Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150925 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
TA1778
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
TA2176
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Irastuty
"ABSTRAK
Sampai dengan tahun 1998 penyediaan, distribusi dan harga tepung terigu
diatur oleh Bulog, Pemerintah juga menetapkan proteksi untuk berinvestasi di industri
ini. Hak monopoli dalam penggilingan gandum hanya diberikan kepada PT Indofood
Sukses Makmur Bogasari Flour Mills serta PT Berdikari Sari Utama Flour Mills.
Pemilik kedua perusahaan inipun sama yaitu Grup Salim.
Dicabutnya wewenang Bulog, menyebabkan industri tepung terigu harus
melaksanakan semua kegiatannya sendiri, mulai dari menyediakan gandum untuk
digiling, pengolahan, pemasaran serta distribusinya. Apalagi dengan ditetapkannya
UU No. 5/1999 mengenai Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak
Sehat, menyebabkan perusahaan-perusahaan dalam industri ini harus menjalankan
kegiatannya secara profesional.
Citra Bogasari yang baru yaitu sebagai sebuah perusahaan yang profesional,
akan sangat mendukung jalannya kegiatan perusahaan tersebut. Seperti diketahui
bahwa selain bersaing dengan perusahaan sejenis di dalam negeri, persaingan juga
terjadi dengan perusahaan-perusahaan luar negeri di dalam era globalisasi ini. Akan
tetapi citra perusahaan yang lama, yaitu sebagai perusahaan yang erat kaitannya
dengan monopoli dan KKN telah melekat dalam pandangan stake holders.
Menyadari pentingnya peranan Humas dalam membentuk opini masyarakat,
maka merupakan salah satu tugas Humas Bogasari untuk membentuk citra perusahaan
yang baru yaitu bahwa Bogasari merupakan perusahaan yang profesional dan dapat
bersaing secara sehat dalam industri ini. Humas harus melakukan riset untuk mencari
fakta yang ada pada stakeholders mengenai citra perusahaan saat ini. Kemudian
Humas harus menselaraskan antara citra dan reputasi yang perusahaan inginkan ada
dalam pandangan stake holders, dengan target publik, cara-cara serta ¡si dari
kampanye, sehingga program pembentukan citra berhasil baik.
Karenanya studi ini bertujuan untuk mempelajari peranan kegiatan humas
Bogasari dalam membentuk citra perusahaan di mata stake holders , serta memberikan
masukan mengenai strategi yang perlu dilakukan untuk meningkatkan efektivitas
kegiatan-kegiatan humas dalam membantu terciptanya citra yang dikehendaki.
Untuk itu metode peneilitian yang dilakukan adalah dengan mempelajari
berbagai sumber informasi yang tersedia, teori, data, literatur serta wawancara dengan
pihak-pihak yang dapat menjadi nara sumber dalam studi ini. Persepsi stakeholders
kepada perusahaan didapatkan dengan meneliti banyaknya jumlah pemberitaan yang
positif maupun negatif mengenai perusahaan di 12 media cetak.
Dari studi ini disimpulkan bahwa citra perusahaan yang positif di mata
stake/solders mulai terbentuk, terlihat dari semakin berkurangnya pemberitaan negatif
mengenai perusahaan dan semakin banyaknya pemberitaan positif. Akan tetapi yang
diinginkan bukan sekedar citra positif saja, tetapi citra perusahaan yang profesional
yang harus ditanamkan pada stake holders.
Sampai saat ini Humas belum pernah melakukan riset Iangsung dan
menyeluruh untuk mengetahui citra perusahaan dalam persepsi stake holders .
Penelitian terhadap citra perusahaan hanya dilakukan dengan melihat jumlah
pemberitaan yang ada di media masa. Setelah itu Humas Bogasari menjalankan
program-program perbaikan maupun program-program baru.
Pemberitaan mengenai profesionalisme perusahaan tidak dilakukan dalam
suatu program khusus. Profesionalisme terlihat dalam proses menjalankan
perusahaan, baik ke dalam maupun ke luar perusahaan. Salah satu ciri profesionalime
perusahaan seperti transparansi memang telah berhasil ditanamkan melalui hubungan
baik antara Humas dengan media masa. Media masa dapat memperoleh informasi
dengan mudah mengenai perusahaan baik dari Humas maupun top manajemen. Gaya
manajemen profesional yang mencerminkan kemandirian usaha serta bersaing secara
sehat di pasar sebenarnya juga terdapat pada falsafah perusahaan. Akan tetapi ini tidak
disosialisasikan secara khusus kepada semua lapisan stakeholders. Demìkian pula ciri
profesional dalam bentuk kerja tim yang tangguh serta kesempatan yang setara dalam
jenjang karir serta pelatihan tidak diinformasilcan kepada seluruh stake holders.
