Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 117640 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Robertus Irwanto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
TA3382
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ayudha Nandi Pradipta
"Kota-kota besar di Indonesia, terutama di Jabotabek cenderung mempunyai kepadatan penduduk yang tinggi. Hal ini semakin membuat lahan untuk transmisi saluran udara tegangan tinggi (SUTT) 150 kV semakin terbatas, bahkan saat di Jakarta tidak diperbolehkan lagi membangun SUTT. Hal ini dapat diatasi dengan membangun Saluran kabel Tegangan Tinggi (SKTT) 150kV. Di sisi lain, terdapat instalasi eksisting di bawah tanah sehingga penggelaran SKTT harus disesuaikan pada suatu kedalaman, agar tidak saling bersinggungan dengan instalasi tersebut.
Kajian ini membahas hubungan kuat hantar arus (KHA) SKTT 150 kV terhadap penggelaran pada kedalaman 1-10 meter dengan referensi KHA pada permukaan tanah (0 meter) dengan menggunakan metode analisis statistik, NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate Return) dan PBP (Payback Period) pada data yang diperoleh dari spesifikasi pabrikan, beberapa kontrak konstruksi, dan persetujuan gambar konstruksi.
Hasil dari penelitian ini, yakni dengan asumsi pada operasi 1 sirkit kabel trefoil dengan panjang sirkit 5,022 km di dalam tanah dengan resistivitas termal ρT = 1 K.m/W (sesuai menurut kondisi garansi pabrikan), dalam periode ekonomis 40 tahun menunjukkan bahwa dengan ANOVA (menggunakan tingkat nyata/taraf signifikansi α = 5%), tidak terdapat perbedaan signifikan ratarata kuat hantar arus (KHA) terhadap setiap level kedalaman penggelaran pada 3 kabel uji pada setiap kelompok dimensi kabel (1000mm2 dan 2000 mm2). Namun, terdapat perbedaan signifikan rata-rata selisih nilai KHA di setiap level kedalaman tanah terhadap KHA di permukaan tanah pada kabel uji 1000mm2, walaupun tidak terdapat perbedaan signifikan rata-rata persentase KHA kabel di setiap level kedalaman terhadap KHA di permukaan tanah untuk seluruh kabel uji.
Secara keekonomian, dari level kedalaman 1-10 meter diperoleh estimasi NPV berkisar dari Rp 768 milyar sampai dengan Rp 534 milyar untuk kabel uji 2000mm2 dan berkisar dari Rp 574 milyar sampai dengan Rp 410 milyar untuk kabel uji 1000mm2. Terlihat bahwa kedalaman penggelaran berpengaruh lebih signifikan terhadap NPV kabel 2000mm2 daripada NPV kabel 1000mm2. IRR cenderung tidak berbeda untuk seluruh kabel uji, yakni antar 23% sampai dengan 18% (masih di atas MARR yang ditentukan, yakni 5,27%) sehingga investasi dalam kondisi ini masih dapat dinyatakan layak. PBP untuk seluruh kabel uji cenderung tidak berbeda, yakni 5 tahun untuk kedalaman 1-3 meter, dan 6 tahun untuk kedalaman 4-10 meter. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai karakteristik umum teknis dan ekonomis untuk mendukung perencanaan umum jangka panjang instalasi SKTT 150 kV menggunakan kabel 1000mm2 dan 2000mm2 di area Jabodetabek.

In Indonesia big cities, especially in Jabodetabek region, it tends has high-density of population. This affects on lack of land availability for 150 kV over-head line (OHL) transmission, even there is unavailability to erect OHL circuit in Jakarta due to the local government regulation. To overcome this, underground cable (UGC) transmission could be a solution. However, there are existing installations laid on the ground, consequently, UGC as the later installation one should be adjusted on the safe burial depth to avoid collision with the existing installations.
