Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7894 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Reza Hidayat
"ABSTRAK
Salah satu wujud nyata dukungan pemerintah terhadap desentralisasi fiskal adalah melalui penguatan pajak daerah. Upaya penguatan pajak daerah yang dilakukan pemerintah dengan memberikan wewenang yang lebih dalam memungut pajak seperti yang di atur dalam UU No 28 Tahun 2009. Skripsi ini bertujuan untuk melihat perkembangan upaya pemungutan pajak (tax effort) daerah di era desentralisasi fiskal dengan membandingkan pendapatan pajak aktual terhadap pajak potensial daerah serta menganalisa bagaimana faktor determinan tax effort mempengaruhi upaya pemungutan pajak tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum upaya pemungutan pajak daerah kabupaten/kota di Sumatera Barat adalah sebesar 1,081, yang berarti dari basis pajak yang ada, pemerintah dapat meningkatkan pendapatan daerah secara signifikan. Sementara itu dari hasil estimasi determinan tax effort menunjukkan bahwa share sektor pertanian terhadap total PDRB dan Dana Perimbangan berpengaruh positif terhadap upaya pemungutan pajak daerah. penerapan UU No 28 Tahun 2009 secara signifikan berkorelasi negatif terhadap tax effort. Di sisi lain PDRB perkapita tidak signifikan berkorelasi terhadap tax effort.
ABSTRACT
In attempt to support fiscal decentralization policy, central government increase fiscal authority to boost local taxing power. In order to boost local taxing power, central government gives more authority in collecting tax to local government which regulated in UU No 28 Tahun. The research aims to analyze the index of local tax effort in fiscal decentralization era by comparing the actual tax collection with taxable capacity, and how the determinant of tax effort affect tax effort it self. The result shows the average of tax effort index in second local government in West Sumatera province is 1,081, Which means by the given base tax, government can significantly increase its local revenue . Meanwhile, the result of tax effort determinant estimation shows that agriculture share on regional GDP and transfer from central government is positively significant correlated with local tax effort. Implementing UU No 28 Tahun 2009 is negatively significant correlated with tax effort. On the other side, percapita regional GDP is insignificantly correlated with tax effort."
2014
S59921
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
cover
Jakarta: 4003, 2000
332.1 Ban
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
A.S. Mahmoeddin
Jakarta: Rafflesia, 1996
332.1 Mah b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Sastra
"Tesis ini membahas mengenai pengaruh brand Bank Mandiri terhadap brand equity Bank Syariah Mandiri. Brand Bank Mandiri mempengaruhi lima variabel pembentuk brand equity Bank Syariah Mandiri yaitu brand awareness, brand association, perceived quality, brand loyalty dan brand image. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif dan untuk analisis data menggunakan model binary logistic. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa brand Bank Mandiri mempengaruhi brand equity Bank Syariah Mandiri. Selanjutnya dalam penelitian ini menyarankan agar Bank Syariah Mandiri mengelola brand equity lebih baik lagi.

This thesis describes the impact of Bank Mandiri Brand on Bank Syariah Mandiri Brand Equity. Bank Mandiri Brand influences five variables forming the brand equity of Bank Syariah Mandiri, namely brand awareness, brand association, perceived quality, brand loyality and brand image. This is a qualitative study with a descriptive design and fur data aualysis it adopts binary logistic model. The results of the study conclude that the brand of Bank Mandiri has impact on the brand equity of Bank Syariah Mandiri. This study further suggest that Bank Syariah Mandiri manage its brand equity in a better manner.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T 25480
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ferry Handjojo
"ABSTRAK
Dengan dikeluarkannya serangkaian deregulasi oleh pe
merintah sejak 1 Juni 1983 yang dilkuti oleh deregulasi
lain, yaitu Pakto 1988, Pakjan 1990 dan Pakfeb 1991, telah
menyebabkan persaingan yang semakin ketat dalam industri
perbankana Persaingan terjadi dalam hal merebut dana na
sabah, produk?produk perbankan baru, suku bunga yang kom
petitif, perubahan situasi dan sellers oriented menjadi
buyers oriented, serta penggunaan teknologi informasi dan
komputer sebagai alat untuk meningkatkan pelayanan. Dengan
demikian walaupun memberi kesempatan untuk meningkatkan
usaha, deregulasi di bidang perbankan juga menuntut para
pengusaha bank untuk meningkatkan kewaspadaan disamping
mutu pelayanan, karena dengan deregulasi berarti akan ter
jadi peningkatan persaingan antar bank, menipisnya margin
keuntungan serta rneningkatnya biaya overhead.
