpsi dari tiap ukuran partikel, dan konsentrasi sisa pada ruang uji. Ruang uji yang digunakan berukuran 0,4 m x 0,4 m x 1,2 m.
Pada penelitian ini digunakan adsorben karbon aktif komesial yang memiliki nilai bilangan Iodin 1000 mg/g, luas permukaan (BET) 1050 m2/g, adsorpsi maksimum gas karbon monoksida (CO) (nmaks) 1,58827 mol/g, dan konstanta adsorpsi Langmuir untuk gas karbon monoksida (b) 0,00305. Massa adsorben yang digunakan adalah 3 gram. Ukuran partikel adsorben yang digunakan adalah 1,59.10-4 m, 7,95.10-5 m, 8.10-7 m, dan 4.10-7 m. Simulasi menggunakan aplikasi Comsol Multiphysics versi 4.3b.
Berdasarkan hasil simulasi, diperoleh unggun dengan ukuran partikel 8.10-7 m memiliki waktu jenuh yang paling lama dan konsentrasi sisa 35,4 mol. Konsentrasi sisa yang terbentuk setelah proses adsorpsi unggun dengan partikel berukuran 7,95.10-5 m, 8.10-7 m, dan 4.10-7 m nilainya berkisar antara 0,03545 mol - 0,0355 mol.

Carbon monoxide (CO) is the highest composition in combustion smoke. Carbon monoxide (CO) is produced by incomplete combustion of organic compounds and various forms of carbon. Simulation of adsorption process used to determine the effective adsorption rate, adsorption capacity of each particle size, and the residual concentration in the test chamber. Test chamber size is 0,4 m x 0,4 m x 1,2 m.
In this research, properties of activated carbon which is used for adsorbent 1000 mg/g Iodine number, surface area (BET) 1050 m2/g, maximum adsorption capacity of carbon monoxide (CO) (nmaks) 1.58827 mol/g, and Langmuir adsorption constants for carbon monoxide (b) 0.00305. Mass of activated carbon adsorbent is 3 grams. Variations of particle size used for this research are 1,59.10-4 m, 7,95.10-5 m, 8.10-7 m, and 4.10-7 m. Comsol Multiphysics simulation program version 4.3b used for process simulation.
Based on the simulation results, bed with particle size 8.10-7 m has the longest saturated time and residual gas carbon monoxide (CO) is 35,4 mol. Residue of gas carbon monoxide (CO) composition in the chamber for particle size 7,95.10-5 m, 8.10-7 m, and 4.10-7 m approximately 0,03545 mol - 0,0355 mol.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54856
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dunggio, Muhammad Yusuf Ramly
"Penelitian ini dilakukan untuk pengurangan kadar CO dan penjernihan asap kebakaran dengan pemanfaatan karbon aktif dari tempurung kelapa termodifikasi TiO2. Pada hasil uji XRF kandungan TiO2 didalam karbon aktif termodifikasi TiO2 sebesar 20,54 % wt. Pada hasil uji BET, luas permukaan terjadi peningkatan dari 760,30 m2/g menjadi 782,54 m2/g dari karbon aktif dan karbon aktif termodifikasi TiO2. Untuk uji kinerja, karbon aktif termodifikasi TiO2 ukuran 200 mesh dengan massa 3 gram memiliki kapasitas adsorpsi CO paling tinggi (12,59 %) dan nilai t10 untuk penjernihan asap paling baik yaitu dengan waktu 20 menit, 27 menit, 28 menit.

