Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 95509 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yusuf Kurniawan
"ABSTRAK
Minyak mineral merupakan bahan yang paling banyak dipakai sebagai bahan dasar minyak pelumas, sumber alam yang terbatas jumlahnya dan tidak dapat diperbarui (non renewable).
Dalam percobaan ini dilakukan beberapa metode yaitu viskositas kinematik dengan metode ASTM D-445, bilangan basa total dengan metode ASTM D-2896, dan identifikasi logam dengan atomic absorbtion spectrophotometry (AAS) dengan metode ASTM D-4628.
Dari percobaan, dapat disimpulkan bahwa minyak pelumas mengalami penurunan kualitas setelah penggunaan di berbagai jarak. Hal ini dapat dilihat dari nilai viskositas dan bilangan basa total minyak pelumas yang menurun, dan kandungan logam yang semakin meningkat (dengan penambahan jarak). Bila minyak pelumas terus menerus digunakan dalam jangka waktu yang lama maka dapat mengakibatkan keausan pada mesin. Waktu pemakaian minyak pelumas sangat berpengaruh terhadap kualitas minyak pelumas."
2008
TA1705
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Prasetio
"
Minyak pelumas merupakan fraksi berat dari produk distilasi minyak bumi
yang telah ditambah aditif untuk meningkatkan kualitas minyak pelumas sesuai
dengan kebutuhan peralatan. Pada dasarnya minyak pelumas berfungsi melapisi
dua buah permukaan yang bergerak sehingga dapat mengurangi gesekan. Minyak
pelumas yang ada di pasaran beragam jenisnya, sehingga dalam penggunaannya
disesuaikan dengan persyaratan komponen yang menggunakannya, karena
masing-masing minyak pelumas memiliki fungsi dan sifat-sifat tertentu untuk
dapat memberikan pelumasan yang optimal.
Dalam penggunaannya suatu minyak pelumas memiliki batas dimana
minyak pelumas telah kehilangan fungsinya sehingga mempengaruhi kemampuan
operasi dan efisiensi suatu mesin . Dengan memperhatikan hal tersebut diperlukan suatu analisis kelayakan minyak pelumas pada mesin sebagai tindakan
pencegahan yang mengarah kepada perawatan komponen yang dilumasi. Analisis
berkala dilakukan untuk mengetahui kerusakan minyak pelumas, benar tidaknya
penggunaan minyak pelumas, dan mengetahui ketidakberesan pada mesin ataupun
untuk diagnosa keausan yang terjadi pada komponen mesin.
Analisis berkala yang dilakukan yaitu Specific Gravity, Kinematik
viskosity, Total Bilangan Basa, kandungan logam-logam, Flash Point, Pour
Point,Colour, dan Viskosity Indeks.
Hubungan antara analisis minyak pelumas dengan keausan pada
komponen mesin adalah ditemukannya unsur-unsur logam pada minyak pelumas
bekas. Perubahan pada hasil analisis parameter lain dapat disimpulkan telah
terjadinya degradasi seperti oksidasi minyak pelumas, berkurangnya efektifitas
aditif dan juga telah terjadinya kontaminasi oleh produk hasil pembakaran bahan
bakar, partikel padat, maupun oleh air. Dari hasil pengujian terhadap minyak
pelumas SAE 20W-50, penggunaan minyak pelumas tersebut pada 1000 km
didapatkan beberapa parameter utama telah melewati batas yang dianjurkan dalam
Recommended Warning Limits for Engine Oil in Service oleh Cevron. Parameter
yang melewati yaitu Kinematik Viscosity at 400C telah terjadi penurunan sebesar
25.8 % dari penurunan 25 % yang dianjurkan, dan kadar metal yang melebihi
warning limits yakni hanya logam Si sebesar 26.94 mg/L dari batas yang
dianjurkan sebesar 25 mg/L. Sedangkan untuk parameter lain masih memenuhi
batas yang dianjurkan oleh Cevron."
