Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 140457 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Linarty
"Indonesia memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap bahan bakar fosil dalam pemenuhan kebutuhan energi. Namun, penurunan ketersediaan bahan bakar fosil membuat perlu pengembangan energi terbarukan, salah satunya adalah bahan bakar nabati biobutanol. Biobutanol merupakan bahan bakar nabati pengganti bensin yang sangat potensial karena tidak menyebabkan korosi pada mesin kendaraan, tidak menyerap air, dan mempunyai nilai oktan yang hampir sama dengan bensin. Biobutanol dihasilkan dari fermentasi secara anaerobik oleh bakteri Clostridia dengan kemampuan konversi berbagai macam gula menjadi aseton, butanol, dan etanol (ABE). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh biobutanol dari bahan tandan kosong kelapa sawit menggunakan praperlakuan ball mill yang berisi aqueous amonia.
Dari variasi praperlakuan diperoleh konsentrasi gula reduksi terbaik pada penggilingan selama 3 jam menggunakan 15 buah bola baja Φ=22 mm dengan rasio substrat dan pelarut sebesar 1:10 pada suhu 450C, yang kemudian dilanjutkan dengan perendaman selama 24 jam. Selanjutnya dilakukan hidrolisis enzimatik dengan kombinasi enzim selulase dan xilanase, pada suhu 500C selama 72 jam. Hasil hidrolisis difermentasi secara anaerob selama 72 jam pada suhu 370C. Fermentasi dengan Clostridium beijerinckii NBRC 103909 menghasilkan biobutanol sebesar 0,0055 gr/ 100 gr tandan kosong kelapa sawit.

Indonesia has a high dependency on fossil fuels in energy needs. However, a decrease availability of fossil fuels making the development of renewable energy necessary, one of biofuels is biobutanol. Biobutanol is a potential gasoline substitute because it does not cause corrosion on the vehicle's engine, does not absorb water, and has a similar value to gasoline's octane. Biobutanol is produced from anaerobic fermentation of Clostridia bacteria with the ability to convert a wide variety of sugars into acetone, butanol, and ethanol (ABE). This research aims to obtain biobutanol made from oil palm empty fruit bunches using a ball mill pretreatment containing aqueous ammonia.
The variation of pretreatment produce the higher concentration of reducing sugar at grinding for 3 hours using 15 steel balls Φ=22 mm with substrate and solvent ratio 1:10 at 450C, followed by immersion for 24 hours. Furthermore enzymatic hydrolysis is performed with cellulase and xylanase enzyme combination, at 500C for 72 hours. The results of hydrolysis of fermented anaerobically for 72 hours at 370C. Fermentation by Clostridium beijerinckii NBRC 103909 produce biobutanol at 0.0055 g / 100 g of oil palm empty fruit bunches.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54732
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ningsi Lick Sangadji
"Fermentasi asam suksinat dari tandan kosong kelapa sawit (TKKS) menggunakan bakteri amobil dari rumen sapi saat ini sedand diteliti. TKKS adalah salah satu bahan baku yang dapat digunakan untuk produksi asam suksinat karena memiliki kandungan glukosa, harga rendah, serta tersedia banyak di alam. Asam suksinat dapat diproduksi dengan beberapa metode seperti fermentasi yang dianggap lebih ramah lingkungan karena mengkonsumsi CO2 selama prosesnya sehingga berkontribusi pada pengurangan emisi CO2. Bakteri yang digunakan dalam percobaan ini diisolasi dari rumen sapi dan akan diimobilisasi sebelum masuk ke proses produksi asam suksinat.
Fermentasi dilakukan dengan teknik Semi Simurrentous Saccharification and Fermentation (SSSF). Hidrolisis dilakukan dengan menggunakan enzim selulase selama 2 - 6 jam sebelum fermentasi terjadi. Yeast extract sebagai sumber nitrogen dan MgCO3 sebagai zat pengatur pH divariasikan kemudian akan hasil fermentasi berupa konsentrasi asam suksinat, yield, dan produktivitas akan dibandingkan. Fermentasi dilakukan selama 48 jam dalam water bath shaker dan suhunya dijaga pada suhu 37oC. Produk fermentasi akan dianalisis menggunakan HPLC untuk mengetahui kandungan asam suksinat.
