Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 106841 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adiputra Khomas
"Ketersediaan gliserol yang semakin melimpah mengakibatkan harga gliserol cenderung turun dan semakin tidak termanfaatkan. Gliserol dapat dimanfaatkan menjadi turunannya yaitu gliserol karbonat yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan intermediate untuk menjadi produk yang memiliki daya guna dan nilai ekonomis yang lebih baik, salah satunya adalah pelumas bio. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gliserol karbonat melalui reaksi gliserolisis urea, yaitu reaksi antara gliserol dan urea dengan bantuan katalis HT(Zn) (Hydrotalcite-Zinc) dengan variasi konsentrasi gliserol dan massa katalis. Sebelum dilakukan reaksi, terlebih dahulu dilakukan karakterisasi XRD pada katalis. Produk hasil reaksi akan dikarakterisasi dengan FTIR dan GCMS untuk dianalisis. Reaksi yang menggunakan konsentrasi gliserol 96% dengan massa katalis 1 gram memberikan kualitas hasil terbaik, menghasilkan nilai konversi sebesar 57%, selektivitas 65%, dan yield 37% untuk gliserol karbonat. Sementara itu, gliserol dengan kualitas limbah biodiesel (87%) dengan jumlah katalis 0,5 gram, memiliki konversi, dan yield terbaik diantara sampel dengan konsentrasi yang sama, dengan konversi sebesar 58%, selektivitas 46%, dan yield 26% untuk gliserol karbonat.

Increasing amount of abundant glycerol causing glycerol price to fall and become unused. Glycerol can be derivated into glycerol carbonate, which can be used as intermediate to produce higher value products, such as biolubricants. This research is conducted to produce glycerol carbonate, which is produced by urea glycerolysis reaction, a reaction between glycerol and urea with HT(Zn) (Hydrotalcite-Zinc) catalyst with glycerol concentration and catalyst loading weight as variance. Before running the reaction, the catalyst is characterized by XRD. The product will be characterized using FTIR and GC-MS that will be analyzed. The analysis results show that the highest rate of conversion and yield can be done by reacting glycerol with 96% purity and 1 gram of catalyst with conversion rate of 57%, selectivity of 65%, and yield 37% for glycidol. Meanwhile, glycerol with biodiesel purity (87%) can be converted with best performance using 0,5 gram of catalyst, with conversion rate 58%, selectivity of 46% and yield 26% for glycidol.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54839
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Hendra Raharjo
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
S29758
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dielon Patik
"Triasetin dihasilkan melalui reaksi esterifikasi gliserol dengan asam asetat dan akan diasetilasi dengan asam asetat anhidrat untuk meningkatkan kandungan triasetin. Digunakan katalis Amberlyst-15 demi mempercepat laju reaksi. Pada penelitian ini crude gliserol yang merupakan bahan baku utama akan dimurnikan terlebih dahulu untuk meningkatkan kemurniannya melalui proses adsorpsi dengan karbon aktif dan evaporasi untuk menghilangkan kandungan air. Reaksi esterifikasi berlangsung pada suhu 1200C dengan divariasikannya konsentrasi katalis selama 4 jam. Setelah itu akan dilakukan asetilasi demi meningkatkan selektivitas triasetin terhadap monoasetin dan diasetin. Selain itu dilakukan percobaan dengan menaikan suhu reaksi menjadi 1400C demi memisahkan air yang terbentuk pada produk, sehingga dapat menggeser kesetimbangan kearah produk. Uji kualitatif dilakukan menggunakan FTIR untuk mendeteksi adanya gugus ester pada produk sekaligus memastikan bahwa telah terjadi reaksi esterifikasi. Uji kuantitatif dilakukan menggunakan GC-MS untuk menghitung konversi gliserol dan selektivitas triasetin. Dihasilkan konversi gliserol sebesar 100 dan selektivitas triasetin sebesar 22,8 pada konsentrasi katalis 5 dari massa gliserol saat reaksi mencapai 4 jam. Penambahan asetat anhidrat setelah reaksi esterifikasi dapat meningkatkan selektivitas triasetin dari 22,8 menjadi 83,48 selama 1 jam. Perlakuan penarikan air membuat konversi gliserol menurun dari 100 menjadi 96 dan selektivitas triasetin menurun dari 22,8 menjadi 15 .