2006
TA1515
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Harun Al Rasyid Munar
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36757
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1996
S29976
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhanisworo
"Motor Otto merupakan salah satu jenis mesin yang aplikasinya dapat dijumpai secara luas dalam kehidupan sehari-hari. Sejak pertama kali ditemukan oleh Nikolaus Otto pada tahun 1987, khususnya pada bidang otomotif. Jenis motor Otto yang banyak digunakan saat ini adalah jenis motor Otto empat langkah yang menggunakan bahan bakar premium. Seringkali kualitas bahan bakar yang terdapat dipasaran tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hal tersebut akan berpengaruh langsung terbadap unjuk kerja yang dibesilkan mesin bensin. Berbagai cara dan motode serta penelitian dilakukan para ahli unluk memperbaiki unjuk kerja mesin bensin. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk tujuan tersebut adalah dengan mencampurkan suatu zat kimia tertentu ke dalam baban bakar untuk memperbaiki kualitas bahan bakar yang digunakan. Dengan kualitas baban bakar yang lebih baik, dibarapkan proses pembakaran yang terjadi dapat berlangsung lebih sempurna. Selain penyempumaan proses pembakaran, unjuk kerja mesin juga dapat ditingkatkan dengan mengurangi rugi­ rugi gesekan yang te!jadi di dalam mesin. Untuk itu diperlakan suatu zat pelumas dengan kualitas yang baik. Salah satu cara untuk memperbaiki kualitas zat pelumas (oli mesin) tersebut adalah dengan mencampurkan suatu zat kimia tertentu ke dalam oli mesin. Zat zat bahan bakar (fuel additive) dan aditif oli (oil treatment). Dari uji coba yang dilakukan pada mesin uji stasioner (Duo engine test bed) dengan memilih salah satu jenis aditif bahan bakar dan aditif oli secara acak, diketahui penambahan aditif bahan bakar pada prosentase 0,3% secara umum."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S37719
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yan Tandi Raru
"
ABSTRAK
Transportasi merupakan bidang yang mengambil peranan penting di dalam pembangunan nasional yang sedang berlangsung ini, karena semua aspek di dalam pembangunan berhubungan dengan bidang transportasi. Salah satu aspek di dalam bidang transportasi yang paling penting adalah otomotif. Oleh karena itu industri otomotif dewasa ini berkembang dengan pesat di dalam negara ini.
Untuk pengembangan dunia otomotif maka diperlukanlah suatu perancangan dan penelitian tentang unjuk kerja dari mesin yang merupakan komponen utama dari suatu otomotif. Dengan melakukan penelitian dan perancangan, maka kita dapat menghasilkan kinerja mesin yang lebih baik serta penghematan sumber energi yang sudah menipis ini.
Untuk mengetahui hasil perancangan dan penelitian tersebut maka diperlukanlah suatu pengujian terhadap mesin dan kendaraan tersebut. Untuk mendapatkan hasil pengujian yang baik dan rnemuaskan berbagai pihak maka diperlukanlah suatu standarisasi pengujian. Standarisasi pengujian dilakukan dengan mengikuti suatu standar yang telah ada dan diakui kehandalannya.
Ada dua standar yang banyak dipakai di dunia otomotif di Indonesia, yaitu standar SAE (Society of Automotive Engineer) dan JIS (Japanese Industrial Standard). Untuk mengetahui standar mana yang sesuai maka diperlukanlah suatu perbandingan antara standar-standar itu. Dengan melakukan perbandingan tersebut maka kita akan mengetahui kekurangan-kekurangan dari pengujian yang selama ini dilakukan.
"
1997
S36187
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Media Putri Yohana
"Pembusaan pada minyak pelumas dasar atau lube base oil (LBO)
merupakan hal yang tidak diinginkan, karena dapat mengurangi kemampuan
pelumasannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh wax
yang berada dalam LBO terhadap pembusaan. Slack wax dipisahkan dari
LBO dengan cara filtrasi menggunakan buchner dan pompa vakum.
DIgunakan empat jenis filter cloth yang terbuat dari bahan kain yaitu nordifa,
needle felt EIMCO-024, needle felt medison 024 8100, dan AIMCO 24-SI-AB.
LBO yang diperoleh ada 4 macam, yaitu HVI 60, 95, 160 dan 650. Pengaruh
wax terhadap pembusaan pada LBO diketahui dengan ujl pembusaan
dengan penambahan slack wax dengan konsentrasi 0,01; 0,1; 0,2; 0,5; 1,0
dan 5,0 %. Pengukuran diameter kristal wax dan filter cloth, uji viskositas,
tegangan permukaan, GO Simdist dan uji DSC juga dilakukan untuk
mendukung hasil di atas. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa
kestabilan busa meningkat dengan penambahan slack wax ke dalam LBO.
