Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 85308 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Diah Murwati
"Skripsi ini membahas tentang Industri Pariwisata Turki. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif analitis. Dari penelitian ini penulis mengetahui bahwa besarnya devisa yang diberikan oleh industri pariwisata pada perekonomian Turki merupakan bukti bahwa sektor nonmigas ini memiliki potensi yang baik. Hal ini dapat dilihat dari signifikansi GDP dan GNP dari sektor industri pariwisata tersebut. Di samping itu, faktor alam, kebudayaan dan sejarah memiliki peran strategis dalam industri pariwisata dan perekonomian di Turki.Hal ini didukung dengan adanya motivasi perjalanan atau wisata berupa keinginan untuk mengetahui kebudayaan lain di luar wilayah wisatawan. Keadaan ini dapat memberikan keuntungan tersendiri bagi peningkatan ekonomi di Turki khususnya. Dengan demikian hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa potensi alam, peninggalan sejarah, dan budaya mendukung perkembangan industri pariwisata dan memberikan pengaruh yang signifikan dalam bidang perekonomian Turki.

This study is to discuss about Tourism Industry in Turkey. The research is qualitative with analytical discriptive design. By this kind of research, the author knows that mount of capical given by Tourism Industry at economy in Turkey is proof that, this non-oil-gas has good potency. It can be seen from GDP & GNP significance from such tourism have strategic role in tourism industry and economy in Turkey. It is supported by motivation to move or tour such as to know other cultures outside tourist region. This condition can give benefit for economic enhancement particularly in Turkey. Thus, result of research concludes that nature potency, historical sides, and culture support the development of tourism industry and give significant influence in economy in Turkey."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S13117
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Suratmin
Depok: Rajawali Press, 2022
910.2 SUR i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sunan Junda Arsyi
"Baturraden merupakan kawasan wisata yang memiliki keindahan alam yang masih terjaga hingga sekarang. Perkembangan wisata Baturraden mendorong berdirinya berbagai fasilitas sekunder yang dapat menunjang kebutuhan wisatawan. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pola persebaran fasilitas sekunder. Metode yang digunakan dalam penelitian ini berupa observasi lapang dan wawancara mendalam kemudian dilakukan analisis spasial dan statistik. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pola persebaran fasilitas sekunder adalah seragam. Pola ini terlihat karena letak fasilitas wisata sekunder yang sejajar memanjang jalan. Pola persebaran fasilitas wisata sekunder mempengaruhi besaran pendapatan yang diperoleh. Jika dibandingkan antar jarak dari Lokawisata Baturraden maka semakin dekat dengan Lokawisata Baturraden semakin besar pendapatan yang diperoleh dan sebaliknya.

Baturraden is Tourism region which has a beautiful landscape. The Development of tourism Baturraden has motivate tourism facilities that can provided tourist need. The purpose of this study was to determine the distribution patterns of secondary facilities. The method used in this study of field observation and private interviews than conducted spatial analysis and statistics. The results showed that the pattern is a uniform distribution of secondary facilities. This pattern has showed because the location of secondary tourism facilities is along Baturraden street . The pattern distribution of secondary tourism facilities affect income them. If the comparison by distances from the Lokawisata Baturraden that the distances is shortest so the income is biggest."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1079
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Jakarta: Pertja, 2000
338.479 1 EKO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Sood
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2000
TA3620
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Lestari Widaningrum
"Pengembangan industri pariwisata berkelanjutan yang terarah dan terintegrasi dengan perencanaan pengembangan daerah sangat penting, khususnya untuk daya tarik wisata (DTW) yang masuk ke dalam World Heritage List (WHL). Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan model penentuan lokasi potensial fasilitas layanan pendukung industri pariwisata yang mempertimbangkan interaksi spasial antar kategori fasilitas pendukung pariwisata serta pertumbuhan sektor pariwisata yang memiliki hubungan timbal balik dengan sektor lain. Tinjauan pustaka serta hasil analisis konten data media sosial dari wisatawan menunjukkan adanya keterkaitan antara lokasi DTW dengan fasilitas akomodasi, fasilitas penyedia makanan dan minuman, fasilitas belanja, fasilitas transportasi, dan fasilitas pendukung pariwisata lainnya. Hasil analisis average nearest-neighbor membuktikan bahwa setiap kategori memiliki kecenderungan mengelompok, dan hasil overlay antara peta Kernel Density Estimation (KDE) DTW dengan peta KDE fasilitas pendukung pariwisata menunjukkan adanya interaksi spasial. Nilai Participation Index membuktikan bahwa lokasi DTW dan lokasi setiap kategori fasilitas pendukung pariwisata merupakan co-location rules pada prevalence threshold 50% dan prevalence distance 5 km. Pertumbuhan fasilitas pendukung pariwisata berhubungan erat dengan pertumbuhan pariwisata, yang dipengaruhi dan mempengaruhi berbagai sektor kehidupan, yaitu sektor sosial demografi, sektor ekonomi pariwisata, dan sektor alam dan lingkungan (termasuk di dalamnya adalah penggunaan lahan). Untuk mengkaji berbagai hubungan yang terjadi, maka dikembangkan model spasial dinamik untuk mengkaji perubahan penggunaan lahan untuk waktu yang akan datang. Pendekatan multi-criteria decision making diterapkan dalam proses penentuan lokasi potensial untuk lima kategori fasilitas pendukung industri pariwisata, yang bersama-sama dengan lokasi DTW dan infrastruktur jalan raya, saling mempengaruhi secara simultan. Hasil analisis co-location pattern mining digunakan untuk mengembangkan model penentuan lokasi potensial yang mempertimbangkan perilaku interaksi spasial antar kategori fasilitas pendukung pariwisata agar tercipta jaringan kompleks interaksi aktifitas layanan harian. Dengan demikian, pengembangan fasilitas yang mendukung aktifitas pariwisata tidak hanya untuk mendorong peningkatan kapasitas pariwisata, namun juga untuk menjaga aspek proteksi dan preservasi dari (WHS) secara khusus, serta menjaga ecosystem services secara umum.

