Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 90834 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
TA3359
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Osphanie Mentari Primadianti
"Long Term Evolution (LTE) merupakan evolusi dari teknologi Global System for Mobile Communications (GSM) menuju Wideband Code Division Multiple Access (WCDMA) kemudian High Speed Downlink Packet Access (HSDPA) dengan peningkatan kecepatan dari Kbps menuju Mbps. Kebutuhan akan kecepatan tinggi dan sifat konsumtif akan paket data yang terus meningkat, sehingga diperlukanlah kesiapan regulasi. Dalam memperbesar kapasitas diperlukan teknologi LTE dengan frekuensi yang lebih tinggi seperti frekuensi 5GHz.
Di Indonesia, PM no 35/2015 dan PM no 28/ 2015 mengenai aturan untuk teknologi Short Range Distance di frekuensi 5 GHz dan batasan band. Di Indonesia, LTE memerlukan penyusunan skema baru di frekuensi tidak berlisensi dan lisensi di frekuensi 5 GHz. Dengan menggunakan metode Regulator Impact Analysis yaitu analisis hasil ujicoba pada frekuensi 5GHz, indepth interview stakeholder dan tekno ekonomi untuk mengukur kelayakan implementasi teknologi ini.
Tesis ini merumuskan skema baru pada frekuensi 5-5,3 GHz dengan bandwidth 40 Mhz, teknik time division duplexing (TDD), modulasi 256 QAM, antenna 4T4R berdasarkan hasil uji coba yang menggunakan teknologi Listen Before Talk dan indepth interview stakeholder, dan teknologi ini layak dilanjutkan dengan nilai NPV 247 Milyar, IRR sebesar 48% dan payback period selama 2.69 tahun.

Long Term Evolution (LTE) is an evolution from technology Global System for Mobile Communications (GSM) then Wideband Code Division Multiple Access (WCDMA) and then High Speed Downlink Packet Access (HSDPA), which is enhancement of speed from just a few Kbps to Mbps. Necessity of the high speed and consumption of the data packets always continue increasing, so it requires readiness of regulation. Enlarge capacity requires new LTE with higher frequency such as frequency at 5 GHz.
In Indonesia, PM no. 35/2015 and PM no. 28/2015 is regulated technology Short Range Distance in frequency 5 GHz and limitation band. In Indonesia, LTE need new scheme Unlisenced and licensed at Frequency 5 GHz. New scheme with Regulatory Impact Analysis method is analysis result of trial at frequency 5Ghz, indepth interview of stakeholders and techno economy for measuring the feasibility of this implementation.
This thesis formulates a new scheme at frequencies from 5-5.3 GHz with bandwidth of 40 MHz, TDD duplexing technique, 256 QAM modulation, antenna 4T4R based on performance of the trial, which is use Listen Before Talk technology and indepth interview stakeholders, and the new scheme feasible for implementating with 247 billion NPV, IRR of 48% and the payback period being 2.69 years.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48915
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Ibrahim
"Layanan pada komunikasi bergerak selular GSM berkembang dengan pesat, mulai dari layanan SMS, MMS sampai dengan layanan informasi berbasis penentuan lokasi yang disebut dengan Location Based Service (LBS), seiring dengan meningkatnya minat para pemakai layanan untuk mendapatkan informasi secara cepat dan aktual dimanapun mereka berada.
Aplikasi layanan LBS pada sistem komunikasi selular GSM dikembangkan berdasarkan lokasi geografis dari suatu Mobile Subscriber (MS) rerhadap area cakupan atau sel di dalam layanan GSM dimana suatu sub sistem Base Transceiver Station (BTS) melayani MS tersebut.
Analisa data dilakukan melalui proses penentuan posisi suatu MS di dalam jaringan komunikasi selular GSM yang melayaninya serta jarak relatif antara MS dan BTS dengan perangkat pengukuran portable."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S40014
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
RD Apip Miptahudin
"Pesatnya perkembangan sistem komunikasi selular GSM, tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang berhubungan dengan kinerja dari sistem tersebut. Permasalahan yang sering muncul adalah gagaI sambung atau gagal melakukan hubungan pembicaraan, hal ini disebabkan karena kualitas sinyal di area tersebut sangat jelek atau kanal pembicaraan yang tersedia sudah habis terpakai sehingga tidak mampu lagi untuk menampung panggilan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menerapkan sistem picocell. Sistem picocell dapat mengurangi beban trafik yang terjadi pada sistem macrocell dan macrocell, karena picocell dapat menyediakan kapasitas trafik yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk mengurangi beban trafik pada BTS, kapasitas picocell dapat dihitung berdasarkan perbandingan kapasitas trafik yang tersedia dengan beban trafik yang terjadi.
Penempatan sistem picocell dapat disesuaikan dengan kebutuhan, dimana pada area tersebut benar-benar mempunyai kualitas sinyal yang jelek atau mempunyai beban trafik yang tinggi.
Penerapan sistem picocell di Plaza Indonesia mampu menangani kepadatan trafik yang sangat tinggi pada site Imam Bonjol. Nilai utilisasi site Imam Bonjol kembali menjadi normal dari 83,353 % sebelum ada picocell menjadi 58,4956 % setelah diterapkannya picocell. Kinerja dari picocell Plaza Indonesia sendiri cukup normal, dimana nilai utilisasinya sebesar 31,4 %.
Dalam tugas akhir ini akan menganalisa kinerja dari penerapan picocell di Plaza Indonesia dalam menekan nilai utilisasi macrocell pada site Imam Bonjol."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S39765
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Sakti
"Tesis ini menjelaskan mengenai pelaksanaan reformasi birokrasi dalam sistem perizinan penyelenggaraan telekomunikasi yang merupakan bentuk pelayanan publik pada Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika. Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa reformasi birokrasi merupakan langkah penting dalam me-redefinisi birokrasi dalam kehidupan masyarakat. Dalam pelaksanaannya, reformasi birokrasi di bidang telekomunikasi menunjang kinerja pelayanan perizinan penyelenggaraan telekomunikasi dimana reformasi birokrasi telah memberikan kerangka perbaikan birokrasi dalam menunjang kinerja birokrasi yang menekankan orientasi pelayanan kepada masyarakat dalam upaya mewujudkan suatu Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik. Adapun dalam pelaksanaannya, reformasi birokrasi pada sektor perizinan masih memiliki beberapa kendala, yaitu melalui penerapan pelayanan perizinan berusaha terintegrasi secara elektronik atau Online Single Submission sehingga perlu untuk diperbaiki dan lebih ditingkatkan.

