Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 178666 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Samuel Surjadinata
"Skripsi ini menguji pengaruh dari kejatuhan rezim nilai tukar terhadap output rill dari industri nasional. Ada anggapan bahwa penyebab dari kejatuhan rezim nilai tukar tetap difokuskan pada peningkatan ekspor dan jumlah aliran modal yang sangat besar pada saat sebelum krisis. Ketika guncangan lebih didominasi oleh sisi eksternal, suatu rezim nilai tukar mengambang secara teoretis menunjukkan bahwa guncangan pada output dapat lebih kecil dibandingkan dengan guncangan output pada rezim nilai tukar tetap. Suatu pengujian dengan menggunakan data kuarial maroekonorni Indonesia dari kurun waktu tahun 1983 hingga tahun 2000 menunjukkan bahwa varians dari output industri nasional dapat turun dua kali lipat bila rezim nilai tukar mengambang diterapkan pada saat sebelum terjadinya krisis ekonomi tahun 1998."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
S19438
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Telisa Aulia Falianty
"Sejak 14 Agustus 1997 terjadi perubahan mendasar dalam kebijakan nilai tukar di Indonesia, yaitu digunakannya sistem nilai tukar mengambang. Dalam sistem ini, nilai tukar rupiah ditentukan sepenuhnya oleh mekanisme pasar. Nilai tukar rupiah berfluktuasi tajam sejak tahun 1997, yaitu sejak terkena krisis ekonomi dan pada rejim floating exchange rate. Nilai tukar rupiah dalam bulan Juni 1998 sempat mencapai Rp 14,900/US$. Setelah mencapai tingkat puncak tersebut, nilai tukar kembali menguat pada bulan Juli 1998, yaitu pada level Rp 13,000/US$. Sejak bulan Oktober 1999, rupiah mulai stabil pada nilai sekitar Rp 8,000/US$. Dari fenomena di atas, penulis tertarik untuk meneliti fluktuasi dalam nilai tukar rupiah, dan menjawab pertanyaan apakah nilai tukar rupiah di Indonesia pada rejim free floating memarig mengalami overshooting seperti yang.diekspektasikan oleh Dombusch (1976).
Overshooting dalam nilai tukar menurut Dornbusch (1976) dapat terjadi ketika nilai tukar menyesuaikan lebih cepat daripada harga barang dan jasa. Dombusch memperlakukan nilai tukar sebagai jump variable. Variabel lainnya, seperti output dan harga penyesuaiannya relatif lebih bersifat sluggish dibandingkan variabel nilai tukar.
Fluktuasi nilai tukar yang tajam di Indonesia sejak penerapan sistem nilai tukar mengambang ternyata dapat diterangkan dengan modei "exchange iate overshooting" . Dengan menggunakan model Autoregressive Distributed Lag (ARDL), hipotesa overshooting dapat diterima di Indonesia untuk periode observasi dari bulan September 1997 sampai dengan bulan Desember tahun 2002."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T20599
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dicky Al Anshari
"Pengaliran fluida dari sumur menuju ke fasilitas terapung dan dari fasilitas terapung (Floating Production Unit/FPU) ke fasilitas ekspor memerlukan riser sebagai medianya. Dengan mempertimbangkan beban dinamik yang terjadi di FPU, riser dengan tipe fleksibel menjadi pilihan yang utama untuk digunakan. Untuk mendapatkan kemampuan menahan beban dinamik ini, flexible riser memiliki desain yang khusus, dimana pembuatannya dilakukan dengan menggabungkan beberapa komponen yang sesuai dengan fungsi nya masing-masing. Salah satu komponen utama pembentuk riser adalah carcass yang berbentuk corrugated profile,  menggunakan alloy sebagai materialnya pembentuknya. Dengan bentuk corrugated profile ini, penggunaan inspeksi yang umum dilakukan seperti ILI (In Line Inspection) tidak mampu memberikan hasil yang jelas. Untuk mengatasi permasalahan ini, cara inspeksi yang dilakukan adalah dengan melakukan tes pada annulus risernya. Inspeksi ini dijelaskan secara lebih rinci dalam Laporan Kerja Praktik Keinsinyuran ini.