The development of a sustainable tourism industry that is organized and integrated with regional development planning is very important, especially for tourism sites that are included in the World Heritage List (WHL). This study aims to develop a tourism support service facility potential location model that incorporates several considerations, such as spatial interactions between tourism sites and their support facilities, and tourism growth that has relationships with other sectors. The results of the literature review, as well as the results of the content analysis of social media data, show a relationship between the location of DTW and the locations of accommodation facilities, food and beverage facilities, shopping facilities, transportation facilities, and other tourism support facilities. The average nearest-neighbor analysis demonstrates that each category has a clustering tendency, and the overlay between the Kernel Density Estimation (KDE) map of DTW has spatial interactions with the KDE map of tourism support facilities. The Participation Index value verifies that the DTW locations are co-location rules with the location of each category of tourism support facilities, at 50% prevalence threshold and 5 km prevalence distance. The growth of tourism supporting facilities is related to tourism growth, which is influenced by and affects various sectors of life, namely the socio-demographic sector, the tourism economic sector, and the natural and environmental sector (including land use). To investigate these relationships, a spatial dynamic model was developed to assess future land use changes. The multi-criteria decision-making approach is applied in the process of allocating five categories of tourism support facilities, which together with the location of the DTW and road infrastructure, influence each other simultaneously. The results of the co-location pattern mining analysis are used to develop a potential location model that considers the behavior of spatial interactions between categories of tourism support facilities to create a complex network of interactions for daily service activities. Thus, the development of facilities that support tourism activities is not only to increase tourism capacity but also to maintain protection and preservation aspects (WHS) in particular, as well as to maintain ecosystem services in general."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lumintang, Onnie Mentang
"Penelitian yang berjudul "Dampak Industri Pariwisata terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Kabupaten Daerah Tingkat II Jayapura (1962--1994)" menggunakan teknik wawancara untuk mengumpulkan data. Wawancara tersebut dilakukan dengan berbagai pihak, baik masyarakat maupun Para pejabat di instansi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa pada dasarnya kebijaksanaan pemerintah ternyata belum cukup untuk mengembangkan kepariwisataan di Kabupaten Daerah Tingkat II Jayapura. Walaupun pada saat itu Pemerintah Daerah mampu mengumpulkan pendapatan dari kegiatan wisatawan, sebenarnya prestasi itu pada dasarnya belum merupakan prestasi yang optimum, mengingat objek wisata di daerah Jayapura saat ini belum tertata dengan baik, di samping sifat usahanya masih seasonal. Akibatnya adalah tujuan mengumpulkan devisa sebanyak mungkin belum mampu terlaksana sesuai dengan apa yang diharapkan.
