Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 144196 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Vandemora
"Penelitian ini merupakan studi awal mengamati pengaruh siklus basah kering terhadap potensi mengembang dan kuat geser tanah lempung ekspansif Cikarang, Jawa Barat dengan dan tanpa campuran semen dan pasir. Sampel tanah uji dipadatkan pada kadar air optimum standard proctor, kemudian dilakukan uji One Dimension Swelling Method dan uji triaksial CU. Untuk satu siklus, dilakukan proses pembasahan selama 4 hari dan pengeringan 3 hari udara tanpa pengecekan kadar air optimum awal. Efek dari siklus basah kering adalah terjadi penurunan potensi mengembang dan meningkatnya kuat geser baik untuk kondisi tanah asli dan tanah campuran.

This research was a preliminary study that investigated the effect of drying-wetting cycle on the swelling potential and the shear strength of the expansive clay sample, which had been taken from Cikarang, West Java, with and without adding the mixture of cement and sand. The expansive clay sample was compacted at the standard proctor optimum moisture content and tested by using the one dimension swelling method and triaxial CU test afterwards. One cycle consists of 4 days of wetting process and 3 days of natural drying process, without the initial optimum moisture content being considered. The effect of drying-wetting showed the decreasing potential of the clay to swell and the increasing shear strength of the expansive clay on both the original expansive clay and the expansive clay with the cement and sand mixture."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S50678
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Setiadi
"ABSTRAK
Tanah gambut atau yang lebih dikenal dengan peat di Indonesia tersebar
terutama di Kaiimantan, lrian Jaya dan Sumatera dengan ketebalan yang
bervariasi antara 1.00 - 6.00 meter, dan luasnya menempali urutan kelima dari
seluruh negara yang mempunyai lahan gambut.
Beberapa sifat dari tanah gambut adalah sifatnya yang mempunyai kadar
organik dan air yang tinggi. Karena sifat yang demikian inilah, maka tanah
gambut dapat dikatakan memiliki kemampuan daya dukung yang rendah dan
kompresibilitas yang tinggi. Di dalam dunia konstruksi tanah gambut rnerupakan
jenis tanah yang jelek jika digunakan sebagai Iandasan bagi struktur di alasnya.
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode Stress Path
(jalur tegangan). Pada dasarnya metode ini adalah untuk menentukan variasi
tegangan, regangan untuk suatu elemen tanah dari kondisi yang sesungguhnya.
Dengan metode ini kita dapat mengetahui sejarah perubahan tegangan yang
terjadi dari sampel yang diuji.
Prinsip dasar dan metode ini adalah bahwa suatu massa tanah tiap
elemennya mengalami perubahan kondisi tegangan akibat beban yang bekerja
yang bekerja di atasnya atau karena faktor-faktor Iain. Perubahan yang terjadi
diantaranya terjadi pada air pori. Dengan metode ini dapat diberikan representasi
yang berkesinambungan tentang perubahan tersebut. Dengan metode ini juga
dapat diramalkan perubahan tegangan, regangan yang terjadi pada tanah.
Pemodelan tegangan, regangan dimungkinkan menjadi lebih realistis.
Sebelum metode ini terdapat metode lain dalam studi tegangan,
regangan pada elemen tanah. Salah satunya adalah Lingkaran Mohr yang
menggambarkan tegangan nomnal dan geser yang tenjadi pada tanah. Namun
dengan metode ini akan menjadi sangat membingungkan jika kita hanya
menggunakan satu sampel uji. Hal ini karena selubung keruntuhan yang
tergambar akan menjadi tidak jelas letaknya. Sehingga parameter-parameter
kekuatan geser dari sampei uji menjadi tidak tepat. Penggambaran tersebut
akan menjadi jelas, jika Iingkaran yang tergambar diganti dengan titik-titik yang
dihubungkan dengan suatu garis lurus yang menghubungkan titik-titik tegangan
yang relevan.
