Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7592 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rais Armansyah Hap
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
TA582
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. A. Amin
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1990
S38240
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Tonny
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S28547
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Fahrul Rozi
"Lift tangga merupakan salah satu kebutuhan bagi lansia yang memiliki tempat tinggal berlantai 2. Keamanan merupakan hal utama yang diperhatikan pada lift tangga, tingkat keamanan dalam menggunakan lift tangga terkait dengan standarisasi tingkat International akan sangat memberikan kenyamanan dan keamanan pada pengguna. Faktor keamanan ketika lift tangga mengalami kegagalan sistem merupakan masalah bagi pengguna lift tangga. Oleh karena itu, penelitian ini memberikan suatu gagasan baru dalam pengereman lift tangga menggunakan fall arrester ketika lift tangga memiliki masalah saat tali pengangkut putus, Pada penelitian ini, dilakukan dengan menggunakan kemiringan maksimal sebesar 51° dan kecepatan awal sebesar 0,2 m/s. Pada penelitian ini dilakukan 4 tahap analisis yaitu analisis massa total melalui pengujian jarak pengereman menggunakan rangkaian sensor VL53L0X untuk mendapatkan nilai massa total maksimal berdasarkan jarak pengereman maksimal, yang dilanjutkan dengan analisis statis yang nilai-nilainya akan digunakan dalam analisis kekuatan struktur dan analisis dinamis untuk mengetahui besar gaya yang terjadi pada lift tangga ketika terjadi pengereman, kemudian melakukan analisis kekuatan struktur material menggunakan software Ansys® melalui nilai yang didapat dari analisis statis sehingga menghasilkan nilai safety factor, dan analisis terakhir merupakan analisis service factor merupakan nilai yang menentukan motor AC pengangkut yang digunakan telah sesuai standar ASME 18.1. Hasil dari penelitian ini, menunjukkan bahwa penggunaan fall arrester pada lift tangga dapat melakukan pengereman pada massa total maksimal sebesar 206 kg, gaya normal pada roda bagian depan sebesar 65 N dan gaya normal roda bagian belakang sebesar 1.205 N, dan memiliki nilai safety factor dan service factor yang memenuhi syarat.  

Stairlift is a necessity for the elderly who have a 2-story residence. The safety of stairlift is the  main thing that is considered in stairlift, the level of security in using stairlift related to international standardization will greatly provide comfort and safety to users. Safety when the stairlift has a system failure is a problem for stairlift users. Therefore, this study provides a new idea in stairlift braking using a fall arrester based on ASME 18.1 to make a solution when the stairlift has a problem when the transport rope breaks. In this study, it was carried out using a maximum slope of 51 ° and an initial speed of 0.2 m/s. In this study, 4 stages of analysis were carried out, namely the analysis of total mass through testing the braking distance using the VL53L0X sensor circuit to obtain the maximum total mass value based on the maximum braking distance, followed by static analysis whose values ​​will be used in structural strength analysis and dynamic analysis to knowing the magnitude of the force that occurs in the stairlift when braking occurs, then performs an analysis of the strength of the material structure using Ansys® software through the values ​​obtained from static analysis to produce a safety factor value, and the last analysis is an analysis of the service factor which is the value that determines the transport AC motor that used in accordance with ASME 18.1 standards. The results of this study indicate that the use of a fall arrester on a stair lift can brake at a maximum total mass of 206 kg, a normal force on the front wheels of 65 N and a normal force on the rear wheel of 1.205 N, and has a safety factor and service value eligible factors."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Susilo
"Tesis ini membahas mengenai perubahan ataupun peningkatan performa aerodinamik suatu aerofoil yang telah dimodifikasi dengan menggunakan sistem piranti penambah gaya angkat (High Lift Devices - HLD) berupa Leading Edge Slotted Slat dan Trailing Edge Slotted Flap.
Penggunaan sistem piranti penambah gaya angkat guna meningkatkan performa aerodinamik pada suatu aerofoil ini dimungkinkan, karena adanya perbaikan ataupun pengontrolan lapisan batas aliran udara di permukaan atas aerofoil khususnya pada sudut serang kritis. Selain itu dengan adanya pembukaan dari Leading Edge Slotted Slat dan Trailing Edge Slotted Flap juga akan menambah panjang tali busur (chord) aerofoil dan merubah kelengkungan ruas (chamber) aerofoil. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan studi eksperirnental pada terowongan angin kecepatan rendah.
