Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 160132 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Universitas Indonesia, 2000
TA967
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Baswedan
"Zat besi merupakan salah satu zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah kecil yang umumnya disebut dengan zat gizi mikro. Kekurangan zat gizi mikro merupakan bagian dari masalah kekurangan gizi pada umumnya yang berkembang menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Salah satu cara untuk mengatasi kekurangan zat gizi mikro adalah dengan fortifikasi. Fortifikasi merupakan strategi yang paling praktis, ekonomis dan efektif untuk memenuhi kebutuhan harian akan zat besi. Permasalahan utama pada fortifikasi zat besi adalah memiliki sifat mudah teroksidasi oleh udara dan cahaya.
Pada penelitian ini, metode mikroenkapsulasi digunakan untuk mengatasi masalah tersebut. Mikrokapsul fero sulfat dibuat dengan menggunakan metode pengerasan dalam cairan, dimana setiap formula memiliki perbandingan antara ferrosulfat heptahydrat : natrium alginat yang berbeda (1:1, 1:2, dan 1:3). Uji kandungan Fero dalam mikrokapsul serta uji stabilitas dianalisis secara AAS (Atomic Absorbance Spectrophotometry).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mikrokapsul ferrosulfat heptahydrat formula III memiliki stabilitas paling tinggi diantara formula lainnya, yaitu mengalami penurunan kadar sebesar 0,0003%.

The iron is one of the nutrient that needed in small amount in the body so it is called micronutrient. Micro malnutrition is part of the common problem that develop into Indonesian?s healthy problem. One of the way to overcome micro malnutrition is fortification. Fortification is the most practical, economical and effective strategy to fulfill daily needs of iron. The most problem in iron fortification is easy oxidated by air and light.
In this research, microencapsulation method is used to solve the problem. The ferrous sulfate microcapsule was prepared by solidifying in liquid method, which is each formula the ferrous sulfate heptahydrat : sodium alginate at the ratio different (1:1, 1:2, and 1:3). The content testing Fe2+ in microcapsule and stability testing were analyzed by AAS (Atomic Absorbance Spectrophotometry).
The result showed that microcapsule ferrous sulfate haptahydrat formula III had the highest stability among the others, that was degraded 0,0003%."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2008
S33078
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mardian Elfriendinata
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S32943
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Universitas Indonesia, 1998
TA755
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rasyid Ginanjar Agustiar
Universitas Indonesia, 2007
TA1432
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Widyajayantie
"ABSTRAK
Minuman ringan merupakan salah satu dari produk yang sering
dikonsumsi oleh masyarakat luas karena dapat menghilangkan rasa haus,
memberikan kesegaran dan rasanya yang manis. Untuk menentukan
apakah produk minuman ringan layak dikonsumsi atau dipasarkan, maka
dilakukan penetapan kadar gula sebagai sukrosa , uji cemaran logam (Pb,
Cu, Zn, dan Sn) dan uji kualitatif siklamat. Metode analisis yang digunakan
antara lain penetapan kadar gula sebagai sukrosa dengan metode Luff
Schoorl, uji cemaran logam dengan AAS dan uji kualitatif siklamat dengan
pengendapan. Hasil analisis minuman ringan yang dilakukan pada 6 produk minuman yaitu sampel A dan C yang merupakan sampel dari
minuman teh dalam kemasan, sampel B dan D yaitu sampel dari minuman
isotonik, sampel E yaitu sampel minuman jeli dan sampel F yang
merupakan sampel dari limun dibandingkan dengan SNI 01-3143-1992
(syarat mutu minuman teh dalam kemasan), SNI 01-4452-1998 (syarat
mutu minuman isotonik), SNI 01-3552-1994 (syarat mutu jeli), dan SNI 01-
2972-1998 (syarat mutu limun) dihasilkan kesimpulan sebagai berikut :
 Kadar gula total yang terkandung pada keenam sampel mengikuti SNI
yang telah ditetapkan yaitu sampel A dan C masing-masing sebesar
11,4% dan 14,668 % dengan syarat mutu minimal 6% (minuman teh
dalam kemasan), sampel B dan D masing-masing sebesar 13,8% dan
12,64% dengan syarat mutu minimal 5% (minuman isotonik), sampel E
sebesar 27,52% dengan syarat mutu minimal 20 % (jeli), dan sampel
F sebesar 14,89% dengan syarat mutu 6-15% (limun) sehingga
seluruh sampel layak untuk dikonsumsi dan dipasarkan oleh
masyarakat berdasarkan parameter % gula total
 Sampel F memiliki % sukrosa yang paling tinggi yaitu 12,825% dan %
sukrosa terkecil terdapat pada sampel C yaitu 4,89%.