Pengujian yang dilakukan adalah uji triaksial terkonsolidasi dan tidak
trdrainasi Uji triaksial merupakan uji kekualan geser yang paling sering
digunakan, karena cocok untuk semua jenis ianah. Keuntungannya adalah
bahwa pengaliran dapat dikontrol, tekanan air pori dapat diukur dan bila
diperlukan tanah jenuh dengan permeabilitas randah dapat dibuat terkonsolidasi.
Uji triaksial terkonsolidasi dan tidak terdrainasi dilakukan dengan cara
memberikan tagangan normal pada sampel tanah yang diuji, sementara air pori
masih diperbolehkan mengalir sampai terjadi konsolidasi, dimana sudah tidak
Iagi terjadi perubahan volume pada sampel uji. Kemudian jaian air dilutup dan
sampel diberikan tegangan geser secara tertutup (undrained). Tegangan normal
masih tetap bekerja. Biasanya tegangan air pori diukur selama tegangan geser
diberikan

"
1996
S34567
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Mirza Rio Endrayana
"Indonesia sebagai negara yang berkembang terus melakukan pembangunan fisik terutama di bidang infrastruktur. Namun Indonesia memiliki berbagai macam jenis tanah yang tidak selamanya dapat digunakan untuk bangunan konstruksi diantaranya adalah tanah lempung lunak yang memiliki nilai kuat geser tanah sangat rendah. Untuk itu perlu suatu perbaikan tanah salah satunya dengan perkuatan geotekstil-woven. Dalam perkembangannya pemberian lapisan geotekstil ini telah terbukti keberhasilannya di lapangan. Namun secara laboratorium sedikit sekali penelitian yang telah dilakukan yaitu dengan uji triaksial CU.
Penelitian yang dilakukan adalah mempelajari perilaku kuat geser contoh uji terhadap penambahan geotekstil-woven baik satu lapis maupun dua lapis pada rentang kadar air optimum. Contoh uji menggunakan tanah lempung lunak yang berasal dari daerah Ujung Harapan, Jakarta Utara. Teknik pemberian lapisan geotekstil pada contoh uji juga menjadi perhatian khusus pada penelitian ini dimana proses pencetakannya tidak melalui proses pemadatan melainkan proses penekanan langsung pada cetakan contoh uji dengan menjaga γdry yang sama antar contoh uji. Sebagai pembanding terhadap hasil dari triaksial CU dibuat juga pengujian unconfined.
Dari hasil penelitian diketahui terjadi peningkatan nilai kohesi dan sudut geser yang mengakibatkan peningkatan nilai kuat geser pada contoh uji akibat pemberian satu lapis geotekstil. Sedangkan dengan dua lapis geotekstil tidak berhasil memberikan kontribusi terhadap nilai kuat geser. Peningkatan nilai kuat geser yang dilakukan di laboratorium diharapkan dapat mendukung keberhasilan penggunaan geotekstil di lapangan.

Indonesia as a developing country continuously performs physical development particularly in the infrastructure sector. Nevertheless, Indonesia has various kind of soil that not always good for foundation of construction such as soft clay soil which has very low soil shear strength value. Consequently, soil reinforcement is needed; one of the methods is by using geotextile-woven strengthening. During its development, the application of this geotextile layer was successfully proven. However, still few researches done by using triaxial CU testing.
The research was performed by studying shear strength behavior of the sample to the addition of geotextile-woven either one layer or two at optimum water content range. The sample was soft clay soil, taken from Ujung Harapan region, North Jakarta. The technique of adding geotextile layer towards the sample was also emphasized in this research, in which the forming was not through compaction process but direct pressing process to the sample by keeping equal &gmma;dry among the samples. As a comparison to the CU triaxial result, unconfined testing was performed as well.
From the result of this research can be identified that there is an increase of cohesion value and shear angle, resulting on higher shear strength value of the sample, as a consequence of addition of one layer geotextile. Meanwhile, addition of two layers geotextile gives no contribution towards shear strength value. The increase of shear strength value as a result from this experimental works will support the implementation of using geotextile in the field.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S35283
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Kondisi tanah dari suatu lokasi pekerjaan konstruksi, terutama untuk konstruksi perkerasan lentur jalan raya merupakan elemen penting karena berpengaruh terhadap kekuatan dan keawetan dari konstruksi perkerasan tersebut.