Perubahan peningkatan aerodinamik aerofoil (khususnya peningkatan nilai koefisien gaya angkat dan sudut serang maksimum) lebih didominasi oleh adanya defleksi slat. Dengan kata lain untuk mendapatkan peningkatan performa aerodinamik suatu aerofoil penggunaan Leading Edge Slotted Slat lebih efektif dibandingkan dengan penggunaan Trailing Edge Slotted Flap.

This Thesis discusses the variation enhancement of aerodynamics performance in a modified aerofoil that use High Lift Devices (HUD) on the Leading Edge Slotted Slat and Trailing Edge Slotted Flap.
The application High Lift Devices to increase the aerodynamics performance is made possible, because it repairs or controls the air flow within the boundary layer on the upper surface of aerofoil especially on the critical of angle of attack. Moreover, the opening of Leading Edge Slotted Slat and Trailing Edge Slotted Flap will increase the length of aerofoil chord and change the curvature of aerofoil chamber. The research work was conducted experimentally in a low speed tunnel.
The increase of aerodynamics performance of the aerofoil (especially the increase of coefficient of lift and maximum angle of attack) is more remarkable due to the slat deflection. On another word to get a substantial improvement of aerodynamics performance on the aerofoil, using the Leading Edge Slotted Slat will be more effective compared to that of the Trailing Edge Slotted Flap.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14690
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Agung Prawiro N.
"Lift atau elevator adalah sebuah transportasi vertikal terefisien dalam sebuah gedung bertingkat tanpa alat ini tidak akan tercapai sebuah kenyamanan dan kecepatan dalam mencapai lantai atas. Jadi penggunaan lift dalam sebuah gedung, terutama yang lebih dari 4 lantai sudah menjadi kebutuhan.
Dalam sebuah perencanaan pembuatan gedung bertingkat tinggi, perencanaan lift sangat diperhatikan karena, kenyamanan dan keamanan penghuni gedung sangat terganrung pada alat tersebut. Juga dalam hal menyangkut biaya yang dibutuhkan untuk membangun sebuah gedung terutama yang berlantai lebih dari 20, perencanaan lift menjadi perhatian, karena biaya pemhuatan lift dalam gedtmg lebih dari 10% prosentase biaya pembuatan gedung tersebut. Jadi sebuah sistem pengaturan lift yang baik dan tepat dari seorang perencana dapat menekan biaya pembuatan lift dalam gedung tersebut. Sistem pengaturan lift adalah sebuah sistem yang mengatur perjalanan sebuah atau lebih dari satu lift dalam sebuah gedung.
Sistem pengaturan lift ada bermacam -macam, yaitu system pengaturan single rise, sistem pengaturan multi rise, sky lobby, dan lain-lain. Dalam hal ini penyusun membahas sistem multi rise dan sky lobby dan dibandingkan dengan sistem yang diusulkan penyusun yaitu transfer rise.
Sistem multirise adalah sebuah sistem pengaturan yang membagi gedung menjadi lebih dari satu rise. Dalam pembagian ini pada rise bawah semua lantai yang dilewati lift terlayani sedangkan pada rise diatasnya lantai yang sudah dilayani rise sebelumnya dilewati, sehingga lift dalam grup tersebut langusung dari lobby ke lantai yang dilayaninya.
Sistem sky lobby secara dasarnya sama dengan sistem multirise hanya yang membedakannya adalah adanya lift ekspress yang dipisahkan dengan lift lokalnya. Sebuah gedung biasa mempunyai lobby satu buah yaitu dilantai bawah, sedangkan sistem skylobby mempunyai lobby dari satu yaitu dilantai atas yang digunakan penumpang untuk menuju rise atas. Penumpang yang ingin menuju rise atas diharuskan untuk menggunakan lift ekspress dan pindah ke skylobby uutuk menuju ke lantai yang dimaksud. Sistem ini digunakan untuk mengurangi luas area gedung yang terpakai oleh lift akibat adanya bagian ekspress, sistem ini terutama berguna pada gedung berlantai lebih dari 40 lantai.
