Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131670 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shafira Anindya
"Agar bisa berperilaku baik seseorang harus mempunyai pengetahuan yang baik. Untuk mempunyai pengetahuan yang baik, perlu diberikan penyuluhan. Oleh karena itu, diperlukan survey untuk mengetahui efektivitas penyuluhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan santri mengenai pencegahan trikuriasis. Pencegahan trikuriasis penting karena trikuriasis menyebabkan anemia dan diare. Penelitian ini menggunakan metode pre-post study. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 22 Januari 2011 dengan memberikan kuesioner pada 154 responden yang terdiri dari 81 orang santri Madrasah Tsanawiyah dan 73 orang santri Madrasah Aliyah yang dipilih dengan total sampling. Responden memiliki usia yang beragam dari 12 hingga 20 tahun dengan persebaran laki-laki sebanyak 91 orang (59,1%) dan perempuan 63 orang (40,1%). Sebelum penyuluhan jumlah santri yang memiliki tingkat pengetahuan baik mengenai pencegahan trikuriasis sebanyak 8 orang (5,2%), yang memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 28 (18,2%), dan 118 orang memiliki tingkat pengetahuan kurang (76,6%). Sesudah penyuluhan jumlah santri yang memiliki tingkat pengetahuan baik mengenai pencegahan trikuriasis sebanyak 28 orang (18,2%), yang memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 45 (29,2%), dan 81 orang memiliki tingkat pengetahuan kurang (52,6%). Dengan uji marginal homogenity didapatkan p<0,01 yang berarti terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan.

People must have a good knowledge to have a good behavior. In order to have a good behavior, health promotion should be given. That’s why a survey is needed to know the effectiveness of health promotion. The purpose of this research is to know about the effectiveness of health promotion in improving the student’s knowledge about prevention of trichuriasis. Prevention of trichuriasis is important because trichuriasis cause anemia and diarrhea. The design used in this research is pre-post study. The data collecting was held on 22nd of January 2011 by giving a questioner to 154 students (81 students of junior high school and 73 students of senior high school) in Islamic boarding school. There are 91 female students (59,1%) and 63 male students (40,1%) with various ages (12-20 years old). Before health promotion, 8 students (5,2%) has poor level, 28 students (18,2%) has fair level, and 118 students (76,6%) has good level of knowledge. After health promotion was applied, 28 students (18,2%) has poor level, 45 students (29,2%) has fair level, and 81 students (52,6%) has good level of knowledge. Based on the marginal homogenity test, there’s a significant improvement of knowedge before and after the health promotion (P<0,01)."
Jakarta: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Nugroho
"Trikuriasis merupakan salah satu penyakit parasitik yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di daerah padat penduduk dengan sanitasi yang kurang baik. Keberhasilan pencegahan trikuriasis berkaitan dengan tingkat pengetahuan masyarakat mengenai gejala dan pengobatannya. Oleh karena itu, masyarakat perlu diberikan penyuluhan mengenai trikuriasis lalu dievaluasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pengetahuan santri Pesantren X, Jakarta Timur mengenai gejala dan pengobatan trikuriasis.
Penelitian ini menggunakan desain pre-test and post-test dan melibatkan 154 santri. Pengambilan data dilakukan tanggal 22 Januari 2011 dengan memberikan kuesioner mengenai gejala dan pengobatan trikuriasis kepada semua santri (total sampling) sebelum dan sesudah penyuluhan.
Hasilnya menunjukkan, sebelum penyuluhan santri yang memiliki tingkat pengetahuan baik mengenai gejala dan pengobatan trikuriasis adalah 1 orang (0,6%), sedang 18 orang (11,7%) dan kurang 135 orang (87,7%). Setelah penyuluhan santri dengan pengetahuan baik bertambah menjadi 4 orang (2,6%), sedang 39 orang (25,3%), dan kurang 111 orang (72,1%). Pada uji marginal homogeneity didapatkan p=0,002 yang berarti terdapat perbedaan bermakna pada tingkat pengetahuan santri sebelum dan setelah penyuluhan. Disimpulkan bahwa, penyuluhan efektif untuk meningkatkan pengetahuan santri mengenai gejala dan pengobatan trikuriasis.