Kondisi fermentasi optimal untuk produksi asam suksinat didapatkan saat: waktu hidrolisis - 6 jam, sumber pH awal - 20 g/L, konsentrasi agen pengatur pH awal - 20 g/L. Pada kondisi yang dioptimalkan ini, produksi maksimum asam suksinat ditemukan menjadi 1,43 g/L dengan hasil asam suksinat dengan konsentrasi glukosa awal dan 0,0297 g/L. produktivitas.

The fermentation of succinic acid from oil palm empty fruit bunches (EFB) using immobilized bacteria from cow rumen were investigated. EFB is one of raw material that can be used for succinic acid production due to its cellulose content, low prices, and availability. Succinic acid can be produced effectively by several methods, one of them is fermentation which considered more environmentally friendly due to CO2 consumed during the process, thereby potentially contributing to reduction of CO2 emission. Bacteria used in this experiment were isolated from cow rumen which must be immobilized before getting into succinic acid production process.
Fermentation is done by Semi Simultaneous Saccharification and Fermentation (SSSF) technique. Saccharification was carried out using cellulase enzyme for 2 – 6 hours before fermentation occurs. Yeast extract as nitrogen sources and MgCO3 as pH regulating agent were varied and compared in terms of product concentration, yield, and productivity. Fermentation was carried out for 48 hours in shaker water bath and the temperature maintained at 37oC. Fermentation product was then examined using HPLC to find out the succinic acid content.
The optimum fermentation conditions for succinic acid production were found to be: saccharification time – 2 hours, initial nitrogen sources concentration – 20 g/L, initial pH regulating agent concentration – 20 g/L. At these optimized condition, the maximum production of succinic acid was found to be 1.47 g/L with 19.64 g/g yield of succinic acid to initial glucose concentration and 0.03 g/L.h productivity.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeneta Hans
"Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan senyawa perantara berharga, yaitu asam glukonat  dan asam xilonat, melalui fermentasi menggunakan bakteri Gluconobacter oxydans. Bahan baku diperoleh dari biomassa lignoselulosa, khususnya residu padat tandan kosong kelapa sawit, yang masih dianggap sebagai limbah di Indonesia dengan kandungan holoselulosa dalam kisaran 68-86%. Selanjutnya, glukosa dan xilosa yang telah dihasilkan digunakan sebagai substrat dalam fermentasi untuk menghasilkan asam glukonat dan asam xilonat. Penelitian ini memberikan kontribusi pada pemanfaatan limbah pertanian secara berkelanjutan. Limbah pertanian, yang sebelumnya dianggap sebagai residu atau limbah, dapat diubah menjadi senyawa perantara berharga melalui proses fermentasi. Hal ini sesuai dengan konsep pengelolaan limbah yang berorientasi pada keberlanjutan dan pemanfaatan sumber daya secara efisien. Pada penelitian ini akan digunakan dua jenis medium untuk fermentasi yaitu medium hidrolisat dengan variasi perlakuan awal dan hidrolisis dan medium sintetik yang berkomposisi glukosa dan nutrisi untuk bakteri. Proses fermentasi dilakukan dengan pada suhu 300C dengan kecepatan agitasi 220 rpm dengan variasi metode berupa fermentasi batch dan fermentasi fed-batch. Hasil dari penelitian ini menunjukkan fermentasi fed-batch menghasilkan yield asam glukonat yang lebih besar dibandingkan dengan fermentasi batch yaitu sebesar 81,6% pada fermentasi fed-batch dan 73,5% pada fermentasibatch