Sistem transferlobby hampir sama prinsipnya dengan sistem skylobby hanya dalam mencapai rise ke tiga penumpang diharuskan menggunakan lift ekspress dua kali dan gedung tersebut mempunyai transfer lobby lebih dari satu untuk rise lebih dari dua. Maksud dari sistem ini sama yaitu untuk mengurangi luas area gedung yang dipakai untuk lift dan mengurangi biaya lift ekspres di sistem sky lobby yang cukup besar.
Pada skripsi ini penyusun mencoba mambandingkannya dari segi biaya yaitu biaya dalam pembangunan dan pembuatan lift ditambah dengan nilai jua1 area gedung yang terbuang akibat penggunaan lift. Sehingga diharapkan didapat sebuah sistem terbaik dari segi ekonomi dari sebuah pengaturan lift."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S37224
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aji Purnomo
"Meningkatnya kebutuhan energi nasional masih menjadi permasalahan dengan didominasi oleh energi fosil sebesar 90,7%. Lapangan AP merupakan lapangan minyak dan Gas yang berada di Utara Jawa Barat. Sejak tahun 2016 tidak memiliki kegiatan pengeboran sumur baru sehingga produksi terus menurun. Optimasi dilakukan dengan memanfaatkan lean gas pengolahan gas bumi sebagai pengumpan pada 5 sumur sembur buatan tipe gas lift. Simulasi kelayakan ekonomi menggunakan 4 alternatif skenario yaitu, skenario 1, Gas lift menggunakan kompresor kepemilikan dengan gas terproduksi yang disirkulasikan kembali di unit pengolahan gas; skenario 2, Gas lift menggunakan kompresor secara kepemilikan dengan gas terproduksi langsung yang dialirkan ke konsumen; skenario 3, Gas lift dengan menggunakan kompresor secara sewa dengan gas terproduksi yang di sirkulasikan kembali ke unit pengolahan gas; skenario 4, Gas lift menggunakan kompresor secara sewa dengan gas terproduksi langsung dialirkan ke konsumen. Evaluasi teknis dilakukan dengan menggunakan simulasi perangkat lunak antara lain PIPESIM 2021 dan UNISIM R390.1, sedangkan analisa kelayakan ekonomi dilakukan dengan metode Levelized Cost. Skenario terbaik berdasarkan pertimbangan nilai Cummulative Cash Flow serta NPV, IRR dan Payback Period adalah Skenario 4 yang memberikan Cummulative Cash Flow sebesar IDR 519.117.184.085, NPV IDR 249.981.597.550, IRR 109,54% dan Payback Period selama satu tahun empat bulan.

The increase in national energy demand is still a problem, with fossil energy being dominated by 90.7%. The AP field is an oil and gas field in North West Java. Since 2016 there have been no new well-drilling activities, so production has declined. Optimization is done by utilizing natural gas processing lean gas as a feeder for five gas lift-type artificial wells. The economic feasibility simulation uses four alternative scenarios. Namely, in Scenario 1, Gas lift uses a proprietary compressor with produced gas which is recirculated in the gas processing unit; in Scenario 2, Gas Lift uses a proprietary compressor with produced gas delivered directly to consumers; Scenario 3, Gas lift uses a compressor on a lease basis with produced gas recirculated to the gas processing unit; Scenario 4 Gas Lift uses a compressor on a lease basis with produced gas flowing directly to consumers. Technical evaluation is carried out using software simulations, including PIPESIM 2021 and UNISIM R390.1, while an economic feasibility analysis is carried out using the Levelized Cost method. The best scenario based on cumulative cash flow and NPV, IRR and payback period is Scenario 4, which gives a cumulative cash flow of IDR 519,117,184,085, NPV of IDR 249,981,597,550, IRR of 109.54% and a payback period of 1 year and four months."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haura Ikrimah
"Jenis alat tangkap bagan yang digunakan nelayan di Teluk Palabuhanratu terus meningkat dari waktu ke waktu, dari alat tangkap bagan rakit hingga perahu. Jumlah alat tangkap bagan di Teluk Palabuhanratu berjumlah sekitar 500 unit pada tahun 2019. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan distribusi temporal alat tangkap bagan di Teluk Pelabuhan Ratu pada bulan basah dan bulan kering tahun 2019 dan mengetahui distribusi spasial alat tangkap bagan pada kondisi Oseanografis di Teluk Pelabuhan Ratu. Parameter Oseanografis yang digunakan dalam penelitian ini adalah salinitas, klorofil-a, suhu permukaan laut, arus laut, dan kedalaman. Penelitian ini menggunakan aplikasi Google Earth untuk menandai lokasi alat tangkap bagan. Citra satelit tambahan dari sensor Landsat 8 OLI-TIRS diterapkan untuk menghasilkan peta salinitas permukaan laut, SST, dan klorofil-a. Alat tangkap bagan sebagian besar tersebar di perairan dangkal (kedalaman air antara 40 hingga 100 meter). Konsentrasi klorofil-a, salinitas permukaan laut, SPL, dan kedalaman air merupakan ciri oseanografi yang paling signifikan mempengaruhi jumlah alat tangkap bagan selama dua periode (bulan basah dan bulan kering).