Trichuriasis is one of the parasitic diseases which became a problem for public health in the populous area with poor sanitation. The success of trichuriasis prevention is associated with the knowledge level of people about the symptoms and its treatment. Therefore, people need to be given health promotion about trichuriasis and will be evaluated afterwards. The objective of this research is to understand the knowledge level of X Islamic boarding school students in East Jakarta about symptoms and treatment of trichuriasis.
The research is using pre-test and post-test design and involving 154 students. This study was carried out on January 22nd, 2011 by giving questionnaire about symptoms and treatment of trichuriasis to all students (total sampling) before and after health promotion. The results before health promotion given, showed that the number of students with good, fair and poor knowledge level of symptoms and treatment of trichuriasis was 1 (0,6%), 18 (11,7%) and 135 (87,7%), respectively.
After health promotion given, the results showed that the number of students with good knowledge level is increasing up to 4 people (2,6%); 39 people (25,3%), and 111 people with fair and poor level. (72,1%). Based on marginal homogeneity test, p value was obtained 0,002, which means there is a significant difference between the knowledge level of the students before and after health promotion. In brief, it can be concluded that health promotion is effective to improve the knowledge level of the students about symptoms and treatment of trichuriasis.
"
Depok: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Permatasari
"Pengetahuan mengenai pedikulosis kapitis yaitu penyebab dan gejala yang ditimbulkannya penting untuk diketahui masyarakat supaya kasus pedikulosis bisa dideteksi dan ditangani secara dini Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas penyuluhan dalam meningkatkan pengetahuan responden mengenai pedikulosis kapitis Bentuk penelitian ini adalah studi pre post Data penelitian diambil pada 22 Januari 2011 di Pesantren X Jakarta Timur Seluruh santri diikutsertakan dalam penelitian ini dengan mengisi kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai penyebab dan gejala pedikulosis Survei dilakukan sebelum dan sesudah penyuluhan Data diolah menggunakan program SPSS versi 11 5 dan diuji dengan marginal homogeneity Responden terdiri atas 151 orang berusia 11 18 tahun Responden laki laki 88 orang 58 3 dan perempuan 63 orang 41 7 Sebelum penyuluhan 13 orang 8 6 responden memiliki tingkat pengetahuan sedang dan 138 orang lainnya 91 4 memiliki tingkat pengetahuan kurang Setelah penyuluhan responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik menjadi 3 orang 2 0 sedang 47 orang 31 1 dan tingkat pengetahuan kurang menjadi 101 orang 66 9 Melalui uji marginal homogeneity didapatkan nilai p.

Knowledge about pediculosis capitis especially about the causative agent and the symptoms generated are important for public in order to detect and manage pediculosis early if it happened This research is purposed to observe the effectivity of health promotion in increasing respondents rsquo knowledge about pediculosis capitis This research is a pre post study The data was taken on January 22 2011 at lsquo X rsquo Islamic High School East Jakarta All of the students were included in this study by filling the questionnaire about pediculosis capitis causative agent and symptoms The survey was taken before and after the health promotion The data was processed using SPSS program version 11 5 and checked using marginal homogeneity test There were 151 respondents aged between 11 18 years old The respondents consisted of 88 boys 58 3 and 63 girls 41 7 Before the health promotion 13 respondents 8 6 had fair knowledge and the remaining 138 91 4 had poor knowledge After the health promotion the amount of respondents who had good knowledge increase to 3 respondents 2 0 fair knowledge 47 respondents 31 3 and poor knowledge decreases to 101 respondents 66 9 Using marginal homogeneity test the value of p."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhitama Alam Soeroto