This research aims to produce valuable intermediate compounds, namely gluconic acid and xylonic acid, through fermentation using Gluconobacter oxydans bacteria. Raw materials are derived from lignocellulosic biomass, particularly the solid residues of empty oil palm fruit bunches, which are still considered waste in Indonesia, with a hollocellulose content ranging from 68-86%. Subsequently, the glucose and xylose produced are used as substrates in fermentation to produce gluconic acid and xylonic acid. This research contributes to the sustainable utilization of agricultural waste. Agricultural waste, previously considered as residue or waste, can be converted into valuable intermediate compounds through the fermentation process. This aligns with the concept of waste management oriented towards sustainability and efficient resource utilization. In this study, two types of media will be used for fermentation: hydrolysate media with variations in pretreatment and hydrolysis, and synthetic media composed of glucose and nutrients for the bacteria. The fermentation process is carried out at a temperature of 300C with an agitation speed of 220 rpm, using batch fermentation and fed-batch fermentation methods. The results of this study indicate that fed-batch fermentation yields higher gluconic acid compared to batch fermentation, with yields of 81,6% in fed-batch fermentation and 73,5% in batch fermentation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Muthia
"Penelitian berupa peningkatan kualitas bio-oil dengan bahan baku tandan kosong kelapa sawit merupakan sebuah kontribusi untuk merealisasikan pemanfaatan biooil sebagai bahan bakar alternatif. Hingga saat ini, terdapat beberapa kendala yang menghalangi penggunaan bio-oil di tengah masyarakat, yaitu rendahnya nilai heating value, tingginya tingkat keasaman, korosif, dan tidak stabilnya produk. Permasalahan tersebut bersumber dari tingginya kandungan senyawa oksigenat di dalam bio-oil.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bio-oil dengan kadar oksigenat yang lebih rendah. Dalam penelitian ini, digunakan metode fast pyrolysis pada temperatur 550o C, dengan empat perlakuan, yaitu produksi bio-oil tanpa katalis, dengan katalis RCC komersial, dengan katalis zeolit alam lampung teraktivasi, dan dengan katalis nanokristal ZSM-5 yang disintesis di laboratorium.
Dari hasil sintesis katalis tidak terbentuk kristal SiO2, Al2O3, dan kristal mineral zeolit tertentu sehingga diperoleh beberapa evaluasi dari sintesis yang dijalankan. Produk bio-oil memiliki properti fisik dan kimia yang berbeda satu sama lain. Katalis zeolit terbukti mampu mereduksi senyawa oksigenat. Selain itu, katalis tersebut meningkatkan sejumlah kadar fenol yang mampu menaikkan nilai heating value.
Secara berurutan, kandungan senyawa oksigenat dan fenol pada bio-oil tanpa katalis, dengan RCC komersial, dengan ZAL teraktivasi, dan dengan katalis sintesis adalah 42,48% dan 10,74%; 31,79% dan 29,1%; 33,26% dan 26,49%; serta 36,09% dan 22,94%. RCC komersial merupakan katalis yang memberikan produk bio-oil terbaik dengan penurunan senyawa oksigenat. Hal ini disebabkan karena kekuatan kristal yang lebih baik dibandingkan katalis zeolit alam teraktivasi dan katalis yang disintesis di laboratorium.

Research in increasing quality of bio-oil with empty fruit bunch of palm as raw materials was a contribution to realize the utilization of bio-oil as an alternative fuel. There were several obstacles that inhibit the use of bio-oil, namely low heating value, high levels of acidity, corrosive, and unstable products. Those problem were due to the high content of oxygenate compounds in the bio-oil.
Purpose of the research is to get bio-oil product with less oxygenate compounds. This study uses methods of fast pyrolysis at 550o C, with four treatments: production of bio-oil without catalyst, with commercial RCC, with activated lampung zeolite catalyst, and with nanocrystal ZSM-5 catalyst synthesized in the laboratory.
