Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 209772 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rasam Syamsudin
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
TA3286
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Yuliana
"Dalam seni ekologis, materialitas objek-objek alam dihadirkan sebagai representasi hubungan manusia dan multispesies non-manusia. Dalam karya seni kontemporer yang partisipatif, Jatiwangi art Factory memaknai ulang tanah yang menjadi elemen penting bagi masyarakat Jatiwangi, Jawa Barat, yang dikenal sebagai penghasil genteng sejak 1905. Penelitian ini berlatar di Jatiwangi dan Kassel, Jerman—lokasi di mana peneliti terlibat dalam sebuah karya seni ekologis berjudul New Rural Agenda, sebuah konferensi performatif yang menghadirkan representasi human dan non-human untuk membicarakan agenda baru pedesaan, yang dipresentasikan di Documenta Fifteen, sebuah perhelatan penting bagi seni kontemporer dunia. Penelitian ini menggunakan metode autoetnografi, di mana peneliti melakukan refleksi dan analisis pengalaman ketubuhan “mengalami tanah” yang tersituasikan, dan menggunakan paradigma materiality turn dalam kajian Antropologi. Penelitian ini ingin menarasikan dan mengurai proses terbentuknya materialitas baru dan memori kolektif akan “tanah” dan multispesies lainnya dari mengalami “peristiwa seni” dari sudut pandang seniman.

In ecological art, the materiality of natural objects is involved as a representation of the relationship between humans and non-human multispecies. In contemporary participatory works of art, Jatiwangi art Factory reinterprets land as an essential element for the people of Jatiwangi, West Java, who have been known as tile producers since 1905. This research is set in Jatiwangi and Kassel, Germany, where researchers are involved in a work of ecological art entitled New Rural Agenda. This performative conference presents human and non-human representations to discuss the new rural agenda presented at Documenta Fifteen, a historical event for contemporary world art. This thesis research uses the autoethnography method, in which the researcher reflects and analyzes the bodily experience of "experiencing Tanah" on situated and views it from the paradigm of materiality turn in Anthropology studies. This research aims to narrate and describe the process of forming new materiality and collective memory of "Tanah" and other multispecies from experiencing art performance from the artist's point of view."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hary Christady Hardiyatmo
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2013
631.4 HAR s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Heinrich Karl Simon P.B
"Inleiding
Indien er een wetenschap is waarbij zich in elk stadium van Naar ontwikkeling nieuwe problemen voordoen, dan is het de Grondmechanica. Voor een deel is dit toe te schrijven aan de omstandigheid dat de Grondmechanica een nog jonge wetenschap is, zodat vele theorian snel verouderen en door betere vervangen worden, terwijl oak de onderzoekingsmethoden voor velerlei verbetering vatbaar zijn. Anderdeels blijkt in de Grondmechanica steeds duidelijker, dat de problemen veel gecompliceerder zijn dan de eerste kennismaking zou doen verrnoeden. Men heeft hier imtners te maken met grand, die te alien tijde ten minste uit twee en gewoonlijk uit drie phasen bestaat een vaste phase ("korrels") een vioeibare phase met de daarin opgeloste stoffen (?water") en een gasvormig bpstanddeel (? lucht"). De eerste en grote stap in de goede richting werd gedaan, toen men de in een grondmassa werkende korrel-, water-, en luchtspanningen scherp van elkaar ging onderscheiden. Bij kleimineralen hebben we bovendien nog te maken met het zogenaamde gebonden waterhuidje, een electrische dubbellaag.
Een deel hiervan gedraagt zich min of nicer als de vaste phase en kan bijvoorbeeld schuifkrachten overbrengen. Het .buitenste gedeelte moet echter weer tot de vloeibare phase warden gerekend, welke geen schuifkrachten kan opnemen. Hiertussen kunnen alle mogelijke overgangsvormen aanwezig zijn. Het is deze electrische dubbellaag waaraan de meeste specifieke kleieigenschappen kunnen warden toegeschreven.