"Pengetahuan memegang peran yang penting dalam proses pembentukan sikap, perilaku, dan kebiasaan seseorang dalam sehari-hari, termasuk pula pengetahuan mengenai askariasis yang merupakan masalah kesehatan masyarakat, baik pengetahuan mengenai upaya pencegahannya maupun gejalanya. Oleh karena itu masyarakat perlu diberikan penyuluhan mengenai askariasis lalu dilihat perkembangannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penyuluhan dalam meningkatkan tingkat pengetahuan mengenai gejala dan pencegahan askariasis. Dalam penelitian ini, subjek penelitian adalah santri pesantren X, Jakarta Timur. Penelitian ini menggunakan desain pre-post study. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 22 Januari 2011 dengan memberikan kuesioner berisi pertanyaan mengenai gejala dan pencegahan askariasis kepada 154 santri pesantren X (total sampling). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebelum penyuluhan, terdapat santri yang memiliki hasil tingkat pengetahuan baik mengenai gejala dan pencegahan adalah sejumlah 0 orang (0%), lalu cukup 6 orang (3,9%), dan kurang 148 orang (96,1%). Setelah dilakukannya penyuluhan, santri yang memiliki tingkat pengetahuan baik meningkat menjadi 2 orang (1,3%), lalu cukup meningkat menjadi 10 orang (6,5%), dan kurang menurun menjadi 142 orang (92,2%). Pada uji marginal homogeneity, tidak terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan mengenai gejala dan pencegahan askariasis sebelum dan setelah penyuluhan (p=0,088). Disimpulkan penyuluhan tidak efektif dalam meningkatkan tingkat pengetahuan santri mengenai gejala dan pencegahan askariasis.

Knowledge held an important role on the formation of attitude, behavior, and habit, that includes the knowledge about ascariasis, whether it it’s prevention or symptoms. It’s strongly recommended that education about it should be given followed by evaluation. The objective of this study is to identify the effectiveness level of health promotion whether it increase the knowledge level of Islamic Boarding School X students about symptoms and prevention of ascariasis or not. The subjects in this study are students of Islamic Boarding School X. This pre-post study was carried out on January 22nd, 2011 and involving 154 students of Islamic Boarding School X (total sampling). The data was taken by giving questionnaire about symptoms and prevention of ascariasis. The results showed that the number of students with good, fair and bad knowledge level of ascariasis symptoms and prevention before being given health promotion was 0 (0%), 6 (3,9%) and 148 (96,1%), respectively. After the health promotion was given, the results change and the number of students with good, fair, and bad knowledge level changed into 2 (1,3%), 10 (6,5%), and 142 (92,2%) respectively. Marginal homogeneity test showed that there are no significant difference (no relation) between before and after the health promotion was given (p=0,088), which means that health promotion is not effective to increase the knowledge level of the student of Islamic Boarding School X about symptoms and prevention of ascariasis."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irene Ramadhani Putri
"Pengetahuan yang baik dapat menghasilkan perilaku yang baik pula. Pengetahuan yang baik dapat diberikan melalui metode penyuluhan. Metode penyuluhan perlu dievaluasi dalam bentuk survei untuk menilai efektivitasnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan santri mengenai penularan pedikulosis. Penelitian ini menggunakan metode pre-post study. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 22 Januari 2011 dengan cara pemberian kuesioner. Kuesioner diberikan pada santri Tsanawiyah (50,3%) dan Aliyah (49,7%) yang terdiri atas 88 (58,3%) orang santri laki-laki dan 63 (41,7%) santri perempuan. Santri-santri tersebut berada dalam rentang umur 13-18 tahun. Sebelum penyuluhan, jumlah santri yang memiliki pengetahuan baik mengenai penularan pedikulosis sebanyak 9 orang (6,0%), santri dengan pengetahuan cukup sebanyak 37 orang (24,5%), dan santri dengan pengetahuan kurang sebanyak 105 orang (69,5%). Setelah penyuluhan, santri yang memiliki pengetahuan yang baik mengenai penularan pedikulosis sebanyak 39 orang (25,8%), yang memiliki pengetahuan yang sedang sebanyak 51 orang (33,8%), dan sebanyak 61 orang (40,4%) memiliki pengetahuan yang kurang. Uji yang digunakan adalah uji marginal homogenity pada program SPSS versi 11.5 dengan nilai (p<0,01) yang berarti terdapat perbedaan bermakna tingkat pengetahuan santri sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan.