Triacetin will be produced by two step reacrion, esterification reaction of glycerol with acetic acid and acetylation. Amberlyst 15 will be used in this study, to accelerate the reaction rate of esterification. In this study, crude glycerol used as a main feed will be purified first to improve its purity through adsorption with active carbon and evaporation to separate the water. The temperature of esterification and acetylation reaction is 1200C with variation of catalyst concentration for 4 hours. After that, there will be acetylation to increase triacetine selectivity toward diacetine and monoacetine. In addition, experiments will be carried out by raising the reaction temperature to 1400C in order to separate the water formed on the product, to shift the equilibrium toward the product. Qualitative tests were performed using FTIR to detect the presence of ester groups in the product while ensuring that an esterification reaction has occurred. Quantitative tests were performed using GC MS to calculate glycerol conversion and triacetin selectivity. Generated 100 glycerol conversion and triacetin selectivity of 22.8 at 5 catalyst concentration of glycerol mass at 4 hours reaction. The addition of anhydrous acetate after esterification reaction can increase triacetin selectivity from 22,8 to 83,48 for 1 hour. Treatment of water withdrawal made the conversion of glycerol decreased from 100 to 96 and triacetine selectivity decreased from 22,8 to 15."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67971
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lidya Ayu Pratiwi
"Kebutuhan manusia akan minyak bumi sebagai sumber bahan baku industri petrokimia semakin besar. Sehingga, diperlukan sumber bahan baku alternatif sebagai pengganti minyak bumi, salah satunya adalah gliserol yang keberadaannya sangat melimpah di alam sehingga perlu dimanfaatkan. Gliserol merupakan produk hasil samping pembuatan biodiesel yang terbentuk dari trigliserida melalui proses transesterifikasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari proses konversi gliserol menjadi hidrokarbon aromatik dengan katalis Al2O3 dan HZSM-5 serta mengusahakan agar yield mencapai nilai setinggi-tingginya. Konversi gliserol dilakukan pada reaktor semi-batch dengan memvariasi suhu reaktor dan rasio massa umpan terhadap katalis. Produk yang dihasilkan dianalisis menggunakan instrument GC-FID.

Humans need of petroleum as feedstock source in petrochemical industry is getting bigger from year to year. Therefore, we need alternative feedstock source replacing the petroleum, such as glycerol of which there are plenty in nature so that it needs to be used. Glycerol is a byproduct of biodiesel production which is formed from triglycerides through transesterification process. The purpose of this research is to study about conversion process from glycerol to aromatic hydrocarbons using catalyst of Al2O3 and HZSM-5 alloys and also to achieve high aromatic yield. Glycerol conversion was done in a half-batch reactor with varying the reactor temperature and feed-to-catalyst mass ratio. The final products were analyzed using GC-FID instrument."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54817
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Hafiz
"Saat ini, penggunaan gliserol masih sangat sedikit. Padahal, potensinya besar karena dapat dengan mudah didapatkan sebagai sisa dari pembuatan biodiesel. Salah satu cara untuk memanfaatkan gliserol ini adalah dengan menggunakan gliserol sebagai bahan dasar pembuatan pelapis poliuretan sebagai lapisan anti abrasi pada logam. Poliuretan dikenal sebagai salah satu jenis polimer yang memiliki ketahanan abrasi yang tinggi. Pada penelitian ini, akan dilakukan uji terhadap performa anti abrasi dari pelapis poliuretan dengan bahan baku gliserol, asam lemak dan phthalic anhydride. Asam lemak digunakan dalam penelitian ini adalah asam oleat dam asam stearat. Pelapis poliuretan dilapiskan pada plat alumunium sebagai plat sampel. Uji abrasi dilakukan dengan alat abrasi sederhana dengan menggunakan pasir sebagai media abrasi dan dilakukan dengan 2 kondisi yang berbeda kecepatan putar sampelnya (420 rpm dan 1160 rpm). Dari penelitian ini, performa ketahanan abrasi dari sampel dilihat dari nilai wear rate (gram/cm2.menit) yang akan merepresentasikan banyaknya sampel atau pelapis yang hilang per satuan luas sampel per satuan waktu yang digunakan.

