Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 182927 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adhitama Alam Soeroto
"Pengetahuan memegang peran yang penting dalam proses pembentukan sikap, perilaku, dan kebiasaan seseorang dalam sehari-hari, termasuk pula pengetahuan mengenai askariasis yang merupakan masalah kesehatan masyarakat, baik pengetahuan mengenai upaya pencegahannya maupun gejalanya. Oleh karena itu masyarakat perlu diberikan penyuluhan mengenai askariasis lalu dilihat perkembangannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penyuluhan dalam meningkatkan tingkat pengetahuan mengenai gejala dan pencegahan askariasis. Dalam penelitian ini, subjek penelitian adalah santri pesantren X, Jakarta Timur. Penelitian ini menggunakan desain pre-post study. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 22 Januari 2011 dengan memberikan kuesioner berisi pertanyaan mengenai gejala dan pencegahan askariasis kepada 154 santri pesantren X (total sampling). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebelum penyuluhan, terdapat santri yang memiliki hasil tingkat pengetahuan baik mengenai gejala dan pencegahan adalah sejumlah 0 orang (0%), lalu cukup 6 orang (3,9%), dan kurang 148 orang (96,1%). Setelah dilakukannya penyuluhan, santri yang memiliki tingkat pengetahuan baik meningkat menjadi 2 orang (1,3%), lalu cukup meningkat menjadi 10 orang (6,5%), dan kurang menurun menjadi 142 orang (92,2%). Pada uji marginal homogeneity, tidak terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan mengenai gejala dan pencegahan askariasis sebelum dan setelah penyuluhan (p=0,088). Disimpulkan penyuluhan tidak efektif dalam meningkatkan tingkat pengetahuan santri mengenai gejala dan pencegahan askariasis.

Knowledge held an important role on the formation of attitude, behavior, and habit, that includes the knowledge about ascariasis, whether it it’s prevention or symptoms. It’s strongly recommended that education about it should be given followed by evaluation. The objective of this study is to identify the effectiveness level of health promotion whether it increase the knowledge level of Islamic Boarding School X students about symptoms and prevention of ascariasis or not. The subjects in this study are students of Islamic Boarding School X. This pre-post study was carried out on January 22nd, 2011 and involving 154 students of Islamic Boarding School X (total sampling). The data was taken by giving questionnaire about symptoms and prevention of ascariasis. The results showed that the number of students with good, fair and bad knowledge level of ascariasis symptoms and prevention before being given health promotion was 0 (0%), 6 (3,9%) and 148 (96,1%), respectively. After the health promotion was given, the results change and the number of students with good, fair, and bad knowledge level changed into 2 (1,3%), 10 (6,5%), and 142 (92,2%) respectively. Marginal homogeneity test showed that there are no significant difference (no relation) between before and after the health promotion was given (p=0,088), which means that health promotion is not effective to increase the knowledge level of the student of Islamic Boarding School X about symptoms and prevention of ascariasis."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hafizh A. Boenjamin
"ABSTRAK
Askariasis sering terjadi pada banyak negara tropis termasuk Indonesia,. Sebuah survei yang dilakukan di sebuah SD di daerah Jakarta Timur mendapatkan 58,3% muridnya menderita askariasis. Askariasis sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat terutama pada lingkungan yang padat dengan sistem sanitasi yang buruk seperti pesantren. Maka dari itu perlu diadakan penyuluhan serta pengambilan data mengenai tingkat pengetahuan masyarakat mengenai askariasis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan santri mengenai gejala askariasis dan hubungannya dengan karakteristik santri pada Pesantren X, Jakarta Timur. Desain yang digunakan penelitian ini adalah cross sectional. Survei dilakukan menggunakan kuesioner pada tanggal 22 Januari 2011. Penelitian ini menggunakan total sampling dengan responden sebanyak 154 orang. Data kemudian dianalisis dengan uji Kolmogorov-Smirnov menggunakan SPSS 16.0. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada santri yang memiliki pengetahuan baik, 6 (3,9%) cukup, dan 148 (96,1%) kurang. Tidak terdapat perbedaan bermakna (p>0,05) antara pengetahuan santri mengenai gejala askariasis dnegan jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah sumber informasi dan sumber informasi yang paling berkesan.