The types of charting gear being utilized by fisher in Palabuhanratu Bay are improving over time. From the raft lift-nets to the boat charting equipment. According to local authorization in fish gathering or PPI, the number of chart fishing gear in Palabuhanratu Bay is around 500 pieces in 2019. The goals of this study are to analyze the spatial distribution of lift net fishing devices during the dry and rainy months and determine the oceanographic features that are might influencing the spread. Some oceanographic parameters being employed include sea surface salinity, sea surface temperature (SST), water current, water depth, and chlorophyll-a concentration. This study uses images from the Google Earth application to mark the location of the lift net fishing devices. Additional satellite imageries from Landsat 8 OLI-TIRS sensors applied to generate sea surface salinity, SST, and chlorophyll-a maps. The lift net fishing devices are mostly distributed in shallow water (water depth between 40 to 100 meters). The chlorophyll-a concentration, sea surface salinity, SST, and water depth the most significant oceanographic features influencing the number of lift net fishing devices during both seasons (dry and rainy months)."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hemi Mauly Kurnianto
"Gas lift diperlukan untuk dapat mengangkat fluida gas yang ada di dalam sumur dengan baik pada sumur yang mengalami deplesi. Pada lapangan sumur X yang berada di daerah lepas pantai, diperlukan tekanan total gas lift 1700 psig untuk menjaga total produksi gas hingga sebesar 11 MMSCFD, sedangkan tekanan sumur saat ini adalah 650 psig. Untuk menaikkan tekanan tersebut diperlukan sistem kompresor. Kompresor sentrifugal memiliki masalah surge yang akan mengakibatkan kerugian secara ekonomi pada perusahaan pengelola lapangan gas. Pengendali yang digunakan adalah pengendali PI dan PID yang akan dilakukan penyetelan dengan metode Ziegler-Nichols dan Tyreus-Luyben lalu digunakan kriteria kinerja pengendali ISE Integral of Squared Error untuk evaluasi kinerja pengendali. Tesis sini juga akan menganalisis desain proses dinamik secara ekonomi dengan metode levelized cost. Hasilnya penyetelan open loop Ziegler-Nichols memiliki ISE yang lebih kecil hingga 99.33 pada konfigurasi kompresor sentrifugal dan 98.65 untuk konfigurasi kompresor reciprocating daripada metode closed loop Tyreus-Luyben. Konfigurasi kompresor reciprocating dengan pengendali PID dan penyetelan open loop Ziegler-Nichols mampu mengurangi 22.96 energi dibanding konfigurasi kompresor sentrifugal dengan pengendali PI dan penyetelan Tyreus-Luyben.