Door deze gecompliceerdheid van de grondmassa wordt het moeilijk haar uiteindelijk gedrag te bepalen, daar dit gedrag de resultante is van de zeer vele reacties die mogelijk zijn tussen de minerale deeltjes, het water (vrij, geheel of gedeeltelijk gebonden) en de lucht, ongeacht nog de niet constante invloeden van buiten af. Wat eenvoudig scheen. blijkt steeds moei]ijker te doorgronden. Dit geldt zeer in het bijzonder voor kleimassa's. daar hier de tijdsfactor van zo groat gewicht is. Hierbij zullen bij proeven en metingen in snel tempo uitgevoerd, slechts schijnbare grootheden gieextraheerd worden."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1954
D70
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rasam Syamsudin
"Gangguan pada sistem tenaga listrik umumnya berawal dari gangguan satu fasa ke tanah yang berkembang menjadi gangguan tiga fasa. Besar arus gangguan tanah sangat tergantung pada metoda pentanahan yang diterapkan seperti : pentanahan bertahanan tinggi, pentanahan bertahanan rendah, pentanahan langsung atau tidak ditanahkan.
Skema pengaman gangguan tanah yang baik dipilih berdasarkan metoda pentanahan dan jenis gangguan yang mungkin terjadi. Skema pengaman gangguan tanah yang umum dipakai adalah skema diferensial, arus sisa, keseimbangan inti dan arus balik. Pembahasan di tesis ini lebih ditekankan pada penerapan skema pengaman gangguan tanah diferensial. Pemilihan skema pengaman gangguan tanah perlu mempertimbangkan arus gangguan tanah minimum dan maksimum yang diperoleh dari perhitungan arus hubung singkat.
Meskipun skema pengaman gangguan tanah yang baik telah dipilih, kinerja peralatan pengaman akan tergantung pada instalasi di lapangan dan nilai tetapan rele. Pemahaman mengenai arah aliran arus sesaat, polaritas trafo arus dan rele, jenis penyambungan trafo daya dan instrumen, arus gangguan tanah minimum dan maksimum. dan penentuan tetapan rele sangat membantu pada pemilihan skema pengaman gangguan tanah yang baik.

The most common electrical fault in an electrical power system is initiated by a single phase ground fault which can develop into a three phase fault. The ground fault current magnitude depend on the grounding method being applied such as : high impedance, low impedance, solidly grounded or ungrounded.
Selection of good ground fault scheme depends upon the grounding method used and the possible fault type. Common ground fault schemes are differential, residual current, core balance and ground return. Discussions in this Tesis was emphasized on differential schemes. The ground fault protection scheme selected should consider the minimum and maximum ground fault currents obtained by calculations.
Although a good ground fault protection scheme has been selected, the protection performances will depend on site installations and relay settings. Therefore, understanding of momentary current flow directions, minimum and maximum ground fault current occurences, and relay settings are important to identify any deviation due to miswiring and improper relay settings."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T8477
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firda Aulya Anwar
"Likuefaksi adalah peristiwa hilangnya kekuatan (strength) atau kekakuan (stiffness) pada lapisan tanah yang diakibatkan oleh gempa bumi. Fenomena dari likuefaksi tanah ini biasanya diasosiasikan dengan tanah jenuh tanpa kohesi berbutir sedang hingga halus. Gempa dengan skala 7.5 magnitudo menghantam di kota Palu dan Donggala pada 28 September 2018 menyebabkan beberapa bencana susulan seperti tsunami, guncangan tanah, tanah longsor, dan likuefaksi terjadi di waktu yang hampir bersamaan. Penelitian ini bertujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku grafik persebaran butiran tanah di Desa Lolu setelah Gempa Palu 2018. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan metode gradasi butiran yaitu menggunakan panduan dari Tsuchida yang disajikan dalam bagan distribusi gradasi butiran yang menggambarkan kerentanan tanah yang rentan terhadap potensi likuefaksi. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sampel uji memiliki potensi likuefaksi yang tinggi, dengan jenis tanah silty sand atau sand silt mixture (SM) dan didominasi pasir. Pada kedalaman dangkal, butiran tanah pada daerah pergerakan lateral besar memiliki komposisi didominasi pasir dengan grafik yang tegak ditandai dengan nilai koefisien keseragaman yang kecil jika dibandingkan dengan pergerakan lateral kecil yang memiliki grafik lebih landai ditandai dengan koefisien keseragaman lebih besar sehingga memiliki komposisi butiran yang lebih beragaman. Sedangkan pada kedalaman 10-20 meter memiliki hasil yang berbeda dari kedalaman dangkal dimana grafik pada daerah pegerakan lateral besar memiliki grafik yang lebih landai dibandingkan dengan daerah pergerakan lateral kecil.