Demikian pula kegiatan industri pariwisata telah menimbulkan dampak sosial ekonomi masyarakat di Kabupaten Daerah Tingkat II Jayapura. Dampak sosial berupa meningkatnya pendapatan masyarakat setempat dan menambah lapangan kerja. Sebaliknya, ada dampak negatif yang terjadi, seperti sengketa tanah sehubungan dengan pengembangan objek wisata dan menimbulkan demonstration effect. Karena itu, dalam penelitian ini antara lain direkomendasikan agar pemerintah dalam menangani pengembangan industri pariwisata hendaknya dilakukan secara terpadu dan sungguh-sungguh sehingga akhirnya pengembangan kepariwisataan dapat berjalan dengan optimal.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herman Widyananda
"Mandataris MPR-RI sejak Sidang Umum MPR tahun 1973, Presiden Soeharto pada Pidato Kenegaraan tanggal 16 Agustus 1989, mengemukakan babwa Indonesia akan melakukan perjuangan habis-hablsan untuk tiga sektor, yakni perpajakan. Ekspor non migas, dan pariwisata. Ketiga sektor tersebut, merupakan sektor yang paling terkait dengan masalah lingkungan. Karena itu, sektor pariwisata sangat beralasan umuk dikaji bagi upaya mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Berdasarkan data Biro Pusat Statistik (BPS) tahun 1995, sektor pariwisata menduduki peringkat ke dua dalarn pertumbuhan pada kurun waktu tahun 1983-1993. Bila pada tahun 1983, pertumbuhannya sebesar 14,70%, maka pada tahun 1993 naik menjadi 16,80%. Demikianpula sumbangan sektor pariwisata terhadap devisa negara pada tahun 1993 menduduki peringkat ke dua setelah industri pengolahan. Dari struktur ekonomi yang digambarkan Lersebut, secara riil sektor pariwisata sangat prospektif dalam memberikan kontribusinya bagi pembangunan nasional.
Namun, industri pariwisata juga mempunyai dampak yang kurang menguntungkan, khususnya bagi masyarakat yang belum siap menerirna kehadiran sektor ini, seperti masyarakat di Kepulauan Seribu, Jakarta Utara. Padahal kawasan Kepulauan Seribu juga merupakan penyangga perkembangan lingkungan daratan Jakarta, balk lingkungan fisik maupun sosial-ekonomi. Pada perkembangan terakhir relah terjadi percepatan p~ncernaran di perairan tersebut, akibat limbah darl daratan Jakarta dan sekitarnya.
Di sisi lain, sejak tahun 1982 (berdasarkan SK Mentan No. 527/KPTS/UMn/1982), ditetapkan adanya Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu (TNL-KS) seluas 110.000 Ha. Selanjutnya sejak tahun 1989, Pemda DKI Jakarta (SK Gub. No. 1814/1989) secara hukum dan konsepsional menerapkan Kepulauan Seribu sebagai kawasan pengernbangan pariwisata.
Kondisi dan kebljakan tersebut telah menyebabkan semak:in terbarasnya area lahan mata pencaharian penduduk Kepulauan Seribu. PadahaJ upaya pelestarian kawasan Kepulauan tersebut ditentukan oleh kemampuan masyarakat setempat untuk mengelola lingkungannya, di mana sangat terkait dengan kondisi perekonomian masyarakar setempat.
Tujuan dari penelitian ini untuk mencari darnpak industri pariwisata terhadap perekonomian masyarakat, dikaitkan dengan upaya mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Kepulauan Seribu.
Untuk mendukung tujuan penelitian tersebut, maka dipergunakan hipotesis sebagai berikut:
1. Terdapat keterkaitan antara pertumbuhan industri pariwisata dan perekonomian masyarakat di Kepulauan Seribu.
2. Terdapat keterkaitan dalam tingkat yang relatif rendah antara meningkatnya industri pariwisata dengan angkatan kerja yang terserap pada sektor rersebut.
3. Terdapat dampak ekonomis dari industri pariwisata terhadap masyarakat di Kepulauan Seribu.
4. Kondisi geografis dan rendahnya tingkat pendidikan masyarakat merupakan penghambat unruk mempertautkan peningkatan industri pariwisata sebandiog dengan pertumbuhan ekonomi masyarakat di Kepulauan Seribu.
Untuk menganalisis dan membuktikan hipotesis di atas. maka dalam penelitian ini akan diukur dan dianalisis beberapa peubah, antara lain :
1. Tingkat pendapatan masyarakat sebelurn dan sesudah berkembangnya industri pariwisata. 2. Perkembangan sumbangan sektor pariwisata Kepulauan Seribu terhadap pendapatan daerah Jakarta Ulara.
3. Pertumbuhan industri pariwisata ( = pertumbuhan jumlah kunjungan wisata) di Kepulauan Seribu.
4. Perkembangan tenaga kerja yang terserap di sektor pariwlsta di Kepuiauan Seribu.
Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kepala keluarga (KK), di mana berdasarkan lapangan pekerjaan utama diperoleh gambaran bahwa 73,04% bekerja sebagai nelayan, 4,96% pedagang, 6,35% KK bekerja sebagai buruh dan jasa. sedangkan 15.65% KK bekerja sebagai Pegawai Negeri/ABR! dan pekerja sektor lainnya.