Melihat kenyataan diatas, maka tampak bahwa pemberitaan yang menyiratkan
profesionalisme perusahaan tidak dilakukan dalam suatu program yang khusus. Tidak
ada kesatuan ?wama? profesionalisme yang berkesinambungan dalam pemberitaan
yang dilakukan, menyebabkan hasilnya tidak optimal dirasakan oleh stake holders.
Karena itu studi ini merekomendasikan agar apabila memungkinkan dilakukan
riset mengenai citra perusahaan saat ini dimata stakeholders, sehingga dapat diketahui
sejauh apa perubahan cara itu telah diterima. Dari hasil riset tersebut dibuat
pembenahan ke dalam, kemudian dibuat suatu program kampanye yang menyelunuh
dan berkesinambungan untuk menunjang cara profesionalisme perusahaan. antara lain
dengan memasukkan falsafah perusahaan yang mencerminkan profesionalisme
perusahaan sebagai salah satu bahan program.
Walaupun Bogasari telah melakukan spin off untuk menghadapi UU
No.5/1999, namun yang masih dipertanyakan oleh stake holders yaitu apakah
sebenarnya Bogasari masih ?mencintai? monopoli? Karena itu dibutuhkan kerjasama
dengan bagian/departemen lain sehingga tercipta citra profesionalisme yang bebas
dari KKN dan monopoli. Bentuk kerjasama itu seperti strategi pemasaran serta
periiaku yang profesional dan individu-individu dalam perusahaan untuk menunjang
terciptanya citra perusahaan yang diinginkan.
"
2001
T3262
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astrid Irawati
"Kecenderungan yang dilakukan oleh banyak perusahaan setelah krisis ekonomi menerpa negeri kita adalah menerapkan konsep humas pemasaran dalam mendongkrak penjualan produknya. Konsep ini adalah hasil sinergi antara strategi pemasaran dengan praktek humas. Salah satu aplikasi humas pemasaran adalah sponsor. Pemberian sponsor dapat didasari alasan-alasan dan memiliki tujuan-tujuan di bidang humas, pemasaran maupun iklan. Penelitian ini berusaha mengukur pengaruh pensponsoran yang dilakukan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk pada program televisi “Pustaka Anak Nusantara” dan citra perusahaan yang terbentuk sebagai hasil pensponsoran. Di samping itu juga dilakukan pengontrolan pada variabel ketiga yang dianggap mempengaruhi kekuatan hubungan yang terbentuk antara variabel independen dengan variabel dependen. Dalam penelitian ini, variabel ketiga yang dikontrol adalah tingkat pendidikan responden, motivasi menonton, frekuensi menonton dan durasi menonton “Pustaka Anak Nusantara”. Di mana hubungan bivariat yang paling kuat akan terbentuk pada kondisi tingkat pendidikan, motivasi menonton, frekuensi menonton dan durasi menonton yang tinggi. Penelitian ini dilakukan kepada 100 orang responden yang diambil secara purposive, dengan karakteristik: orang tua (suami/istri) dengan tingkat pendidikan akhir minimal SLTA,memiliki anak usia 6-15 tahun, pernah menonton program televisi “Pustaka Anak Nusantara”, menggunakan produk PT. Indofood dan tinggal di wilayah Jabotabek. “Pustaka Anak Nusantara” sebagai variabel independen diukur dengan menggunakan elemen-elemen yang harus dipenuhi oleh suatu film dokumenter. Elemenelemen tersebut selanjutnya dianggap sebagai dimensinya. Dimensi pertama, tujuan dari film. Kedua, kandungan fakta, materi, dan bentuk tuturan dan yang terakhir adalah segmen dari film tersebut. Setelah diuji reliabilitasnya, masing-masing dimensi memiliki nilai alpha secara berturut-turut sebagai berikut : .8369; .9115; dan .7642. Dari uji validitas, didapat nilai MSA = .849 ( .000) berarti factor analysis baik digunakan dengan ukuran data yang ada. Berdasarkan tabel Total Variance Explained diketahui bahwa keseluruhan pertanyaan dapat diwakili oleh 3 komponen yang secara kumulatif mampu menjelaskan 56,887% varian 25 komponen. Setelah dilakukan rotasi, diketahui ada 8 pertanyaan yang tidak valid sehingga harus dihapus. Variabel citra PT. Indofood Sukses Makmur Tbk diukur dengan menggunakan 5 indikator sebagai berikut : logo, slogan, reputasi, apresiasi masyarakat terhadap pensponsoran, pengetahuan dan pengalaman menggunakan produk, dengan nilai reliabilitasnya sebagai berikut : .8064; .8627; .9187; .7980; dan .8894 Setelah diuji validitasnya, didapat nilai MSA = .839 ( .000). Diketahui ada 5 komponen