Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 29000 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Panggabean, Solomon M.R.
"Sistem tenaga listrik modem menggunakan pengatur tegangan dan sistem penguatan medan, untuk menjaga kestabilan sistem terhadap ganggguan. Pada suatu sistem penguatan medan dapat ditambahkan Pembatas Eksitasi Kurang (Under Excitation Limiter). Fungsi Pembatas Eksitasi Kurang (PEK) adalah menjaga kestabilan generator terhadap panas pada inti jangkar, mencegah kehilangan eksitasi oleh gangguan yang cukup ekstrim. PEK bekerja berdasarkan galat pengatur tegangan dan tegangan acuan. Setelah diolah PEK, sinyal ini diteruskan ke medan generator untuk mengembalikan tegangan medan pada nilai yang diinginkan.
Simulasi dalam tesis ini memerlukan kurva kemampulan generator. Generator diberi nilai daya yang berada di luar kurva, yang memisalkan keadaan tidak stabil. Hasil simulasi menunjukkan bahwa tegangan terminal dikembalikan kepada nilai keadaan stabil. Tanggapan tegangan medan mirip dengan tanggapan fungsi orde satu dengan masukan fungsi undak.
Parameter PEK harus disesuaikan dengan batas kestabilan generator. Batas kerja PEK didasarkan pada kurva kemampuan generator. Simulasi meninjau sistem satu pembangkit dengan daya 2 KW dan satu bus tak terhingga (infinite bus). Namun hasilnya dapat diterapkan pada sistem dengan daya lebih besar. Untuk pengembangan studi tentang PEK, dapat diteliti penggunaannya bersama Pembatas Eksitasi Lebih (Over Excitation Limiter), dan pada sistem dengan banyak bus tak terhingga.

Modem power systems apply voltage controller and excitation systems to keep their stability against disturbance. To the excitation system can be added an under excitation limiter (UEL}. UEL functions to keep generator's stability against armature core overheating, and loss of excitation due to relatively big disturbances. UEL operates by using the error between controller's output and reference voltage. After being processed by the UEL, the signal is passed to the generator's field to return the field voltage to its desired value.
Simulation in this thesis needs generator capability curve. The generator was given a power value outside the curve. The value reflected an instable condition. The results of the simulation showed that terminal voltage was brought back to a value in the stable region. The field voltage response is similar to a first order response with step function input.
UEL parameters should be adjusted to the generator's stability limits. UEL's limit is based on generator capability curve. The simulation observed a 2 KW generator system connected to an infinite bus. However the results can be applicable to bigger systems. Continuing the study on UEL, further UEL experiments together with over excitation limiters (OEL), and its use on an many infinite buses can be conducted.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T5798
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panggabean, Solomon M.R.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
TA3151
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Saragi, Raymond
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S39797
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosalina
"Dalam makalah tesis ini diangkat satu permasalahan gangguan mesin majemuk, yang akan ditentukan sudut daya dan waktu pemutusan kritisnya, sehingga dapat dicari tingkat kestabilan sistem tersebut. Kestabilan sistem diartikan sebagai kemampuan sistem untuk kembali dalam kondisi normal setelah terjadi gangguan. Untuk menganalisis kestabilan sistem daya disini digunakan analisis kestabilan peralihan karena kisaran masalah yang dianalisis menyangkut gangguan yang lebih besar dan tidak memungkinkan menggunakan proses kelinearan. Dengan menggunakan model matematika persamaan fungsi Lyapunov akan dicari waktu pemutusan sistem dari gangguan. Uji simulasi dilakukan terhadap kasus dengan bantuan perangkat lunak MatLab yang hasilnya nanti akan dibandingkan dengan simulasi metode konvensional.

In this tesis paper will appointed a problem with multi machine infinite bus, which will be determined power angle and critical clearing time, so you can search the system stability these. Stability is defined as the ability of the system to return to normal conditions after the occurrence of some perturbations. To analyze the stability of power system, for solution here will used transient stability analysis because the range of problem analyzed a larger and does not allow using a linear process. With using a mathematical model equation Lyapunov function will be fine solution critical clearing time the system from interruption. Which will be piloted to study the case with the help of MatLab software whose results will be compared with conventional simulation methods.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27636
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ardian Eko
"Pemanfaatan energi listrik semakin meningkat dari tahun ke tahun dan meluas aplikasinya, sehingga energi listrik kini menjadi energi penukar yang umum digunakan dalam berbagai bidang. Fenomena ini menyebabkan pembangkit-pembangkil bekerja dengan sistem interkoneksi untuk penyediaan kebutuhan listrik yang besar dengan keandalan tinggi.
