Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 68665 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wiwied Prianingtyas Timbul
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
TA3130
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwied Prianingtyas Timbul
"Dalam pengoperasian suatu sistem pembangkit tenaga listrik perlu ditentukan besarnya daya yang disalurkan oleh tiap unit pembangkit sehingga dapat beroperasi pada biaya pembangkitan yang minimum. Hal ini dapat dilakukan dengan optimasi pembebanan pada seluruh unit pembangkit tenaga listrik.
Pada tesis ini akan dibahas mengenai optimasi pembagian beban pada unit pembangkit hidro dan termal dengan menggunakan metoda pengali Lagrange. Fungsi tujuannya adalah meminimalkan biaya pembangkitan dengan kendala kapasitas maksimum dan minimum unit pembangkit. Pembahasan tesis ini dibatasi pada optimasi pembangkit hidro termal area IV sistem kelistrikan Jawa-Bali, Perhitungan dilakukan dengan program Matlab yang dioperasikan pada komputer pribadi dan disertai dengan validasi program. Validasi program memperlihatkan bahwa program yang telah dibuat dapat digunakan untuk mengoptimalkan pembangkit hidro termal area IV sistem kelistrikan Jawa-Bali.

The operating of an electric power generating system need to be determined power contribution of each unit with the result that it can be operated at a minimum generating cost. This case can be solved by the optimum loading of a power generating system.
This thesis is discussing about an optimum loading of the hydro thermal power generating system by Lagrange Multiplier Method which is limited at hydro thermal plants of Java-Bali fourth area. The objective function is to minimize the generating cost with maximum and minimum generating capacities as the constraint. The computation is being done by MatLab program which is operated on a personal computer along with validation program. The validation has shown that the program which is made, can be used for optimum loading of hydro thermal plants of Java-Bali fourth area.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14644
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Unit Three Kartini
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
TA3290
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Choirul Saleh
"Pada pengoperasian sistem tenaga listrik untuk keadaan beban yang bagaimanapun, sumbangan daya dari tiap pembangkit harus ditentukan sedemikian rupa agar daya yang disuplai menjadi minimum. Biaya bahan bakar merupakan komponen biaya terbesar pada pembangkit thermis, oleh sebab itu maka biaya produksi tenaga listrik thermis, diusahakan menggunakan bahan bakar sehemat mungkin.
Metode meminimasi biaya pembangkitan akan gagal, bila tidak mencakup rugi daya pada saluran transmisi, sebab meskipun biaya bahan bakar inkremental suatu pembangkit mungkin lebih rendah dari pembangkit lainnya, akan tetapi karena terletak jauh dari pusat beban, biaya rugi-rugi transmisinya besar. Untuk mengoptimalkan biaya bahan bakar dan rugi daya pada saluran, penyelesaiannya adalah dengan menggunakan persamaan koordinasi, karena pada persamaan ini biaya pembangkitan yang optimal akan tercapai bila biaya bahan bakar inkremental total dikalikan dengan faktor penalti bernilai sama untuk semua pembangkit.
Dari hasil perhitungan optimasi didapatkan bahwa, pada beban sesaat yang sama didapatkan basil pembangkitan yang lebih rendah, hal ini disebakan karena adanya penurunan rugi daya pada saluran yang cukup signifikan, sehingga diperoleh penghematan biaya pembangkitan dibandingkan jika sistem dioperasikan manual, besar penghematan per kWh nya adalah Rp 17,0789 atau 12.97 % dari biaya pembangkitan sebelumnya, sedang rugi daya pada saat sebelum optimasi adalah 80.697 MW padasaat dioptimasi rugi dayanya sebesar 24.804 MW atau prosentasenya sebesar 225.30 %.

