Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 166404 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
TA2404
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang S. P.
"Perubahan yang tidak terprediksi (Unpredictable Change) dan berlangsung sangat cepat dalam dunia bisnis dan industri, menuntut Pertamina berusaha keras untuk dapat bersaing. Untuk bisa bersaing, proses dalam kilang harus dioperasikan secara efiesien, handal, dan aman untuk menghindari terjadinya kegagalan operasi (Operation Failfure).Tuntutan yang berat itu memerlukan support Kinerja Keselamatan yang maksimal (The Best Safety Performance). Meningkatnya kesadaran masyarakat dunia terhadap masalah keselamatan manusia dan peralatan telah mendorong para ahli keselamatan tingkat dunia untuk mengembangkan teknik pengelolaan keselamatan yang lebih baik dan terintegrasi yang dikenal dengan Manajemen Keselamatan Proses/Process Safety Management. Pertamina bidang Pengolahan Direktorat Hilir mulai tahun 1996 menyatakan komitmen untuk menerapkan MKP diseluruh unit operasinya. Perubahan dan perkembangan yang ada sekarang telah menempatkan penerapan MKP sebagai suatu strategis dalam pencegahan insiden. Sistem Manajemen Keselamatan Proses merupakan sistem manajemen yang mengindentifikasi, memahami, dan mengendalikan bahaya operasi guna mencegah dan menanggulangi kecelakaan, kebakaran, dan peledakan atau kerugian lain terhadap manusia, peralatan maupun lingkungan sekitar.
Untuk mengetahui pelaksanaan penerapan MKP di unit operasi dimana sampai saat ini pelaksanaan MKP belum sepenuhnya dan merupakan tugas sampingan bagi para pekerja. Untuk memeriksa dan membimbing penerapan MKP agar sesuai dengan pedoman MKP dan referensi MKP, maka diperlukan evaluasi sampai dimana tingkat pelaksanaan MKP dan sekaligus memberikan saran, rekomendasi dalam upaya pengembangan MKP secara berkesinambungan.

Implementation of Process Safety Management in Operation Unit II Dumai Riau Pertamina 2002 The rapid and unpredictable changes in business and industry, pursue Pertamina to work hard for the competition. To be able to compete, refinery process has to be operated efficiently, reliably and safely to avoid the operation failure. Great demand of it ne to be supported by the best safety performance.
The increasement of people awareness for the safety of human as well as the equipments has forced the world class safety specialist to develop the techniques for better and integrated safety system, known as Process Safety Management. Started in 1996, Pertamina Bidang Pengolahan Direktorat Hilir stated the commitment to implement the Process Safety Management as a strategy in avoiding incident.
Process Safety Management System identifies, is aware of and anticipating measures to prevent and overcome accidents, fires, explosions, and other detrimental consequences f losses to people, equipment, as well as the surrounding environment.
To know the implementation of Process Safety Management in the operation units, which is until now hasn't been done entirely and only a side job of the workers to check and lead the implementation of Process Safety Management, need to be evaluated how far the implementation of Process Safety Management as well as giving suggestions and recommendations in the effort of developing Process Safety Management Continuously.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T1143
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Santoso
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
TA2332
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Iman Santoso
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
TA1938
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Christina Ratnasari
"Proses kerja pada area Hydro Cracking Complex HCC memiliki risiko bahaya kesehatan kimia dan fisika bagi pekerja. Penelitian ini menilai gambaran bahaya risiko kesehatan dan Health Risk Assessment HRA dengan menggunakan metode semi kuantitatif untuk menentukan skor durasi, eksposure, konsekuensi, dan likelihood yang selanjutnya akan dihitung dalam Risk Assessment Matriks RAM . Pedoman yang digunakan untuk menghitung yaitu International Petroleum Industry Environmental Conservation Association IPIECA dan International Association of Oil Gas Producers OGP tahun 2006.
Berdasarkan hasil perhitungan proritas pengendalian risiko di area HCC bahaya kesehatan fisika dan kimia berada pada 4 tingkat yaitu: tidak perlu dilakukan tindakan segera, prioritas pertama, kedua, dan ketiga untuk dilakukan tindakan.Penilaian HRA menunjukkan terdapat bahaya fisika berupa bahaya pencahayaan, heat stress, dan bising. Sedangkan bahaya kimia yang ditemukan yaitu uap Hidrocarbon, Fuel Gas CO, Fuel Gas H2S, Fuel Gas CO2, Ammonia NH3 , Benzene Toluene Xylene BTX , Soda Api NaOH , Katalis, Steam H2, Ceceran fuel oil, N2, SO2, LPG, Indoor Air Quality CO, CO, O2,Nox, SOx , dan Lube oil. Tingkat risiko bahaya kesehatan dapat dikurangi dengan melakukan hirarki kontrol, yaitu dengan mengeliminasi bahaya, menambah intensitas cahaya, pembatasan area kerja, rotasi pekerja, penggunaan APD yang sesuai, dan perhitungan kadar paparan bahan kimia.

