Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 129186 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Universitas Indonesia, 2006
TA737
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2006
TA713
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2006
TA712
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Fauziyyah An Nabillah
"Penelitian ini menganalisis tentang Pengaruh Investasi Jepang dalam Perkembangan Industri Kimia Indonesia tahun 1967-1974. Kehadiran para investor Jepang pada masa awal Orde Baru tidak dapat dilepaskan dari keberadaan Undang-Undang No. 1 Tahun 1967 mengenai Penanaman Modal Asing yang menjadi jalan utama para investor untuk menanamkan pengaruh dan modalnya di Indonesia. Dalam perjalanannya, beberapa perusahaan industri kimia Jepang di Indonesia bahkan menempati posisi penting dan masuk ke dalam daftar prioritas investasi kedua negara. Walaupun demikian, keberadaan investor Jepang yang mulai membanjiri sejak tahun 1967 ini tidak selalu mendapatkan respon baik dari masyarakat terutama kalangan menengah kebawah dan berakibat pada kemunculan aksi demonstrasi tanggal 15 Januari 1974. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi dengan sumber utama yang berasal dari Laporan Tahunan Bank Indonesia, Laporan Tahunan Proyek Investasi JETRO (Japan External Trade Organization) dan Daftar Investasi Negara IGGI BKPM yang diperoleh melalui Perpustakaan Nasional, Perpustakaan Pusat UI serta situs South East Asian Development in the Long Term. Hasil dari penelitian ini menggambarkan pengaruh investasi Jepang dalam perkembangan industri kimia Indonesia yang diperlihatkan dengan pesatnya pembangunan pabrik-pabrik industri kimia Jepang, peningkatan kapasitas dan output produksi, serta perbaikan tingkat kesejahteraan masyarakat Orde Baru.

This study analyzes the influence of Japanese investment in the development of the Indonesian chemical industry from 1967 until 1974. The presence of Japanese investors in Indonesia cannot be separated from the existence of Foreign Investment Act No. 1 of 1967 which became the main way for investors to invest their influence and capital. Along the way, several Japanese chemical industry companies in Indonesia even occupy important positions and are included in the investment priority lists between the two countries. However, the presence of Japanese investors who began to flood in 1967 did not always receive a good response from the public, especially the lower middle class, and resulted in the emergence of demonstrations on January 15, 1974. This study uses historical methods consisting of heuristics, critics, interpretation, and historiography. The main sources of this research comes from the Bank Indonesia Annual Report, the JETRO Investment Project Annual Report (Japan External Trade Organization) and the IGGI BKPM State Investment List obtained through the National Library, UI Central Library, and the South East Asian Development in the Long Term. The results of this study illustrate the influence of Japanese investment in the development of the Indonesian chemical industry as shown by the rapid construction of Japanese chemical factories, increasing production capacity and output, as well as improving the welfare level of the New Order society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Reformer merupakan salah satu unit penting pada pabrik ammonia. Padanya terjadi reaksi steam reforming. Reforming adalah suatu reaksi untuk mengubah gas alam menjadi CO dan H2 dengan cara dilewatkan pada kalalis nikel dalam atmosfir steam pada temperatur dan tekanan tertentu.
Reaksi ini sangat endothermic:
CH4 + H2O -> CO +3H2 -20510 KJ
Tetapi terjadi juga reaksi samping yang exorhermic lemah:
CO + H2O -> C)2 + H2 + 41 KJ
Karena reaksi keseluruhan bersifat endorhermic maka dibutuhkan panas untuk terjadinya reaksi. Pada Primary Reformer panas disuplay dari pembakaran gas alam dan purge gas di Arch dan Superhear Bumers, sedang pada Secondary panas didapat dari reaksi eksotermik antara H2 yang terdapat pada outlet primary dan O2 yang terdapat pada udara proses:
2H2 + O2 -> 2 H2O + 60 KJ
Optimasi pemanfaatan panas pada unit ini sangat penting artinya mengingat bila kita dapat menghemat panas (energi) 1 MMBTU dari pembakaran NG dalam 1 jam operasi maka kita dapat menghemat sekitar USS 17,000 dalam 1 tahun operasi. Tahapan awal dari optimasi adalah melakukan analisis sensitifitas Lmtuk melihat sensitiiitas dari masing-masing variabel yang berpengaruh terhadap etisiensi termal dan rasional. Dari studi ini didapatkan hasil sebagai berikut :
- Empat variabel model yang merniliki sensitifitas terbesar di primary adalah : flow NG ro Process (FRCa-1), flow NG to Ammonia plant (FR-18), flow Steam Process (FRCa-2) dan flow Superheared Steam (FR-33), sedang pada secondary: flow NG to Process (FRCa-1), flow Process Air (FRCa-3), flow Process Steam (FRCa-2) dan flow Added Sream (FI-51, FI-51A).