Nowadays, glycerol usage is still low. However, glycerol potential is big and also easy to get as the byproduct of biodiesel production process. In order to increase the usage of glycerol, glycerol can be used as material to make polyurethane coating as metal anti abrasion coating. Polyurethane is well known as one of polymer which has great abrasion resistance. In this research, there will be a test to determine abrasion resistant of polyurethane coating made by glycerol, fatty acid and phthalic anhydride. Oleic acid and stearic acid are fatty acid that will be used in this research. The polyurethane coating will be coated in alumunium plate as sample plate. Abrasion test will be conducted using abrasion device which use sand as abrasive material and done with 2 different sample speed rotation (420 rpm and 1160 rpm) . From this research, the anti abrasion performance of polyurethane coating will be measured by calculating wear rate (gram/cm2.minute) that will represent amount of sample or coating mass loss per area of used surface sample per test time.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54829
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prita Belinda
"Penelitian kali ini mempelajari tentang reaksi esterifikasi antara asam galat dan gliserol dengan menggunakan katalis asam sulfat pekat. Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis senyawa ester dan menentukan kondisi optimum reaksi tersebut, khususnya waktu pemanasan dengan menggunakan metode gelombang mikro. Pemurnian produk dilakukan dengan menggunakan kromatografi kolom dan pengujian kemurniannya dilakukan dengan menggunakan kromatografi lapis tipis. Penentuan kuantitas produk dilakukan dengan menggunakan TLC scanner. Setelah itu, dilakukan identifikasi senyawa produk menggunakan FTIR dan LC-MS. Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa waktu optimum pemanasan untuk reaksi ini adalah 8 menit dan produk yang dominan terbentuk berupa senyawa monoester.

This research examines the esterification reaction between gallic acid and glycerol using concentrated sulfuric acid catalyst. This research aims to synthesize the ester compound and determining the optimum conditions of reaction, especially reaction time by using a microwave method for heating. Purification of products was done by using column chromatography and purity test was carried out using thin layer chromatography. Determination of the quantity of products was carried out by using TLC scanner. After that, the product compound was identified using FTIR and LC-MS. From this study showed that the optimum heating time for this reaction is 8 minutes and the products formed in the form of monoester."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unversitas Indonesia, 2011
S1954
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Azsarinka
"Salah satu jenis polimer alam, selulosa yang terkandung dalam kulit jagung, dapat digunakan sebagai bahan dasar bioplastik. Tepung pati jagung maizena dengan penguat kulit jagung berukuran butir tertentu disintesis bersama kitosan dan gliserol. Bioplastik yang dihasilkan berbentuk lembaran tipis berwarna cokelat keruh. Perubahan ukuran butir dari 150 mesh menjadi 200 mesh mengubah sifat bioplastik, khususnya sifat mekanik.
Diperoleh bioplastik terbaik dengan ukuran butir 200 mesh dan komposisi kitosan 0,04 dengan kuat tarik sebesar 286,31 N/cm2, elongasi sebesar 10,19 , modulus Young sebesar 28,11 N/cm2, dan ketahanan sobek sebesar 705,61 mN. Terjadi pergeseran bilangan gelombang dan perubahan gugus fungsi pada bioplastik. Terhadap lingkungan, bioplastik mengalami degradasi sebesar 35 selama 21 hari di dalam tanah dan mulai berjamur setelah 10 hari berada dalam udara terbuka, serta mampu bertahan pada suhu 100°C selama satu jam.