 Sampel C dan D positif mengandung siklamat, sehingga hanya sampel
C dan D yang tidak layak untuk dikonsumsi dan dipasarkan oleh
masyarakat.
 Pada uji cemaran logam hanya sampel A dan E yang memenuhi SNI
untuk logam Pb, Cu, Zn, dan Sn, maka A dan E layak dikonsumsi."
2007
TA1449
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fera Damayanti
"Loratadin adalah antihistamin golongan trisiklik dengan durasi panjang tanpa efek sedasi. Aktifitasnya selektif sebagai antagonis reseptor Hi perifer. Dengan semakin banyaknya jumlah sediaan loratadin, maka diperlukan suatu metode analisis yang dapat diandalkan untuk menguji bahan baku loratadin. Sampai saat ini bukubuku standar dalam bidang farmasi, seperti Farmakope Indonesia, British Pharmacopeia atau United States Pharmacopeia / National Formulary belum mencantumkan metode analisis imtuk loratadin. Penelitian ini bertujuan imtuk memperoleh metode penetapan kadar dan uji cemaran bahan baku loratadin serta keterangan validitasnya. Pada penelitian ini, penetapan kadar dan uji cemaran bahan baku loratadin dapat dilakukan sekaligus dengan sistem analisis yang sama, yaitu metode kromatografi cair kineija tinggi fase balik; kolom ODS 25 cm x 4,6 mm; fase gerak asetonitril-airamonium dihidrogen fosfat (110 ml: 150 ml; 1,5 g) ditambahkan asam fosfat 85% sampai pH 3,7; kecepatan aliran 1,5 ml/menit; detektor UV 273 nm; sensitivitas detektor 0,16. Sistem kromatografi yang dipakai selektif untuk zat yang diuji, dengan batas f deteksi 0,04 ug, dan presisi 1,52% (0,90 % - 2,03 %). Larutan loratadin dalam asam fosfat 12,5% stabil selama 1 minggu pada suhu 4°C dan selama 2 hari pada 27°C. Dari 5 konsentrasi zat antara 0,5 mg/ml sampai 4,0 mg/ml diperoleh kurva linier dengan persamaan Y = 1298,2 X - 4501,6; dengan koefisien korelasi 0,99993.

Loratadine is a long acting tricyclic antihistamine with selective peripheral Hr receptor antagonist activity without central sedative effect. The increasing number of pharmaceutical preparations of loratadine need a reliable analysis method. So far, the analytical method of loratadine is not available in pharmacy's reference books such as Farmakope Indonesia, British Pharmacopeia, or United States Pharmacopeia / National Formulary. The aim of this research is to obtain a method of quantitative assay and purity test of loratadine as standard substance followed by their validity information. In this research, the quantitative assay and purity test of loratadine could be done simultaneously by a reverse phase high performance liquid chromatography method using ODS column 25 cm x 4.6 mm id. The mobile phase consists of acetonitrilewater- ammonium dihydrogen phosphate (110 ml:150 ml'.l.S g) which is adjusted to pH 3.7 with 85% phosphoric acid. The flow rate is 1.5 ml/minute. The sensitivity of detector (UV at 273 nm) is 0.16. The chromatographic system being used is selective for the tested compound with detection limit of 0.04 ug and precision 1.52 % (0.90 % - 2.03 %). Loratadine solution in 12.5 % phosphoric acid is stable for one week at 4°C but only 2 days at 27°C. From five loratadine concentrations between 0.5 mg/ml - 4.0 mg/ml, a linear equation Y = 1298.2 X - 4501.6 gives rise to a coefficient (r) 0.99993."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>