- Penambahan sedikit flow NG to Ammonia plant (FR-18), flow purge gas (FR-205-J) dengan menganggap komponen lain tetap justru akan mengurangi efisiensi termal dan rasional pada primary, sedang pada secondary komponen teersebut: flow Process Air (FRCa-3)."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S49119
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Helmy Fuady
"There has been increasing role of Foreign Direct Investment (FDI) in developing countries since the 1980s. Interestingly, FDI is not only expected to bring direct effects, but also indirect effects or "spillovers" to a hosti economy. This paper aims to investigate FDI spillovers in the Indonesia's chemical industry, whether domestic firms benefit or not from foreign invesment. A stochastic production frontier approach is adopted to a firm level panel data for the periode of 1998-2000. There are three important findings. First, there is a clear hierarchy of technical efficiency of chemical firms based on their ownership status. Foreign owned firms have the highest level of technical efficiency, followed by joint ventures and domestic firms. Second, even though this paper confirms positive spillovers in the industry, the magnitude is relatively small. It shows that the Indonesian chemical industry has not yet been able to take full advantage of foreign presence. Third, a wider technology gap between domestic and foreign firms results in a higher spillovers. Findings of this paper imply that more FDI inflow into the Indonesia's chemical industry may benefit the industry. However, understanding the process of how the foreign presence affects domestic firms is important to take full advantage of the foreign presence."
2006
EFIN-54-1-August2006-49
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Lusiana
"ABSTRAK
Panas merupakan faktor fisik yang sering ditemui di dunia industri. Panas kerap membuat pekerja kehilangan cairan karena berkeringat. Pajanan pestisida dapat membuat seorang pekerja mengeluarkan cairan tubuh berlebih karena keringat. Kedua hal ini yaitu pajanan panas dan pestisida dapat mempengaruhi status hidrasi pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pajanan panas dan pestisida terhadap status hidrasi pekerja di PT.X.
Desain penelitian adalah cross sectional dengan jumlah sampel 75 orang. Pengumpulan data dilakukan sebanyak dua kali lewat pengisian kuesioner, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan urin. Status hidrasi dinilai berdasarkan pengukuran berat jenis urin sebelum dan sesudah bekerja.
Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan antara faktor demografi dan faktor pekerjaan dengan status hidrasi, kecuali faktor umur menunjukkan hubungan yang bermakna dengan status hidrasi (p=0,007) setelah bekerja. Tidak terdapat hubungan antara pajanan panas dan pestisida dengan status hidrasi (p>0,05).
Responden yang dehidrasi sebelum bekerja ditemukan 69,3%. Tidak didapatkan hubungan antara faktor demografi dan faktor pekerjaan dengan status hidrasi pekerja, kecuali umur berhubungan secara bermakna dengan status hidrasi setelah bekerja. Tidak didapatkan hubungan pajanan panas dan pestisida dengan status hidrasi. Hal ini dikarenakan karakteristik dari karbamat yang non lipophilic dan cepat dimetabolisme dari tubuh sehingga tidak didapat akumulasi kronik. Sebelum bekerja responden telah mengalami dehidrasi sebesar 69,3%. Hal ini dikarenakan tidak cukupnya asupan air minum selama bekerja akibat terpajan panas (kriteria NIOSH). Pekerja disarankan untuk minum air sebanyak 200 ml setiap 20 menit untuk mencegah terjadinya dehidrasi, dan menggunakan APD selama bekerja.