yang secara kumulatif mampu menjelaskan 63,688% varian 35 komponen. Hasil rotasi menunjukkan bahwa terdapat 10 pertanyaan yang tidak valid. Uji korelasi bivariat menunjukkan bahwa antara pensponsoran “Pustaka Anak Nusantara” dengan citra PT. Indofood Sukses Makmur Tbk terbentuk hubungan sebesar .660 (.000) berarti hubungan yang terbentuk adalah cukup kuat/moderat. Uji korelasi bivariat dengan teknik select cases menunjukkan bahwa korelasi paling kuat terjadi pada kondisi yang tidak mendukung hipotesis peneliti, yaitu pada kondisi : responden dengan tingkat pendidikan SLTA, motivasi sedang, frekuensi menonton amat rendah (1-3 kali) dan responden yang menonton dalam durasi yang rendah (6-10 menit). Dengan demikian hipotesis bivariat peneliti terbukti bahwa ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Namun hipotesis multivariat tidak terbukti, karena hubungan yang paling kuat tidak terjadi pada kondisi yang dihipotesiskan. Berdasarkan pengelompokkan jawaban responden yang masuk, diketahui bahwa sikap responden terhadap program televisi “Pustaka Anak Nusantara” dan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk adalah positif. Maka, citra perusahaan yang terbentuk sebagai hasil pensponsoran adalah positif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden tanpa harus memiliki tingkat pendidikan, motivasi menonton, frekuensi menonton dan durasi menonton yang tinggi ternyata dapat memiliki sikap positif pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Dengan demikian, sponsor yang dilakukan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk adalah cara yang efektif untuk memupuk citra perusahaan. Dari fakta di lapangan, ada poin penting yang perlu diperhatikan bahwa pensponsoran dapat dilakukan oleh perusahaan yang nama dan produknya sudah dikenal baik dalam masyarakat. Seperti pensponsoran yang dilakukan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk bahwa ternyata meskipun mayoritas responden menonton “Pustaka Anak Nusantara” dalam intensitas yang amat rendah, namun mereka memiliki sikap yang positif pada perusahaan, karena mereka telah mengenal perusahaan dan produk-produknya sebelumnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
S4016
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tumiur Diana
"ABSTRAK
PT. CSM adalah sebuah perusahaan agen tunggal dan produsen-produsen di
luar negeri yang memasok berbagai bahan kimia yang dibutuhkan oleh pabrik
pabrik enamel, keramik dan gelas yang tersebar di seluruh Indonesia. PT. CSM
memiliki tiga divisi yang bergerak di bidang industri enamel, keramik dan gelas,
oleh sebab itu sesuai dengan bidangnya divisinya dibagi menjadi Divisi Enamel,
Divisi Keramik dan Divisi Gelas.
Seiring dengan terjadinya perubahan kondisi pasar dan persaingan,
perusahaan dituntut untuk mengembangkan kegiatannya untuk mengantisipasi
perubahan-perubahan tersebut sambil tetap mencapai target laba perusahaan.
Strategi yang ditempuh perusahaan adalah menambah satu divisi lagi yaitu
Divisi Resale yang bertugas untuk melayani berbagai kebutuhan bahan kimia
dan pelanggan-pelanggan yang sudah ada dengan kuantitas pesanan yang
relatif kecil dan harus dipenuhi dalam waktu yang singkat. Dengan adanya Divisi
Resale, PT. CSM dikategorikan sebagai perusahaan dagang. Untuk mendanai
pengembangan ini, perusahaan menyisihkan sebagian dananya untuk membeli
barang persediaan.
Dalam pasar persaingan yang ketat dan era perdagangan bebas,
perusahaan harus mempunyai keunggulan dari segi biaya, mutu, waktu dan
inovasi. Bagi perusahaan, segi mutu berada diluar kendali perusahaan
(uncontrollable) karena mutu dan barang yang diimpor telah ditentukan oleh
pemasok atau produsen di manca negara dan konsumen. Walaupun demikian
perusahaan dapat memenuhi permintaan konsumen dalam waktu singkat
dengan mengadakan persediaan (stock) lokal seperti yang dilakukan oleh Divisi
Resale. Perusahaan dapat mengikuti inovasi terbaru dengan turut berpartisipasi
dalam berbagai pameran dan eksibisi yang diadakan di manca negara. Dengan
demikian masalah yang terpenting bagi perusahaan pada saat ini adalah
melakukan efisiensi biaya, karena biaya berada dalam kendali perusahaan atau
controllable.