ABSTRACT
Ascariasis is a common infection in Indonesia. A survei conducted in East Jakarta revealed that 58,3% elementary school students are infected with ascariasis. The students of Pesantren X are more at risk of being infected, because they live in an area with high population density and bad sanitation. Therefore a health promotion has to be given to this community. The purpose of this research is to measure the knowledge of students in Pesantren X, East Jakarta towards symptoms of ascariasis dan determine whether it has an associaton with the students demographic characteristics. This cross sectional study was performed on the 22nd of January 2011 by using questionnaires to survey the sample. Total sampling is used with as many as 154 respondents. The data are then analyzed using Kolmogorov-smirov test using SPSS 16.0. The result of this research shows that none of the students has good knowledge , 6 students (3,9%) has adequate knowledge and 148 students (96,1%) has poor knowledge about symptoms of ascariasis. Also there are no association (p>0,05) between the student's knowledge about symptoms of ascariasis and their gender, level of education, preferred source of information and the number of sources of information they received.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eugene Dionysios
"Askariasis merupakan masalah kesehatan masyarakat di lingkungan padat dengan higiene dan sanitasi lingkungan yang buruk. Di Jakarta Timur terdapat pesantren padat penghuni dengan sanitasi terbatas sehingga rentan terhadap askariasis. Untuk mencegah askariasis, santri perlu diberikan pengetahuan melalui penyuluhan yang disesuaikan dengan pengetahuan yang dimiliki dan karakteristik demografi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui tingkat pengetahuan mengenai A. lumbricoides dan hubungannya dengan karakteristik santri. Penelitian dilaksanakan di Pesantren X, Jakarta Timur. Desain penelitian adalah cross-sectional dengan mengikutsertakan semua santri. Data diambil tanggal 22 Januari 2011 dengan memberikan kuesioner berisi pertanyaan tentang morfologi dan siklus hidup A. lumbricoides serta isian data karakteristik. Hasilnya menunjukkan 104 santri (67,5%) memiliki < 3 sumber informasi dan 50 santri (32,5%) memiliki > 3 sumber, dengan sumber informasi paling berkesan adalah dokter. Santri yang mempunyai tingkat pengetahuan baik berjumlah 6 orang (3,9%), cukup 34 orang (22,1%), dan kurang 114 orang (74,0%). Pada uji Kolmogorov-Smirnov terdapat perbedaan bermakna (p=0,002) antara tingkat pengetahuan santri mengenai A. lumbricoides dengan jenis kelamin namun tidak berbeda bermakna (p>0,05) dengan tingkat pendidikan, jumlah sumber informasi dan informasi paling berkesan. Disimpulkan tingkat pengetahuan santri mengenai A. lumbricoides tergolong rendah dan berhubungan dengan jenis kelamin namun tidak berhubungan dengan pendidikan, sumber informasi dan informasi paling berkesan.

Ascariasis is a health problem ini area with high population density and poor hygiene. Pesantren X, East Jakarta with its high population density and bad sanitation are more at risk of being infected. Therefore health promototion is needed. The aim of this research is to measure the level of knowledge towards A lumbricoides and its association wuth students characteristics. This cross sectional study used total sampling. Data are taken on 22nd of January 2011 by giving questionnaires to the students. The result shows that 104 students (67.5%) have 3 or less source of information and 50 students (32.5%) have > 3 sources. Doctors are the most impressive source of information.There are 6 students (3.9%) who have good level of knowledge, fair 34 students (22.1%), and poor 114 students (74.0%). On the Kolmogorov-Smirnov test there were significant differences (p = 0.002) between the level of knowledge of students about A. lumbricoides with sex but not significantly different (p> 0.05) with education level, number of information sources and most impressive source of information. Overall students' level of knowledge about A. lumbricoides is poor and is associated with sex but not associated with education level, information resources and most impressive source of information."
