Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 167956 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Ajeng Arum Mawarni
"Industri pariwisata dalam masa transisi-bergerak dari apa yang disebutnya "S" dari pariwisata lama-Sun, Sand and Sex ke arah yang ia lihat berubah menjadi tiga "S" di pariwisata baru yaitu ketenangan (serenity), keberlanjutan (sustainability) dan spiritualitas (spirituality). Metode campuran dipilih untuk mengumpulkan, menganalisis dan menggabungkan data kuantitatif terkait motivasi wisatawan mengunjungi lokasi spiritual tourism dengan data kualitatif mengenai implikasi spiritual tourism terhadap ketahanan nasional dalam aspek sosial budaya. Penelitian ini dilakukan secara virtual dengan menjadikan lokasi spiritual tourism di Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Indonesia sebagai focus of attention. Temuan penelitian menghasilkan data bahwa spiritual tourism pada mulanya sebagai aktivitas dikalangan masyarakat kelas menengah atas, namun kini telah menjadi kebutuhan hampir setiap orang dengan dominasi cultural motivators. Pembangunan periwisata diberbagai negara telah menjadi andalan bagi perolehan devisa yang memberikan sumbangsih tinggi terhadap ketahanan nasional suatu bangsa dalam sektor ekonomi. Disisi lain pariwisata juga memberikan implikasi terhadap ketahanan nasional khususnya pada bidang sosial-budaya. Dalam aspek budaya terjadi perubahan tata nilai budaya, penguatan kehidupan beragama, dan terjaganya nilai-nilai kekeluargaan. Dalam aspek sosial seperti terjadinya proses interaksi yang baik antara host (tuan rumah/masyarakat lokal) dan guest (tamu/wisatawan), perubahan struktur demografi meliputi perubahan nilai, sikap, dan prilaku masyarakat.

The tourism industry in transition-moving from what he calls the "S" of old tourism-Sun, Sand and Sex in the direction then turning into three "S" in tourism new namely Serenity, Sustainability and Spirituality. The mixed method is chosen to collect, analyze and combine quantitative data related to tourists' motivation to visit spiritual tourism locations and qualitative data on the spiritual implications of tourism on national security in the socio-cultural aspects. This research was conducted virtually by making the location of spiritual tourism in the Istiqlal Mosque and the Indonesian Cathedral Church as the focus of attention. The research findings produce data that spiritual tourism was originally an activity among the upper middle class, but now it has become a necessity for almost everyone with the dominance of cultural motivators. The development of tourism in various countries has become a mainstay for foreign exchange earning which contributes greatly to the national resilience in the economic sector. On the other hand tourism also has implications for socio-cultural field. In the cultural aspect, there is a change in cultural values, strengthening religious life, and maintaining family values. In social aspects such as the occurrence of a process of good interaction between the host (local community) and guest (tourists), changes in demographic structure include changes in values, attitudes, and community behavior."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Bali is a tourist destination area who has tourism fascination with beautiful natural unique cultures and friendliness peoples. Bali developed cultural tourism which represents especial potency in this tourist destination area. But along journey not all of tourism areas exist in Bali expands without in planning in its management, so that peep out various problems, there are physical, social, cultural, and also environmental problems. If that tourism like development model continued in Bali, hence various problems will emerge and values water source, waste and garbage problems, environment degradation, cultural energy and live Bali society dislocation. Bali as Tourism Island has limitation areas, planning water support mus have planning in its tourism development. With expected also for Bali tourism development earn to have sustainable, for now and next generations. Type of tourism recommended to be developed in Bali that alternative tourism, like ecotourism, culture tourism countryside tourism, nation tourism who its concern with environment and also entangling local society. "
JUKIN 5:2 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Afan Martadi
"ABSTRAK
Tesis ini merupakan hasil penelitian tentang aspek sosial historis sebagai
konteks pengembangan Taman Pantai Kartini di Kabupaten Rembang. Dalam
pengembangan pariwisata tersebut terdapat faktor-faktor pendukung dan
penghambat sehingga pemerintah harus menetapkan kebijakan dengan
memanfaatkan potensi fisik, sosial budaya dan historisnya dengan tepat. Penelitian
ini penting mengingat Taman Pantai Kartini merupakan aset pariwisata yang paling
berpotensi untuk dikembangkan di Kabupaten Rembang. Dalam pelaksanaan
pengembangan tersebut, kebijakan pengembangan fisik yang saat ini sedang
dilaksanakan harus mendukung pengembangan sosial budaya dan historisnya.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang menghasilkan data
deskriptif yang diperoleh melalui wawancara mendalam (indepth interview) dengan
para informan. Sementara itu pemilihan informan dilakukan secara purposive
sampling, dengan lingkup informan mencakup pemerintah, swasta, masyarakat
yang meliputi tokoh masyarakat, nelayan dan pedagang.
Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, diketahui bahwa arah dari
kebijakan pengembangan saat ini mengacu pada pengembangan fisik Taman Pantai
Kartini. Pengembangan fisik tersebut bertujuan untuk melengkapi fasilitas dan
Sarana pariwisata yang masih kurang. Selain itu, pengembangan fisik diarahkan
Untuk dapat mendukung peningkatan potensi sosial budaya dan historisnya. Hal ini
dilakukan dengan cara memperbaiki/menambah bangunan dan benda-benda
warisan/peninggalan (tourism herritage) yag ada di lokasi tersebut. Pembangunan
fisik berupa sarana dan prasarana tersebut juga digunakan untuk memfasilitasi
atraksi pariwjsa dalam bentuk seni dan budaya masyarakat/tradisional.
pelaksanaan pengembangan Taman Pantai Kartini melibatkan beberapa
sektor terkait antara lain, pemerintah, swasta, dan masyarakat. Ketiga komponen
tersebut tidak dapat dipisahkan karena mempunyai hubungan yang saling terkait.
Pelaksanaan kerjasama dengan sektor Swasta masih belum berjalan dengan
maksimal. Faktor penyebabnya adalah pihak pemerintah belum mengadakan
promosi dan sosialisasi pengembangan secara maksimal kepada swasta. Sehingga
pihak swasta masih beranggapan bahwa Taman Pantai Kartini masih belum
mempunyai prospek yang cerah. Sedangkan hubungan dengan masyarakat,
pemerintah sudah cukup baik dalam melaksanakan sosialisasi pengembangan
maupun pembìnaan kesenian dan budaya masyarakat untuk memperkaya atraksi
parìwisata di Taman Pantai Kartini.
Faktor kendala yang paling penting dalam pengembangan lokasi ini tdalah
pendanaan dan pelaksanaan promosi yang masih belum tepat, baik strategis, sasaran
maupun produk wisata yang ingin dipasarkan belum terfokus. Hal ini dapat dilihat
pada pelaksanaan penyiaran iklan yang fokusnya Taman Pantai Kartini justru belum
ada penyiaran iklan hanya berkisar iklan layanan masyarakat dan pembinaan
kesadaran dan kedisiplinan masyarakat terutama terhadap kebersihan dan
kelestarian lingkungan hutan dan laut di Rembang. Faktor sosial budaya yang
rnenjadi penghambatan adalah kondisi yang kurang aman dan nyaman, terutama
pada waktu malam hari. Karena pada malam hari, lokasi ini banyak terdapat
sekelompok pemuda yang sering minum minuman keras, beberapa wanita tuna
susila, dan wanita yang menawarkan jasa seks.