ABSTRACT
Heat stress is a physical hazard that is often to find in industry. It cause a worker loss their body fluid through sweating. Pesticide exposure make a worker produce more sweat. Both heat stress and pesticide exposure influence hydration status. This study is intended to know the association between heat stress and pesticide exposure with hydration status among workers in PT.X.
Design of this study is cross sectional with a number of respondent are 75 worker. Data collection was done two times by completing questionnaire, physical examination and urine specific gravity test. Hydration status was determined by measuring urine specific gravity before and after working.
The results showed that there is no association between heat stress and pesticide exposure with hydration status before and after working (p>0,05). There is no association between demography and working factor with hydration status, except age (p=0,007). Dehydration before working was found 69,3%.
This study gets no association between demography and working factor with hydration status, except age. Heat stress and pesticide exposure did not show association with hydration status. Characteristic of carbamate which is fast metabolized and non lipophilic cause the body has no chronic accumulation. Respondent have had dehydrated before working as many 69,3%. Lack of water consumption is the main reason (NIOSH criteria). It is recommended to take 200 ml water in every 20 minutes to prevent dehydration, and to use PPE while working.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanaya Angantari Paramitha
"Skripsi ini berisi tentang hubungan faktor risiko manual material handling (MMH) dengan keluhan subjekif musculoskeletal symptoms (MSS) pada pekerja di Departemen Produksi Textile Chemical PT. X tahun 2020. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner, Quick Exposure Checklist (QEC), dan kuesioener Nordic Body Map (NBM). Dengan studi cross sectional dan pendekatan observasional. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat dan bivariat. Analisis univariat digunakan untuk memberikan gambaran dari masing-masing faktor risiko manual material handling. Sedangkan analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara faktor risiko individu (usia, masa kerja, indeks massa tubuh, kebiasaan olahraga, dan stress) dan faktor risiko pekerjaan (berat objek, durasi kerja, dan postur kerja) dengan keluhan musculoskeletal symptoms (MSS) yang dirasakan oleh pekerja di Departemen Produksi Textile Chemical PT. X Tahun 2020. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa terdapat hubungan antara indeks massa tubuh (IMT) dengan keluhan musculoskeletal symptoms (MSS) yang dirasakan pekerja (p value = 0,040). Selain itu, terdapat hubungan antara stress kerja dengan keluhan musculoskeletal symptoms (MSS) yang dirasakan pekerja (p value = 0,044).

This thesis contains the relationship of risk factors for manual material handling (MMH) with complaints of subjective musculoskeletal symptoms (MSS) to workers in the Department of Textile Chemical Production of PT. X in 2020. The method used in this study was a questionnaire, Quick Exposure Checklist (QEC), and a Nordic Body Map (NBM) questionnaire. With a cross sectional study and an observational approach. The analysis used in this study is univariate and bivariate analysis. Univariate analysis is used to provide an overview of each risk factor for manual material handling. While bivariate analysis is used to see the relationship between individual risk factors (age, years of service, body mass index, exercise habits, and stress) and work risk factors (object weight, work duration, and work posture) with musculoskeletal symptoms (MSS) complaints that felt by workers in the Textile Chemical Production Department of PT. X in 2020. The results of this study found that there is a relationship between body mass index (BMI) with complaints of musculoskeletal symptoms (MSS) felt by workers (p-value = 0.040). In addition, there is a relationship between work stress and musculoskeletal symptoms (MSS) complaints felt by workers (p-value = 0.044)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benjamin Ibnu Almer
"Industri kosmetik merupakan salah satu sektor penting yang dapat medukung perekonomian nasional. Untuk melakukan tindakan preventif dalam rangka menghadapi pasar bebas ASEAN di tahun 2015, personalisasi dapat dilakukan untuk dijadikan nilai tambah bagi produk dalam negeri. Dalam rangka mencari diferensiasi, maka dilakukan perancangan kemasan produk secara khusus. Metode Kansei Engineering tipe I merupakan metode yang digunakan dalam penelitian ini. Digunakan Principal Component Analysis dan Partial Least Square Regression dalam analisis statistik multivariat. Principal Component Analysis digunakan dalam mengelompokkan variabel-variabel kansei word yang memiliki korelasi tinggi ke dalam komponen-komponen. Partial Least Square Regression digunakan untuk mendapatkan category tiap item yang dapat merepresentasikan spesifikasi desain tiap komponen. Dalam penelitian ini, ekspektasi pelanggan terhadap kemasan produk kosmetik dapat digolongkan menjadi Cheerful, Fresh, Chic, Relaxing, dan Mild. Hasil akhir dari penelitian ini adalah desain 3D yang didasarkan pada spesifikasi desain yang dapat mewakili keinginan konsumen. Setelah dilakukan rekonfirmasi desain baru, dapat dilihat bahwa terdapat perubahan signifikan dari sampel produk yang beredar di Indonesia.