Viskositas minyak meningkat dengan penambahan wax sedangkan nilai
tegangan permukaan tidak begitu dipengaruhi adanya wax. GO Simdist
menunjukkan daerah distribusi karbon HVI 650 semakin besar dengan
penambahan wax . Dari uji DSC diketahui sampel dengan pembusaan tinggi
mengandung wax lebih banyak."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahdian Muharam
"Peningkatan efisiensi dalam suatu produksi merupakan sesuatu yang perlu dipertimbangkan. Sehingga dapat meningkatkan keuntungan secara ekonomis dan teknis. Seperti halnya dalam pembuatan Spring Clip yang merupakan salah satu komponen dari Elastic Rail Fastening yang digunakan sebagai pengikat rel kereta api pada bantalan digunakan proses bending dan heat treatment perlu adanya pertimbangan efistensi energi dari proses produksi yang berlangsung. Oleh karena itu berdasarkan pertimbangan diatas pada penelitian ini dicoba untuk memanfaatkan panas yang dihasilkan dari proses pembentukan yang kemudian langsung diquenching. Pada Penelitian ini digunakan beberapa variabel temperatur yang dianggap masih dimiliki oleh proses sebelumnya (pembentukan). Temperatur yang digunakan sekitar 750, 850, 950 dan 1050 °C yang langsung dicelup pada media oli yang mempunyai tingkat visikositas (kekentalan) yang berbeda. Selain dilakukan hardening juga dilakukan tengpering pada temperatur 250, 350 dan 450 °C, hal ini dilakukan untuk melihat perbandingan kekerasan dari perlakuan sebelumnya. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pada temperatur austenisasi yang lebih besar kekerasan yang dicapai cenderung meningkat terurama dengan meningkatnya visikositas oli yang digunakan. Pada temperatur austenisasi 1050 °C hasil yang dicapai hampir mendekati kekerasan yang diijinkan (383 - 429 BHTND yaitu 360 BHN pada media oli SAE 40. Sehingga bila dilakukan dengan media oli dengan tingkat visikositas yang lebih tinggi kemungkinan untuk menghilangkan temper bisa dilakukan, dan hal ini termper merupakan peningkatan efisiensi energi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41197
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Baginda M.S.
"Pemahaman tentang mutu pelumas dan pelumasan menjadi penting karena dapat menghindari digunakannya pelumas berrnutu rendah yang dapat menurunkan umur teknis mesin. Setiap pelumas yang dipasarkan kebanyakan sudah ditambahkan aditif tertentu sesuai dengan komposisi yang telah ditetapkan berdasarkan produsen minyak pelumas tersebut, sehingga diharapkan minyak pelumas tersebut dapat memenuhi kondisi operasi mesin-mesin yang selalu berkembang. Namun, kenyataannya di pasaran dijual bermacam-rnacam merek aditif improves atau treatment minyak pelumas. Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui pengaruh penambahan aditif improver STP oil yang ditambahkan pada minyak pelumas Meditran S40. Proses pengujian dilakukan dengan dua pengujian yaim pengujian kelahanan oksidasi dan pengujian keausan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, menunjukan bahwa pada pengujian ketahanan oksidasi, perubahan viskositas minyak pelumas. Meditran S40 yang telah ditambahkan dengan aditif STP oil mengalami perubahan viskositas yang lebih kecil (26%) dibandingkan dengan perubahan viskositas pada base oil (326%) dan perubahan viskositas pada Medinan S40 tanpa penambahan aditif STP oil (45%) Sedangkan untuk nilai TBN perubahan nilai TBN minyak pelumas Meditran S40 yang telah ditambahkan dengan aditif STP oil mengalami perubahan sebesar 15%, perubahan nilai TBN pada base oil 54% dan perubahan nilai TBN pada Meditran S40 tanpa penambahan aditif STP oil sebesar 4%. Untuk uji keausan menunjukan bahwa base oil memiliki nilai keausan yang lebih kecil dibandingkan dengan Meditran S40 dan Meditran S40 yang telah ditambahkan dengan STP oil."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49255
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>