In order to get a minimum generation-cost of interconnected power-plants, each power plant generated power should be adjusted at a certain value depending on the load of each substations at that time. Fuel cost is the main cost portion of a thermal power plant , so to achieve a minimum cost, the thermal power plantfue consumtion should be manage efficiently.
Calculation of generation cost optimation in between power plant connected over interconnected transmision line will not be accurate if not involving transmission linespower losses. Incremental fuel cost of a power plant may be lower then another, because its location is more far away from the load centre comparied to the another power plant, the total generation cost will be higher. To get an optimal generation cost involving transmission lines power losses a coordination equation will be used. By this equation we will get the optimum generation cost while the total fuel incremental cost multiplied by penalty factor has the same value for all power plants connected to results transmission lines.
From the optimation-calculations we get lower power generation comparied to manual adjustments by load dispatch center operators, because of decreasing total transmission lines losses, also total generation cost per kWh decrease significanly. The real saving generation cost by this optirnation is Rp 10,747.00 or 8.17 % as before.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
TA3035
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Unit Tree Kartini
"The systematic coordination of the operation of a system of hydroelectric generation plants is usually more complex than the scheduling of an all thermal generation system. The reason is both simple and important. In the operation of a hydroelectric power system, three general categories of problems arise. These depend on the balance between the hydroelectric generation, the thermal generation, and the load.
The transmission network's incremental power losses may cause a bias in the optimal economic scheduling of the generators. The coordination equations include the effects of the incremental transmission losses and complicate the development of the proper schedule. The network elements lead to two other, important effects: the total real power loss in the network increases the total generation demand, and the generation schedule may have to be adjusted by shifting generation to reduce flows on transmission circuits because they would otherwise become overloaded. It is the last effect that is the most difficult to include in optimum dispatching.
The requirements for the operation of hydroelectric plants, one must appreciate the limitations imposed on operation of hydro-resources by flood control, navigation, fisheries, recreation, and water supply. The largest category of hydrothermal systems includes those where there is a closer balance between the hydroelectric and thermal generation resources and those where the hydroelectric system is a small fraction of the total capacity. In these systems, the schedules are usually developed to minimize thermal generation production costs, recognizing all the diverse hydraulic constraints that many exist.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T3565
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Choirul Saleh
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
TA3167
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
I Wayan Sambayasa
"Lingkungan yang bebas dari pencemaran merupakan dambaan setiap manusia, tetapi untuk negara-negara yang sedang berkembang program tersebut menjadi tantangan yang cukup berat. Proses pembangunan yang sedang gencargencamya merupakan kontradiksi tersendiri. Seperti pembangunan pembangkit tenaga listrik yang merupakan tuntutan bagi perkembangan sektor-sektor lainnya. Pemanfaatan energi fossil sebagai sumber energi primer dalam pembangkitan energi listrik dapat menghasilkan produk sampingan berupa emisi yang dapat mengganggu kelestarian lingkungan. Oleh sebab itu akan timbul dimensi baru dalam menganalisa ~tstem tenaga listrik dengan memasukkan masalah lingkungan ke dalam optimasi sistem tenaga listrik.
Metode pengali lagrange merupakan metode optimasi klasik yang banyak dipergunakan dalam perencanaan operasi ekonomis sistem tenaga listrik. Dalam tesis ini variabel emisi dimasukkan ke dalam fungsi lagrange sehingga persamaan koordinasi yang terrbentuk akan bertujuan untuk meminimumkan biaya total pembangkit. Dengan menggunakan metode Lagrange, berdasarkan hasil komputasi biaya yang minimum untuk beban 3000 MW tetjadi pada saat alpha bernilai 0.2. Untuk beban maksimum yaitu 6000 MW biaya total minimim terjadi pada saat alpha bernilai 0.7.
Dengan menggunakan skala prioritas untuk beban 3000 MW besamya biaya total minimum adalah 917,767 $/MW, sedangkan untuk beban 6000 MW besaamya biaya minimum adalah 1,314,292 $/MW. Penghematan biaya minimum yang diperoleh dengan menggunakan metode Lagrange dibandingkan dengan metode skala prioritas untuk beban 3000 MW adalah 30%, sedangkan untuk beban 6000 MW sebesar 25%. Jadi untuk kondisi beban yang bagaimanapun metode Lagrange akan menghasilkan biaya yang lebih rendah."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
T40676
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhrian Fitrianto
"Energi listrik merupakan energi yang sudah tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Kebutuhan energi listrik akan terus meningkat seiring dengan perkembangan zaman. Dalam pembangkitan energi listrik dibutuhkan pengonversian energi lain menjadi energi listrik dimana untuk membangkitkan energi listrik dibutuhkan sumber daya alam seperti batu bara. Batu bara dipilih karena selain harganya murah, pembangkitnya juga memiliki efisiensi yang cukup tinggi namun berdampak pada lingkungan. Selain itu seiring dengan pertumbuhan beban, biaya produksi tenaga listrik juga semakin meningkat. Oleh sebab itu, dibutuhkan optimasi biaya operasi pembangkit agar didapatkan pembebanan yang optimal sehingga biaya yang dikeluarkan seefisien mungkin dan harga listrik menjadi tidak terlalu mahal. Pada perencanaan pembebanan sebenarnya, biaya operasi pembangkit dalam satu hari yang dikeluarkan sebesar Rp 18.384.345.566 dengan biaya bahan bakar sebesar Rp 561,118/kWH. Sedangkan dengan optimasi biaya operasi pembangkit dengan menggunakan metode lagrange, didapat biaya operasi pembangkit dalam satu hari sebesar Rp 18.350.617.781 dan biaya bahan bakar sebesar Rp 560,068/kWH. Dengan melakukan optimasi biaya operasi pembangkit dengan metode lagrange, pengeluaran biaya operasi pembangkit dapat dihemat sebesar Rp 33.727.785 dan biaya bahan bakar sebesar Rp 1,05/kWH.

Nowadays, Electricity is one of the most important energy for human being which cannot be separated from the human life. The needs of electricity is increasing by the time goes. Another form of energy should be converted to produce the electricity and a coal is needed to produce the electricity as the fuel for the power plant. Coal is chosen as the fuel because it has low cost and high eficiency but has a bad impact for the environment. As the load grows, both the cost of electricity production and needs of the natural resoursces is increasing too. Though, the optimization of power plant production cost is needed to obtain optimal loading each power plant and get the efficient cost so the elctricity prices turn to be lower than before. In the real plan of power plant loading, the production cost is Rp Rp 18.384.345.566 a day and the fuel cost is Rp 561,118 kWH. On the other hand, the production cost with lagrange method opimization is Rp 18.350.617.781 a day and the fuel cost is Rp 560,068 kWH. Using the optimalization of electricity production cost with lagrange method Rp 33.727.785 has saved from the real plan planning and also save Rp 1,05 kWH in the fuel cost."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>