Melihat kondisi diatas, maka kekuatan bank dalam
memenangkan persaiflgafl untuk memperoleh dana masyarakat
akan tergantung dan tingkat kepercayaan masyarakat terha
dap bank, bauran produk, banyaknya jaringan atau kantor
cabang yang dimilik.i dan persepsi masyarakat terhadap
customer service bank yang bersangkutan. Sehingga diferen
siasi produk perbankan memegang peranan penting dalam
memenangkan persaingan. Tulisan ini menganalisis strategi
diferensiasi produk kartu bank (bankcard) pada PT Bank
Bali serta faktor-faktor yang menunjang keberhasilan
proses diferensiasi tersebut.
Dari hasil analisis terlihat bahwa proses diferensia
si produk kartu bank (bankcard) pada PT Bank Bali cukup
berhasil, terlihat pada pertumbuhan tabungannya sebesar
18,53% lebih besar dan pertumbuhan tabungan nasional
sebesar 14,06% pada periode yang berakhir pada 31 Desember
1994. Di tengah persaingan yang semakin ketat, dimana
banyak bermunculan produk?produk sejenis, BaliAccess
mempunyal keunggulan kompetitif karena kedudukannya
sebag first mover dan nama Bank Bali yang sudah dikenal
dan diidentikkan dengan kartu debet.
Untuk menunjang keberhasilan diferensiasi produk
BaliAccessnya, PT Bank Bali melakukan kerjasama dengan
Maestro untuk penerimaafl kartu debetnya secara interna?
sional, selain itu di dalam negeri dengan meningkatkan
kerjasama dengan berbagal merchant. Sedangkan untuk mem
perluas jaringan ATM internasionalnya Bank Bali bekerja
sama dengan Cirrus dan di dalam negeri dengan Alto dan
Jaringan ATM Bersama.
Untuk mengantisipasi persaingan dimasa yang akan
datang Bank Bali perlu mempertimbangkan penggunaan yang
le?bih luas dan kartu debetnya, misalnya untuk membayar
ta-gihan melalui jasa home banking, pembayaran telepon,
dsb. Selain itu juga dengan selalu mengikuti perkembangan
teknologi, misalnya perkembangan kartu plastik dan
pembayaran dengan E-Cash.
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Mulyani
"ABSTRAK
Deregulasi perbankan memberikan kemudahan dan keleluasaan dalam usaha
perbankan, akan tetapi kemudian disusul kebijakan prudential banking yang
mengakibatkan perubahan yang drastis dalam usaha perbankan dan mengakibatkan
timbulnya berbagai permasalahan. Permasalahan yang ada diantaranya adalah:
1. Persaingan didunia perbankan menjadi demikian ketat, bahkan cenderung tidak
wajar lagi karena jumlah bank yang berlebihan sebagai akibat deregulasi yang
memberikan kemudahan dalam pembukaan bank dan cabang bank.
2. Kredit bermasalah yang jumlahnya cukup besar, akibat ekspansi yang berlebihan
tanpa menerapkan asas prudential banking.
3. Penerapan regulasi kembali dalam bentuk prudential banking menyebabkan
lingkungan usaha berubah dratis, bank bersikap terlalu berhati-hati dalam
penyaluran kredit sehingga ekspansi menunm bahkan zero growth. Dilain pihak
bank juga telah terbebani dengan kredit bermasalah.
4. Tingginya tingkat suku bunga deposit serta belum efisiennya sistim perbankan
kita mengakibatkan suku bunga kredìt yang tinggi dan mendorong pengusaha
mencari alternatif pembiayaan yang lebth murah.
Masalah-masalah tersebut diatas menyebabkan kineija sebagian besar bank
menurun, antara lain ditandai dengan menurunnya return on assets dan return on
equity.