Synthesis catalyst did not form crystal SiO2, Al2O3 and specific zeolite mineral, so it brings some evaluations. Bio-oil products have different physical and chemical properties. Zeolite catalyst can reduce oxygenate compounds. Besides, it is able to increase phenol quantity that makes effect for increasing of heating value.
Sequentially, oxygenates and phenol content in bio-oil produced without catalyst, with commercial RCC, with activated lampung zeolite catalyst, and with nanocrystal ZSM-5 catalyst synthesized are 42.48% and 10.74%; 31.79% and 29.1%; 33.26% and 26.49%; 36.09% and 22.94%. Commercial RCC gives best quality bio-oil with less oxygenates. It is caused by better crystalline strength compared with activated lampung zeolit catalyst and synthesized catalyst at laboratory.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1536
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Sandra
"Perkembangan microbeads sedang marak terjadi di Indonesia, namun microbeads terbuat dari plastik yang tidak dapat terdegradasi sehingga mencemari lingkungan. Oleh karena itu bahan bakunya diganti dengan yang dapat terdegradasi, yaitu selulosa asetat dari tandan kosong kelapa sawit dan daun nangka kering. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan selulosa dan selulosa asetat dari tandan kosong kelapa sawit dan daun nangka kering dengan yield optimum. Selulosa asetat merupakan polimer yang banyak digunakan di industri serat dan plastik. Selulosa asetat dibuat dengan reaksi esterifikasi dari selulosa dan asetat anhidrat.
Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah tandan kosong kelapa sawit dan daun nangka kering, karena untuk memanfaatkan limbah, tersedia dalam jumlah banyak, dan mempunyai kandungan selulosa yang cukup tinggi. Selulosa dan selulosa asetat dengan yield optimum didapat dengan cara memvariasikan waktu delignifikasi, waktu bleaching, dan waktu asetilasi. Isolasi selulosa dilakukan melalui proses delignifikasi dengan penambahan NaOH dan proses bleaching dengan penambahan H2O2.
Didapat yield optimum untuk selulosa tandan kosong kelapa sawit adalah 36,45 , dengan waktu delignifikasi 1,5 jam dan waktu bleaching 30 menit. Sedangkan yield optimum selulosa daun nangka adalah 13,72 , dengan waktu delignifikasi 1 jam dan waktu bleaching 30 menit. Selulosa asetat didapat melalui proses aktivasi selulosa dengan asam asetat glasial, asetilasi dengan asetat anhidrat, dan hidrolisis dengan air. Yield selulosa asetat yang didapat adalah sebesar 81,75 untuk tandan kelapa sawit dan 63,89 untuk daun nangka.

The development of microbeads is rapidly growing in Indonesia, but microbeads are made of plastic so it cannot be degraded and pollute the environment. Therefore, the raw material is replaced with degradable material, which is cellulose acetate from palm oil bunches and dried jackfruit leaves. The objective of this study was to obtain cellulose and cellulose acetate from empty fruit bunches of palm oil and dried leaves of jackfruit with optimum yield. Cellulose acetate is a natural polymer, that is widely used in various industries, especially fiber and plastics. Cellulose acetate is created by an esterification reaction of cellulose and acetic anhydride.
The raw materials used in this research are empty fruit bunches of palm oil and dried jackfruit leaves, because utilization of waste, available in large quantities, and contain high cellulose. Cellulose and cellulose acetate with optimum yield were obtained by varying delignification time, bleaching time, and acetylation time. Cellulose isolation was performed through a delignification process by adding NaOH and bleaching process by adding H2O2.