Good knowledge delivers a good behavior. Good knowledge can be given by the method of seminar. Seminar needs to be avaluated by doing survey.The aim of this study is to know the effectiveness of health promotion in improving Islamic Boarding School Students’ knowledge on the spreading of pediculosis. This study used pre-post study method. This study was held on January 22th, 2011 and data was collected by giving questionnaire. The questionnaire was given to students of Tsanawiyah (50,3%) and Aliyah (49,7%) which consisted of 88 (58.3%) male students and 63 (41.7%) female students. All the students was in the range of 13-18 years old. Before health promotion seminar, students that have good knowledge level about the spreading of pediculosis were only 9 students (6,0%), number of students with fair knowledge level were 37 students (24,5%), and number of student with poor knowledge level were 105 students (69,5%). After health promotion, students that have good knowledge level were 39 students (25,8%), 51 students (33,8%) have fair knowledge level, and 61 (40,4%) students have poor knowledge level of the spreading of pediculosis. Statistic test which is used on this study is marginal homogenity test on SPSS version 11.5 with p<0,01, means that there is significant knowledge improvement before and after health promotion seminar was given."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surya Wartati
"ABSTRACT
Pedikulosis kapitis merupakan infestasi kutu kepala yang banyak terdapat pada orang yang tinggal di daerah padat penghuni. Untuk merencanakan pemberantasan pedikulosis, diperlukan pengetahuan pencegahan pedikulosis. Penelitian bertujuan untuk mengetahui dampak penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan santri mengenai pencegahan pedikulosis. Survey dilakukan di sebuah pesantren di Jakarta Timur. Desain penelitian pre-post study dengan metode total sampling dan intervensi penyuluhan kesehatan. Data diambil pada Mei 2012 menggunakan kuesioner berisi lima pertanyaan mengenai pengobatan dan pencegahan pedikulosis kapitis. Data diproses dengan SPSS versi 20 dan dianalisis dengan uji marginal homogeneity. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 205 santri, sebanyak 181 ikut dalam penelitian; laki-laki 109 (60,2%) dan 72 (39,8%) perempuan dengan usia 11-19 tahun. Jumlah responden yang memiliki pengetahuan baik 14 orang (7,7%), sedang 46 orang (25,4%), dan kurang 121 orang (66,9%). Setelah penyuluhan, jumlah responden yang memiliki pengetahuan baik meningkat menjadi 39 orang (21,5%) dan sedang 89 orang (49,2%); pengetahuan kurang menurun menjadi 53 orang (29,3%). Uji marginal homogeneity menunjukkan perbedaan bermakna (p<0,01) pada tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan. Disimpulkan, penyuluhan berhasil meningkatkan pengetahuan santri mengenai pencegahan pedikulosis kapitis.

ABSTRACT
Pediculosis capitis is frequently found in people who live in a crowded area. It is necessary to have knowledge about prevention of pediculosis in order to eradicate pediculosis. The purpose of this research was to know about the impact of health promotion in improving the student?s knowledge about prevention of pediculosis. The survey was conducted at a Islamic boarding school in East Jakarta . The research design was pre-post study with a total sampling methods and health promotion interventions. Data was collected on May 2012 by giving a questioner consist of five questions about treatment and prevention of pediculosis. Data was processed by SPSS version 20 and analyzed with the marginal homogeneity test. The results showed that 181 of 205 students participated; 109 male students (60.2%) and 72 female students (39.8%), age 11-19 years old. The number of good knowledge students were 14 (7.7%), fair knowledge 46 (25.4%) and poor knowledge 121 (66.9%). After health promotion, the number of good knowledge students were 39 (21.5%), fair knowledge 89 (49.2%), poor knowledge 53 (29.3%). Marginal homogeneity test showed significant difference of knowledge before and after the health promotion (p<0.001). In conclusion, health promotion was effective in increasing knowledge about prevention of pediculosis capitis students."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Radhitya
"Pengetahuan mengenai A. lumbricoides berperan penting dalam menanggulangi askariasis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penyuluhan dalam peningkatan pengetahuan responden mengenai A. lumbricoides. Penelitian ini dilaksanakan di Pesantren X, Jakarta Timur dan pengambilan data dilakukan pada tanggal 22 Januari 2011 dengan cara pengisian kuesioner. Sampel penelitian merupakan santri Pesantren X, Jakarta Timur yang diambil dengan metode total sampling. Kuesioner yang dibagikan sebelum dan sesudah intervensi penyuluhan berisi pertanyaan tentang morfologi dan siklus hidup A. lumbricoides.