Jakarta: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vionnie Violetta T.
"Askariasis adalah infeksi cacing yang paling sering ditemukan pada anak-anak. Pengetahuan masyarakat mengenai gejala askariasis penting untuk diketahui agar masyarakat dapat mengenalinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan guru Sekolah Dasar (SD) yang banyak berinteraksi dengan anak-anak. Penelitian dilakukan di Jakarta dengan desain eksperimental jenis pre-post study. Pengambilan data dilakukan pada 12 Oktober 2011. Data diperoleh dengan menyebarkan kuesioner berisi pertanyaan mengenai gejala askariasis sebelum dan sesudah penyuluhan. Semua guru SD yang hadir dijadikan subyek penelitian. Hasil penelitian menunjukkan jumlah guru yang hadir adalah 21 orang laki-laki (31,3%) dan 46 orang perempuan (68,7%). Sebelum penyuluhan, 7 orang (10,4%) memiliki skor baik, 9 orang (13,4%) memiliki skor cukup, dan 51 orang (76,1%) memiliki skor kurang. Pertanyaan yang paling tidak dimengerti responden sebelum penyuluhan adalah tentang pengaruh jumlah cacing yang banyak pada usus (hanya 3% responden yang memperoleh nilai sempurna). Setelah penyuluhan, responden dengan pengetahuan baik berjumlah 19 orang (28,4%), pengetahuan cukup berjumlah 26 orang (38,8%), dan pengetahuan kurang berjumlah 22 orang (32,8%). Terdapat perbedaan bermakna pada tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan (p < 0,01; uji marginal homogeneity). Disimpulkan penyuluhan kesehatan efektif dalam meningkatkan pengetahuan guru SD mengenai gejala askariasis.

Ascariasis is a popular infection found in children. Knowledge of its infection symptoms becomes important to detect this case. This research analyzes the effect of health education towards elementary school teachers’ knowledge about symptoms of ascariasis as they often interact with children. Research is conducted at Jakarta with experimental design (pre-post study) on October 12th, 2011. Data is collected by using questionnaires about symptoms of ascariasis before and after education. All elementary school teachers who attended the education is the sample of this research. From 21 male (31.3%) and 46 female (68.7%) respondents, before education 7 (10.4%) have good scores, 9 (13.4%) have average scores, and 51 (76.1%) have poor scores. Question with lowest score before education is about the effect of large amount of A. lumbricoides in intestines (only 3% respondents answer correctly). After education, there are 19 (28.4%) with good scores, 26 (38.8%) with average scores, and 22 with poor scores (32.8%). There is a significant difference in elementary school teachers’ knowledge before and after education (p < 0,01; marginal homogeneity test). It is concluded that health education is an effective media to increase elementary school teachers’ knowledge of symptoms of ascariasis."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trahmono
"Prevalensi askariasis dan trikuriasis cukup tinggi di Indonesia terutama menyerang anak Sekolah Dasar SD Pengetahuan tentang pencegahan mengenai askariasis dan trikuriasis berperan penting dalam mencegah infeksi cacingan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan tentang pencegahan askariasis dan trikuriasis dengan karakteristik demografi murid SD X Bantargebang Bekasi. Penelitian ini dilakukan di SD X Bantargebang Bekasi pada tanggal 17 Desember 2011 dengan desain cross sectional. Data diperoleh dengan cara pengisian kuesioner dari 58 orang murid sebagai total sampling. Kuesioner tersebut berisi 5 pertanyaan mengenai pencegahan askariasis dan trikuriasis dan pengisian tentang karakteristik demografi murid.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat responden laki laki berjumlah 30 orang 51 7 dan perempuan berjumlah 28 orang 48 3. Tingkat pendidikan responden terdiri atas kelas 4 berjumlah 27 orang 46 6 kelas 5 berjumlah 10 orang 17 2 dan kelas 6 berjumlah 21 orang 36 2. Berdasarkan tingkat pengetahuan responden didapatkan kategori kurang berjumlah 55 orang 94 8 dan cukup berjumlah 3 orang 5 2. Pada uji Kolmogorov Smirnov didapatkan nilai p 0 05 pada setiap variabel yang berarti tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan tentang pencegahan askariasis dan trikuriasis dengan karakteristik murid SD X Bantargebang Bekasi.