This research was conducted for the reduction of CO levels and purification by use of fire smoke from coconut shell activated carbon modified TiO2. In the XRF test results in the TiO2 content of activated carbon modified TiO2 of 20,54 % wt. The test results showed the BET surface area increased from 760,30 m2/g to 782,54 m2/g of activated carbon and activated carbon modified TiO2. To test performance, activated carbon modified TiO2 with a size 200 mesh and 3 gram have the highest CO adsorption capacity (12,59 %) and t10 values for the purification of smoke that is best with a time of 20 minutes, 27 minutes, 28 minutes.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43119
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Khairul Afdhol
"Gas Karbon monoksida dan metana banyak terdapat dalam off gas hasil kilang minyak bumi. Off gas potensial digunakan sebagai bahan baku industri petrokimia. Agar off gas ini bisa dimanfaatkan maka karbon monoksida dan metana harus dihilangkan dari off gas. Penelitian ini bertujuan untuk mengadsorpsi karbon monoksida dan metana menggunakan karbon aktif cangkang kelapa sawit dan karbon aktif komersial secara simultan dengan sistem tumpak dan kontinyu.
Penelitian ini dilakukan 2 tahap yaitu: 1 Pembuatan dan karakterisasi karbon aktif, 2 Uji adsorpsi karbon monoksida dan metana. Dari percobaan aktivasi menggunakan karbon dioksida pada laju alir 150 ml/menit menghasilkan luas permukaan sebesar 978.29 m2/g, Nitrogen pada laju alir 150 ml/menit menghasilkan luas permukaan 1241.48 m2/g, dan karbon dioksida dan nitrogen pada laju alir 200 ml/menit dengan luas permukaan 300.37 m2/g.
Adsorpsi karbon monoksida dan metana pada sistem tumpak karbon aktif cangkang kelapa sawit sebanyak 0.5485 mg/g dan 0.0649 mg/g, pada karbon aktif komersial adalah 0.5480 mg/g dan 0.0650 mg/g. Adsorpsi pada sistem kontinyu karbon aktif dari cangkang kelapa sawit menyerap karbon monoksida 305.23 mg/gr dan metana 12.06 mg/gr, dan karbon aktif komersial menyerap karbon monoksida dan metana sebanyak 204.87 mg/gr dan 5.95 mg/gr.

Carbon monoxide and methane gas are widely present in offshore oil refineries. Off potential gas is used as raw material for the petrochemical industry. In order for this off gas to be utilized, carbon monoxide and methane must be removed from off gas. This study aims to adsorb carbon monoxide and methane using activated carbon of oil palm shells and commercial activated carbon simultaneously with batch and continuous systems.
The research was conducted in 2 stages 1 Preparation and characterization of activated carbon, 2 Carbon monoxide and methane adsorption test. From the activation experiments using carbon dioxide at a flow rate of 150 ml min yielded a surface area of 978.29 m2 g, Nitrogen at a flow rate of 150 ml min yielded a surface area of 1241.48 m2 g, and carbon dioxide and nitrogen at a flow rate of 200 ml min with Surface area 300.37 m2 g.
Adsorption of carbon monoxide and methane on activated carbon activated oil palm shell systems of 0.5485 mg g and 0.0649 mg g, on commercial activated carbon is 0.5480 mg g and 0.0650 mg g. Adsorption of continuous activated carbon from oil palm shells absorbed carbon monoxide 305.23 mg g and methane 12.06 mg g, and commercial activated carbon absorbed carbon monoxide and methane by 204.87 mg g and 5.95 mg g.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48175
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliusman
"Tingkat kematian karena keracunan asap kebakaran jauh lebih besar dibandingkan dengan kematian karena luka bakar. Penelitian ini bertujuan untuk penjernihan asap dan penyerapan CO mengunakan material berukuran nano. Penelitian ini dibagi tiga tahapan, tahap pertama dilakukan seleksi adsorben dalam menyerap CO dengan metode adsorpsi isotemis. Tahap kedua dilakukan uji pembuatan asap dari tisu. Tahap ketiga dilakukan uji penjernihan asap menggunakan adsorben terpilih di tahap pertama dalam kompartemen tunggal yang dilengkapi alat pendeteksi asap fotoeletrik berbasis micro controller. Variabel penelitian adalah ukuran partikel, massa adsorben dan ketinggian sensor di dalam ruang uji dengan parameter tingkat penjernihan 10% (t10).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karbon aktif dan zeolit alam teraktifasi memiliki kemampuan yang baik dalam penyerapan CO. Nilai ngibbs berturut-turut karbon aktif dan zeolit alam teraktifasi, adalah 0,0682 dan 0,0352 mmol/g. Massa tisu 6 gram dapat menghasilkan asap yang pekat. Proses penjernihan asap lebih efektif menggunakan adsoben dibandingkan tanpa adsorben, waktu t10 adsorben dibawah 50% dari t10 tanpa adsorben. Adsorben dengan ukuran partikel 53 μm mempunyai kemampuan paling baik. Kolom bagian atas lebih cepat jernih dibandingkan tengah dan bawah. Urutan kemampuan adsorben dalam menjernihkan asap berturut-turut: Accom> ACZnCl2> zeolit alam. Nilai t10 terbaik dari ACcom untuk bagian atas, tengah dan bawah kolom adalah 4, 4,6 dan 7,7 menit.