Untuk mengatasi permasalahan yang menjadi penghambat pengembangan
Tamari Pantai Kartini tersebut, untuk mengahadapi permasalahan dana maka
pemerintah harus meningkatkan sistem kemitraan terhadap sektor swasta dengan
strategi pendekatan dan promosi obyek tersebut dengan tepat. Sedangkan untuk
mengatasi masalah sosial budaya, pemerintah harus lebih menggiatkan sosialisasi
kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menciptakan
suasana yang aman, nyaman dan tertib. Oleh sebab itu secara keseluruhan
Pemerintah Kabupaten Rembang berkewajiban melaksanakan koordinasi,
Perencanaan, pelaksanaan serta monitoring pengembangan obyek dan daya tarik
Obyek wisata Taman Pantai Kartini.
"
2002
T4359
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naurah Kamilah
"ABSTRAK
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu adalah salah satu kawasan prioritas pembangunan pariwisata di Indonesia (Kawasan Strategis Pariwisata Nasional). Adanya peningkatan dalam sektor pariwisata ini memicu terjadinya peningkatan kebutuhan energi listrik sebagai salah satu kebutuhan primer kegiatan berwisata. Sementara itu, potensi energi terbarukan dapat menjadi sumber energi yang dimanfaatkan di Kepulauan Seribu. Penelitian ini membuat proyeksi kebutuhan energi untuk sektor wisata di setiap pulau yang dibandingkan dengan rencana pemerintah dalam memenuhi kebutuhan energinya. Pulau yang memiliki proyeksi konsumsi yang lebih tinggi dibandingkan rencana pemenuhannya diangap sebagai wilayah defisit energi yang kemudian dikaji wilayah kesesuaian sistem energi terbarukan menggunakan Spatial Multicriteria Analysis. Hasil menunjukan wilayah defisit energi untuk kebutuhan sektor pariwisata terdiri dari Pulau Tidung, Pulau Harapan, Pulau Ayer, dan Pulau Putri. Berdasarkan hasil analisis spasial multicriteria untuk menentukan wilayah kesesuaian Turbin Angin dan Sistem Photovoltaic, sistem energi terbarukan yang berpotensi dikembangkan di wilayah defisit tersebut adalah Sistem PV, sementara sistem turbin angin tidak sesuai untuk dikembangkan di wilayah defisit tersebut. Hasil pemetaan wilayah menunjukan besar potensi energi yang dapat dihasilkan oleh sistem photovoltaic berdasarkan luasan wilayah yang sangat sesuai untuk sistem PV mampu memenuhi kurangnya supply energi yang dibutuhkan di wilayah defisit energi pada tahun 2022.

ABSTRACT
Kepulauan Seribu Regency is one of the priority tourism development areas in Indonesia (National Tourism Strategic Area). An increase in tourism sector will increase energy needs as one of the primary needs of tourism activities. Meanwhile, the potential of renewable energy can be an energy source used to be utilized in Kepulauan Seribu. The purpose of this study is to know the projection of energy demand for the tourism sector on each island that will be compared with the government's plan of the energy supply for each tourist destination island. Those islands that have a higher consumption projection compared to their planned fulfillment are considered as energy deficit areas which are then assessed for the suitability of renewable energy systems using Spatial Multicriteria Analysis method. The results show that the energy deficit region for the needs of the tourism sector consists of Pulau Tidung, Pulau Harapan, Pulau Ayer and Pulau Putri. Based on the results of the spatial multicriteria analysis to determine the suitability of Wind Turbines and Photovoltaic Systems, Photovoltaic system has the potential to be developed in the deficit area, while the wind turbine system is not suitable to be developed in those deficit region. The results of regional mapping show that the potential of energy that can be generated by photovoltaic systems based on the area that is very suitable are able to fulfill the insufficiency of energy supply needed in 2022."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Masyati