Tidak seperti divisi yang lain, Divisi Resale dipandang memiliki prospek
yang baik di masa mendatang. OIeh sebab itu perusahaan banyak memberikan
perhatian kepada Divisi Resale sebagai satu divisi yang diharapkan memberikan
banyak kontribusi pada laba perusahaan. Namun, Divisi Resale memiliki
masalah yang dipandang perlu untuk dianalisis Iebih teliti, yaitu divisi ini sering
kehilangan order hanya karena harga produk yang ditetapkan oleh divisi ini
terlalu mahal dibanding harga yang ditetapkan oleh pesaing, padahal dari segi
kualitas produknya tidak ada masalah.
Selama ini penetapan harga pokok pada tiap kelompok produk dibuat
dengan cara membebankan biaya langsung ditambah dengan biaya overhead
yang dibebankan secara seragam kepada tiap kelompok produk. Perusahaan
tidak pernah memperhatikan apakah tiap kelompok produk tersebut
menggunakan sumber daya perusahaan secara seragam. Masalah iniIah yang
akan dianalisis apakah telah terjadi kurang kalkulasi biaya produk (product
undercosting) atau Iebih kalkulasi biaya produk (product overcosting) melalui
penelusuran biaya overhead berdasarkan aktivitas-aktivitas yang dikonsumsi
oleh tiap kelompok produk. Analisis ini lebih dikenal dengan istilah activity based
costing.
Evaluasi kinerja pada tiap divisi selama ini diakukan pada bidang
keuangan saja, yaitu dari total penghasilan aktivanya dibandingkan dengan
budgetnya. Sehingga ada kepala divisi yang merasa dirugikan karena rasio
penghasilan per penjualannya relatif rendah. Hal ini terjadi karena penghasilan
yang diterima merupakan presentase dari penjualan, dan presentase penjualan
rendah ini telah dìtetapkan sesuai dengan agreement yang dibuat antara
perusahaan dengan produsennya sejak dahulu. Untuk menjamin perlakuan adil
terhadap setiap divisi yang dinilai, dalam karya akhïr evauasi kinerja ini
diakukan dua pendekatan, yaitu pendekatan keuangan dan non keuangan.
Evaluasi kinerja dengan pendekatan keuangan, meninjau rasio penghasilan
terhadap biaya yang berada dibawah kendali tiap kepala divisi. Evaluasi kinerja
dengan pendekatan non keuangan, meninjau dengan balanced scorecard.
Dari hasil analisis terhadap penetapan harga pokok, dapat disimpulkan
bahwa telah terjadi lebih kalkulasi terhadap produk A dan B, dan terjadi kurang
kalkulasi terhadap produk C. Walaupun produk A telah dibebani biaya overhead
yang sesuai dengan konsumsinya terhadap penggunaan sumber daya
perusahaan, tetapi harga pokok yang baru masih tetap Iebih tinggi dari harga
pasar, oIeh sebab itu disarankan untuk mengeluarkan produk A ini dan
kelompok produk yang akan dijual dan menggantinya dengan produk lain yang
harga pokoknya lebih rendah daripada harga pasar, dan penetapan harganya
disarankan agar menggunakan sistem biaya yang baru diusulkan.
Analisis evaluasi kinerja dan bidang keuangan diperoleh kesimpulan
bahwa, kînerja yang terbaik ditunjukkan oleh divisi Enamel. Hasil ini memang
sudah diperhitungkan karena divisi Enamel ini telah ada sejak awal berdirinya
perusahaan. Untuk sementara divisi Keramik tidak dapat menunjukkan kinerja
yang baik, karena divisi ini harus banyak menggunakan sumber daya
perusahaan untuk mendanai biaya perjalanan pemasaran untuk berpartisipasi
dalam pameran keramik di luar negeri. Mengikuti pameran di luar negeri ini
dianggap penting karena inovasi produk dan teknologi pada bidang keramik
berkembang sangat pesat. Untuk memperbaiki penghasilan divisi Keramik,
disarankan untuk melakukan analisis dengan pendekatan extended value chain
yaitu dengan cara mengadakan kerja sama dengan salah satu mitra kerja.
produsen di luar negeri untuk memproduksi bahan kimia di Indonesia.
Selanjutnya evaluasi kinerja dari bidang non keuangan diperoleh kesimpulan
bahwa model baru balanced scorecard Iayak dipertimbangkan untuk diterapkan
di perusahaan.
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
TA1910
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2005
TA664
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
TA2180
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>