The cosmetic industry is one of the important sectors that can support the national economy. In order to face the ASEAN free market on 2015, personalization can be utilized to become some added values of Indonesian?s local product. For finding the differentiation, the packaging design of the product needs to be done in specific ways. Kansei Engineering type 1 is the method applied in this research. Principal Component Analysis and Partial Least Square Regression were used for multivariate statistical analysis. Principal Component Analysis was used to group kansei words with a high correlation into components. Partial Least Square Regression was used to get category for each item that can represent component?s design specification. Customer?s expectation to the cosmetic product is specified by five components, which are Cheerful, Fresh, Chic, Relaxing, and Mild. The result of this research is 3D design based on the design specification that represents the customer?s desire."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57826
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Ambarwati
"Skripsi ini bertujuan untuk meneliti tingkat pemahaman, ketelitian dan kepatuhan emiten terhadap prinsip dan ketentuan dalam laporan keuangan yang telah dikeluarkan oleh PAI dan ketentuan Bapepam no. SE-24/PM/1988 yang mengatur pelaporan keuangan perusahaan yang go publik. Dimana hal tersebut akan menjadi indikator minimum sejauh mana informasi investor dalam pasar modal dapat terpenuhi.Metode yang digunakan adalah penelitian terhadap laporan keuangan dari 11 perusahaan industri plastik dan kimia yang telah go publik disertai dengan penelitian kepustakaaan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama ini emiten belum cukup serius dan bersungguh-sungguh mengacu pada ketentuan dan prinsip yang telah ditetapkan.Hal ini dibuktikan dengan banyaknya penyimpngan yang ditemui. dan sebenarnya bukan merupakan hal yang sulit untuk meluruskannya untuk memenuhi ketentuan yang ada. Hal tersebut sebenarnya didukung juga oleh faktor-faktor diluar emiten.Antara lain pihak Bapepam sendiri yang kurang tegas dalam memberikan sanksi terhadap emiten yang masih belum memenuhi syarat dajam menyajikan laporan keuangan. Selain itu pihak akuntan publik juga masih diharapkan fungsinya untuk menyarankan tindakan koreksi terhadap emiten bila terdapat kesalahan ataupun keterangan yang kurang diungkap dalam laporan keuangan. Disamping itu masih terdapatnya kelemahan pada ketentuan Bapepam merupakan salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan.Skripsi ini memberikan saran kepada berbagai pihak, antara lain kepada pihak emiten untuk lebih transparan dan benar dalam menyajikan informasi keuangan perusahaannya,sehingga investor dan pembaca laporan keuangan lain dapat mengetahui informasi dengan jelas dan menyeluruh serta tidak menyesatkan.Dari pihk akuntan publik juga dituntut untuk tidak membiarkan adanya penyajian yang salah atau kurang diungkap dalam laporan keuangan. Dipihak Bapepam juga hendaknya lebih tegas lagi dalam menindak emiten yang tidak memenuhi syarat dalam penyajian laporan keuangannya. Ditambah lagi perlunya penyempurnaan yang terus menerus dari ketentuan pelaporan yang dikeluarkan oleh Bapepam"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18424
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>