Sifat-sifat dan daya dukung, tanah dasar akan menentukan tebal tipisnya lapisan perkerasan, semakin baik daya dukungnya maka akan semakin tipis lapisan perkerasannya sehingga akan rnenguntungkan dari segi ekonomis Jenis tanah lempung ekspansif sebagai tanah dasar, memiliki daya dukung yang relatif rendah serta potensi kembang susut yang besar sehingga harus melalui proses perbaikan tanah terlebih dahulu. Salah satunya adalah dengan metode stabilisasi Dalam tugas akhir ini stabilisasi dilakukan dengan mencampur tanah lempung ekspansif dengan bahan kimia emulid dan kapur. Bahan stabilisator emulid mempakan bahan emulsi aspal tingkat rendah yang didapat dari pengoiahan minyak sisa. Emulid merupakan bahan baru yang akan diuji Serta
dilihat apakah bisa digunakan sebagai bahan stabilisasi yang dapat memperbaiki sifat-sifat tanah dasar yang tidak menguntungkan sedangkan bahan kimia kapur merupakan bahan yang umum dipakai dalam stabilisasi tanah untuk memperbaiki sifat-sifat tanah dasar yang tidak menguntungkan.
Hasil pencampuran lempung ekspansif dan emulid dibandingkan denan hasil pencampuran lempung ekspansif dan capur serta kondisi aslinya.
Penelitian dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah FT UI dengan menggunalcan contoh tanah yang diambil dari kompleks PERURI Karawang, Jawa Barat. Penelitian dilakukan terhadap tanah ekspansif sebelum dan sesudah distabilisasi dengan emulid dan kapur yang meliputi pengujian terhadap sifat-sifat fisik tanah, pemadatan standar, pengernbangan satu dimensi, pengujian CBR dan Triaksial tak terkonsolidasi tak terdrainasi. "
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S34744
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khaerunisa
"Kekuatan geser tanah lempung lunak pada umumnya rendah karena memiliki karakteristik indeks plastisitas yang tinggi, kompresibilitas tinggi, dan mudah terkonsolidasi. Oleh karena itu, daya dukung tanah lempung lunak tidak cukup untuk menahan struktur diatasnya. Metode stabilisasi tanah untuk meningkatkan daya dukung tanah dapat menggunakan kolom kapur. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan kolom kapur dilakukan pengujian dengan uji triaksial terkonsolidasi tak terdrainasi. Tanah lempung lunak dicetak menjadi contoh uji dengan proses pemadatan Standard proctor. Contoh uji hasil pencetakan dilubangi dan dimasukkan cairan kapur dengan rasio berat air terhadap berat kering kapur sebesar 0,43. Setelah dianalisis tanah lempung dengan kolom kapur meningkatkan kekuatan geser dan daya dukung tanah lempung lunak.

Shearing strength of soft clay is very low commonly because of its high plasticity index, its high compressibility, and simply consolidated. Because of that, bearing capacity of soft clay is not enough to support structure on soft clay. Soil stabilization method to improve bearing capacity can use lime column. To know the use of lime column can be done by consolidated-undrained triaxial test. Soft clay was made become test samples with Standard Proctor compaction method. And then, test samples are bored and entered liquid of lime with weight ratio of water to dry weight ratio of lime, its value is 0,43. After analyzed, soft clay with lime column can improve shearing strength and bearing capacity of soft clay."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59834
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Siahaan, Eric Januar
"Dengan semakin terbatasnya lahan untuk pembangunan fasilitas yang diperlukan manusia mengakibatkan tidak dapat dihindarinya pembangunan diatas tanah lempung lunak. Secara umum tanah lempung lunak adalah suatu jenis tanah kohesif yang mempunyai sifat yang sangat kurang menguntungkan dalam konstruksi teknik sipil yaitu kuat geser rendah dan kompresibilitasnya yang besar. Kuat geser yang rendah mengakibatkan terbatasnya beban (beban sementara ataupun beban tetap) yang dapat bekerja diatasnya sedangkan kompresibilitas yang besar mengakibatkan terjadinya penurunan setelah pembangunan selesai. Oleh karena itu terbatasnya lahan dan tidak dapat dihindarinya pembangunan diatas tanah lunak maka perlu diadakannya perbaikan pada tanah lunak.