Liquefaction is an event when the soil is losing its strength or stiffness in the soil layer caused by an earthquake. This phenomenon of soil liquefaction of soil liquefaction usually associated with medium to fine grained non-cohesive saturated soils. An earthquake with a magnitude of 7.5 hit the cities of kota Palu and Donggala on September 28th, 2018 causing several subsequent disasters such as tsunami, ground shaking, landslides and liquefaction to occur at almost the same time. This study aims to determine the analysis of grain size distribution to see the potential liquefaction in the affected area, Lolu Village using the Tsuchida Method and to see graphic trends at locations where the lateral movements occur. The method used in this study is the grain distribution method, using Tsuchida’s guidelines which is presented in the grain size distribution which describes the susceptibility of the soil to liquefaction potential. From the research results it was found that the test sample had a high liquefaction potential, with a silty sand or sand silt mixture (SM) soil type and was dominated by sand. At shallow depths, size distribution in the large lateral movement area mostly consist of sand with an upright graph characterized by small coefficient of uniformity value when compared to small lateral movement which has a more sloping graph characterized by a larger coefficient of uniformity so that it has a more diverse grain size distribution. Whereas at a depth of 10- 20 meters it has different results from shallow depths where the graph in the large lateral movement area has a more sloping graph compared to the small lateral movement area."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This research was conducted in green house and soil laboratory, faculty of agriculture, Andalas University. The research aim to study the effect of lime addition in acid soil to chemical characteristic of soil and dry weigth of green manure crops. The experimental with completely Randomized Design for factorial 7x2 were used . The first factor was green manure crops, consists of seven levels (Caliandra tetragona, Flemingia congesta, gliricidia sepium, Leucaena leucocephala, Leucaena glauca, Sesbania rostrata, sesbania sesban) and second factor was lime addition, consists of two levels (Without of lime and 1x Al-dd). The result of research indicates that : (1) The liming can increase pH value from very acid (pH 4,45) to slighly acid (pH 5,60), decrease Al-dd content from 2,61 cmol/kg to 1,12 cmol/kg (57,09%), decrease Al saturation from 74,78 % to 49,12% (34,31 %); (2) The highest dry weight at cutting I was Sesbania sesban with liming 1 x Al - dd (26,39 g/pot); cutting II was Gliricidia sepium with liming (24,40 g/pot); cutting III was Giricidia sepium with liming (17,90 g/pot), and cutting IV was Flemingia congesta with liming (29,66 g/pot)."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lubba Rosita
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S35060
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Salah satu jenis tanah dengan karakteristik yang kurang menguntungkan untuk digunakan sebagai tanah pendukung konstruksi sipil adalah tanah gambut. Tanah gambut sendiri sudah umum diketahui sebagai tanah yang tidak baik untuk digunakan sebagai tanah pendukung konstruksi sipil. Hal ini disebabkan kekuatan gesernya yang rendah, kompresibilitasnya yang tinggi, sifatnya yang terus menerus mengalami penyusutan akibat proses dekomposisi, serta kadar airnya yang tinggi. Karakteristik lain yang menonjol dari tanah gambut adalah kandungan organiknya yang tinggL Di Indonesia, tanah gambut tersebar di pulau Sumatra, pulau Kalimantan, dan sedil t di Irian Jaya. Sebelum digunakan sebagai tanah pendukung konstruksi, maka perlu dilak--ukan suatu langkah untuk memperbaiki sifat-sifat teknis tanah gambut, sehingga tanah gambut menjadi layak digunakan sebagai tanah pendukung konstruksi. Salah satu metode stabilisasi yang dapat diterapkan pada tanah gambut adalah pemadatam Berkaitan dengan hal tersebut, pada penelitian ini dilakukan percobaan