Prevalence of ascariasis and trichuriasis quite high in Indonesia primarily affects student of Primary School. The knowledge about prevention ascariasis and trichuriasis as an important role in preventing worm infection. The main purpose of this research is to know the relation between levels of knowledge about preventing ascariasis and trichuriasis with demographic characteristics of students from Primary School X Bantargebang Bekasi. This research was carried out at Primary School X Bantargebang Bekasi on December 17th 2011 by answering a questionnaire. The data obtained by questionnaire from 58 students as a total sampling. The questionnaire contained 5 questions about the prevention of ascariasis and trichuriasis.
From the research there was 30 male respondents 51 7 and 28 woman 48 3 Education levels of respondents included 4th grade amounted to 27 people 46 6 5th grade amounted to 10 people 17 2 and 6th grade amounted to 21 people 36 2. Based on knowledge levels of respondents poor categories were found 55 people 94 8 and fair categories totaled 3 people 5 2. The Kolmogorov Smirnov test showed a score p 0 05 in each variable which means there is no relation between the levels of knowledge about preventing ascariasis and trichuriasis with characteristics of students from Primary School X Bantargebang Bekasi.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sendy Wulandhary
"Ascaris lumbricoides termasuk kelompok nematoda usus yang dapat menimbulkan malnutrisi pada individu yang memiliki sistem imun lemah. Penelitian bertujuan untuk mendeteksi dan mengetahui persentase infeksi submikroskopis dari A. lumbricoides, dengan sampel feses anak usia 5-18 tahun di Nangapanda, menggunakan metode real-time PCR. Sampel feses dikoleksi selama dua kali, yaitu pre dan post treatment albendazole 400 mg. Total sampel yaitu 242, tetapi yang digunakan dengan uji real-time PCR hanya 45 sampel negatif secara mikroskopis. Sampel diisolasi kemudian dilakukan running realtime PCR. Primer yang digunakan berasal dari daerah target ITS-1. Daerah ITS-1 dipilih karena memiliki laju mutasi yang tinggi dan mampu menbedakan Ascaris dengan cacing lain. Real-time PCR mampu mendeteksi kuantitas DNA A. lumbricoides dalam jumlah yang sedikit. Deteksi sampel menggunakan realtime PCR menghasilkan kurva amplifikasi pada fluorophore VIC. Dua sampel (4,4%) pada pre treatment termasuk dalam low load of DNA (Ct > 35) dan lima sampel (11,4%) pada post treatment termasuk moderate load of DNA (30 < Ct < 35). Hasil penelitian menunjukkan bahwa real-time PCR dapat mendeteksi infeksi submikroskopis.