Dalam suatu sistem tenaga listrik dengan interkoneksi banyak pembangkit, masalah stabilitas dalam menyalurkan daya listrik sangat penting. Gangguan pada sistem tenaga listrik dapat menyebahkan gangguan stabilitas sistem secara keseluruhan. Gangguan yang sifatnya kecil biasanya dapat diatasi oleh sistem itu sendiri. Namun gangguan yang cukup besar dan atau terjadi dalam waktu cukup lama dapat menyebabkan sistem menjadi tidak stabil yang mengakibatkan daya listrik tidak dapat tersalurkan ke beban dan sistem dimatikan unluk keamanan.
Tulisan ini membahas tentang perbaikan stabilitas sistem tenaga listrik dengan koordinasi metode pengkatuban cepat (fast valving) dan kendalt eksitasi pada pembangkit serempak yang-ter-interkoneksi dengan sistem. Dengan metode pengendalian terkoordinasi ini, pembangkit diharapkan dapat bertahan pada gangguan yang lebih panjang dan kembali ke stabilitasnya seperti keadaan sebelum gangguan sehingga sistem secara keseluruhan dapat kembali stabil.
Pengendalian terkoordinasi dilakukan dengan mentup katub masukan secara cepat sehingga daya mekanik masukan sistem berkurang, dan mengatur eksitasi sehingga daerah akselerasi yang terbentuk berkurang dan sebaliknya daerah deselerasi menjadi bertambah, dan pembangkit dapat distabilkan kembali. Hasil dari koordinasi pengendalian ini adalah pembangkit yang kembali dapat distabilkan setelah melewati satu atau dua putaran tidak serempak.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S39996
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jefry Suryadi
"Kebutuhan akan energi listrik tidak akan pemah berakhir dan selalu meningkat. Seiring dengan perkembangan jaman, energi listrik telah menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia. Oleh karena itulah seiring dengan perkembangan teknologi maka proses pembangkitan telah mengalami kemajuan dan juga sistem interkoneksi antara pembangkit sehingga dapat memenuhi kebutuhan daya yang besar. Dalam suatu sistem tenaga listrik yang besar maka stabilitas sistem dalam menyalurkan energi listrik merupakan bagian yang penting.
Adanya gangguan pada sistem baik yang terjadi pada saluran transmisi, pembangkit, dan beban akan mengakibatkan sistem kehilangan kestabilan. Pada sistem yang saling terinterkoneksi maka gangguan pada salah satu pembangkit akan berdampak pembangkit lain ikut merasakan adanya gangguan. Jika gangguan masih dalam skala kecil dan waktu yang singkat maka biasanya sistem masih dapat mengatasinya. Tetapi jika gangguan yang terjadi dalam skala besar dan waktu yang lama maka sistem menjadi tidak stabil dan menganggu penyaluran listrik. Bahkan dampak yang lebih buruk dapat mengakibatkan terjadinya pemadaman listrik (black out).
Makalah ini akan membahas dan mensimulasikan mengenai perbaikan stabilitas sistem tenaga listrik dengan kendali eksitasi dan penggerak utama yang dikoordinasikan oleh pengendali Jaringan Syaraf Tiruan. Dengan adanya koordinasi oleh pengendali Jaringan Syaraf Tiruan diharapkan sistem tenaga listrik dapat mempunyai tanggapan perbaikan yang lebih cepat dan juga penambahan waktu pemutusan kritisnya. Selain itu akan dilihat pula dampak dari gangguan simetris dan asimetris pada sistem tenaga listrik karena pada dasarnya karakteristik kedua macam gangguan tersebut berbeda."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S40263
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Kebutuhan akan energi listrik yang makin meningkat dari tahun ke tahun menyebabkan energi listrik menjadi kcbutuhan yang sangat vital dan berpengaruh terhadap kesejahteraan manusia. Akibatnya tidak ada lagi pembangkit yang bekerja sendiri sendiri melainkan harus saling terkoneksi satu
sama lain untuk memernuhi kebutuhan energi listrik yang sangat besar.