Metode pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan rumus : 4 IP x 0) s - dimana:
S = jumlah sampel;
P = persentase populasi nelayan;
Q = persentase populasi bukan nelayan;
Sd = starular deviasi (ditetapkan 10%)
Dengan menggunakan rumus di atas, maka diperoleh sampel terhitung masingmasing 78,76 KK untuk nelayan dan 21,24 KK untuk bukan nelayan. Selanjutnya dilakukan penggenapan sehingga sampel yang diambil terdiri dari 158 KK nelayan dan 42 KK. bukan nelayan, dengan sebaran menurut proporsi kelurahan.
Penarikan sampel di!akukan secara acak. Untuk sampel nelayan, setelah dilakukan peneiitian pendahuluan ternyata dalam kelompok ini terdapat stratifikasi tersendirl, yakni antara pemilik dan pekerja, di mana pola kehidupannya berbeda. Karena itu, guna akurasi penelitian dilakukan penarikan sampel berdasarkan stratiflkasi tersebut.
Selanjutnya, digunakan asumsi, bahwa setiap nelayan pemi1ik mempunyai 1 buah armada, dan I armada berdasarkan penga!aman masyarakat setempat, dipergunakan untuk rata-rata 3 pekerja, Di samping itu didasarkan pula pada perbandingan antara jumlah armada dengan jumlah kepala keluarga.
Dari basil pene1itian didapatkan, kecuali semakin meningkatnya investasi yang berdampak positif mengundang investasi pada sektor pendukungnya. secara umum pertumbuhan industri pariwisata di kawasan Kepulauan Seribu belum membawa dampak positif bagi perekonomian masyarakat nelayan; bahkan telah menyebabkan menurunnya pendapatan masyarakat tersebut.
Berdasarkan temuan penelitian ini, dapat disimpu!kan bahwa penurunan pendaparan nelayan dapat berasal dari :
1. Penurunan jumlah tangkapan rata-rata sebesar 28,48% dari sebelurn berkembangnya industri pariwisata;
2. Semakin jauhnya area penangkapan ikan yang dikemukakan o!eh 51,27% responden; 3. Semakinjauhnya area penangkapan, menyebabkan sebagian nelayan mengurangi frekuensi melaut perminggu dari rata-rata 5,76 hari/minggu menjadi 4,80 hari/ minggu;
4. Meningkatnya waktu melaut dari rata-rara 5,93 jam/hari menjadi 8,16 jam/hari, yang tentu meningkatkan biaya operasi.
Industri pariwisala sangat rendah merespon produk nelayan setempat. Dari penelitian, diperoleh gambaran bahwa pembeli basil tangkapan nelayan Kepulauan Seribu terdiri dari sebesar 46,84% tengkulak, tempat pelelangan ikan sebesar 32.91%, penduduk setempat sebesar 13,29%, industri pariwisata menyerap sebesar 5,70% dari total hasil tangkapan responden dan koperasi sebesar 3,16%.
Hasil penelitian pada responden bukan nelayan memang menyiratkan adanya darnpak positif pada perekonomian. Sebesar 85,71% responden menyatakan berdarnpak positif pada penyerapan tenaga kerja, kemudian sebesar 7,14% dari respond en menyatakan berdampak positif pada pemasaran produk setempat, dan juga sebesar 7,14% menyatak:an berdampak positif pada peningkatkan pendapatan.
Berdasarkan data 5 tahun terakhir (1990-1995), kecuali tahun 1992, adanya kecenderungan peningkatan penyerapan tenaga kerja rata-rata sebesar 11,48%. Peningkatan penyerapan tenaga kerja industri pariwisata tersebut adalah naik sebesar 11.58% pada tahun 1991; turun sebesar 28,53% pada tahun 1992; kernudian naik sebesar 27,81% pada tahun berikutnya, dan tahun 1994 kern bali naik sebesar 35,06%.
Bila dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan, sangat fluktuatif sejak diamati tahun 1988. Bila pada tahun 1989 terjadi kenaikan sebesar 33,68%; turun sebesar 0,92% pada tahun 1990; pada tahun 1991 turun sebesar 0,13%; tahun 1992 mengalami kenaikan sebesar 10,16%; pada tahun 1993 rurun sebesar 3,17%, dan tahun 1994 naik kembali sebesar 11,07%. Dengan demikian, rata-rata perturnbuhannya naik sebesar 4,25% pertabun.
Dari sisi pendapatan Pemda Jakarta Utara, secara keseluruhan mengalami kenaikan. Dari pengamatan tabun 1990-1994, pertumbuhan pendapatan pajak dan retribusi dari Kepulauan Seribu rata-rata mengalami kenaikan sebesar 51,83%, yakni pada tahun 1991 naik sebesar 9,64%; tabun 1992 naik sebesar 21,68%; tahun 1993 naik sebesar 84,15%, dan tabun 1994 mengalami kenaikan sebesar 91,86%. "
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>