Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 90894 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Satria Utama
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
TA3272
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Satria Utama
"Seiring dengan semakin beragamnya aplikasi yang dapat dilayani melalui jaringan internet, kebutuhan akan bandwidth juga semakin meningkat. Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL) merupakan altematif pemenuhan kebutuhan bandwidth tersebut dengan tetap dapat menggunakan jaringan telepon eksisting.
Crosstalk merupakan faktor yang mempunyai peranan paling pada ADSL. Di dalam operasional TELKOM, aplikasi teknologi ADSL tidak diperbolehkan untuk digunakan di dalam kabel yang sama. Penelitian ini bertujuan menganalisa ADSL bila dipasang secara bersamaan dengan ISDN atau HDSL pada kabel eksisting yang dimiliki TELKOM. Simulasi dan analisa dilakukan dengan menggunakan ekspresi matematis terhadap Power Spectral Density (PSD) Near End Crosstalk (NEXT) yang terjadi.
Hasil analisa terhadap beberapa skenario pemasangan (misal perubahan terhadap jumlah disturber, perubahan jarak antara receiver ADSL dengan transmitter ISDN atau HDSL) menunjukkan bahwa jumlah disturber (ISDN maupun HDSL) yang dipasang tidak berpengaruh besar terhadap nilai PSD NEXT yang terjadi namun lebih dipengaruhi oleh jarak antara transmitter disturber dan receiver ADSL.

With the proliferation of Internet use by business and individuals, the demand for broadband (high bandwidth) communication links is experiencing significant growth.
Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL) is a technology that provides broadband data connectivity using existing cables installed by Telephone Company. Crosstalk is a dominant impairment for an ADSL system In PT TELKOM, ADSL is not permitted to be used in the same unit cable. The purpose of this thesis is to analyze ADSL when attached concurrently with disturber ISDN or HDSL in the existing TELKOM's cable. Mathematical expressions of Near End crosstalk (NEXT) Power Spectral Density (PSD) are simulated and analyzed.
Result shows that amount of disturbers (ISDN or HDSL), do not have an effect to the NEXT PSD but more influenced by distance between ADSL receiver and the disturbing transmitter."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T9503
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Jaringan Telekomunikasi pada saat ini 80% masih didominasi oleh media transmisi yang menggunakan tembaga yang memanfaatkan jaringan yang sudah ada dengan meningkatkan kapasitas dan kualitas sesuai tuntutan masyarakat dan kemajuan teknologi. Teknologi ini digunakan untuk memanfaatkan media transmisi yang sudah ada tanpa menggantikannya dengan serat optik yang memerlukan biaya yang mahal. Sera optik mempunyai keuntungan seperti kapasitas besar dan redaman kecil, sehingga diperlukan telmologi yang memanfaatkan jaringan transmisi yang sudah ada tanpa menggantinya dengan serat optik. Untuk meningkatkan kemampuan kabel tembaga itulah maka menggunakan teknologi x-DSL yang meliputi : 1. HDSL : High bit rate Digital Subscriber Line. 2. IDSL : ISDN Digital Subscriber Line. 3. ADSL : Asymetrical Digital Subscriner Line. 4. VDSL : Very high bit rate Digital Subscriber Line. Pada tugas akhir digunakan teknologi ADSL yang berkemampuan menyalurkan lavanan downstream pada 6-8 Mbitls dan upstream pada 800 kbit/s dan kemampuan jarak maksimum pada 2,5 -5 Km. Teknologi ADSL merupakan teknologi yang relatif baru dan sangat sesuai digunakan untuk akses Internet yang sangat dibutuhkan oleh orang untuk kebutuhan informasi yang cepat tanpa menggantikan jaringan yang sudah ada dengan serat optik."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S39201
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Digital Communications Associates, Inc., 1987
001.642 CRO
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Banjarnahor, Luhut
"Seiring dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat terutama. di bidang komputer dan telekomunikasi, sehingga perputaran informasi tidak lagi mengenal batas tempat dan batas waktu.
Setelah penggunaan Internet sebagai media pertukaran informasi yang sangat pesat diberbagai penjuru dunia, maka kebutuhan akan kecepatan akses dan besarnya informasi yang ingin dipertukarkan menjadi sesuatu yang sangat penting. Hal ini memacu penyelenggara infrastruktur telekominikasi untuk menyediakan kanal yang dapat menyalurkan informasi sesuai dengan permintaan pengguna.
Pada awal komunikasi data, informasi yang dipertukarkan tidak begitu besar dari segi kapasitas, biasanya hanya dalam bentuk talcs. Jangkuannya juga tidak begitu luas hanya beberapa pengguna saja yang membentuk kelompok sendiri. Misalnya satu perusahaan membentuk jaringan komunikasi data sendiri atau satu organisasi membetuk jaringan sendiri. Setelah berjalannya waktu dan disertai pula dengan perkembangan teknologi informasi seperti perkembangan komputer, perkembangan telekomunikasi dan transportasi, maka dari beberapa kelompok jaringan tersebut berkeinginan untuk dapat saling berkomunikasi tanpa batas waktu tempat dan kapasitas. Sehingga diperlukan sarana dan prasarana untuk mewujudkan hal tersebut.