The optimum yield for the empty palm oil bunches cellulose was 36.45, with the delignification time of 1.5 hours and the bleaching time of 30 minutes. The optimum yield of jackfruit leaves cellulose was 13.72, with 1 hour delignification time and 30 minutes bleaching time. Cellulose acetate is obtained by cellulose activation process by adding acetic acid glacial, acetylation process with anhydrous acetate, and hydrolysis with water. The yield of cellulose acetate obtained was 81.75 for palm oil bunches and 63.89 for jackfruit leaves.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdurachman
Depok: UI Publishing, 2020
633.851 ABD e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Jabosar Ronggur Hamonangan
"Limbah tandan kosong kelapa sawit TKKS mengandung senyawa lignoselulosa yang sangat berlimpah sebagai hasil samping pabrik kelapa sawit. Komponen selulosa dan hemiselulosa pada TKKS dapat dikonversi menjadi senyawa furfural, asam levulinat dan bioetanol. Pada disertasi ini diteliti perancangan proses dan perhitungan ekonomi produksi furfural, asam levulinat dan bioetanol berbahan baku TKKS dengan menggunakan software SuperPro Designer 9.5. Data simulasi diperoleh dari hasil percobaan laboratorium dan perhitungan konstanta reaksi pembentukan ketiga produk tersebut.
Amonia dan sodium hidroksida digunakan untuk pretreatment TKKS. Yield asam levulinat terbesar dihasilkan pada konversi reaksi sebesar 52,10 mol pada suhu 170oC selama 90 menit reaksi dengan konsentrasi katalis asam 1M. Yield furfural terbesar dihasilkan pada konversi reaksi sebesar 27,94 mol pada suhu 170oC selama 20 menit reaksi dengan konsentrasi katalis asam 0,5M. Yield etanol terbesar pada reaksi SSF diperoleh pada suhu 30oC dengan waktu reaksi 24 jam. Energi aktivasi produksi glukosa, HMF, humins dan asam levulinat pada konsentrasi katalis asam 1M berturut - turut adalah 108,48 kj/mol; 119,49 kj/mol; 62,12 kj/mol; dan 56,08 kj/mol. Energi aktivasi produksi furfural dan dekomposisi furfural pada konsentrasi katalsi asam 1M berturut - turut adalah 59,22 kj/mol dan 77,08 kj/mol. Nilai koefisien kinetika fermentasi ?max, ks, kd, dan m pada suhu 30oC sebesar 0,009 h-1 ; 0,004 g/dm3 ; 0,009 h-1 ; dan 0,0464 h-1.
Berdasarkan hasil perhitungan keekonomian, pabrik layak dibangun dengan kapasitas produksi asam levulinat 7.348 ton/tahun. furfural 30 ton/tahun, bioetanol 162 ton/tahun dan asam formiat 3.667 ton/tahun. Harga produk asam levulinat, furfural, bioetanol dan asam formiat yang dijual sebesar US 8.000/ton Rp 104.000.000/ton ; US 1.100/ton Rp 14.300.000/ton ; US 600/ton Rp 7.800.000/ton ; dan US 700/ton Rp 9.100.000/ton akan menghasilkan nilai IRR, NPV, ROI dan PBP sebesar 13,74 , US 15.115.674 Rp 196.503.762.000 , 13,58 dan 5,08 tahun.

Palm Oil Empty Fruit Bunches POEFB is a very abundant lignocellulosic compound as a by-product from palm oil mill. Cellulose and hemicellulose in POEFB can be converted into furfural, levulinic acid and bioethanol. This dissertation investigated design process and economic evaluation of furfural, levulinat acid and bioetanol production from POEFB by using SuperPro Designer 9.5. Simulation data were obtained from laboratory experiments and reaction rate constant calculations.
Ammonia and sodium hydroxide used as pretreatment methods of POEFB. The largest levulinic acid yield was 52.10 mol that obtained from reaction kinetics experiments at a temperature of 170 C for 90 minutes reaction with 1M acid catalyst concentration. The largest furfural yield was 27.94 mol that obtained from reaction kinetics experiments at temperature of 170 C for 20 minutes reaction with 0.5M acid catalyst concentration. The largest ethanol yield from reaction kinetic experiments was obtained at temperature of 30 C with 24 hours reaction. The activation energy of glucose, HMF, humins and levulinic acid production at 1M concentration acid catalyst was 108.48 kj/mol; 119.49 kj/mol; 62.12 kj/mol; and 56.08 kjmol. The activation energy of furfural production and furfural decomposition at 1M concentration acid catalyst were 59.22 kj/mol and 77.08 kj/mol, respectively. The fermentation kinetics coefficient of ?max, ks, kd, and m at 30oC are 0.009 h-1 ; 0.004 g/dm3 ; 0.009 h-1 ; and 0.0464 h-1.