Dari hasil penelitian ini terlihat responden laki-laki berjumlah 91 orang (59,1%) dan responden perempuan berjumlah 63 orang (40,1%), responden dengan tingkat pendidikan Madrasah Tsanawiyah berjumlah 81 orang (52,6%) dan Madrasah Aliyah berjumlah 73 orang (47,4%). Pada pengambilan data yang diperoleh sebelum penyuluhan, terlihat responden dengan tingkat pengetahuan yang tergolong baik berjumlah 6 orang (3,9%), cukup 34 orang (22,1%), dan kurang 114 orang (74,0%). Sesudah penyuluhan diperoleh data responden dengan pengetahuan yang tergolong baik berjumlah 16 orang (10,4%), cukup 62 orang (40,2%), dan kurang 76 orang (49,3%). Pada uji marginal homogeneity, didapatkan nilai p<0,01 yang berarti terdapat perbedaan yang bermakna antara hasil uji sebelum dan setelah penyuluhan. Dapat disimpulkan bahwa pe...

The acknowledgement of A. lumbricoides is the key of preventing ascariasis. The main purpose of this research is to know the effectiveness of health promotion towards the improvement of students? knowledge about A. lumbricoides. This research taken place in X Islamic Boarding School, East Jakarta. The data was collected on January 22nd 2011 by handing out questionnaires to the respondents. Due to the purpose of this research, total sampling method was applied to pick out the samples. The questionnaires given before and after the promotion were about the morphology and life cycle of A. lumbricoides.
The results of this research shows there are; 91 (59,1%) male students, 63 (40,1%) female students, 81 (52,6%) Madrasah Tsanawiyah?s students, and 73 (47,4%) Madrasah Aliyah?s students. Before the promotion given, there were 6 (3,9%) good knowledge-categorised students, 34 (22,1%) fair students, and 114 (74,0%) poor students; and after the promotion given there were 16 (10,4%) good knowledge-categorised students, 62 (40,2%) fair students, and 76 (49,3%) poor students. Using marginal homogeneity test, there was found a significant difference (p<0,01) between the students? knowledge before and after the promotion given. To summarize, the health promotion is effective to improve students? knowledge about A. lumbricoides."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Lingkungan padat penghuni seperti pesantren merupakan faktor risiko pedikulosis kapitis sehingga santri perlu diberikan pengetahuan mengenai siklus hidup Pediculus humanus capitis agar dapat melakukan pencegahan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan santri mengenai siklus hidup P.h.capitis. Desain penelitian adalah pre-post study dengan intervensi penyuluhan kesehatan. Pengambilan data dilakukan di sebuah pesantren, Jakarta Timur pada bulan Mei 2012 dengan meminta semua santri (total sampling) mengisi kuesioner yang berisi enam pertanyaan mengenai siklus hidup P.h.capitis sebelum dan sesudah penyuluhan. Setiap soal mempunyai skor maksimal lima dan minimal nol. Data skor sebelum dan sesudah penyuluhan diolah dengan uji marginal homogeneity pada program SPSS versi 20. Hasil penelitian menunjukkan santri berusia 11-19 tahun, 109 orang (60,2%) laki-laki dan 72 orang (39,8%) perempuan. Sebelum penyuluhan, 154 santri (85,1%) memiliki tingkat pengetahuan kurang, 20 santri (11%) berpengetahuan sedang, dan 7 santri (3,9%) berpengetahuan baik. Setelah penyuluhan, 19 santri (10,5%) memiliki