The flow of fluids from the well to the Floating Production Unit (FPU) and from FPU to the export facility requires a riser as a medium. Considering the dynamic loads occurring in the FPU, a flexible riser is the primary choice applied for this condition. To achieve the capability to withstand these dynamic loads, flexible risers have a specific design, where their construction involves combining several components that correspond to their respective functions. One of the main components forming the riser is carcass with its corrugated profile, using alloy as the material for its formation. With this corrugated profile shape, common inspection methods such as In-Line Inspection (ILI) are unable to provide clear results. To overcome this issue, the inspection method employed involves testing the annulus of the riser. This inspection is explained in more detail in this Praktik Keinsinyuran Report."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Khansa Fimantari
"Infeksi Helicobacter pylori dapat diobati dengan amoksisilin trihidrat. Namun pengobatan ini tidak cukup efektif, hal ini dikarenakan pengobatan dengan sediaan konvensional yang digunakan memiliki waktu retensi yang cukup singkat di dalam lambung. Pada penelitian kali ini, obat amoksisilin trihidrat akan dienkapsulasi ke dalam matriks hidrogel semi-IPN K-PNVP dengan KHCO3 7,5 sebagai agen pembentuk pori. Obat yang sudah terenkapsulasi diuji efisiensi enkapsulasi dan disolusi secara in vitro. Hidrogel in situ loading menghasilkan nilai efisiensi enkapsulasi sebesar 95,8 dan disolusi 98,7 . Sedangkan hidrogel post loading menghasilkan nilai efisiensi enkapsulasi sebesar 77,3 dan disolusi 84,3 . Studi mekanisme disolusi obat dilakukan dengan model persamaan matematika agar diketahui kinetika dan mekanisme disolusinya. Untuk hidrogel post loading mengikuti model orde satu, sedangkan hidrogel in situ loading mengikuti model Higuchi. Model Korsmeyer-Peppas menunjukkan mekanisme disolusi hidrogel post loading adalah gabungan difusi dan erosi, hidrogel in situ loading berupa difusi. Hal tersebut didukung oleh hasil karakterisasi hidrogel sebelum dan sesudah uji disolusi dengan mikroskop optik dan SEM. Hasil mikroskop optik menunjukkan bahwa permukaan hidrogel sebelum dan sesudah uji disolusi pada kedua metode terlihat perubahan menjadi lebih kasar. Pori yang terbentuk sebagai hasil SEM mendukung model kinetika dan mekanisme pelepasan obat pada hidrogel post loading dan in situ loading.

Helicobacter pylori infection can be treated using trihydrate amoxicillin. However, this treatment is not effective enough, as the conventional dosage treatment has a relatively short retention time in the human stomach. In the present study, the amoxicillin trihydrate drug will be encapsulated into a semi IPN K PNVP hydrogel matrix with 7,5 KHCO3 as a pore forming agent. The encapsulated drug is tested with in vitro method to see the efficiency of its encapsulation and dissolution. The hydrogel in situ loading produces an encapsulation efficiency value. The values of the encapsulation efficiency is 95,8 and 98,7 , while post loading hydrogel yields an encapsulation efficiency value is 77,3 and the dissolution is 84,3 . The study of drug dissolution mechanism was done by using mathematical equation model to know its kinetics and its mechanism of dissolution. The post loading hydrogel was done by using first order model, while hydrogel in situ loading used Higuchi model. The Korsmeyer Peppas model shows that post loading hydrogel dissolution mechanism is a mixture of diffusion and erosion, and in situ loading hydrogel in the form of diffusion. It is supported by the results of hydrogel characterization, before and after dissolution test with optical microscope and SEM. The results of the optical microscope show that the hydrogel surface before and after the dissolution test in both methods shows the change becomes rougher. The formed pores as the results of SEM support kinetics mechanism and dissolution mechanism of hydrogel post loading and in situ loading."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raring, Franky P.
"Krisis moneter di Indonesia dibagi 3 tahap : dampak penularan (Juli 1997), reaksi panik (Agustus 1997), dan dampak IMF (Oktober 1997-Mei 1998) kirsis diawali dari jantuhnya mata uang bath Tahiland sebagai sebab utama, yang merupakan awal mula krisis asia, kemudian menghasilkan efek domino, bergerak kearah ke munduran kawasan tersebut kemudian menyebar ke Indonesia.