This thesis describes the implementation of bureaucratic reform in licensing telecommunications operations system which is a form of public service at the Directorate General of Post and Informatics Operations, Ministry of Communication and Informatics. This research was conducted by applying normative juridical method. The results of the study showed that bureaucratic reform is an important step in redefining bureaucracy in the society. In its implementation, bureaucratic reform in the telecommunications sector supports the performance of licensing services in telecommunications operations where bureaucratic reform has provided a framework for improving bureaucracy in supporting bureaucratic performance that emphasizes service orientation to the community in an effort to realize Good Governance. As for its implementation, bureaucratic reform in the licensing sector still has several obstacles, namely through the implementation of the electronic integrated business licensing services or Online Single Submission so that it needs to be improved and further improved."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019
T55460
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Galina
"Di tengah penurunan pertumbuhan pendapatan industri telekomunikasi, operator telekomunikasi harus berusaha meningkatkan revenue usahanya dan menekan cost operational agar mampu bertahan dan bersaing dimasa mendatang. Banyaknya operator telekomunikasi yang mengembangkan bisnis pada market yang sama membuat ruang gerak operator telekomunikasi semakin terbatas. Permasalahan utama yang diangkat dalam penelitian ini adalah menurunnya pendapatan operator telekomunikasi dimana salah satunya diindikasikan karena besarnya biaya regulatory charges yang membebani cost operational operator telekomunikasi. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis terhadap regulatory charges operator selular yang berlaku saat ini dan hubungannya terhadap pendapatan operator, dengan menggunakan pemodelan sistem dinamik dan statisik.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa regulatory charges bukan penyebab utama terjadinya penurunan pendapatan operator telekomunikasi. Menurunnya pertumbuhan industri telekomunikasi saat ini lebih disebabkan karena keputusan atau kebijakan pertumbuhan investasi jaringan selular dengan tingkat pertumbuhan (growth rate) yang tinggi dimasa lalu, dengan melakukan kegiatan eksploitasi oleh banyak perusahaan telekomunikasi sehingga mengakibatkan pangsa pasar telekomunikasi di Indonesia mencapai saturasi dalam waktu yang singkat.

