Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 184626 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ferdian Nurdiono
"ABSTRAK
Biodiesel merupakan kandidat kuat untuk menggantikan bahan bakar dari minyak
bumi, karena karakter biodiesel mirip dengan spesifikasi untuk bahan bakar
diesel. Biodiesel merupakan modifikasi dari minyak yang berasal dari tanaman.
Biodiesel dapat dibuat dengan mengkonversi trigliserida (minyak) menjadi metil
ester melalui proses transesterifikasi.
Tujuan percobaan ini adalah untuk membandingkan proses dekantasi dan proses
ekstraksi pada analisa gliserol dalam biodiesel yang menggunakan Metode AOCS
Ca 14-56. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sampel biodiesel yang diuji
memiliki kadar gliserol lebih besar jika menggunakan proses ekstraksi
dibandingkan dengan proses dekantasi."
2008
TA1681
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Prasetio Wibowo
"Kandungan sulfur dalam minyak solar dianggap sebagai penyumbang terbesar dalam penyebab polusi udara dan terjadinya hujan asam yang merusak bangunan- bangunan dikota-kota besar. Karena aspek lingkungan hidup itulah maka dipandang perlu untuk mengurangi kandungan sulfur dalam minyak solar,
Salah satu cara untuk mengurangi kadar sulfur dalam minyak solar adalah dengan proses desulfurisasi dengan cara fotokimia dimana minyak solar disinari dengan sinar UV-merkuri yang berenergi tinggi sehingga senyawa organosulfur didalam miyak solar akan terdekomposisi kemudian senyawa organosulfur yang telah terdekomposisi tersebut akan diekstrak oleh larutan pengekstrak Pada percobaan ini akan digunakan larutan pengekstrak NaOH dan air murni (destilled water). Keuntungan menggunakan cara fotokimia adalah tidak diperlukannya katalis, pengoperasian dan pengontrolannya mudah serta berlangsung pada kondisi ruang dan tekanan 1 atmosfir.
Penelitian ini menggunakan larutan umpan yakni minyak solar yang telah dikotori dengan n-dodecyl mercaptan dan kemudian disinari oleh lampu UV-merkuri 60 watt. Pada penelitian ini, kaca kuarsa dipakai sebagai tempat iradiasi pada reaktor fotokimia ,dimana dengan pemakaian kaca kuarsa diharapkan absorpsi atau hamburan yang disebabkan oleh antaraksi materi penyusun media dan sinar UV akan dikurangi.
Dari penelitian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa pada proses fotokimia menggunakan kaca kuarsa memperlihatkan penurunan total sulfur sampai 72.09% setelah 9 jam mengalami proses fotokimia. Hasil ini lebih besar 7.75% dibandingkan kaca pyrex. Pada proses fotokimia selama 9 jam yang diikuti proses ekstraksi cair-cair menggunakan rasio minyak solar dan larutan NaOH 1:7, memperlihatkan penurunan total sulfur sampai 76.74%. Pada proses ekstraksi cair-cair menggunakan air murni menunjukkan penurunan total sulfur yang lebih besar dibanding NaOH yakni 75.19% setelah mengalami proses fotokimia selama 9 jam. Penambahan asam peroksi asetat memperlihatkan penurunan total sulfur yang lebih besar 3.1% dibandingkan tanpa penambahan asam peroksi asetat setelah 9 jam proses fotokimia dan ekstraksi cair-cair."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49340
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sipayung, Janwilson
"Kandungan sulfur yang tingi pada minyak solar dapat mempengaruhi mutu solar dan kualitas udara sekilar, dan terjadinya hujan asam. Karena gas buang yang dihasilkan dari pembakaran minyak solar akan mcnghasilkan gas SO2 sebagai hasil oksidasi dari senyawa sulfur. Karena itu perlu dilakukan proses untuk menghilangkan arau mengurangl kadar sulfur didalam minyak solar.
Pada umumnya proses desulturisasi pada skala industri dilakukan dengan cara hidrogenasi katalitik yang beroperasi pada tekanan dan temperatur tinggi, sedangkan pada penelitian ini dilakukan proses desulfhrisasi minyak solar dengan cara fotokimia dan ekstraksi cair-cair dengan menggunakan pelarut acetonitril (CH3CN) sebagai solven. Ekstraksi ini terdiri dari dua fasa, yaitu fasa minyak solar dan fasa acetonitril (CH3CN). Dimana senyawa organik yang mengandung sulfur didalam minyak solar akan terdekomposisi, yang disebabkan oleh energi radiasi dari lampu UV- merkurl. Kemudian senyawa organosulfur yang terdekomposisi tadi akan diekstraksi dengan menggunakan larutan acetonitril (CH3CN). Pada proses desulfurisasi ini tidak diperlukan katalis, mudah untuk mengoperasikan dan mengontrolnya serta reaksi berlangsung pada temperatur ruang dan tekanan satu atmosfer.
Penelitian ini menggunakan larutan umpan yaitu minyak solar Pertamina yang telah dikotori dengan n-dodecyl merkaptan dan terrier dodecyl merkaptan dan sumber energi radiasi dari sinar Ultraviolet (UV), yang menggunakan lampu UV-merkuri 60 watt. Pada penelitian ini juga dilakukan proses desulfurisasl tanpa reaksi fotokimia, yaitu dengan mengekstraksi larutan umpan dengan larutan acetonitril.