This paper discusses on relation of ampacity (current carrying capacity) of 150 kV High-Voltage UGC transmission at different common cable cross-section sizes applied in Jabodetabek region to its laying at 1 to 10 meter-depth referring to the ampacity value at the land surface laying (0 meter-depth) using statistics, NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate Return) and PBP (Payback Period) analyses by data from cable manufacturer specifications, construction contracts, and approval drawings.
This results that presumed on 1 circuit (cct) operation of 5,022 km cable in buried soil with the thermal resistivity ρT = 1 K.m/W , within 40 years at the manufacturer guarantee conditions showed that by ANOVA (using significance level, α = 5%) there is no significance of current carrying capacity (CCC) average against each of depth of burial among 3 cable tests of each dimension. However, there is a significant difference of on-buried to on-surface absolute Ampere value among 1000mm2-cable samples, even though the percentage of on-buried CCC differences against on-surface CCC value is relatively similar.
In economics, the NPV of are ranged from Rp 768 billions to Rp 534 billions for 2000mm2-cable and from Rp574 billions to Rp 410 billions for 1000mm2-cable. From those ranges, it shows that depth of burial affects more significant to the 2000mm2 cable NPV than that is 1000mm2 ones. The IRR tends to be typical for whole of the cable samples which is ranged from 23% to 18% (above determined MARR 5.27%) which means that an investment is still feasible on this condition. The PBP is also typical, which is 5 years for 1 to 3 meters depth of burial and 6 years for 4 to 10 meters depth. This may be used as a general technical and economical characteristics of UGC 1000mm2 and 2000mm2 installations in Jabodetabek region in order to support plan and/or to build government policies regarding its long-term installation planning.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T47969
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robertus Irwanto
"Panas yang terjadi pada kabel bawah tanah selain diakibatkan oleh rugi-rugi daya yang dilepaskan melalui material kabel yang mempunyai resistansi termal cukup tinggi, juga akibat dari temperatur luar kabel di mana kabel tersebut ditempatkan. Pemanasan yang timbul akan mengubah karakteristik bahan isolasi yang digunakan jika panas tersebut melebihi batas maksimal yang diperbolehkan. Hal ini akan mengakibatkan proses penuaan bahan isolasi lebih cepat, dan menyebabkan kegagalan bahan isolasinya.
Penelitian pengaruh temperatur luar terhadap kenaikkan panas ini menggunakan kabel bawah tanah XLPE 20 kV tipe NZXEBY tiga inti @ 150 mm2 dengan memberikan temperatur awal permukaan kabel sebelum dialiri arus AC konstan sebesar 200 A, 250 A, 300 A, dan 350 A. Temperatur lingkungan adalah pada temperatur ruang, 30°C, dan 35°C dengan memanaskan permukaan kabel menggunakan sebuah lampu yang disorotkan pada permukaan sebelum dialiri arus Iistrik. Pengujian ini mengukur ternperatur konduktor, isolator, dan permukaan luar kabel dengan selang waktu 5 menit dari temperatur awal hingga mencapai kondisi temperatur yang setimbang.