Along with declining revenue growth in the telecommunications industry, the telecommunication operators must continue in adopting new technologies and utilize its network to accommodate future telecommunication services. Therefore, the operator forced to increase their business revenue and reduce operational cost. As the Indonesian telecommunication industry is crowded with many operators fighting over limited market and resources, indicates that the telecommunication market is heading towards saturation. The main issues raised in this research is the declining in revenues of telecommunications operators, one of which is indicated of the regulatory charges that impacting to operational cost. This research is focusing to analyze current operator regulatory charges and its relation to operator revenues, using the dynamic system modeling approach and statistic.
The result showed that the regulatory charges is not the main cause of declining in revenues of telecommunications operators. A dramatic celular telecommunication investment growth in the past with high exploitation activities, however, has contributed fierce competition of market shares among many mobile operators. As the result, Indonesia's telecommunication market has lost some of its glory and become saturated within a relatively short period of time."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44671
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haryanto
"Karena semua kanal komunikasi menggunakan pita frekuensi yang sama, jika jumlah pengguna yang aktif bertambah performansi sistem akan menurun, hal ini akan langsung mengakibatkan penurunan kapasitas. Dalam terminologi CDMA suatu Mobile Station (MS) menganggap MS yang lain sebagai sumber interferensi yang mengganggu sinyal yang dikirimkannya. Interferensi dari pengguna lain yang berasal dari sel lain yang berdekatan dapat dikurangi dengan membagi sebuah sel menjadi beberapa sektor yang disebut dengan sektorisasi, namun pembagian sektor tidak dapat sempurna sekali karena sifat radiasi antena tidak dapat membentuk sudut secara lurus serta adanya sidelobe gelombang radio.
Dari hasil analisa menunjukkan, ketidak sempurnaan sektorisasi sel yang ditunjukkan dengan adanya sudut overlap antar sektormengakibatkan penurunan kapasitas sistem karena menimbulkan tambahan interferensi pada sektor yang dioverlap. Dengan mengetahui pengaruh sektorisasi yang tidak sempurna, pada perancangan sistem diharapkan dapat menjaga agar antena per sektor tidak memiliki sudut overlap yang besar serta dapat memperkirakan kerugian pada kapasitas sel yang disebabkan oleh interferensi tersebut.

In this research analyzes the connection Wideband Code Division Multiple Access (W-CDMA) for uplink and downlink with imperfect sectorization.
Because all channels are on the same frequency, so when the active user increases, the performance of system will decrease. In other words, it causes the capacity of system will decrease. In CDMA terminology, the other frequency of Mobile Station (MS) will get effect to the active MS. The co-channel interference can be decrease with splitting the cell into several sectors. It called the sectorization. But the sectorization can work well because the antenna radiation can't make the perfect angle and also there is existence of side lobe of radio frequency.
The results show, the imperfect sectoration has overlap angle between each sector decrease the capacity system cause more interference to overlapping sector. Now we know the cause of imperfect sectorization effect, so in system model, we have to make each antenna in each sector doesn't have the large overlap angle and we can make the prediction the loss in cell capacity that caused of interference.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14647
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asri Wulandari
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
TA3295
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Suryo Nuswardhono
"Kegagalan handover di area Jakarta sebagai studi kasus adalah sebesar 6 % s/d 9 %, Analisa kegagalan untuk menyelesaikan permasalahan dengan mengidentifikasi kemungkinan penyebab terjadinya kegagalan handover dan mencari solusinya.
Tesis ini membahas proses handover melalui kriteria handover, tingkatan prioritas, algoritma, hubungan antara level sinyal dengan daya terima dan daya pancar. Terdapat hubungan yang erat antara kegagalan handover dengan trafik, kapasitas radio dalam sel, interferensi. Interferensi merupakan kajian utama dalam tesis ini. Dengan mengambil solusi memperkecil daya pancar pada kanal yang menyebabkan interferensi.

Handover failure in Jakarta area is about 6 % to 9 %. Fault analysis for solved the problem by identification the most faulty. The first we briefly discuss handover process, the subject are handover criteria, priority level, algorithm., relationship between signal level & power level. They are closed relationship between the handover failure and traffic density, radio capacity in cell interference.
From analysis view, it can be said that decrease power transmit, is a solution for overcome Interference fluent.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S39490
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>