Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 87449 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sugeng Maryatmo
Depok: Universitas Indonesia, 1999
TA2512
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kris Sujatmoko
"Kapasitas sistem komunikasi seluler CDMA sangat dipengaruhi oleh interferensi antar user. Penelitian ini akan mengoptimalkan penggunaan kedua teknik tersebut untuk memaksimalkan jumlah user. Hasil yang didapatkan pada penelitian in adalah bahwa baik LSDRMTA dan LSDRMTCMA mampu menempatkan maksimal ke arah user dan minim ke arah penginterferensi."
[s.l.]: [s.n.], 2005
384 JURTEL 10:2 (2005)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kris Sujatmoko
[s.l.]: [s.n.], 2005
384 JURTEL 10:2 (2005)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rury Nazif
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
TA2480
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Wagyana
"Pesatnya pemakaian jasa telepon seluler menuntut penggunaan sistem seluler yang berkapasitas besar. Langkah antisipasi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kapasitas pemakai adalah melakukan transisi dari sistem seluler analog ke digital. Sistem seluler digital CDMA (Code Division Multiple Access) dikembangkan untuk mengatasi keterbatasan kapasitas pemakai dan kinerja sistem seluler analog AMPS (Advanced Mobile Phone Systems). Kedua sistem beroperasi pada pits frekuensi yang sama yaitu pita ANTS. Pada sistem AMPS, digunakan sinyal transmisi pita-sempit berlebar pita 30 kHz dengan modulasi FM (Frequency Modulation) dan metoda akses jamak FDMA (Frequency Division Multiple Access). Sedangkan CDMA menggunakan sinyal transmisi pits-lebar berlebar pita 1,23 MHz dengan modulasi spread spectrum dan metoda akses jamak pembagian kode PN (Pseudo-random Noise) untuk tiap kanal suara.
Dalam Tugas Akhir ini, dilakukan anabsis terhadap kapasitas pemakai dari sistem AMPS dan CDMA jika kedua sistem dioperasikan bersamaan pada pita frekuensi yang sama. Anabsis meliputi penurunan persamaan kapasitas seluler forward link dan reverse link AMPS dengan keberadaan CDMA, dan sebaliknya. Hasil anabsis dan perhitungan memperlihatkan bahwa sistem CDMA dapat melapisi AMPS tanpa mengganggu sistem AMPS yang sedang beroperasi, Sistem AMPS dengan 5 pemakai tiap sel tiap 1,25 MHz dapat beroperasi dengan kualitas suara yang baik (CII > 18 dB) dengan keberadaan 22 pemakai CDMA dengan rasio days AMPS terhadap CDMA sebesar 20 dB. Tetapi dengan kualitas suara yang baik pada kanal CDMA (Eblla ? 6 dB atau Cll _> -15,08 dB), hanya diperoleh 9 pemakai CDMA (tanpa pengendalian days) dan 17 pemakai CDMA (dengan pengendahan daya) untuk melapisi 5 pemakai AMPS tiap sel tiap 1,25 MHz."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S39507
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Linna Oktaviana Sari
"Sistem komunikasi berbasis code division multiple access (CDMA) dewasa ini berkembang sangat pesat. Untuk mendukung teknologi generasi ketiga atau third-generation (3G), CDMA diharapkan mampu memenuhi kebutuhan layanan audio, data, maupun video dengan kapasitas sistem yang besar. Layanan audio, data maupun video yang terdapat dalam suatu sistem CDMA dapat dipandang sebagai sistem multiclass CDMA. Pada kenyataannya, kapasitas CDMA dibatasi oleh interferensi, sehingga untuk meningkatkan kapasitas dilakukan dengan mengurangi interferensi.
Salah satu metode untuk mengurangi interferensi adatah sektorisasi dan pengendalian daya. Pada penelitian akan dianalisa pengaruh pengendalian daya tak sempurna (imperfect power control) dan sektorisasi tak sempurna (imperfect sectorization) pada kapasitas user dari sistem CDMA arah reverse-link berdasarkan signal to interference ratio (SIR) dengan menggunakan beamforming pada pengirim mobile station (MS) dan penerima base station (BS). Kapasitas user dipengaruhi oleh jumlah elemen antena beamforming, jumlah sektor, besar sudut overlap akibat sektorisasi tidak sempurna., dan pengendalian daya tidak sempurna.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapasitas sistem multiclass CDMA menurun akibat pengendalian daya dan sektorisasi tak sempurna. Sektorisasi dengan antena beamforming menghasilkan kapasitas sistem multiclass yang lebih besar dibandingkan penggunaan antena beamforming tanpa sektorisasi. Peningkatan total jumlah elemen antena beamforming pada penerima BS dan pengirim CIS tidak selalu menghasilkan kapasitas sistem multiclass yang lebih besar, akan tetapi tergantung dari pendistribusian jumlah elemen antena beamforming pada penerima BS dan pengirim MS. Sektorisasi dengan antena beamforming menghasilkan kapasitas sistem multiclass lebih besar dibandingkan dengan sektorisasi tanpa antena beamforming. Kapasitas sistem multiclass optimum dicapai bila jumlah elemen antena penerima beamforming genap.