Hasil penelitian dianalisa dengan menggunakan pendekatan matematika Laju Pertumbuhan Saturasi untuk mendapatkan grafik karakteristik termal antara kenaikan temperatur terhadap waktu, dan didapatkan kesalahan/error yang cukup kecil terhadap hasil pengukuran. Pengaruh perubahan temperatur lingkungan pada permukaan kabel ternyata mengakibatkan perubahan besarnya temperatur konduktor, dan isolatornya sehingga berpengaruh pada besar kecilnya temperatur maksimal dan lamanya waktu yang diperlukan uutuk mencapai keadaan setimbang. Semakin besar temperatur awal permukaan kabel, make waktu yang dibutuhkan untuk mencapai keadaan setimbang semakin lama. Pengaruh temperatur Iingkungan juga mengakibatkan pembahan nilai resistansi pada konduktor, di mana semakin tinggi temperatur lingkungan, maka nilai resistansinya akan semakin besar."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16927
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daru Tri Nugroho
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
TA3416
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wishnu Ajie Prayoga
"Saluran kabel tegangan tinggi banyak digunakan pada pengembangan sistem transmisi tenaga listrik di area perkotaan di Indonesia. Terdapat risiko-risiko yang dianalisis sebelum pelaksanaan konstruksi, umumnya dengan mempertimbangkan Rencana Usaha Pembangunan Tenaga Listrik (RUPTL), Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), dan kemampuan kontraktor dalam menjalankan proyek. Dengan melakukan pengelolaan risiko tersebut, masih terjadi keterlambatan proyek akibat terjadinya kegagalan komisioning. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab risiko-risiko apa saja yang berpengaruh terhadap kegagalan komisioning dan bagaimana melakukan pengelolaan serta memberikan respons Ketika risiko-risiko tersebut terjadi. Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif untuk melakukan identifikasi probabilitas risiko yang dapat berdampak pada komisioning, dan tanggapan pakar dengan melakukan survei, focus group discussion, dan wawancara untuk mendapatkan hasil yang obyektif dan solusi yang efisien. Hasil akhir dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pemetaan risiko untuk mengatasi terjadinya kegagalan dalam komisioning SKTT.

Underground cable is rapidly use in the development of electrical transmission system in urban area in Indonesia. There are risks that being analyzed before the construction begin, commonly involved Electric Power Development Business Plan (Rencana Usaha Pembangunan Tenaga Listrik /RUPTL), Spatial Plans (Rencana Tata Ruang Wilayah /RTRW), and the contractor’s capability to handle the project. However, there are still possibilities of delays that occur because of commissioning failure. The objective of this paper is to answer what are the risks that are influential to the commissioning failure and how to manage and respond when those risks come to occur. This paper uses quantitative analysis to identify the probability of risks that may impact the commissioning, and expert judgment by doing survey, focus group discussion, and interview to gain the most objective and efficient solution. The result of this analysis is to have the risk register to overcome commissioning failure."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nani Suryani
"Dalam Tesis ini dirancang dan dibuat suatu struktur CCD jenis buried channel (BCCD) 3 gate, menggunakan bahan silikon dengan gate dari bahan alumunium, yang dianalisis dan disimulasikan melalui program simulasi pada perangkat lunak SSUPREM dan MATLAB. Pabrikasi dilakukan di Laboratorium TELKOMA LIPI Bandung, menggunakan teknologi difusi planar, kemudian dilakukan pengukuran kedalaman kanal, kedalaman source-drain, karakteristik I-V junction source - bulk dan drain - bulk, karakteristik I-V hubungan source - drain, karakteristik I-V dengan Tegangan gate berbeda.
Hasil simulasi dan analisis menunjukkan bahwa semakin besar kedalaman kanal tipe n pada BCCD, akan mempercepat perpindahan muatan, serta mengakibatkan semakin tidak effisien proses perpindahan muatannya. Dan semakin besar panjang gate, akan memperbesar waktu perpindahan muatan, sehingga semakin effisien proses perpindahan muatannya. Hasil pengukuran diperoleh bahwa karakteristik I-V rancangan devais yang dipabrikasikan, telah menunjukkan fenomena BCCD.

In this thesis, a CCD Structure, 3 Gate Buried Channel type (BCCD) was designed and fabricated using Silicon with Gate made from aluminum material. This analysis and simulation were done using by simulation software SSUPREM and MATLAB programs. The device fabrication was done at TELKOMA LIPI Laboratory in Bandung, utilizing Planar Diffusion Technolog, afterward the following measurement were done ; the depth of buried channel, the depth of Source-Drain, the current-voltage (I-V) characteristic of Source - bulk and Drain - bulk junctions, the current-voltage (I-V) characteristic of Source - Drain relationship, and the current-voltage (I-V) characteristic for various gate voltages.