One kind of biopolymer that can be used as primary materials for bioplastics is cellulose in corn husk. Corn starch powder maize with corn husk filler in different grain size is then synthesized with chitosan and glycerol. The resulting bioplastics is thin film in form with muddy brown color. Alterating the powder grain size from 150 mesh to 200 mesh modifies the physical characteristics, especially mechanical properties.
The most optimal bioplastics were obtained with 200 mesh grain size and 0.04 wt chitosan composition with tensile strength of 286.31 N cm2, elongation of 10.19, Young modulus of 28.11 N cm2 and tear resistance of 705.61 mN. There are shifts in peak absorbance wavenumber and changes in some functional groups. To the environment, bioplastics were degraded 35 for 21 days in soil and started moldy after 10 days in open air, as well as endured for one hour in temperature 100°C.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S68532
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Permana Alghifarie
"Produksi biodiesel sebagai salah satu sumber energi terbarukan dapat menghasilkan produk samping gliserol yang dapat diolah menjadi senyawa bernilai tambah, seperti asam akrilat. Pada penelitian ini, dilakukan studi konversi gliserol menjadi asam akrilat melalui dua langkah, yaitu reaksi deoksidehidrasi (DODH) gliserol menggunakan asam format membentuk alil alkohol dan reaksi oksidasi alil alkohol menggunakan katalis Ag/CeO2 menjadi asam akrilat. CeO2 digunakan sebagai penyangga yang memiliki kapasitas penyimpanan oksigen yang baik dan luas permukaan yang tinggi. Logam perak (Ag) dapat berperan sebagai spesi situs aktif dalam reaksi oksidasi senyawa organik. Katalis Ag/CeO2 berhasil disintesis menggunakan metode impregnasi. Hasil analisis FTIR dan XRD menunjukkan gugus fungsi dan puncak dari penyangga CeO2. Hasil analisis SEM-EDX menunjukkan persebaran logam Ag yang terdispersi secara merata pada katalis Ag/CeO2. Hasil analisis SAA-BET menunjukkan penurunan luas permukaan CeO2 setelah diimpregnasi logam Ag pada katalis Ag/CeO2 dari 77,8175 m2/g menjadi 24,4382 m2/g yang menunjukkan terisinya pori penyangga CeO2 oleh logam Ag. Hasil analisis TEM menunjukkan ukuran distribusi partikel katalis Ag/CeO2 sebesar 18,60 ± 4,87 nm. Katalis Ag/CeO2 memiliki aktivitas katalitik yang baik dalam menghasilkan asam akrilat dengan yield paling tinggi sebesar 49,63% pada kondisi reaksi 90°C selama 9 jam dengan katalis Ag/CeO2 5 wt.% dan rasio mol H2O2 : alil alkohol = 10 : 1.