Based on economic calculations, the factory is feasible to be built with a production capacity of 7,348 tons/year of levulinic acid, 30 tons/year of furfural, 162 tons/year of bioethanol and 3,667 tons/year of formic acid. Prices of levulinic acid, furfural, bioethanol and formic acid products sold at US 8,000/ton Rp 104,000,000/ton ; US 1,100/ton Rp 14.300.000/ton ; US 600/ton Rp 7,800,000/ton ; and US 700/ton Rp 9,100,000/ton will produce IRR, NPV, ROI and PBP of 13,74 , US 15.115.674 Rp 196.503.762.000 , 13,58 and 5,08 years.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azhar Aditya Rahman
"Produksi komoditas sawit terbesar di dunia. Proses pengolahan sawit menghasilkan limbah tandan kosong sawit (TKS) dengan kisaran 20-23 % dari berat tandan buah segar. TKS merupakan biomassa lignoselulosa, sehingga mengandung selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Pemanfaatan selulosa dan hemiselulosa membutuhkan praperlakuan untuk membuka ikatan lignin yang menyelubungi keduanya. Pada penelitian ini, akan dilakukan praperlakuan tandan kosong sawit dengan metode amonium hidroksida berbantuan gelombang mikro. TKS diberi praperlakuan fisika dengan pencucian dan penggilingan hingga mencapai ukuran 30 mesh. Selanjutnya TKS dimasukkan ke dalam gelas kimia dan diberikan larutan amonium hidroksida dengan rasio padat-cair 1:10 dan konsentrasi yang divariasikan (7,5; 10; 12,5%). Campuran dimasukkan ke dalam microwave dengan variasi daya 280, 560, dan 840 W, serta variasi waktu 3, 6, dan 9 menit. Sampel dikarakterisasi dengan uji lignin Klason, SEM, dan XRD.
Hasil yang diperoleh kemudian dioptimasi dengan metode Response Suface Methodology dengan pengaplikasian model Box-Behnken. Hasil mikrograf SEM menunjukkan perekahan dan pembentukan pori-pori pada mikrostruktur TKS. Hasil difraktogram XRD menunjukkan penurunan kristalinitas selulosa TKS sebesar 36,38%. Delignifikasi tertinggi diperoleh pada daya 840 Watt, konsentrasi 10%, dan waktu radiasi 9 menit, yaitu sebesar 63,32%. Hasil uji statistik dan model yang diperoleh menunjukkan efek linear pada faktor daya dan konsentrasi, sedangkan faktor waktu radiasi menunjukkan efek kuadratik. Titik optimum yang diperhitungkan terdapat pada daya 839,190 Watt, konsentrasi 12,427%, dan waktu radiasi 8,762 menit, dengan prediksi delignifikasi sebesar 79,514%.

Indonesia is an agricultural country with the largest production of palm oil commodities in the world. The palm oil processing will produce oil palm empty fruit bunches (OPEFB) waste with a range of 20-23% of the weight of fresh fruit bunches. OPEFB is a lignocellulosic biomass, which contain cellulose, hemicellulose, and lignin. The use of cellulose and hemicellulose requires pretreatment to open the lignin bond that covers those materials. In this study, pretreatment of oil palm empty bunches using microwave-assisted ammonium hydroxide method will be carried out. The OPEFB was given a physical pretreatment by washing and grinding to reach a size of 30 mesh. After that, the OPEFB was put into a beaker and mixed with ammonium hydroxide solution with a solid-liquid ratio of 1: 10 under varied concentration (7.5; 10; 12.5%). The mixture was put into a microwave under power variation of 280, 560, and 840 W, with time variation of 3, 6, and 9 minutes. The samples were then characterized by Klason lignin, SEM, and XRD tests.