Krisis yang bermula dari krisis mata uang bergerak menjadi, krisis keuangan (krisis moneter) dan meluas menjadi krisis ekonomi di Indonesia. Belajar dari Thailand yang sia-sia mengintervensi bath, Indonesia setelah devisa sebesar 7 Milyar Dolar terkuras untuk melakukan intervensi, maka pada tanggal 14 Agustus pemerintah akhimya melepas rupiah kedalam sistem floating rate. Namun kenyataannya rupiah justru semakin terpusuk, padahal kebijakan pasar babas melalui instrumen floating rate-nya, ternyata tidak tewujud. Hal ini karena pasar melihat kebijakan floating rate bukan merupakan strategi moneter Indonesia melainkan bentuk ketidak berdayaan Indonesia menghadapi pasar. Karena dalam waktu singkat, Indonesia kekurangan cadangan di visa, artinya banyak devisanya yang terkuras akibat membayar hutang luar negeri dan akibat intervensi untuk menstabilkan rupiah. Akibatnya pasar bereaksi negatif, justru terjadi ketidak percayaan pada. Rupiah sehingga Dolar AS terns meroket naik terhadap rupiah.
Karena semakin berat beban yang dipikul, maka Indonesia mengundang IMP, berserta program-program ekonominya, namun, akibat yang ditimbulkan oleh program-program IMF, justru membuat krisis di Indonesia semakin parah dan berkepanjangan, IMF menggunakan resep yang sama bagi negara-negara Asia yang mengalami krisis , tanpa mendiagnosa sebab-sebab krisisnya, sehingga program-program IMF menjadi penyebab krisis itu sendiri dan IMF akhirnya menjadi bagian dari krisis.
Tesis ini mencoba menggunakan pendekatan monetaris dimana ciri kelangsungan dari kerangka monetaris adalah selain dibidang moneter melalui pengelolaan pasok volume uang oleh badan moneter (Bank sentral), tidak boleh dilakukan intervensi aktif oleh kebijaksanaan pemerintah dibidang ekonomi. Monetarisme ini memberikan dasar bagi program stabilisasi perekonomian negara-negara berkembang yang disponsori IMF.
Kebijakan floating rate, pada dasarnya dapat dikaitkan sebagai kebijakan yang direstui IMF. Hal ini setidaknya terlihat dari letter of intent (LDI) antara pemerintah Indonesia dan IMF yang walaupun tidak secara eksplisit memuat tentang dukungannya terhadap floating rate, tetapi penundaan bantuan finansial IMF terhadap regim Orde Baru yang merencanakan pelaksanaan sistem moneter fixed rate memperlihatkan IMF sangat mendukung kebijakan nilai tukar mengembang penuh.
Jenis penelitian dalam teisis ini adalah deskriptif analitis, menjelaskan peran IMF dalam mengatasi krisis moneter di Indonesia. Melalui proses kebijakan nilai tukar foaling rate di Indonesia.
Tesis ini membuktikan, peran IMF terhadap kebijakan nilai tukar flotingrate di Indonesia dalam, mengatasi krisis moneter. Kebijakan atau progaram IMF sendiri telah menjadi penyebab krisis moneter itu sendiri. Akhirnya IMF rnenjadi bagian dari krisis moneter di Indonesai."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21875
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1986
S17602
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raihan Maharddhika
"Terdapat dua pendekatan yang dilakukan untuk meneliti hubungan antara nilai tukar dan harga saham, yaitu good market approach yang menyatakan bahwa perubahan mata uang atau kurs akan mempengaruhi harga saham dan juga portfolio ballance approach yang menyatakan bahwa perubahan harga saham akan mempengaruhi nilai tukar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kausal antara nilai tukar dan harga saham yang ada di Indonesia, baik hubungan tersebut bersifat satu arah dimana hanya terdapat satu variabel yang mempengaruhi maupun dua arah dimana kedua variabel saling mempengaruhi pada periode krisis ekonomi Indonesia tahun 1997-1998 dan juga pada periode tahun 1999-2016 pasca krisis ekonomi Indonesia tahun 1997-1998. Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah data historis mingguan IHSG periode 1997-2016 dan juga kurs dollar Amerika periode 1997-2016. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model Granger-Causality test dengan tujuan untuk mengetahui seperti apa hubungan antara nilai tukar dan harga saham di Indonesia. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa terdapat hubungan kausal antara nilai tukar dan harga saham. Pada periode tahun krisis ekonomi Indonesia tahun 1997-1998, nilai tukar dan harga saham memiliki hubungan kausal satu arah dimana hanya nilai tukar yang mempengaruhi harga saham tetapi harga saham tidak mempengaruhi nilai tukar, sedangkan pada periode tahun 1999-2016 pasca krisis ekonomi Indonesia tahun 1997-1998 nilai tukar dan harga saham memiliki hubungan kausal dua arah dimana nilai tukar dan harga saham saling mempengaruhi satu sama lain.