The production of biodiesel as a renewable energy sources can produce glycerol as a by-product which can be processed into value-added compounds, such as acrylic acid. In this work, acrylic acid selectively produced from glycerol via two steps: formic acid-mediated deoxydehydration (DODH) glycerol to allyl alcohol, then oxidation of the obtained allyl alcohol into acrylic acid using Ag/CeO2 catalyst. CeO2 supports have high oxygen storage capacity and lage surface area. Silver (Ag) metal can be active site on the oxidation of organic compounds. Ag/CeO2 catalysts were synthesized by impregnation method. The result of FTIR and XRD analysis indicated the functional groups and peaks of CeO2 supports. The result of SEM-EDX analysis showed that the Ag species was evenly distributed on the CeO2 supports. The result of SAA-BET analysis showed a decrease in the surface area of CeO2 supports after impregnation with silver on Ag/CeO2 catalysts from 77.8175 m2/g to 24.4382 m2/g which indicates that silver species filled into CeO2 pores. The result of TEM analysis showed the particle distribution size of Ag/CeO2 catalysts is about 18.60 ± 4.87 nm. Ag/CeO2 catalysts have good catalytic activity in producing acrylic acid with the highest yield of 49.63% at 90°C for 9 hours using Ag/CeO2 5wt.% catalysts (ratio of mole H2O2 : allyl alcohol = 10: 1)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shahnaz Namira Fairuza
"Perubahan iklim global meningkatkan urgensi pengembangan bahan bakar hijau biofuel, salah satunya dengan berbasis minyak jarak (Ricinus communis) melalui proses HEFA. Meningkat tajamnya kandungan alkana pada minyak jarak terdehidrasi oleh deoksigenasi dengan katalis basa oksida yang dilakukan peneliti sebelumnya (Supramono et al, 2024) menyiratkan adanya produksi H2 secara in-situ, yang dipergunakan untuk saturasi, tetapi hal ini butuh pembuktian. Penelitian ini mengevaluasi efek tekanan N2 dan antipolimerisasi Zn pada dehidrasi minyak jarak dengan katalis γ-Al2O3 selama 2 jam untuk meningkatkan produksi gliserol sebagai sumber H2 yang akan di-pergunakan pada reaksi deoksigenasi lanjutan. Peningkatan tekanan menurunkan bilangan hidroksil, meningkatkan viskositas, kandungan gliserol, air, dan asam karboksilat, sekaligus menurunkan ester dan aldehida. Sementara penggunaan antipolimerisasi Zn menekan pembentukan ester siklik 13-hexyloxacyclotridec-10-en-2-one (produk dehidrasi), menekan tendensi cracking asam lemak bahan baku, tetapi tidak menurunkan viskositas dari minyak mentah. Penggunaan tekanan tinggi (15 bar N2) pada dehidrasi minyak jarak disarankan untuk deoksigenasi biooil hasil dehidrasi karena ting-ginya kandungan gliserol pada biooil tersebut yang berguna untuk pembentukan gas H2 dan lebih tingginya kandungan air untuk reaksi hidrolisis trigliserida pada proses deoksigenasi berikutnya, serta rendahnya perengkahan pada rantai karbonnya pada proses dehidrasi.

Global climate change has intensified the urgency to develop green biofuels, including those derived from castor oil (Ricinus communis) through the Hydroprocessed Esters and Fatty Acids (HEFA) process. The significant increase in alkane content observed in dehydrated castor oil during deoxy-genation using basic oxide catalysts, as reported by Supramono et al (2024), suggests the in-situ production of H₂ for saturation, though this requires further validation. This study investigates the effects of N₂ pressure and Zn anti-polymerization agents on the dehydration of castor oil using a γ-Al₂O₃ catalyst over 2 hours to enhance glycerol production as an H₂ source for subsequent deoxy-genation reactions. Higher N₂ pressure was found to reduce hydroxyl numbers while increasing vis-cosity, as well as glycerol, water, and carboxylic acid contents, and simultaneously decreasing ester and aldehyde levels. The use of Zn as an anti-polymerization agent suppressed the formation of cyclic esters (e.g., 13-hexyloxacyclotridec-10-en-2-one) and reduced fatty acid cracking but did not lower crude oil viscosity. High-pressure dehydration (15 bar N₂) is recommended for bio-oil deox-ygenation due to its higher glycerol and water content, which promote H₂ generation and triglyceride hydrolysis, and its reduced carbon chain cracking during dehydration."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Audi Sentosa Alfatih Sochib