pengetahuan kurang, 45 santri (24,9%) berpengetahuan sedang, dan 117 santri (64,6%) berpengetahuan baik. Uji marginal homogeneity (p<0,01) menunjukan perbedaan bermakna pada tingkat pengetahuan santri sebelum dan sesudah penyuluhan. Disimpulkan bahwa penyuluhan berpengaruh dalam meningkatkan tingkat pengetahuan santri mengenai siklus hidup P.h.capitis., Crowded environment such as islamic boarding school is a risk factor of pediculosis capitis, thus the students should be given the knowledge about life cycle of Pediculus humanus capitis in orther to prevent the disease. The aim of this research was to know the influence of health promotion in improving students knowledge about the life cycle of P.h.capitis. This pre-post study with health promotion intervention was held on May 2012 at Islamic Boarding School, East Jakarta by giving the students a questionnaire with six questions about the life cycle of P.h.capitis before and after health promotion. Score before and after the health promotion was analyzed using marginal homogeneity test on SPSS version 20. The result showed that the students were 11-19 years old, 109 male students (60,2%), and 72 female students (39,8%). Before health promotion, 154 students (85,1%) had poor knowledge level, 20 students (11%) had fair knowledge and 7 students (3,9%) had good level. After health promotion, 19 students (10,5%) had poor level, 45 students (24,9%) had fair knowledge level, and 117 students (64,6%) had good level. Marginal homogeneity test (p<0,01) showed that there were significant difference of students knowledge level before and after health promotion. In conclusion, the health prom]"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andre Eltapama Landika
"Skabies adalah penyakit kulit yang sering terjadi di pesantren. Untuk mencegah skabies, santri perlu diberikan pengetahuan mengenai penularan dan pencegahannya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan santri mengenai penularan dan pencegahan skabies. Desain penelitian adalah pre-post study. Data diambil tanggal 10 Juni 2012 menggunakan kuesioner berisi 10 pertanyaan tentang penularan dan pencegahan skabies. Data diolah menggunakan SPSS versi 20 dan dianalisis dengan uji chi-square dan marginal homogeneity. Hasilnya menunjukkan jumlah responden 181 orang; terbanyak pada usia ≤ 15 tahun (64,6%), laki-laki (60,8%) dan pendidikan tsanawiyah (60,8%), informasi skabies dari 3 sumber informasi (43,1%) dengan sumber informasi paling berkesan adalah dokter (76,8%). Sebelum penyuluhan tentang penularan 30,9% responden memiliki tingkat pengetahuan baik, 47,5% sedang, dan 21,6% berpengetahuan kurang. Setelah penyuluhan 56,3% berpengetahuan baik, 39,8% sedang, dan 3,9% berpengetahuan kurang. Sebelum penyuluhan tentang pencegahan 32,6% responden berpengetahuan baik, 48,6% dan 18,8% berpengetahuan kurang. Setelah penyuluhan 60,8% memiliki pengetahuan baik, 32,6% sedang, dan 6,6% berpengetahuan kurang. Sebelum penyuluhan, tingkat pengetahuan berhubungan dengan umur, tingkat pendidikan, dan jumlah sumber informasi (p<0,05). Uji marginal homogeneity terdapat perbedaan bermakna pada tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan (p<0,05). Disimpulkan penyuluhan efektif meningkatkan pengetahuan responden mengenai penularan dan pencegahan skabies.