Ascaris lumbricoides is an intestinal nematode that can cause malnutrition, in the individual with weak immune system. The aim of this research is to detect and know the percentage of submicroscopic infection of A. lumbricoides, from human faecal samples (5-18 years) in Nangapanda by using real-time polymerase chain reaction (PCR) method. The faecal samples were collected in two times period, before and after treatment using 400 mg of Albendazole. Total samples were 242 but only 45 negative samples from microscopic detection were tested with realtime PCR. The samples were isolated and amplified with real-time PCR, by using primer from target area of internally transcribed spacer (ITS-1). ITS-1 region was chosen due to its high rate mutation and ability to differentiate Ascaris with the other helminth parasites. Real-time PCR can detect low load of A. lumbricoides DNA. Detection of samples with real-time PCR generated amplification curve in VIC fluorophore. Two samples (4.4%) in pre treatment were low load of DNA (Ct > 35) and five samples (11.4%) in post treatment were moderate load of DNA (30 < Ct < 35). The result showed that real-time PCR can detect submicroscopic infection of A. lumbricoides."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S45872
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulana Rosyady
"Indonesia yang beriklim tropis merupakan tempat pertumbuhan yang baik bagi A. lumbricoides. Infeksi A. lumbricoides biasanya bersifat asimtomatik, namun dapat menimbulkan gejala seperti sakit perut, mual, diare, dan gangguan pernapasan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengetahuan manifestasi klinis askariasis dan hubungannya dengan karakteristik anak di Panti Asuhan Jakarta Timur.
Pada penelitian ini digunakan desain penelitian cross-sectional. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 10 Juni 2012 melalui pengisian kuesioner berisi lima pertanyaan mengenai manifestasi klinis askariasis. Kuesioner diberikan kepada 153 siswa; 64 laki-laki dan 89 perempuan. Sebanyak 90 orang berada di jenjang pendidikan SD, 58 orang SMP, dan 15 SMA. Siswa yang berpengetahuan baik sebanyak 14 orang, cukup 47 orang, dan kurang 92 orang. Berdasarkan uji chi-square tingkat pengetahuan manifestasi klinis askariasis tidak berbeda bermakna (p>0,05) dengan jenis kelamin, usia, dan pengalaman cacingan, namun berbeda bermakna (p<0,05) pada tingkat pendidikan.
Disimpulkan tingkat pengetahuan anak panti asuhan umumnya tergolong kurang dan tidak berhubungan dengan jenis kelamin, usia dan pengalaman cacingan namun berhubungan dengan tingkat pendidikan. Berdasarkan hal tersebut tingkat pengetahuan perlu ditingkatkan dengan memberikan penyuluhan kepada semua anak dengan memperhatikan tingkat pendidikan tetapi tidak memperhatikan jenis kelamin, usia dan riwayat cacingan.

Indonesia as tropical country is a good place for the growth of A. lumbricoides. Infection of A. lumbricoides usually asymptomatic, but it can manifest symptomps such as abdominal pain, nausea, diarrhea an respiratory disorder. This study was conducted to determine the knowledge of ascariasis clinical manifestations and its relation to the characteristics of children in the orphanage in East Jakarta.
This study design used cross-sectional. Data collection was done on June 10, 2012 through a questionnaire containing five questions abaout the ascariasis clinical manifestations. The questionnaire was given to 153 students, 64 men an 89 women. A total of 90 people were ini elementary school education, 58 junior high an 15 senior high school. Students who are well knowledgeable as many as 14 people, middle 47 people, and less 92 people. Based on chi-square test of the level of knowledge of askariasis clinical manifestations was not significant (p>0,05) by sex, age and history of helminth infection, but significantly different (p<0,05) in the level of education.