Pada proses desulfurisasi ini kandungan sulfur mula-mula yang terdapat pada umpan sebesar 1,2 % turun menjadi 0,02 % dengan adanya sinar UV-merkuri, hal ini berbeda dengan tanpa adanya reaksi fotokimia dimana turun menjadi 0,22 % untuk acetonitril dengan konsentrasi 2 M dengan perbandingan pelarut sebcsar l : 7 dan penyinaran selama 9 jam. Hal ini menunjukkan proses desulfurisasi minyak solar dipengaruhi oleh adanya reaksi fotokimia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49350
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2004
TA322
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
R 690 Ind m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Linawati
"Biodiesel merupakan solusi untuk mengurangi ketergantungan terhadap minyak bumi yang berasal dari fossil. Selama ini produksi biodiesel masih dilakukan dalam skala batch. Kelemahan dari sistem batch ini adalah memerlukan waktu yang lama dan memerlukan alat yang banyak sehingga sistem menjadi lebih rumit. Hal inilah yang menyebabkan kapasitas produksi biodiesel skala batch terbatas. Untuk itu perlu dikembangkan sistem produksi biodiesel kontinyu. Beberapa penelitian sudah dilakukan untuk menciptakan sistem produksi biodiesel kontinyu, diantaranya dengan menggunakan sistem reactive distillation dan teknologi membran. Namun, belum ada yang menggunakan separator kontinyu.
Pada penelitian terdahulu telah dikembangkan penggunakan separator yang bekerja secara kontinyu dalam skala laboratorium. Separator yang digunakan adalah tangki pengendap tanpa baffle atau dengan baffle yang memisahkan beberapa kompartemen. Keberhasilan pemisahan salah satu nya tergantung dari laju alir masukan yang akan berpengaruh terhadap ketinggian masing-masing komponen pada setiap kompartemen untuk masing-masing jenis separator. Supaya sistem separator kontinyu ini dapat diaplikasikan di dalam skala industri, dilakukan pemodelan matematis terhadap separator.
Pendekatan yang dilakukan untuk pemodelan adalah prinsip neraca massa dan Bernoulli. Model yang dihasilkan kemudian divalidasi dengan menggunakan data-data hasil penelitian laboratorium. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah model persamaan yang dengan memasukkan variabel berupa kapasitas produksi maka akan didapatkan dimensi separator, jumlah baffle dan ketinggian baffle yang dibutuhkan.

Biodiesel is a solution to reduce dependence on oil, which comes from the fossil. This far, production of biodiesel is still done in batch scale. The disadvantages of this batch system are consumes longer time and requires a lot of tools so that the system becomes more complicated. This becomes the reason why production of biodiesel done in batch scale has a limited capacity. So, it is necessary to develop continuous biodiesel production system. Some research has been done to create a continuous biodiesel production system, such as by using a system of reactive distillation and membrane technology.
However, none has the continuous separator. Research has developed the use of separators, which works continuously in the laboratory scale. Separator used is settling tank without baffles or baffle that separates several compartments. The success of separation depends on the input flow rate which will affect the height of each component in each compartment for each type of separator. In order for this continuous separator system can be applied on an industrial scale, carrying out mathematical modeling of the separator should be done.
The approach taken to this modeling is the mass balance and Bernoulli's principle. The model is then validated using data of laboratory research. The output from this research is models which by giving the production capacity variable, we can get separator dimension, ammont of baffle needed, and the height of baffle.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S51889
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Elly Sobariah
"Telah dilakukan penelitian untuk memeriksa obat-obat
(go-iongahtranquilizer) dan Tnetabolitnya dari urine.
Penelitian mi bertujuan untuk mencari cara isolasi dan
peniurnian yang terbaik terhadap metabolit obat dari urine.
Selain itu,"jugainenoániCara identifikasi yang cepat, sederhaiia
dan ekonomis.
Dengan métode mi urine dapat dianalisatanpa dihidrolisa
le'bih dahulu, tetapi dapat langsung diisoiasi dengan pelarut
organik (chloroform) dalamsuasana basa untuk obat-obat
yang bersifat basa dan dalam suasana asain untuk obatobat
yang bersifat asam, sedangkan untuk -pemurnian d.ilakukan
ekstraksi kembali dengan asam atau basa dengan tehnik
kertas saring.
Pada penelitian mi identifikasi metabolit obat dilakukan
denganara reaksi warna dan khromatograf I lapisan tipis.
Ternyata ekstrak yang diperoleh dari urine memberikan hacii
yang dapat ditentukan scara kwalitatif.
Disarankan pemeriksaan lebih lanjut dilakukan secara kwantitatif,
juga terhadap metabolit obat dari jaringan tubuh
lain secarakwlittif dan kwantitatifdegafl metode yang
sama.

An investigation to determine tranquilizer drugs and
their metabolites in urine has been carried out.
The objective of this investigation is to find the best method
of isolation and purification of drug metabolites in
urine, besides a rapid, simple and economical.