The results obtained were then optimized using Response Suface Methodology with the application of the Box-Behnken Model. The SEM micrograph showed openings and formation of pores in the OPEFB microstructure. The XRD diffractogram showed a 36.38% decrease in cellulose crystallinity. The highest delignification was obtained at power of 840 Watts, concentration of 10%, and time of 9 minutes, which was 63.32%. The statistical test and the model that was obtained showed a linear effect on power and concentration factors, while the radiation time factor showed a quadratic effect. The calculated optimum point was obtained at power of 837.190 Watts, concentration of 12.427%, and time of 8.762 minutes, with the predicted delignification of 79.514%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifki Anshory Hendri
"Indonesia tercatat sebagai salah satu negara penghasil minyak sawit terbesar di dunia. Industri kelapa sawit tersebut menghasilkan limbah berupa tandan kosong kelapa sawit (TKKS) yang umumnya dianggap sebagai masalah lingkungan karena jumlahnya yang banyak dan sulit untuk didaur ulang. Salah satu kandungan senyawa yang ada di dalam TKKS adalah lignin. Penelitian terdahulu telah membuktikan bahwa lignin memiliki aktivitas antibakteri. Selain limbah TKKS, salah satu masalah yang masih dihadapi Indonesia adalah ancaman resistensi antibiotik. Salah satu jenis bakteri yang umum dijumpai dan cepat resisten terhadap antibiotik terutama golongan beta laktam adalah Staphylococcus aureus. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kombinasi dari ekstrak lignin TKKS dengan amoksisilin dalam menghambat pertumbuhan bakteri S.aureus menggunakan metode Ameri-Ziaei Double Antibiotic Synergism Test (AZDAST). Ekstrak lignin TKKS diperoleh melalui proses delignifikasi dengan teknik hidrotermal menggunakan larutan asam oksalat dihidrat 4%. Ekstraksi dilakukan dalam autoklaf selama 90 menit pada kondisi yang optimal. Selanjutnya ekstrak ditambahkan Ca(OH)2 untuk memisahkan ion oksalat dari ekstrak. Kandungan lignin dalam TKKS dikuantifikasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 280 nm, sedangkan uji sinergisme antibakteri kombinasi ekstrak lignin TKKS dengan amoksisilin dilakukan menggunakan metode AZDAST. Hasil kuantifikasi menunjukkan TKKS mengandung lignin sebanyak 1,06 % (b/b). Pada hasil uji sinergisme antibakteri kombinasi ekstrak lignin TKKS-amoksisilin diperoleh diameter zona bening sebesar 15,83 mm, sedangkan diameter zona bening amoksisilin tunggal hanya sebesar 14,23 mm. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa kekuatan aktivitas antibakteri dari kombinasi ekstrak lignin TKKS-amoksisilin lebih kuat dalam menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus dibandingkan amoksisilin tunggal. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kombinasi ekstrak lignin TKKS dengan amoksisilin bersifat sinergistik dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.