It concluded the knowledge of orphanage is generally classified as less an not associated with gender, agen and history of helminth infection but related to the educational level. Based on this study, levels of knowledge need to be increased by giving counseling to all children with pay attention to the education level but did not pay attention to gender, age and history of helminth infection.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lusi Tania Rahmartani
"Daerah Bantargebang merupakan daerah tempat pembuangan sampah terpadu TPST kumuh serta memiliki kepadatan penduduk yang cukup tinggi sehingga berisiko tinggi terjadinya askariasis Askariasis sering dialami oleh anak usia SD yaitu usia 7 12 tahun Untuk mencegah askariasis perlu dilakukan penyuluhan kepada murid SD Penelitian bertujuan mengetahui hubungan tingkat pengetahuan mengenai A lumbricoides dengan karakteristik demografi murid SD Agar tercapai tujuan penyuluhan optimal dibutuhkan penyesuaian dengan karakteristik demografinya Penelitian menggunakan desain cross sectional pada 58 murid SD X Bantargebang dengan metode total populasi Pengambilan data dilakukan pada tanggal 17 Desember 2011 dengan cara mengisi kuesioner yang berisi 5 pertanyaan tentang A lumbricoides Data dianalisis dengan uji Kolmogorov Smirnov dengan hasil perbandingan tingkat pengetahuan A lumbricoides dengan usia p 0 965 tingkat pendidikan p 0 610 sumber informasi p 1 000 dan info terdahulu p 1 000 Dari total 58 murid didapatkan murid yang memiliki pengetahuan kurang berjumlah 46 orang 79 3 cukup 10 orang 17 2 dan baik 2 orang 3 4 Dari analisis statistik didapatkan tidak ada perbedaan bermakna p 0 05 antara tingkat pengetahuan mengenai A lumbricoides dengan usia tingkat pendidikan info terdahulu dan sumber informasi Disimpulkan bahwa pengetahuan murid SD X mengenai A lumbricoides tergolong buruk dan tidak memiliki hubungan bermakna dengan karakterstik demografinya.

Ascariasis often experienced by children of primary school age group aged 7 12 years Bantargebang is an area that has a landfield area slump and has a high population so that Bantargebang have a high risk of ascariasis This can be prevented either by providing counseling as a health promotion In order to achieve the optimal goal counseling needs to be adjusted according to the characteristic This study aims to determine the relationship of student rsquo s knowledge about A lumbricoides with their demographic characteristics Studies using cross sectional design applied on 58 students X elemetary school Bantargebang with total population method Data collection was done on December 17th 2011 by filling questionnaires which contains 5 question about A lumbricoides Data processing was performed using SPSS version 20 0 analyzed by Kolmogorov Smirnov test with the result shows relationship between student rsquo s knowledge about A lumbricoides with their age p 0 965 level of education p 0 610 source of knowledge p 1 000 and prior knowledge p 1 000 The result shows students who have poor knowledge was 46 students 79 3 fair 10 students 17 2 and good 2 students 3 4 Based on Kolmogorov Smirnov test there is no significant difference p 0 05 between the level of knowledge about A lumbricoides with age level of education prior knowledge and source of knowledge It was concluded that students have poor knowlege about A lumbricoides and has no significant relationship with their demographic charateristics"
Depok: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafira Anindya
"Agar bisa berperilaku baik seseorang harus mempunyai pengetahuan yang baik. Untuk mempunyai pengetahuan yang baik, perlu diberikan penyuluhan. Oleh karena itu, diperlukan survey untuk mengetahui efektivitas penyuluhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan santri mengenai pencegahan trikuriasis. Pencegahan trikuriasis penting karena trikuriasis menyebabkan anemia dan diare. Penelitian ini menggunakan metode pre-post study. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 22 Januari 2011 dengan memberikan kuesioner pada 154 responden yang terdiri dari 81 orang santri Madrasah Tsanawiyah dan 73 orang santri Madrasah Aliyah yang dipilih dengan total sampling. Responden memiliki usia yang beragam dari 12 hingga 20 tahun dengan persebaran laki-laki sebanyak 91 orang (59,1%) dan perempuan 63 orang (40,1%). Sebelum penyuluhan jumlah santri yang memiliki tingkat pengetahuan baik mengenai pencegahan trikuriasis sebanyak 8 orang (5,2%), yang memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 28 (18,2%), dan 118 orang memiliki tingkat pengetahuan kurang (76,6%). Sesudah penyuluhan jumlah santri yang memiliki tingkat pengetahuan baik mengenai pencegahan trikuriasis sebanyak 28 orang (18,2%), yang memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 45 (29,2%), dan 81 orang memiliki tingkat pengetahuan kurang (52,6%). Dengan uji marginal homogenity didapatkan p<0,01 yang berarti terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan.