"Gliserol, produk sampingan dari produksi biodiesel, telah menarik perhatian yang signifikan untuk potensinya dalam menghasilkan bahan kimia bernilai tinggi melalui proses inovatif. Studi ini mengeksplorasi potensi ekonomi dari oksidasi gliserol menggunakan metode fotoelektrokimia (PEC) dengan BiVO4 sebagai fotoanoda. Tujuan utamanya adalah menerapkan oksidasi gliserol menggunakan BiVO4 yang dimodifikasi dengan iradiasi UV/Ozon sebagai fotoanoda. Studi ini menyelidiki efek perlakuan UV/Ozon pada sampel BiVO4 selama 5 dan 10 menit. Pengukuran dilakukan dengan menganalisis proses elektrokimia melalui teknik seperti Voltametri Siklis (CV), Voltametri Sapu Linear (LSV), dan Spektroskopi Impedansi Elektrokimia (EIS), dengan variasi molaritas gliserol di 0.5 M-2 M. pada pengukuran CV dan LSV terjadi peningkatan signifikan pada BiVO4 yang disinari sinar UV/Ozon selama 5 menit pada 0.5 molar gliserol dengan nilai current 1.187 dan 1.028 mA memiliki peningkatan sekitar 80% dibandingkan dengan BiVO4 pristine. namun, dalam peningkatan molaritas gliserol menuju 1 M dan 2 M, penurunan pada BiVO4 yang disinari UV/Ozon selama 5 dan 10 menit mengalami perbedaan sedikit dibandingkan dengan bivo4 pristine. dapat terlihat bahwa nilai CV dan LSV pada bivo4 yang disinari sinar UV/Ozon selama 5 dan 10 menit dalam 1 M gliserol berada pada nilai range 0.600-0.722mA dimana sedikit mendekati nilai BiVO4 pristine yang ada pada renge 0.515-0.632mA. jika dibandingkan dengan 2M peningkatan justru terjadi pada BiVO4 pristine yang memiliki range 0.900-1055mA dibandingkan dengan BiVO4 yang disinari sinar UV/Ozon selama 5 dan 10 menit yang memiliki range 0.500-0.800mA. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan modifikasi dalam proses oksidasi di bawah kondisi ini, memberikan wawasan tentang peningkatan sifat elektrokimia dan potensi aplikasi industri.

Glycerol, a byproduct of biodiesel production, has garnered significant attention for its potential to produce high-value chemicals through innovative processes. This study explores the economic potential of glycerol oxidation using photoelectrochemical (PEC) methods with BiVO4 as the photoanode. The primary objective is to apply glycerol oxidation using UV/Ozone-modified BiVO4 as the photoanode. The study investigates the effects of UV/Ozone treatment on BiVO4 samples for 5 and 10 minutes. Measurements were conducted by analyzing the electrochemical process using techniques such as Cyclic Voltammetry (CV), Linear Sweep Voltammetry (LSV), and Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS), with glycerol molarity variations ranging from 0.5 M to 2 M. In CV and LSV measurements, there was a significant increase in UV/Ozone-irradiated BiVO4 for 5 minutes at 0.5 molar glycerol, with current values of 1.187 and 1.028 mA, representing an approximately 80% increase compared to pristine BiVO4. However, with increasing glycerol molarity to 1 M and 2 M, the UV/Ozone-irradiated BiVO4 samples for 5 and 10 minutes showed slight differences compared to pristine BiVO4. It can be seen that the CV and LSV values for UV/Ozoneirradiated BiVO4 for 5 and 10 minutes in 1 M glycerol were in the range of 0.600-0.722 mA, slightly approaching the pristine BiVO4 values of 0.515-0.632 mA. In contrast, at 2 M glycerol, pristine BiVO4 showed an increase, with a range of 0.900-1.055 mA compared to UV/Ozone-irradiated BiVO4 for 5 and 10 minutes, which had a range of 0.500-0.800mA. This research aims to illustrate modifications in the oxidation process under these conditions, providing insights into the enhancement of electrochemical properties and potential industrial applications."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>