Mortality level due to fire smoke poisoning larger than caused by burn. The aim of this study is smoke clearing and CO adsorption using nano sized material. This study is conducted in three stages, the first stage is the selection of adsorbent to adsorb CO using isotherm adsorption method. The second stage is smoke production testing from tissue as raw material. The final stage is smoke clearing testing using adsorbent chosen in the first stage, conducted in a single compartment equipped with a photoelectric smoke detector based on micro controller. The variables in this study are particle size, adsorbent mass, and detector height in the compartment test, with degree of clearing called t10 as observed parameter.
The results showed that activated carbon and activated natural zeolite has the best ability to adsorb CO. ngibbs value for activated carbon and activated natural zeolite is 0.0682 and 0.0352 mmole/g respectively. 6 grams of tissue can produce high density of smoke. Smoke clearing process using adsorbent more effective than without adsorbent, with t10 using adsorbent less that 50% compared to without adsorbent. Adsorbent with particle size 53μm has the most excellent abilities. Top section of compartment cleared faster than middle and bottom section. The order of adsorbent ability in smoke clearing is as follows: ACcom > ACZnCl2 > natural zeolite. The best parameter of t10 for ACcom at the top, middle, and bottom of compartment is 4, 4.6 and 7.7 minutes respectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
D2117
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Gondang Andika Kuntoro
"Kasus kebakaran sebagai penghasil gas karbon monoksida (CO) yang tinggi masih menjadi salah satu permasalahan yang harus diselesaikan, mengingat seringnya terjadi peristiwa kebakaran. Jika terjadi kebakaran, potensi kematian akibat keracunan gas CO akan semakin meningkat. Oleh karena itu, diperlukan suatu usaha untuk mengurangi kadar CO, salah satunya adalah dengan metode adsorpsi gas CO menggunakan metode volumetrik dengan temperatur konstan (temperetur 25°C) pada tekanan 0 psia -315 psia dengan interval 50 psi. Sehingga dapat dilakukan perhitungan adsorpsi isotermal Gibbs menggunakan Zeolit Alam Lampung teraktivasi yang dimodifikasi oleh TiO2 melalui metode sol-gel. Variasi kandungan TiO2 yang dilakukan adalah 10, 15, 20, 25 dan 30 (wt%). Dari hasil penelitian diketahui bahwa pelapisan TiO2 terhadap Zeolit Alam Lampung dapat meningkatkan kapasitas adsorpsi. Dari variasi kandungan TiO2 yang telah dilakukan didapatkan komposisi optimum TiO2 sebesar 20 % dan didapatkan kapasitas adsorpsi paling besar yaitu nmax= 0,54361 mmol/gram dengan kandungan TiO2 3,58 (wt%) dan luas permukaan 96,25 m2/gram.