pemadatan pada contoh tanah gambut. Setelah dipadatkan, dilakukan pengujian untuk mendapatkan nilai-nilai dari parameter-parameter kekuatan geser contoh tanah. Contoh tanah gambut yang digunakan pada penelitian ini berasal dari daerah Palangkaraya, Kalimantan Tengah dan Desa tampan, Riau. Kadar air tanah tersebut diatur pada kisaran 20% hingga 200%. Pemilihan kadar air yang rendah ini berkaitan dengan perkiraan kadar air optimum untuk pemadatan. Untuk mencapai kadar air yang teiah ditentukan tersebut, ada dua (2) jenis tindakan yang ddakukan. Pertama adalah dengan menjemur contoh tanah gambut hingga kering udara, untuk kemudian ditambahkan air hingga mencapai kadar air yang diinginkan. Proses ini dinamakan pembasahan kembali. Sementara proses kedua adalah pengeringan, yaitu dengan mengeringkan contoh tanah gambut hingga mencapai kadar air yang diinginkan. Setelah tanah dipadatkan, kemudian dilakukan uji CBR unsoaked dan soaked, untuk kemudian dicetak menjadi contoh tanah uji triaksial. Setiap contoh tanah diuji dengan alat uji triaksial, dengan memberikan tekanan isotropis yang berbeda-beda, yaitu 104, 200, dan 300 kPa. Tekanan isotropis tersebut diberikan dengan berdasarkan tegangan yang mungkin terjadi di lapangan. Hasil uji triaksial menggambarkan hubungan antara tegangan, regangan, tekanan pon dan volume spesifik yang saling berinteraksi. Kurva-kurva tersebut menggambarkan perilaku geser tanah gambut yang sudah mengalami fenomena ouer?consolydaled. Dan- kurva-kurva tersebut juga diperoleh nilai parameter geser tanah gambut berupa nilai kohesi dan sudut geser. Hasil pengujian baik kurva maupun nilai parameter ini kemudian dibandingkan dengan melihat nilai kadar air saat dipadatkan dan prosesnya, sehingga dapat disimpulkan tanah gambut dengan proses apa ataupun dengan rulai kadar air berapa yang memiliki kekuatan geser paling baik."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35185
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Meningkatkan kekuatan tanah gambut untuk digunakan sebagai dasar
sebuah konstruksi jalan dapat dilakukan dengan melakukan stabilisasi tanah dengan cara mekanis. Dalam studi laboratorium dilakukan penambahan bahan aditif terhadap tanah gambut untuk mengkaji kekuatan geser dan perubahan struktur mikroskopiknya. Bahan aditif yang digunakan adalah Semen Portland tipe ?V (PC-V) yang dicampurkan pada tanah gambut Kadar semen yang ditambahkan adalah 10, 20 dan 30 % dengan variasi masa peram 1 dan 4 hari. Untuk uji perbaikan mutu dari tanah campuran gambut dan PC-V yang telah dipadatkan digunakan uji CBR dan uji geser Triaksial Consolidated Undrained, sedangkan untuk mengetahui struktur mikronya, digunakan foto SEM, uji XRD ( mineral ) dan analisa
kimia. Hasil percobaan menunjukkan semakin tinggi kadar PC-V dalam campuran tanah gambut maka nilai kenaikan kekuatan gesernya nya juga semakin meningkat. Hal tersebut sejalan dengan perubahan struktur mikronya dimana partikel ? partikel tanah semakin menggumpal ( kohesif ) dan gel CSH (sebagai pengikat partikel tanah ) yang dihasilkan semakin banyak.

Abstract
Improvement of peat soil strength used for a basecoarse of highway construction is usually performed by soil mechanic stabilization. Additive material Portland Cement Tipe-V (PC-V) is used to improve
the shear strength of peat soil and to observe a change in microscopic structure of the peat soil. Cement content added to peat soil samples are 10%, 20% and 30% respectively and allows to stand for a period of 1and 4 days. Soil mixtures is then compacted. CBR tests and CU triaxial tests are performed to obtain CBR value and shear strength of the soil samples while microscopic test such as SEM, XRD test
and chemical analysis are performed to obtain micro structures . The test results show the more cement content added to the peat soil the more soil shear sterngth increases while the change in microscopic
structures shown by soil particle becoming cohesive and CSH gels resulted more."
[Fakultas Teknik UI, Fakultas Teknik Universitas Indonesia], 2008
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>