Working processess at Hydro Cracking Complex HCC have chemical dan physical hazards for the workers. This study asssessed about health risk hazard and Health Risk Assessment HRA by using semiquantitative method to determine score, exposure, consequence, and likelihood, then we rsquo ll calculate them into Risk Assessment Matriks RAM . The guideline that we use is from International Petroleum Industry Environmental Conservation Association IPIECA and the International Association of Oil Gas Producers OGP.
Based on the calculation we found 4 level of risk hazard control for chemical dan physical hazards, there are, no need immediate action, first, second, and third priority of action.HRA result shows there are some physical hazards, lighting, heat stress and noise. There were also found chemical hazards, they are Hidrocarbon, Fuel Gas CO, Fuel Gas H2S, Fuel Gas CO2, Ammonia NH3 , Benzene Toluene Xylene BTX , NaOH, Katalis, Steam H2, fuel oil, N2, SO2, LPG, Indoor Air Quality CO, CO, O2,Nox, SOx , and Lube oil. The level of risk can be reduced by applying control of hierarchy, such as eliminating hazard, increasing light intensity, limiting working area, worker rotation, using appropriate PPE, and measure chemical hazard exposure.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purnama
"ABSTRAK
Dengan semakin ketatnya persaingan dunia industri baik yang bersifat nasional maupun internasional, serta melihat statusnya sebagai BUMN maka Pertamina Unit Pengolahan III harus tetap memperhatikan prinsip-prinsip ekonomi perusahaan didalam setiap melaksanakan operasinya, dalam arti senantiasa menjaga dan meningkatkan efektivitas serta efisiensi kegiatannya.
Didalam operasinya Petamina UP III, memerlukan material/barang untuk menunjang kehandalan kilang dimana masalah pengendalian tingkat persediaan material mempunyai peran sangat penting, karena persediaan yang berlebihan akan mengakibatkan biaya yang tinggi untuk penyediaan materialnya. Sebaliknya tiadanya barang pada saat diperlukan akan mengakibatkan gangguan yang serius terhadap jalannya operasi dan aktivitas perusahaan.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka penelitian ini ditujukan untuk menganalisis pelaksanaan pengelolaan persediaan material di Pertamina UP III, apakah sudah bajalan cukup efektif dan efisien, serta opti masi untuk mendapatkan hasil terbaik dari kondisi yang ada maupun saran yang diperlukan untuk perbaikannya.
Bahasan optnmasi difokuskan pada masalah : pemilhan jenis barang persediaan, penentuan waktu pemesanan, penentuan jumlah kebutuhan, penentuan jumlah cadangan, dan penerapan kansep S'tockless Purchasing system.
Untuk pelaksanaan perngendalian persediaan yang lebih efektif sekaligus efisien maka direkomendasikan. 5 tindakan pokok Pertama, untuk pemilihan jenis stock item, harus melihat standardisasi material, kontinuitas pemakaian barang, serta melihat urgensi material tersebut pada operasi perusahaan. Kedua, didalam menentukan waktu pemesanan harus diupayakan tepat waktu secara konsisten, dengan menggunakan sistern Fixed Order Quantity maupun sistem Order Cycle. Ketiga, untuk menentukanjurnlah persediaan barang, dilakukan dengan menggunakan alat bantu yang sudah ada, yaitu formula EOQ, maupun Formula Min - Max disamping upaya penjajagan pemakaian MRP khusus untuk material yang pemlintaannya bersifat dependen. Keempat, didalam penentuan jumlah safety stock digunakan Standar Deviasi/MAD yang dikombinasikan dengan konsep Service Leve. Kelima, penerapan konsep Stockless Purchasing System antara lain dengan melaksanakan Blanket Order.
Dengan melaksanalcan kelima rekomendasi tersebut diatas, maka diharapkan tercipta adanya Persediaan material yang lebih optimal."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1999
TA868
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Freby Dempaka
"ABSTRAK
Tesis ini dibuat mengenai perihal tanggung jawab perusahaan dan
bagaimana mengkomunikasikannya dengan para stakeholder terkait dengan
tanggung jawab perusahaan. lnteraksi perusahaan dengan berbagai kelompok
stakeholder yang berbeda bukan suatu topic baru, akan tetapi pertanyaan tanggung
jawab perusahaan seperti apa yang benar-benar memenuhi kebutuhan Serta
keinginan stakeholder adalah diskusi utama. Buruh anak, kerusakan lingkungan
dan masalah etika merupakan semua masalah yang akan membawa arah diskusi
mengenai corporate social responsibility, CSR.