Case of fire has a high content of gas carbon monoxide production which has to be solved because of the high frequency of this incident. If it happens, the potential death caused by CO poisoning will increase. Therefore, an effort is needed to reduce CO concentration. One of them is CO gas adsorption method using a volumetric method with a constant temperature (25°C) at pressure 0 psia -315 psia at intervals of 50 psi. It can be calculated by Gibbs adsorption isotherm using activated Lampung Natural Zeolites modified by TiO2 via sol-gel methods. Variations of TiO2 content is done with 10, 15, 20, 25 and 30 (wt%). From the result of this research shows that TiO2 coating on Natural Zeolites Lampung can increase adsorption capacity. TiO2 content of the variations that have been carried out the optimum composition of TiO2 obtained by 20% and the greatest adsorption capacity is nmax = 0.54361 mmol / g with a TiO2 content of 3.58 (wt%) and the surface area 96.25 m2/gram."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1634
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Zulfa
"Gas karbonmonoksida merupakan salah satu gas yang berbahaya bagi kesehatan apabila dihirup dalam jumlah tertentu. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu upaya untuk mengurangi konsentrasi gas tersebut di alam yaitu dengan menggunakan metode adsorpsi. Dalam penelitian ini, zeolit alam Malang dan Lampung diuji kapasitas adsorpsi gas CO-nya dalam proses adsorpsi dari 0 psia sampai 178 psia dengan interval 25 psi dengan variasi ukuran dan suhu adsorpsi. Kedua jenis zeolit tersebut dibandingkan kapasitas adsorpsi, baik setelah maupun sebelum mengalami pengaktifan. Proses pengaktifan menggunakan metode dealuminasi, pertukaran ion dan kalsinasi.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa adsorben dengan kapasitas adsorpsi terbesar yaitu zeolit alam Lampung dengan ukuran 37-50 mikron dan suhu adsorpsi 25°C dengan kapasitas adsorpsi sebesar 0,5866 mmol/g pada tekanan 175 psia. Hasil ini juga ditunjang dengan karakterisasi adsorben menggunakan metode BET dan XRF untuk mengetahui luas permukaan, ukuran pori dan kandungan Si/Al pada tiap adsorben. Dengan demikian telah didapatkan spesifikasi zeolit dengan kapasitas adsorpsi terbesar terhadap gas CO dari kedua zeolit alam yang digunakan pada percobaan ini.

Carbon monoxide is one of a toxic gas which harmful for health if being sniffed in current volume. Thus, it is need to be treated to decrease the concentration of those gas in our environment using adsorption method. In this research, Malang and Lampung natural zeolite are being tested its adsorption capacity of CO in pressure condition 0 to 178 psia with 25 psi interval and using variation of adsorbent size and adsorption temperature. Both of those zeolites are being compared its adsorption capacity, before and after the activation process. Activation processes are de-alumination, ion exchange, and calcinations.
The result of this research is Lampung natural zeolite which has 37-50 mikron in size that being operated in 25°C is an adsorbent which has the highest adsorption capacity of CO, 0,5866 mmol/g at 175 psia. This result is supported with characterization of each adsorbent using BET and XRF method to know its surface area, porous size, and ratio of Si/Al. So, it can be found the best specification of an adsorbent which has the highest adsorption capacity of CO between two of natural zeolite in this research.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1151
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fadel Al Farouq
"ABSTRAK
Polutan asap rokok dan gas CO menjadi salah satu polutan yang mudah ditemui di lingkungan sekitar. Pada kadar yang tinggi maupun rendah sangat berbahaya bagi kesehatan. Pengurangan kadarnya dapat memanfaatkan adsorben berupa karbon aktif. Karakter karbon aktif yang diperlukan perlu disesuaikan karakteristiknya untuk menjerap asap rokok dan gas CO. Salah satu bahan baku berpotensial yaitu batang jagung dengan komposisi 34,4% lignin, 33,1% selulosa, 28,9% hemiselulosa. Batang jagung melalui tahap preparasi, karbonisasi dan aktivasi. Tahap pertama akan dikarbonisasi pada suhu 500 oC selama 1 jam 30 menit. Lalu akan mengalami diaktivasi oleh 2 agen aktivator yaitu KOH dan NaOH dengan masing-masing divariasikan suhu aktivasinya pada suhu 650, 700, dan 750 oC. Tahap aktivasi fisik-kimia berlangsung dalam tubular furnace dengan dialiri gas N2 laju 300 ml/min selama 1 jam. Karbon aktif dengan karakteristik terbaik dihasilkan oleh aktivasi menggunakan KOH pada suhu 750 oC dengan yield 24,25%, bilangan Iod 602 mg/g dan SBET 599 m2/g. Untuk memperkuat daya adsorpsi, hasil karbon aktif akan dimodifikasi dengan impregnasi logam NiO. Modifikasi ini turut divariasikan dengan persentase loading 0,5%, 1% dan 2%. Pengujian adsorpsi terhadap gas CO dan asap rokok terbaik ditunjukkan oleh variasi loading 0,5% yang mampu mereduksi gas CO sebesar 29,9% dengan jumlah 37.372 ppm. yang didukung dengan karakteristik modifkasi terbaik dengan bilangan Iod 844 mg/g dan SBET 839 m2/g. Sehingga dengan penilitian ini memanfaatkan ketersediaan limbah batang jagung sebagai bahan baku karbon aktif untuk menjerap gas CO dan asap rokok.