Scabies is skin disease that often occurs in Pesantren. To prevent scabies, students should be given the health promotion about the transmission and prevention of scabies. This study was needed to determine the effectiveness of health promotion in improving students? knowledge about the transmission and prevention of scabies. This study?s design was a pre-post study. Data was taken on June 10th, 2012 using a questionnaire containing 10 questions about scabies. The data processed using SPSS version 20 and analyzed using chi-square and marginal-homogeneity test. The results from 181 people show; highest at age ≤15 years (64.6%), male (60.8%) from tsanawiyah (60.8%), and from 3 sources of information (43.1%) with doctor as the most memorable source (76.8%). Before health promotion about transmission, 30.9% had good knowledge, 47.5% moderate, and 21.6% was poor. After health promotion 56.3% had good knowledge, 39.8% and 3.9% was poor. Before health promotion about prevention, 32.6% of respondents had good knowledge, 48.6% and 18.8% was poor. After health promotion 60.8% had good knowledge, 32.6% and 6.6% was poor. Before health promotion was held, knowledge level is related to age, education level, and number of sources (p<0.05). Marginal-homogeneity test found significant differences in knowledge level before and after health promotion (p<0.05)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aga Krisnanda
"Skabies adalah penyakit kulit akibat parasit yang banyak terdapat di pesantren dan sangat menurunkan produktivitas santri. Oleh karena itu, pengetahuan santri terhadap skabies harus ditingkatkan agar waspada terhadap skabies. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi efek penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan santri pesantren X, Jakarta Timur mengenai pencegahan skabies. Penelitian ini menggunakan desain pre-post study. Data diambil pada tanggal 22 Januari 2011 dengan membagikan kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai pencegahan skabies kepada 140 santri pesantren X, Jakarta timur. Hasilnya menunjukkan, responden terbanyak berusia ≤ 15 tahun (56,4%), laki-laki (57,9%), madrasah tsanawiyah (51,4%), informasi skabies dari tiga sumber informasi (36,4%), paling berkesan dari dokter (62,8%). Didapatkan, 82,1% santri memiliki tingkat pengetahuan kurang dan 9,3% santri memiliki tingkat pengetahuan baik sebelum penyuluhan dan tingkat pengetahuan tersebut tidak berbeda bermakna dengan karakteristik responden (chi square/Kolmogorov-Smirnov, p>0,05). Sesudah penyuluhan, jumlah santri yang tingkat pengetahuannya kurang 33,6% sedangkan yang berpengetahuan baik 45,7%. Tingkat pengetahuan tersebut tidak berhubungan dengan karakteristik responden (chi square, p>0,05) tetapi berhubungan dengan sumber informasi paling berkesan (chi square, p<0,05). Uji marginal homogeneity menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna pada tingkat pengetahuan santri mengenai pencegahan skabies antara sebelum dan sesudah penyuluhan (p<0,001). Disimpulkan tingkat pengetahuan santri mengenai pencegahan skabies tidak berhubungan dengan karakteristik responden tetapi dipengaruhi penyuluhan.

Scabies is skin disease prevalent among pesantren students, thus lowering productivity of infested students. Therefore, students’ knowledge against scabies should be improved to increase their awareness of the disease. This study was conducted to know the influence of scabies health promotion on scabies prevention knowledge level of pesantren X, East Jakarta students. Data of this pre-post study was taken on January 22, 2011 through questionnaire about scabies prevention from 140 pesantren X students. Results showed most students were ≤15 years old (56,4%), male (57,9%), tsanawiyah (51,4%), having three information sources on scabies (36,4%), choosing doctor as the best information source (62,8%). Before health promotion, there were 82.1% students who had poor knowledge, 9.3% good and the knowledge level wasn’t significantly related to their characteristic (chi square/Kolmogorov-Smirnov, p>0,05). After health promotion, students who had poor knowledge 33.6% while the good ones 45.7%. The knowledge wasn’t significantly related to their characteristic (chi square, p>0,05) but their best information source was (chi square, p<0,05). Marginal homogeneity test showed significant difference of students’ knowledge level on scabies prevention before and after health promotion (p<0.001). In conclusion, scabies prevention knowledge level of the students wasn’t related to their characteristic but was influenced by health promotion."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>