Indonesia is one of the world's largest producers of palm oil. The palm oil industry generates waste in the form of Oil Palm Empty Fruit Bunches (OPEFB), commonly considered an environmental problem due to their large quantities and difficulty in recycling. OPEFB contain lignin, a compound that has been shown in previous research to possess antibacterial activity. Another issue faced by Indonesia is the threat of antibiotic resistance. Staphylococcus aureus, a commonly encountered bacterium, is particularly quick to develop resistance, especially to beta-lactam antibiotics. This study aims to assess the combination of OPEFB lignin extract with amoxicillin to inhibit the growth of S. aureus bacteria using the Ameri-Ziaei Double Antibiotic Synergism Test (AZDAST) method. The OPEFB lignin extract was obtained through a delignification process with the hydrothermal technique using a 4% solution of oxalic acid dihydrate. The extraction was performed in an autoclave under optimal conditions for 90 minutes. Subsequently, Ca(OH)2 was added to separate oxalate ions from the extract. The lignin content in OPEFB was quantified using UV-Vis spectrophotometry at a wavelength of 280 nm. The synergistic antibacterial test of the combination of OPEFB lignin extract with amoxicillin was conducted using the AZDAST method. The quantification results showed that OPEFB contains 1.06% (w/w) of lignin. In the synergistic antibacterial test, the combination of OPEFB lignin extract with amoxicillin resulted in a clear zone diameter of 15.83 mm, whereas the clear zone diameter of a single amoxicillin was 14.23 mm. These results indicated that the antibacterial activity of the OPEFB lignin extract amoxicillin combination was stronger in inhibiting the growth of S. aureus bacteria compared to single amoxicillin. In conclusion, this research demonstrates that the combination of OPEFB lignin extract with amoxicillin exhibits a synergistic effect in inhibiting the growth of Staphylococcus aureus bacteria."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Putri Nursafera
"Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) merupakan salah satu jenis limbah lignoselulosa primer dari industri kelapa sawit. TKKS merupakan bahan baku yang menjanjikan untuk dikonversi menjadi produk bernilai tambah seperti bioetanol. Namun, pemanfaatan TKKS untuk menghasilkan bioetanol masih menjadi tantangan dalam skala industri. Oleh karena itu, penelitian ini melakukan analisis risiko tekno-ekonomi akan pabrik bioetanol dengan bahan baku TKKS. Proses produksi bioetanol terdiri dari tiga tahap: pretreatment, sakarifikasi dan fermentasi serentak (SSF), dan pemurnian. Model simulasi dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Aspen Plus, dan evaluasi kelayakan ekonomi menggunakan metode real option yang dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Office Excel. Data untuk membuat simulasi proses produksi semi-kontinyu skala industri diperoleh dari penelitian-penelitian sebelumnya. Penelitian ini menghasilkan bioetanol dengan yield sebesar 399 L/ton untuk kapasitas produksi sebesar 6.000 kL/tahun dengan biaya produksi sebesar 0,59 USD/L. Analisis profitabilitas menghasilkan nilai NPV, IRR, PBP, dan PI berturut-turut sebesar 3.097.581 USD, 16%, 6,16 tahun, dan 3,44. Analisis risiko dengan metode real option dengan nilai volatility (σ) sebesar 9% menghasilkan keputusan yang dapat diambil yaitu: (1) Proyek berjalan pada awal tahun; (2) Pada akhir tahun ke-1 bisa mulai dilakukan ekspansi; (3) Pabrik berhenti beroperasi pada tahun ke-20 dengan memperoleh salvage value sebesar 619.516 USD.

Oil palm empty fruit bunch (EFB) is a type of primary lignocellulosic residue from the palm oil industry. They are promising feedstocks for bioconversion into value-added products such as bioethanol. However, using empty fruit to produce bioethanol remains a challenge on an industrial scale. As a result, this study conducted a techno-economic and risk analysis of an EFB bioethanol plant. The bioethanol production process consists of three stages: pretreatment, simultaneous saccharification and fermentation (SSF), and purification. The simulation model carried out using Aspen Plus, and the economic feasibility assessed using the real option method, which carried out using Microsoft Office Excel. The data from the previous experiment was used to create a simulation of an industrial-scale semi-continuous production process. With a yield of 399 L/ton and a production capacity of 6,000 kL/year, this study produced bioethanol at a cost of 0.59 USD/L. NPV, IRR, PBP, and PI values from the profitability analysis were 3,097,581 USD, 16%, 6.16 years, and 3.44, respectively. The following decisions can be made as a result of risk analysis using the real option method with a volatility value of 42 percent: (1) The project is open at the start of the year; (2) Expansion can start at the end of the first year; and (3) The plant will be abandoned at the end of the 20th year by obtaining a salvage value of 619,516 USD."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>