ABSTRACT
Cigarette smoke pollutants and CO gas become one of the pollutants that are easily found in the surrounding environment. At high and low levels it is very dangerous for health. Reducing levels can utilize the adsorbent in the form of activated carbon. The character of activated carbon needed needs to be adjusted for its characteristics to absorb cigarette smoke and CO gas. One potential raw material is corn stalk with a composition of 34.4% lignin, 33.1% cellulose, 28.9% hemicellulose. Corn stalks through preparation, carbonization and activation. The first stage will be carbonized at 500 oC for 1 hour 30 minutes. Then it will be activated by 2 activator agents, namely KOH and NaOH with each of them activating the temperature at 650, 700 and 750 oC. The physical-chemical activation stage takes place in tubular furnaces with N2 gas flowing at a rate of 300 ml / min for 1 hour. Activated carbon with the best characteristics was generated by activation using KOH at a temperature of 750 oC with yield of 24.25%, Iodine number 602 mg/g and SBET 599 m2/g. To strengthen the adsorption power, the results of activated carbon will be modified by impregnating NiO metal. This modification is also varied with loading percentages of 0.5%, 1% and 2%. The best adsorption test on CO and cigarette smoke is indicated by variations in loading of 0.5% which can reduce CO gas by 29.9% with a total of 37,372 ppm. which is supported by the best modification characteristics with Iod number 844 mg/g and SBET 839 m2/g. So with this research utilizing the availability of corn stalk waste as raw material for activated carbon to absorb CO gas and cigarette smoke.

 

"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fachreza Maulana Ihsan
"ABSTRACT
Gas CO merupakan salah satu gas yang berbahaya. Gas ini bisa menyebabkan kematian apabila dihirup dengan kadar yang sangat tinggi. Sudah banyak kejadian atau kecelakaan fatal yang disebabkan oleh gas ini. Gas CO tidak berwarna, tidak berbau namun sangat beracun. Jika tidak berhati-hati, bisa berbahaya bagi kelangsungan hidup makhluk hidup, utamanya manusia. Sintesis nanopartikel NdFeO3 atau senyawa-senyawa dari logam tanah jarang (rare-earth orthoferrites) merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan sensitivitas pada sensor gas. Dalam penelitian ini disintesis empat macam sampel NdFeO3 yang disintesis melalui sintesis presipitasi dansol-gel citrate serta digunakan dua bahan baku, yakni bahan baku impor dan lokal. Karakterisasi sintesis menggunakan XRD, TEM, FT-IR dan TGA. Hasil XRD menunjukkan jika sampel NdFeO3 memiliki struktur orthorombic dan partikel berukuran 21,3 ; 15,56; 37,55 dan 46,53 nanometer, FT-IR menunjukkan adanya fase pembentukan NdFeO3 pada peak 400 cm-1-750 cm-1, TEM menunjukkan morfologi partikel serta ukuran partikel berukuran nanometer. dan TGA menunjukkan karakterisasi thermal serta perubahan massa partikel NdFeO3 dan hasil pengujian sensor menunjukkan jika respon sensor terhadap gas CO memiliki hasil yang variatif.