The results of Simulation and analysis shown that the lower the n type channel depth of BCCD is, the slower the charge transfer, hence increasing transfer efficiencies. And also the more the length of the gate is, the greater the charge transfer, hence decreasing transfer inefficiencies. The result of the measurements proved that the current-voltage ( I-V ) characteristic obtained from the designed and fabricated device, has shown the phenomenon of BCCD.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
T8342
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Ismail Nakhoda
"Ada beberapa metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah komitmen unit, diantaranya adalah metode skema urutan prioritas, pemograman dinamis, metode relaksasi langrange, algoritma branch & bound dan algoritma genetika. Pada penelitian ini, pendekatan logika fuzzy tidak diusahakan untuk menentukan derajat optimalitas. Tujuan utamanya adalah untuk menunjukkan bahwa penyelesaian masalah komitmen unit dapat digambarkan secara lebih sederhana dan dapat diterima sebagai metode alternatif untuk penyelesaian masalah komitmen unit pembangkit tenaga listrik. Dalam penerapan program simulasi komitmen unit dengan pendekatan logika fuzzy pada Area 1 sistem kelistrikan Jawa-Bali dihasilkan keluaran berupa biaya produksi total setiap perioda beban yang merepresentasikan biaya operasi sistem pembangkit tenaga listrik yang logis.

There are several methods employed for unit commitment problem solving such as priority-list schemes, dynamic programming, lagrange relaxation method, branch and bound algorithm and genetic algorithm. In this research, fuzzy logic approach is not tried to determine the degree of optimality. The major objective is to show that the unit commitment problem solving is described simply and power generation. Applying the unit commitment simulation program with fuzzy logic approach in the Area 1 of Java - Bali power system, it produces a total production cost per load period representing the operating cost of logic power generation system."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T5189
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Weedy, B.M.
New York: John Wiley & Sons, 1980
621.319 23 WEE u
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yardani Meisya
"Pesatnya pertumbuhan penduduk di daerah urban, menyebabkan pembangunan infrastruktur di daerah tersebut semakin meningkat. Berdasarkan hal tersebut, kebutuhan seperti, air, gas, penerangan jalan, dan litrik semakin meningkat. Hal ini membuat data mengenai persebaran utilitas pada bawah permukaan dianggap penting untuk dipetakan. Sehingga data persebaran utilitas dapat digunakan sebagai data awalan dalam pembangunan infrastruktur baru. Pada penelitian ini menggunakan metode geofisika ground penetrating radar yang menggunakan gelombang elektromagnetik dan perbedaan konstanta dielektrik pada suatu medium. Pemetaan pada daerah urban dilakukan pada 11 lintasan dengan menggunakan alat GPR dengan frekuensi sebesar 400MHz. Sehingga, didapatkan jenis dan juga kedalaman pada daerah penelitian yaitu Kabel Fiber Optic, pipa PDAM, pipa Gas PGN, dan kabel Public Street Light. Kedalaman utilitas yang ditemukan berada pada kedalaman 0.12m-1.44m dan didominasi oleh kabel Public Street Light dan kabel Fiber Optic

The rapid population growth in urban areas has caused the development of infrastructure in these areas to increase. Based on this, needs such as water, gas, street lighting, and electricity are increasing. This makes data on the distribution of utility on the surface considered important to be mapped. So that the utility distribution data can be used as initial data in the construction of new infrastructure. This research uses a ground penetrating radar geophysical method that uses electromagnetic waves and differences in dielectric constants in a medium. Mapping in urban areas is carried out on 11 tracks using a GPR device with a frequency of 400MHz. So that the types and depths in the research area are obtained, namely Fiber Optic Cables, PDAM pipes, PGN Gas pipes, and Public Street Light cables. The utility depth found is at a depth of 0.12m-1.44m and is dominated by Public Street Light cables and Fiber Optic cables."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>