Menghadapi perubahan lingkungan yang sangat drastis, bank harus merubah
strategi dan mencari alternatif strategi yang tepat agar dapat bertahan dan dapat
nieningkatkan kinetjanya. Dalam hal ini, penelitian dilakukan untuk melihat
kemungkinan dilakukannya relokasi kantor cabang sebagai alternatif strategi untuk
meningkatkan kineija bank.
Berbagai analisis dilakukan untuk dapat mengidentifikasikan faktor-faktor
internal maupun eksternal bank, sehìngga dapat diidentifikasikan peluang dan
ancaman yang dihadapi dalaim indusfri perbankan, seña kekuatan dan kelemahan
yang dimiliki Bank ?X?. Sehingga pada akhirnya akan dapat diidentifikasikan
alternatif pilihan strategi yang cocok bagi bank.
Adapun metodologi penelitian yang digunakan adalah melalui telaah
kepustakaan untuk mencari landasan teori dan pendekatan masalahnya, termasuk
pula dalam mengolah data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber serta
studi lapangan untuk mendapatkan gambaran mengenai kenyataan dalam
prakteknya.
Identifikasi dan analisis dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
terhadap berbagai faktor di atas menunjukkan bahwa kelemahan-kelemahan Bank
?X? disebabkan oleh jaringan kantor cabang yang tidak memadai. Untuk mengatasi
Kelemahan-kelemahan tersebut diperlukan adanya suatu strategi yang tepat yang
difokuskan kepada upaya untuk mengeliminasi kelemahan-kelemahan tersebut
agar dapat lebih efektif dalam usahanya memanfaatkan peluang yang ada.
Dari hasil Analisa Strenghts, Weaknesess, Opportunities dan Threats (SWOT) dan
dengan pendekatan model Matrik Penulihan Grand Strategi Pearce dan Robinson,
menunjukkan bahwa pilihan strategi yang efektif bagi Bank ?X? saat ini adalah turn
around/retrenchment. Selanjutnya, dengan menggunakan pendekatan pilihan strategi
pasca deregulasi yang disusun oleh Bleeke, maka pilihan strategi yang sesuai
dengan kondisi internal Bank ?X?, yang mendorong arah turn-around/retrechment,
adalah focused segment marketer yattu pemasaran dilakukan secara terfokus pada
segmen tertentu yang menekankan pada kualitas pelayanan yang lebih baik.
Sebagai implementasi dan pilihan strategi di atas, Bank melakukan efisiensi
biaya, pengurangan asset dan pemilihan market yang profitabel, sebagaimana
langkah-langkah yang disarankan oleh Bleeke untuk pilihan strategi focused segment
marketer. Efisiensi biaya dilakukan melalui pengketatan anggaran, sedangkan
pengurangan asset dan pemilihan market yang profitabel dilakukan dengan
mengupayakan penataan kembali lokasi kantor cabang yang diikuti dengan relokasi
kantor cabang ke daerah yang lebih berpotensi dan mendukung perkembangan
cabang.
Penataan kembali lokasi cabang diawali dengan melakukan evaluasi terhadap
kinerja cabang-cabang, tujuannya untak menentukan cabang-cabang yang akan
direlokasi. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan metode AHP terhadap
variabel-vanabel intern dan ekstern yang mempengaruhi kinerja cabang. Hasil
evaluasi kinerja cabang menunjukkan 6 (enam) cabang harus direlokasi ke daerah
daerah yang lebih berpotensi dan mendukung perkembangan cabang.
Menurut pendapat kami, dengan jumlah kantor cabang yang terbatas
meskipun telah dilakukan penyempurnaan jaringan melalui relokasi, kebijakan
relokasi tersebut tetap harus diikuti dengan kebijakan-kebijakan lain yang
mendukung. Bank ?X? harus melakukan penyempumaan produk disesuaikan
dengan kebutuhan pasar, peningkatan kegiatan pemasaran, perbaíkan sumber daya
manusia dan pengembangan sistem informasi melalui pemanfaatan teknologi
inforrnasi. Disamping itu, dalam memilih lokasi baru yang akan dipilih harus
didahului dengan studi yang mendukung kelayakan pembukaan cabang.
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>