ABSTRACT
Carbon monoxide is a one of dangerous gases. It can cause a death if it is inhaled in a high concentration. There are so many moments or fatality accident caused by this gas. Carbon monoxide is colorless, has no smell but it is very-very toxic. If we are not aware, life of organism, especially human being is under danger. Therefore,  detector devices of carbon monoxide is urgently needed, in order to prevent the toxic influences of carbon monoxide gas around us.nanoparticle synthesis from rare-earth orthoferrite is a one of attempts to improve the sensivity of a gas sensor. In this research where nanoparticle NdFeO3 is synthesized with precipitation and sol-gel citrate method and use two kind of raw materials, Sigma Aldrich and PSTA-BATAN. XRD result showed that NdFeO3 nanoparticles is an orthorombic structure and showed that the size of the particle is in 21,3; 15,56; 37,55 and 46,55 nanometer, FT-IR showed theres a forming phase of NdFeO3 at 400 cm-1-750 cm-1, TEM showed the particless morphology and TGA showed the thermal characteristics. The result of CO gas sensor test, showed that response to the analit gas is variative."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New Jersey: Noyes Data Corporation, 1982
662.662 3 CBA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Suraputra
"Kebakaran merupakan salah satu penghasil gas karbon monoksida (CO) terbesar di udara. Menurut National Bureau of Standard USA, penyebab korban jiwa terbesar pada kebakaran adalah menghirup asap hasil kebakaran (smoke inhalation) sebesar 74%, tersengat panas sebesar 18%, dan penyebab lain sebesar 8%. Penelitian ini dilakukan untuk mengurangi kadar CO dan menjernihkan asap kebakaran menggunakan zeolit alam Lampung termodifikasi TiO2. Hasil uji XRF menunjukkan rasio Si/Al meningkat dari 5,02 menjadi 13,29 setelah aktivasi, sedangkan hasil uji BET menunjukkan luas permukaan meningkat dari 33,85 m2/g menjadi 37,75 m2/g untuk zeolit alam Lampung 400 mesh, 40,06 m2/g untuk zeolit alam Lampung 400 nm, dan 44,41 m2/g untuk zeolit alam Lampung termodifikasi TiO2. Zeolit alam Lampung termodifikasi TiO2 ukuran 400 nm dengan massa 3 gram memiliki kapasitas adsorpsi CO paling tinggi (3,67 %) dan rasio t10 penjernihan asap paling baik yaitu 0,45, 0,45, dan 0,48.

Fire is one of the biggest producer carbon monoxide (CO) gas in the air. According to the National Bureau of Standard USA, the largest cause of fatalities in fire is smoke inhalation 74 %, heat stock of 18 %, and other cause 8 %. The research was done to reduce CO levels and smoke clearing fire using Lampung natural zeolite modified TiO2. XRF test results showed the ratio of Si/Al increases from 5,02 to 13,29 after activation, while test results showed the BET surface area increased from 33,85 m2/g to 37,75 m2/g for Lampung natural zeolite 400 mesh, 40,06 m2/g for Lampung natural zeolite 400 nm, and 44,41 m2/g for Lampung natural zeolite modified TiO2. Lampung natural zeolite modified TiO2 400 nm size with a mass 3 grams having the highest CO adsorption capacity (3,67 %) and the best ratio t10 smoke purification that has a value of 0.45, 0.45, dan 0.48. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S917
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>