Banyak cara yang dilakukan untuk perbaikan tanah lunak agar dapat meningkatkan kekuatan geser dan memperkecil kompresibilitasnya. Salah satu caranya adalah dengan metode Preloading , seperti yang digunakan dalam panelitian ini pada tanah lempung lunak Meruya, Jakarta Barat.
Preloading adalah pemberian beban awal terlebih dahulu sebelum pelaksanaan beban konstruksi agar tanah tersebut terkonsolidasi dahulu sehingga tanah telah termampatkan, setelah itu disingkirkan sewaktu konstruksi mulai dilaksanakan sehingga dengan prapembebanan ini dapat memperkecil penurunan sisa (residual settlement), mempercepat waktu penurunan dan dapat meningkatkan kekualan gesemya.
Preloading yang dilaksanakan di dalam laboratorium terhadap tanah lempung lunak ini adalah dengan menggunakan alat uji Triaksial dengan kondisi Terkonsolidasi Terdrainasi yang dilakukan dengan cara memberikan beban konsolidasi sebesar 1,5 kali Pe (prakonsolidasi) kemudian setelah itu beban konsolidasi dilepas selama 1 hari dan dilanjutkan dengan melakukan kompresi sampai tanah mengalami keruntuhan. Hasil pengujian ini dianalisa dengan menggunakan Mohr Coulomb dan Stress Path lalu dibandingkan dengan data tes UU (kondisi sebelum preloading) sehingga dapat diketahui pengaruh preloading terhadap peningkatan kekuatan geser tanah."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T8541
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Inti Widi Astuti
"Tanah dapat mengalami perubahan kondisi dari keadaan tidak jenuh menjadi jenuh atau sebaliknya. Perubahan ini akan mengakibatkan nilai kekuatan geser tanah berubah. Perubahan besarnya kekuatan geser tanah dapat diketahui dengan membandingkan hasil parameter kekuatan geser tanah yaitu kohesi dan sudut geser berdasarkan pengujian dengan alat triaksial tak terkonsolidasi tak terdrainasi yang dilakukan dalam kondisi tidak jenuh dan jenuh. Uji dilakukan terhadap tanah lempung F. Psikologi, UI dan Bekasi, untuk mengetahui besarnya pengaruh penjenuhan terhadap parameter kekuatan geser tanah.
Uji triaksial tak terkonsolidasi tak terdrainasi pada kondisi tidak jenuh hanya dilakukan dalam satu tahap yaitu kompresi dan tidak dilakukan pengukuran tekanan air pori. Sedangkan untuk kondisi jenuh dilakukan dalam 2 tahap yaitu saturasi dan kompresi dimana pada tahap kompresi dilakukan pengukuran tekanan air pori. Untuk kondisi tidak jenuh, hasil yang didapat merupakan besarnya nilai kohesi dan sudut geser total saja. Dan kondisi jenuh, hasil yang diperoleh merupakan nilai kohesi dan sudut geser total dan efektif.
Berdasarkan hasil pengujian didapatkan bahwa kohesi tanah dalam kondisi jenuh lebih besar daripada kondisi tidak jenuh sedangkan sudut gesernya jauh lebih kecil dari kondisi tidak jenuh. Untuk tanah F. Psikologi UI perubahan pada nilai sudut geser beserta kohesi lebih sensitif terhadap perubahan kondisi yaitu dari tidak jenuh menjadi jenuh. Hal ini dapat disebabkan oleh kondisi tanah Bekasi yang derajat kejenuhan tanahnya lebih besar daripada tanah F. Psikologi, karena untuk tanah yang derajat kejenuhannya makin tinggi maka penambahan air semakin tidak mempengaruhi perubahan kekuatan gesernya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S34748
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>