People must have a good knowledge to have a good behavior. In order to have a good behavior, health promotion should be given. That’s why a survey is needed to know the effectiveness of health promotion. The purpose of this research is to know about the effectiveness of health promotion in improving the student’s knowledge about prevention of trichuriasis. Prevention of trichuriasis is important because trichuriasis cause anemia and diarrhea. The design used in this research is pre-post study. The data collecting was held on 22nd of January 2011 by giving a questioner to 154 students (81 students of junior high school and 73 students of senior high school) in Islamic boarding school. There are 91 female students (59,1%) and 63 male students (40,1%) with various ages (12-20 years old). Before health promotion, 8 students (5,2%) has poor level, 28 students (18,2%) has fair level, and 118 students (76,6%) has good level of knowledge. After health promotion was applied, 28 students (18,2%) has poor level, 45 students (29,2%) has fair level, and 81 students (52,6%) has good level of knowledge. Based on the marginal homogenity test, there’s a significant improvement of knowedge before and after the health promotion (P<0,01)."
Jakarta: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Nugroho
"Trikuriasis merupakan salah satu penyakit parasitik yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di daerah padat penduduk dengan sanitasi yang kurang baik. Keberhasilan pencegahan trikuriasis berkaitan dengan tingkat pengetahuan masyarakat mengenai gejala dan pengobatannya. Oleh karena itu, masyarakat perlu diberikan penyuluhan mengenai trikuriasis lalu dievaluasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan santri Pesantren X, Jakarta Timur mengenai gejala dan pengobatan trikuriasis.
Penelitian ini menggunakan desain pre-test and post-test dan melibatkan 154 santri. Pengambilan data dilakukan tanggal 22 Januari 2011 dengan memberikan kuesioner mengenai gejala dan pengobatan trikuriasis kepada semua santri (total sampling) sebelum dan sesudah penyuluhan.
Hasilnya menunjukkan, sebelum penyuluhan santri yang memiliki tingkat pengetahuan baik mengenai gejala dan pengobatan trikuriasis adalah 1 orang (0,6%), sedang 18 orang (11,7%) dan kurang 135 orang (87,7%). Setelah penyuluhan santri dengan pengetahuan baik bertambah menjadi 4 orang (2,6%), sedang 39 orang (25,3%), dan kurang 111 orang (72,1%). Pada uji marginal homogeneity didapatkan p=0,002 yang berarti terdapat perbedaan bermakna pada tingkat pengetahuan santri sebelum dan setelah penyuluhan. Disimpulkan bahwa, penyuluhan efektif untuk meningkatkan pengetahuan santri mengenai gejala dan pengobatan trikuriasis.

Trichuriasis is one of the parasitic diseases which became a problem for public health in the populous area with poor sanitation. The success of trichuriasis prevention is associated with the knowledge level of people about the symptoms and its treatment. Therefore, people need to be given health promotion about trichuriasis and will be evaluated afterwards. The objective of this research is to understand the knowledge level of X Islamic boarding school students in East Jakarta about symptoms and treatment of trichuriasis.
The research is using pre-test and post-test design and involving 154 students. This study was carried out on January 22nd, 2011 by giving questionnaire about symptoms and treatment of trichuriasis to all students (total sampling) before and after health promotion. The results before health promotion given, showed that the number of students with good, fair and poor knowledge level of symptoms and treatment of trichuriasis was 1 (0,6%), 18 (11,7%) and 135 (87,7%), respectively.
After health promotion given, the results showed that the number of students with good knowledge level is increasing up to 4 people (2,6%); 39 people (25,3%), and 111 people with fair and poor level. (72,1%). Based on marginal homogeneity test, p value was obtained 0,002, which means there is a significant difference between the knowledge level of the students before and after health promotion. In brief, it can be concluded that health promotion is effective to improve the knowledge level of the students about symptoms and treatment of trichuriasis.
"
Depok: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>