Communications systems based on code division multiple access (CDMA) are growing fast this day. To support third generation technology (3G), CDMA has been expected to fulfill requirements of audio, data, and video services with higher system capacity. Audio, data and video services in CDMA systems can be viewed as multiclass CDMA system. In practice, capacity of CDMA is limited by interferences, so that any reduction of the interference will directly cause capacity increases.
Methods, such as sectorization and power control could reduce the interference. In this research, the impact of imperfect power control and imperfect sectorization to reverse-link user capacity of CDMA system based on signal to interference ratio (SIR) by using beamforming at mobile station (MS) transmitter and base station (BS) receiver will he analyzed. User capacities are influenced by number of antenna beamforming elements, number of sectors, overlap angle due to imperfect sectorization, and imperfect power control.
Results of this research indicate that capacity of multiclass CDMA system decreases caused by the imperfect power control and imperfect sectorization. The system with sectorization using beamforming has large capacity of multiclass system than the system using beamforming without sectorization, The total addition of antenna beamforming elements at SS receiver and MS transmitter not always has large capacity of multiclass system, however depend on distribution of antenna beamforming elements at BS receiver and MS transmitter. The system with sectorization using beamforming has large capacity of multiclass system than the system with sectorization without beamforming. Optimum capacity of multiclass system achieved, when beamforming has even number of receive antenna elements.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16102
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Ilham Ramadhan
Depok: Universitas Indonesia, 1998
S39519
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linna Oktaviana Sari
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
TA3090
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Akmal Zuhdi
"Sistem distribusi tenaga listrik adalah bagian dari sistem tenaga listrik yang berfungsi untuk mendistribusikan listrik dari jaringan transmisi menuju ke pelanggan. Pada sistem distribusi, sering tejadi ketidakseimbangan sistem akibat adanya perbedaan profil beban pada setiap fasenya yang dapat terjadi karena pemakaian beban satu fase masing-masing pelanggan dapat bervariasi. Hal tersebut dapat menyebabkan adanya ketidakseimbangan tegangan dan peningkatan kerugian daya pada sistem distribusi. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan dua metode analisis aliran daya, yaitu Backward and Forward Sweep dan Current Injection. Studi ini akan memberikan analisis tentang kondisi tegangan serta daya pada masing-masing fase di setiap bus dan saluran pada sistem distribusi tiga fase dalam kondisi beban yang tidak seimbang. Simulasi ini dilakukan pada dua IEEE test bus, yaituIEEE 19-Bus dan IEEE 33-Bus dengan konfigurasi radial. Hasil perhitungan aliran daya menggunakan metode Backward and Forward Sweep menunjukkan bahwa pada sistem IEEE 19-Bus, persentase penurunan tegangan tertinggi terjadi pada fase b di bus 19, sebesar 3,14%, persentase ketidakseimbangan tegangan tertinggi terjadi pada bus 19, sebesar 0,1409%, dan total rugi-rugi daya aktif dan reaktifnya sebesar 7,352 kW dan 3,164 kVAR. Pada sistem IEEE 33-Bus, persentase penurunan tegangan tertinggi terjadi pada fase c di bus 18, sebesar 5,85%, persentase ketidakseimbangan tertinggi terjadi pada bus 15, sebesar 0,2077%, dan total rugi-rugi daya aktif dan reaktifnya sebesar 19,107 kW dan 8,22 kVAR. Persentase selisih dari dua metode yang digunakan adalah kurang dari satu persen, sehingga kedua metode tersebut cukup akurat dalam menganalisis aliran daya pada sistem distribusi yang tidak seimbang.

The electrical power distribution system is a part of the power system that functions to distribute electricity from the transmission network to customers. In the distribution system, imbalances often occur due to the varying load profiles on each phase, which can happen because the single-phase load usage of each customer can vary. This can cause voltage imbalances and increase power losses in the distribution system. This study aims to compare two power flow analysis methods, namely Backward and Forward Sweep and Current Injection. The study provides an analysis of the voltage and power conditions on each phase at each bus and line in the three-phase distribution system under unbalanced conditions. Simulations were conducted on two IEEE test buses, namely IEEE 19-Bus and IEEE 33-Bus with radial configurations. The power flow calculation results using the Backward and Forward Sweep method showed that in the IEEE 19-Bus system, the highest voltage drop percentage occurred on phase b at bus 19, at 3.14%, the highest voltage imbalance percentage occurred at bus 19, at 0.1409%, and the total active and reactive power losses were 7.352 kW and 3.164 kVAR. In the IEEE 33-Bus system, the highest voltage drop percentage occurred on phase c at bus 18, at 5.85%, the highest imbalance percentage occurred at bus 15, at 0.2077%, and the total active and reactive power losses were 19.107 kW and 8.22 kVAR. The percentage difference between the two methods used is less than one percent, indicating that both methods are sufficiently accurate in analyzing power flow in an unbalanced distribution system."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>