Gas lift is required to lift the fluid gas in the well on wells that depleted. In the field of X wells located in the offshore area, the necessary pressure of 1700 psig total lift gas to maintain the total gas production by up to 11 MMSCFD, whereas the current well pressure is 650 psig. To raise the necessary pressure compressor systems are applied. Centrifugal compressors have a surge problem that would result in economic losses to the company operating the gas field. PI and PID Controller is applied and tunned by Tyreus Luyben and Ziegler Nichols method. ISE Integral of Squared Error controller performance criteria is applied for controller`s performance evaluation. This thesis will also analyze the dynamic design process with levelized cost method. The result is open loop Ziegler Nichols tuning has a smaller ISE up to 99.33 on a centrifugal compressor configuration and 98.65 for reciprocating compressor configuration than closed loop method Tyreus Luyben. Reciprocating compressor configuration with a PID controller and Ziegler Nichols open loop tuning able to reduce 22.96 of energy compared with the centrifugal compressor configuration and tuning PI controller Tyreus Luyben."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T47456
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noviani Rahmawati
"Optimalisasi gas lift sistem  pada salah satu lapangan fasilitas kompressi gas di lapangan A, pada PT XYZ untuk menaikkan produksi menjadi 1500 bopd dan 2.5 mmscfd. Berdasarkan perhitungan / perkiraan kebutuhan daya untuk gas lift sistem  baru adalah sebesar  100.57  KVA dan 132.33 KVA beban puncak , dimana sistem kelistrikan saat ini terdiri dari PLN 33 KVA,3 phase,50 HZ dan GEG 106 KVA,3 phase,50 HZ . Dengan kondisi seperti diatas maka sistem kelistrikan saat ini tidak dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan gas lift sistem  yang baru sehingga memerlukan pengembangan sistem kelistrikan. Instrument air package merupakan suporting sistem  untuk gas lift sistem  yang vital, dimana  berhentinya sistem ini lebih dari 15 menit akan menyebabkan gas lift sistem  berhenti beroperasi dan menyebabkan shutdown plant. Biaya pemadaman / biaya yang diakbatkan berhentinya sistem  adalah sebesar  6199 usd/ jam. Pada penelitian ini akan dilakukan analisis pengembangan sistem kelistrikan untuk mendukung optimalisasi gas lift syatem. Analisis meliputi kriteria teknis dan non teknis. Evaluasi teknis meliputi analisis kecukupan daya, kehandalan sistem  dengan menggunakan simulator ETAP 12.6 serta indeks keandalan sistem  dengan menggunakan reliability blok diagram sedangkan untuk evaluasi non teknis melalui biaya investasi dan biaya yang timbul akibat pemadaman. Pada penelitian dilakukan 3 skenario pengembangan, skenario 1,2.1.2.2 dan 3 untuk kemudian dilakukan evaluasi baik teknis maupun non teknis. Berdasarkan penelitian skemario 2.2 merupakan sistem kelistrikan yang optimum  dengan indeks keandalan 0.9963633 dan 0.9493694 dengan biaya investasi sebesar Rp. 8.631.771.033,07. Dan biaya pemadaman sebesar RP. 2.903.023.023.515.

Optimization of  the gas lift sistem  in one of  gas compression facilities in field A, at PT XYZ to increase production to 1500 bopd and 2.5 mmscfd. Based on the calculation / estimation of power requirements for the new gas lift sistem  is 100.57 KVA and the beban puncak  is 132.33 KVA, while the current electricity sistem  consists of PLN 33 KVA, 3 Phase, 50 HZ and GEG 106 KVA, 3 Phase, 50 HZ. With the requirements above, the current electricity sistem  cannot be used to meet the needs of a new gas lift sistem  so that requires the development of an electrical sistem . The instrument air package is a vital support sistem  for gas lift sistem , in case the package shutdown down for more than 15 minutes will cause the gas lift sistem  shutdown and cause a plant shutdown. The cost of loss production because shutdown plant is about 6199 USD / hour. In this research, an analysis of the development of the electrical sistem  will be carried out to support the optimization of gas lift syatem. Analysis consist of Technical Criteria and Non-Technical Criteria evaluation / analysis. Technical evaluation are assessment of power adequacy, sistem  sistem  analysis using the ETAP 12.6 simulator, calculate reliability indeks using reliability block diagram and for non-technical evaluation are investment costs and cost of loss production. In the research carried out 4 development scenarios, scenarios 1,2.1,2.2 and 3. Based on the research of Scenario 2.2 is the optimum scenario."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51895
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>