Saluran telepon dengan Bandwidth frekwensi dari 300 Hz sampai dengan 3400 Hz pada saat awalnya hanya digunakan untuk komunikasi suara. Saiuran telepon tersebut juga digunakan untuk mentransmisikan data dengan kecepatan rendah, yaitu kecepatan maksimum yang di dapat adalah 9600 bit per second. Untuk komunikasi data dengan kecepatan diatas 9600 bit persecond, diperlukan teknik transmisi maupun peralatan komunikasi yang lebih baik Sehingga para ahli-ahli yang bergerak dibidang tersebut mencari terobosan-terobosan barn, diantaranya teknik ADSL. Dengan teknologi ADSL, data yang ditransmisikan bisa mencapai 8 Megabit per second.
ADSL yang merupakan singkatan dari Asymmetic Digital Subscriber Line adalah teknik transmisi dengan menggunakan saluran telepon sebagai media transmisinya dengan kecepatan tinggi dan waktu tunda yang kecil.
Selama ini aplikasi-aplikasi dengan bandwidth besar hanya bisa dilewatkan melalui saluran phisik berupa fiber optik. Misalnya SONET (Synchronous Optical Network, FDDI (Fiber Distributed Data Interface) dan FTTH (Fiber to the home). Pada tugas akhir ini dibahas traffic dari data yang ditransfer dengan aplikasi yang dipertukarkan adalah yang membutuhkan bandwidth yang besar, dan ditransmisikan melalui kabel telepon (copper) dengan metoda transmisi ADSL. Beberapa aplikasi yang digunakan dapat dilihat pada akhir dari tulisan ini, yang diukur dengan ADSL capture traffic."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S39082
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jarot Widyatmoko
"Era hyper kompetisi bisnis telekomunikasi dan informasi membawa dampak yang signifikan bagi TELKOM yang ditandai dengan pertumbuhan negatif pendapatan dari sambungan lokal dan sambungan langsung jarak jauh domestik. Kurva pertumbuhan kedua coba diciptakan melalui penyediaan layanan akses internet baik dial up (TELKOMnet Instan) maupun broadband ADSL (Speedy) menggunakan jaringan kabel telpon yang ada.
Konvergensi akses broadband, IP serta konten hiburan melahirkan satu teknologi baru yaitu IPTV. IPTV dapat disalurkan menggunakan jaringan ADSL. Jumlah pesawat TV di Indonesia diperkirakan sebesar 30 juta pada tahun 2005, dan hanya 1,3% yang berlangganan layanan TV berbayar. Kondisi tersebut merupakan sebuah potensi pasar yang besar bagi TELKOM untuk menyediakan layanan IPTV.
Mengingat bahwa jaringan akses ADSL yang tersedia semula dirancang untuk menyediakan layanan akses broadband internet dengan kualitas best effort sedangkan IPTV adalah layanan yang membutuhkan kualitas yang terkendali (controlled QoS), maka perlu dikembangkan suatu analisa kesiapan penyediaan layanan IPTV berbasis ADSL dengan tanpa mengurangi fungsi semula yaitu sebagai jaringan akses broadband internet (Speedy).
Berdasarkan hasil analisa kesiapan penyediaan layanan IPTV diperoleh satu kesimpulan bahwa perangkat IP-DSLAM dan BRAS yang telah diinstalasi saat ini, mendukung untuk layanan IPTV. Sejumlah 38,15% dari total kapasitas sebesar 2.249.030 jaringan akses tembaga yang ada di Divre 2 yang mendukung layanan IPTV.
Untuk mendukung penyediaan layanan IPTV dan Speedy maka harus dilakukan peningkatan kapasitas jaringan metro akses regional, minimal menjadi 5,19 Gbps dan maksimal menjadi 14,33 Gbps untuk layanan Speedy ; ditambah dengan satu STM-1 jika layanan IPTV menggunakan teknik kompresi MPEG-4/AVC atau dua STM-1 jika menggunakan teknik kompresi MPEG-2. Disamping itu harus dibangun PE router tersendiri untuk layanan IPTV dan mengalihkan routing yang ada dari jalur akses BRAS Manajemen Lebar Pita PE router IP backbone GB menjadi BRAS PE router IPTV IP backbone GB."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T23208
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antonius Cahyo Wibowo
"ABSTRAK
Perkembangan berbagai macam penggunaan serta aplikasi internet akhir-akhir ini yang membutuhkan bandwidth yang besar semakin mempertegas diperlukannya suatu akses internet broadband dengan data rare yang tinggi untuk menggantikan akses internet menggunakan modem dial-up, sehingga pengguna intemet dapat mengimbangi laju kebutuhan bandwidth tersebut.
Dua teknologi akses internet baru yang mampu memberikan akses internet broadband adalah ADSL dan cable modem. Pada skripsi ini kedua teknologi tersebut diperbandingkan dari segi ketersediaan akses (aksesibiltas) dan kemungkinan pengembangan (skalabilitas) untuk melihat mana yang lebih baik dan lebih menjanjikan bagi penyelenggaranya.
Pada akhir skripsi ini disimpulkan bahwa ADSL untuk saat ini memiliki aksesi bilitas dan skalabilitas yang lebih baik dibandingkan cable modem, namun pada perkembangan selanjutnya dengan adanya standar yang pasti dan perkembangan pengguna internet di rumah-rumah maka cable modem juga akan memiliki aksesibilitas dan skalabilitas yang mampu menyaingi ADSL.

"
2001
S39901
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Ratna Mutu Manikam
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
TA3231
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>