In this method, the urine can be analyzed without prior
hydrolisis.
Basic drugs can be isolated directly by organic solvent
(chloroform) in alkaline medium, where acid drugs in acid
medium. . . . .
Purification can be done by back-extraction with acid or
alkaline using filter paper.
In this work, identification of drug .metabolites were qualitatively
determined by colour reaction and thin layer
chromatography.
It is suggested to do the same method further examination
quantitatively and also to drug metabolites from other body
tissues.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1982
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Santoso
"ABSTRAK
Kandungan sulfur yang tinggi di dalam minyak solar dapat mempengaruhi kualitas udara sekitar dan terjadinya hujan asam. Karena gas buang yang dihasilkan oleh minyak solar akan menghasilkan SO2 sebagai hasil oksidasi dari senyawa sulfur. Karena itu perlu dilakukan proses untuk menghilangkan atau mengurangi kandungan sulfur didalam minyak solar.
Pada umumnya proses desulfurisasi pada skala industri dilakukan dengan cara hidrogenasi katalitik, sedangkan pada penelitian ini di lakukan proses desulfurisasi minyak solar dengan cara fotokimia dan ekstraksi cair-cair dengan menggunakan larutan NaOH. Ekstraksi ini terdiri dari dua fasa yaitu fasa minyak solar dan fasa NaOH. Dimana senyawa organik yang mengandung sulfiur di dalam minyak solar akan terdekomposisi disebabkan oleh energi cahaya dari lampu UV-
merkuri. Kemudian senyawa organosulfur yang terdekomposisi tadi akan diekstrak dengan menggunakan larutan NaOH. Pada proses desulfurisasi ini tidak diperlukan katalis, mudah untuk mengoperasikan dan mengontrolnya. Serta reaksi berlangsung pada temperatur ruang dan tekanan 1 atmosfir, berbeda dengan proses hidrogenasi katalitik dimana berlangsung pada temperatur dan tekanan tinggi.
Penelitian ini menggunakan larutan umpan yaitu minyak solar yang telah dikotori dengan n-dodecyl mercaptan dan lampu UV-merkuri 60 wat. Pada penelitian ini juga dilakukan proses desulfurisasi tanpa reaksi fotokimia yaitu dengan mengekstraksi larutan umpan dengan larutan NaOH.
Pada proses desulfurisasi ini kandungan sulfur mula-mula yang terdapat pada umpan sebesar 1,66%, turun sebanyak 66,8% dengan adanya sinar UV-merkuri, hal ini berbeda dengan tanpa adanya reaksi fotokimia dimana turun sebanyak 64,2% untuk NaOH 1,00 M dengan lamanya proses desulfurisasi selama 9 jam. Sedangkan untuk NaOH 1,50 M dengan adanya sinar UV-merkuri turun sebanyak 56,6% dan tanpa adanya reaksi fotokimia turun sebanyak 333% pada proses desulfurisasi selama 9 jam. Hal ini menunjukan proses desulfurisasi minyak solar dipengaruhi oleh adanya reaksi fotokimia.

"
2001
S49252
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mudhita Putri
"Pada penelitian ini Dry washing dengan metode adsorpsi kontinu digunakan untuk membersihkan kontaminan berupa gliserol menggunakan adsorben berupa silika dan resin anion untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi adsorpsi dari adsorben. Faktor yang mempengaruhi adsorbansi seperti komposisi adsorben telah diuji pada kondisi kontinu dari adsorpsi, suhu dan tekanan ruang, serta rasio antara adsorben dan minyak sebesar 1:3. Hasil pengurangan kadar gliserol terbesar terjadi pada adsorben silika dan rasio 2 : 1 (silika : anion), di mana ke-enam titik sampel berada di bawah batas maksimal kadar gliserol dalam biodiesel, yaitu >0.25%. Selanjutnya adsorben dengan rasio terbaik diregenerasi menggunakan regeneran berupa heksana, KOH-Metanol, dan aseton menghasilkan pengembalian kemampuan dari adsorben sebesar 30%. Kondisi yang mempengaruhi hasil ini adalah perbedaan titik awal dari kadar gliserol dalam biodiesel, kebasaan dari anion, dan juga konfigurasi dari adsorben.

In this study, dry washing with the continuous adsorption method was used to clean the contaminants-glycerol using adsorbents in silica and anion resins to increase the effectiveness and efficiency of the adsorption of the adsorbents. Factors affecting adsorption, such as the composition of the adsorbent, have been tested under continuous adsorption method, room temperature, and pressure, as well as the ratio between adsorbent and oil of 1:3. The most significant reduction in glycerol content occurred in the silica adsorbent with a ratio of 2: 1 (silica: anion), where the six sample points were below the maximum limit for glycerol content in biodiesel, namely > 0.25%. Furthermore, the adsorbent with the best ratio was regenerated using regenerants in the form of hexane, KOH-Methanol, and acetone resulting in a 30% return on the ability of the adsorbent. The conditions that affect these results are the difference in the starting point of the biodiesel’s glycerol content, the anions’ basicity, and the adsorbent’s configuration.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>