"Perkampungan Budaya Betawi adalah salah satu aset daerah dalam bentuk objek wisata. Perkampungan Budaya Betawi memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan sebagai objek wisata andalan di Jakarta, namun sejak pembangunannya pada tahun 2001 sampai saat ini belum menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hal ini di tandai dengan masih rendahnya pemanfaatan Perkampungan Budaya Betawi sebagai sarana pariwisata di lihat dari jumlah kunjungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi unsur-unsur pariwisata Perkampungan Budaya Betawi serta mengetahui dan mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan perkampungan Budaya Betawi sebagai Aset Pariwisata. Dari hasil analisis deskriptif terhadap persepsi 200 responden mengenai kondisi unsur-unsur pariwisata, dapat diketahui bahwa dari 31 unsur-unsur pariwisata, secara umum unsur-unsur pariwisata Perkampungan Budaya Betawi berada pada kondisi cukup memadai/cukup menarik, kecuali unsur souvenir, taman bermain, sarana angkutan umum, jalan di dalam Perkampungan Budaya Betawi dan kebersihan berada pada kondisi kurang menarik/kerang memadai/cukup sulit/kurang baik.. Sementara kondisi ketersediaan air bersih sudah memadai. Dari hasil analisis regresi diketahui ada 3 faktor yang mempengaruhi pemanfaatan Perkampungan Budaya Betawi sebagai aset pariwisata. Ketiga faktor tersebut adalah faktor Objek Wisata Unggulan Satu, faktor Objek Wisata Unggulan Dua dan sarana ibadah serta Promosi. Adapun persamaan yang dapat dibentuk dari model tersebut adalah : Y = Pemanfaatan = -2.727 + + 0,418 Objek Wisata Unggulan Satu + 0.512 Objek Wisata Unggulan Dua + 0,185 Promosi. Saran yang dapat direkomendasikan dari penelitian ini adalah bahwa untuk meningkatkan pemanfaatan Perkampungan Budaya Betawi sebagai aset pariwisata, maka perlu ditingkatkan pada faktor objek wisata Objek Wisata Unggulan 1, Faktor Objek Wisata Unggulan 2 dan Sarana Ibadah serta Faktor Promosi.

Regional assets become very important economic resources to a region. Regional assets can be the sources in financing regional development as long as managed and improved properly, otherwise they?re only burdening the region finance for the maintenance costs. Betawi Cultural Villages is a region asset in the form of tourist attraction. Betawi Cultural Villages has quite potential to develop as a reliable tourist attraction in Jakarta. However, since it existence from 2001, there?re hardly any significant improvements that marked by the low usage of Betawi Cultural Villages on number of visits. The aim of this research are: to find out the condition of tourism aspects at Betawi Cultural Villages, and to identified factors that influence the usage of Betawi Cultural Villages as tourism asset. By the research on 200 respondents, it found out that from 31 tourism elements, in general, Betawi Cultural Villages is in adequate condition, except the elements of souvenir, playground, public transport, road inside the area and cleanliness, meanwhile, the clean water is available in good condition. Factor Analysis is done to group new factors from those 31 tourism elements. From the analysis, it found out that there are 9 new factors improved, that labeled as: accommodation, environment and society, utility, superior tourism object #1, accessibility #1, accessibility #2, superior tourism object #2, means of religious duties, food and souvenir, promotional factor. These 9 new factors then analyzed in double linear regression analysis to find out the influence of these factors to the usage of Betawi Cultural Villages as tourism asset. By the F test of ANOVA table, can be described that independent variable (Betawi Cultural Villages tourism factors) has a significant influence to dependent variable (Betawi Cultural Villages usage as tourism asset). The t test results 3 factors influence the usage of Betawi Cultural Villages significantly. Those 3 factors are: superior tourism object #1, superior tourism object #2, and promotional factor. The equation of regression model is: Y = Usage = -2.727 + 0,418.Superior tourism object #1 + 0,512. Superior tourism object #2 + 0,185.Promotion. The recommended suggestion is: in order to improve the usage of Betawi Cultural Villages as a tourism asset, the management executive must develop superior tourism object #1, superior tourism object #2 and promotional factors.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T 307.76 / 2008 (20)
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1996
303.482 IND d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Garnaut, Ross
Jakarta: Gramedia, 1979
301.153 GAR pt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>