Awarness terhadap CSR semakin meningkat dan pendekatan yang tepat
tanggung jawab dari perusahaan mempakan suatu kebutuhan. CSR ialah mengenai
bagaimana perusahaan memilih cara menjalankan perusahaan atau bagaimana cara
memulai bisnis. Perusahaan yang memiliki perhatian serius terhadap CSR akan
mempunyai suatu competitive advantage, saat menghadapi masalah yang terjadi
diakibatkan perusahaan lalai dalam mengatasi masalah sosial dilingkungan
bisnisnya. Perusahaan yang menggunakan metoda pengendalian lingkungan yang
ramah Iebih menginginkan customer ataupun publik untuk mengetahui apa yang
perusahaan lakukan, akan tetapi perusahaan yang menggunakan buruh anak-anak
sebagai karyawannya berusaha sebisa mungkin menutupi informasi bagaimana
parusahaan menjalankan bisnisnya.
Kedua skenario tadi berdasarkan bentuk pengelolaan CSR, yang
merupakan topik dari thesis ini. Tujuan dari Penelitian ini ialah untuk menyelidiki
bagaimana corporate social responsibility berjalan diperusahaan dihubungkan
dengan cara mengkomunikasikannya. Tujuan akhirnya ialah untuk menghasilkan
gambaran secara Iuas bagaimana pengelolaan CSR dengan fokus komunikasi
kemasyarakat Iuas. Penelitian ini diarahkan untuk isu-isu berikut: Apa arti CSR
bagi perusahaan dan apa timbal balik dari CSR yang dilakukan perusahaan?
Bagaimana Pengelolaan CSR diperusahaan besar? Bagaimana perusahaan
melakukan pendekatan komunikasi CSR?
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan perusahaan yang
menjadi objek penelitian ialah PT PERTAMINA (PERSERO) pada Unit
Pengolahan (UP) VI Balongan, Indramayu. Dalam pembentukan gambaran cara
kerja CSR diPERTAMINA, data-data empirik dikumpulkan dengan melakukan
wawancara dan menganalisa berbagai dokumen. Karyawan yang bekerja
mengelola CSR diwawancara, juga masyarakat sekitar fasilitas produlsi
PERTAMINA di Balongan sebagai stakeholder CSR PERTAMINA latar
belakang data empirik berdasarkan data Iiteratur tentang CSR PERTAMINA
dijelaskan dalam BAB lerpisah.
Pertimbangan mengenai CSR dan cara komunikasi CSR menunjukkan
bahwa CSR seharusnya merupakan bagian penting dari corporations brand
management. Pada saat yang sama, perusahaan harus aware bahwa CSR dapat
memberikan dampak terhadap reputasi perusahaan dalam berbagai hal.
Komunikasi CSR yang positif dapat memperkuat brand perusahaan, sedangkan
pemberitaan begatif dari CSR dapat membawa dampak yang buruk bagi perusahaan."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T21243
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Masjuli
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesenjangan antara unsur kegiatan pada Fungsi Pertamina UP-VI Balongan dengan unsur kegiatan pada pola baku prosedur identifikasi aspek lingkungan ISO 14001. Perusahaan yang dipilih untuk penelitian ini adalah Pertamina UP-VI Balongan Indramayu.
Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi terhadap tiga (3) variabel yaitu unsur kegiatan pada pola baku prosedur identifikasi aspek lingkungan, fungsi kegiatan produksi di Pertamina UP-VI, gap pada item unsur kegiatan pada kegiatan unit produksi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan format dokumentasi dari populasi dua puluh enam (26) Fungsi Unit Produksi Pertamina UP-VI dan observasi atau pengamatan. Sampel adalah seluruh populasi.
Hasil penelitian menunjukkan adanya kesenjangan item unsur kegiatan pada prosedur identifikasi aspek lingkungan ISO 14001 Pertamina UP-VI Balongan dengan unsur kegiatan pada pola baku prosedur identifikasi aspek lingkungan ISO 14001. Untuk memperbaiki kesenjangan di atas adalah selalu memutakhirkan prosedur identifikasi aspek lingkungan ISO 14001 Pertamina UP-VI Balongan serta meningkatkan pengetahuan tentang identifikasi aspek lingkungan ISO 14001 bagi facilitator dan penerap pada 26 Fungsi.

Evaluation on Activities Element in the Procedure of Environment Aspect Identification in Pertamina Unit Pengolahan VI BalonganThis research is aimed to find gaps between activities element in Functions of Pertamina UP-VI Balongan and the activities element in the template of environment aspect identification procedure ISO 14001. The company chosen for this research is Pertamina UP-VI Balongan Indramayu.
This research is an evaluation research on three (3) variables: activities element in the template of environment aspect identification procedure ISO 14001, activities element in the Functions of Pertamina UP-VI and gaps in the activities element items. Data collected by documentation format from population consisted of twenty six (26) Functions of Production Units and observation. The sample includes whole population.
The result of this research shows that there are gaps between activities element in the Functions of Pertamina UP-VI Balongan and the activities element in the template of environment aspect identification procedure. The way to correct these gaps is always kept the procedure of environmental aspect identification ISO 14001 Pertamina UP-VI up to date, minimum once a year and improve the knowledge on environment aspect identification ISO 14001 of the facilitators and users in 26 Functions."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T 10730
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>