There are two approaches conducted to examine the relationship between exchange rate and stock price, which is a good market approach which states that changes in currency or exchange rate will affect stock prices and also portfolio ballance approach which states that changes in stock prices will affect the exchange rate. This study aims to analyze the causal relationship between exchange rates and stock prices in Indonesia, both relations are one way where there is only one variable that influences or two way where the two variables affect each other in the period of economic crisis of Indonesia in 1997 1998 and also in the period 1999 2016 after the economic crisis of Indonesia in 1997 1998. The sample of research used in this study is the weekly historical data JCI period 1997 2016 and also the weekly US dollar exchange rate period 1997 2016. This research was conducted by using Granger Causality test model with the aim to know what kind of relationship between exchange rate and stock price in indonesia. The results of this study suggest that there is a causal relationship between exchange rates and stock prices. In the period of 1997 1998 Indonesia 39 s economic crisis, exchange rate and stock price have a one way causal relationship where only exchange rates affect the stock price but the stock price does not affect the exchange rate, while in the period of 1999 2016 after the 1997 Indonesian economic crisis 1998 exchange rates and stock prices have a two way causal relationship where exchange rates and share prices affect each other."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ery Sahminan Fitria
"Studi ini merupakan analisis hubungan jangka panjang antara nilai tukar riil dengan tingkat bunga riil, output riil, dan inflasi di Indonesia. Yang mana dilatarbelakangi oleh beberapa pertanyaan yakni faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi nilai tukar di Indonesia. Adapun tujuan dari studi ini adalah untuk menyelidiki pergerakan variabel-variabel nilai tukar riil, tingkat bunga riil, output riil dan inflasi, selain itu apakah variabel-variabel tersebut memiliki hubungan jangka panjang, dan bagaimana arah perubahan dari variabel-variabel tersebut. Metode analisis yang digunakan pada studi ini adalah metode Least Squares dengan menggunakan teknik Kointegrasi Johansen, kemudian untuk melihat keseimbangan jangka pendeknya digunakan Error Correction Model (ECM) atau Model Kesalahan Eror. Data yang digunakan adalah adalah data-data sekunder yang diperoleh dari terbitan IFS (International Financial Statistic), BPS (Biro Pusat Statistik), BI (Bank Indonesia), dan beberapa data yang diperoleh melalui website yang dikelola oleh World Bank Indonesia, rentang waktu yang diambil adalah dari tahun 1979 :2 — 1996 :4. Hasil estimasi pada studi ini menunjukkan bahwa variabel-variabel yang digunakan adalah stasioner dan untuk itu dapat dilaksanakan tes kointegrasi untuk melihat hubungan jangka panjang yang terjadi di antara variabel-variabel tersebut. Hasilnya adalah ternyata hubungan kointegrasi ditemukan, yang mengindikasikan bahwa variabel-variabel nilai tukar, selisih tingkat bunga riil, selisih output riil dan selisih inflasi memiliki hubungan jangka panjang, Kemudian dari basil estimasi dengan Error Correction Model (ECM) untuk melihat hubungan jangka pendeknya didapat bahwa ternyata pengaruh perubahan jangka pendek dalam selisih tingkat bunga nil mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap nilai tukar, sedangkan dua variabel lainnya mempunyai pengaruh yang positif. Secara keseluruhan dari ketiga variabel yang diduga mempengaruhi nilai tukar dalam jangka panjang ternyata signifikan memang mempengaruhi nilai tukar baik dalam jangka panjang maupun dalam jangka pendek."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S19419
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>