Dalam sualu system tenaga listrik yang terdiri dari beberapa pembangktl, stabilitas tenaga listrik dalarn menyalurkan energi listrik menjadi masalah yang harus diperhatikan. Pada system yang saling terkoneksi adanya gangguan pada system baik itu pada saluran transmisi, pembangkit, atau beban akan menyebabkan pembangkit lain ikut merasakan adanya gangguan tersebut. Untuk gangguan yang tidak terlalu besar biasanya system dapat mengatasi gangguan tersebut dan tidak akan mempengaruhi stabilitas system secara keseluruhan. Namun untuk gangguan yang skalanya cukup besar dan terjadi pada jangka waktu yang cukup lama dapat mengakibatkan system menjadi tidak stabil dan akan mengakihatkan terganggunya pasokan energi listrik ke beban. Untuk kondisi yang terburuk dapat mengakibatkan terjadinya black out. Tulisan ini membahas tentang perbaikan stabilitas system tenaga listrik dengan cara pengendalian eksitasi dan penggerak utama yang dikoordinasikan dengan pengendali logika fuzzy pada pembangkit serempak. Dengan penggabungan dari tiga metode diatas diharapkan system akan cepat mencapai kestabilitasnya kembali. Dengan mengatur besarnya eksitasi dan daya mekanis dari penggerak utama pembangkit yang dikendalikan dengan logika fuzzy pada saat gangguan terjadi akan membuat daerah akselerasi menjadi berkurang dan menambah luas daerah deselerasi sehingga system dapat stabil dengan cepat
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S39297
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Delijal
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S39470
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kosasih
"Ketidakseimbangan kapasitas daya pembangkit dan daya beban pada sistem tenaga listrik terlihat dan perubahan frekuensi dari nilai nominal, berupa kenaikan atau penurunan. Penurunan frekuensi yang besar oleh lepasnya satu atau lebih unit pembangkit dari sistem bila tidak segera diatasi, akan menyebabkan lepasnya unit-unit pembangkit lain yang sensitif terhadap penurunan frekuensi seperti PLTU Suralaya dan PLTU Paiton pada sistem tenaga listrik Jawa-Bali. Bila terus tidak diatasi unit-unit pembangkit lain secara beruntun akan lepas dan sistem runtuh total. Untuk mencegah penurunan frekuensi yang besar, sejumlah beban perlu dilepas dengan menggunakan rele frekuensi kurang (under frequence relay) yang bekerja cepat.
Penerapan rele frekuensi kurang di sistem tenaga listrik Jawa-Bali adalah untuk melepas beban atau memisahkan jaringan subsistem, akibat adanya gangguan besar, dengan tujuan mengembalikan frekuensi ke normal serta menjaga keseimbangan kapasitas daya pembangkit dan daya beban.
Pelepasan beban bertahap akan dilakukan bila ada defisit daya besar secara mendadak sehingga frekuensi sistem turun dibawah batas tetapan rele frekuensi kurang. Mengingat dampak penurunan frekuensi akibat defisit daya tidak sama, maka pelepasan beban dibuat fleksibel dalam beberapa tahap. Dengan menurunnya frekuensi yang sangat cepat, koordinasi tetapan frekuensi untuk rele frekuensi kurang untuk masing masing area sangat menentukan agar sistem tidak tejadi gangguan total (black out). Program pelepasan beban ini dibuat dengan bahasa C builder versi 3.0.

The imbalance of generator power and load power capacity to the electric power system is shown by the changing of frequency from face value, in a form of increase or decrease. If this is not being overcome right away, a huge decrease in frequency by the release of one or more generator units from the system occurs and will cause the release of other generator unit, which are sensitive to the decrease of frequency such as PLTU Suralaya and PLTU Paiton to Java-Bali electric power system. If there is still no action in overcoming this problem, other generator units will release one after the other and the system will totally collapse. To avoid a huge decrease in frequency, some loads need to be shedding use under frequency relay which works fast.
The application of under frequency relay to Java-Bali electric power is to load shedding or to separate subsystem network, as a consequence of a big disruption existence, in order to return the frequency to normal, also to keep balance of generator power and load power capacity.
A gradual load shedding will be done if there is a sudden big power deficit so that the system decreases below under setting frequency relay. Considering the impact of the decrease of frequency because there is difference in power deficit, load shedding is made flexible in some stages. Program load shedding was made with C builder version 3.0.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T3764
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>