Ditemukan 3350 dokumen yang sesuai dengan query
Fabrcius, Johan
Denhaag: Leopolds Uitgevers-Mij., N.V., 1976
959.8 FEB d
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Sagimun Mulus Dumadi
Jogjakarta: Kementerian P.P. dan K, 1956
959.8 SAG p (1)
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Zijderveld, Arie
Amsterdam : Kruyt, 1915
839.35 Zij r
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Jakarta: Paguyuban Keturunan Pangeran Aria Djajadiningrat, 1996
920.719 2 HER t
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Carey, Peter
"Dalam kurun waktu 11 minggu setelah penahanan Diponegoro pada 28 Maret 1830 di Magelang, setiap percakapan dengan sang Pangeran dicatat oleh tiga perwira militer Belanda yang ditugaskan untuk mengawal perjalanannya ke pengasingan di Sulawesi. Percakapan keempat, yang jauh lebih singkat, ditulis oleh putra bungsu Putra Mahkota Belanda, yang di kemudian hari diangkat menjadi Raja Belanda, Willem II (bertakhta 1840–49), Pangeran Hendrik (1820–79)—pada saat memegang jabatan letnan satu di Angkatan Laut Belanda—di Fort Rotterdam, Makassar, 1837. Percakapan dengan Diponegoro berisi catatan dari semua perbincangan itu. Ditulis secara terus terang, menawan, dan blak-blakan, untuk pertama kalinya diterjemahkan ke bahasa Indonesia dan ditempatkan dalam konteks sejarah. Sebagai sumber penting untuk setiap biografi Pangeran Diponegoro, catatan-catatan ini dibuka dengan sebuah esai biografis yang menyelami posisi “orang luar di dalam” empat perwira yang bercakap-cakap dengan sang Pangeran."
Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), 2022
923.5 CAR p
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Raden Adipati Cakranagara
"Naskah ini berisi teks Babad Dipanagara dengan jumlah pupuh 74 buah. Pupuh 1-17 sama dengan beberapa pupuh pada teks Babad Dipanagara karangan R. Adipati Cakranagara (LOr 2115, KBG 5). Tentang teks ini, yang juga dikenal dengan judul Buku Kedhung Kebo, lihat Carey 1974,1981. Teks diawali dengan cerita tentang keadaan Kraton Ngayogyakarta menjelang kelahiran Pangeran Dipanagara. Secara garis besar naskah bercerita tentang perjuangan Pangeran Dipanagara ketika melawan bala tentara Belanda, beliau baru bisa ditaklukkan melalui siasat Gubernur Jenderal De Kock yang menginginkan perundingan empat mata di Magelang. Dalam menghadiri perundingan tersebut, sebagai hasil tipu muslihat De Kock, Dipanagara berhasil ditangkap tanpa perlawanan. Tidak ditemukan keterangan tentang penyalinan naskah ini, tetapi berdasarkan gaya tulisan dan jenis kertas, dapat diperkirakan bahwa naskah disalin di Kraton Surakarta sekitar tahun 1870an (?), semasa pemerintahan Pakubuwana DC. Pigeaud memperoleh naskah ini di Surakarta pada tahun 1930. Tahun 1932 dibuatkan daftar pupuhnya, yang sekarang disimpan bersama naskah induk di FSUI. Daftar pupuh ini dimikrofilm bersama naskah induk."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
SJ.52-NR 218
Naskah Universitas Indonesia Library
"Naskah ini berisi catatan tentang teks Babad Dipanagara yang termuat pada naskah KBG 283. Terdiri atas cuplikan awal dan akhir teks, daftar pupuh (43 buah), catatan umum, serta ringkasan alur cerita pupuh per pupuh. Catatan dibuat oleh R.Ng. Poerbatjaraka (atau stafiiya) di Batavia. Naskah diterima Pigeaud pada bulan Desember 1931. Naskah diawali dengan cerita tentang Sunan Ampeldenta, Ki Ageng Tarub di Majapait, R Patah di Demak, Jaka Tinggkir di Pajang hingga Ki Ageng Mataram, kemudian menginjak pada cerita inti tentang perlawanan P. Dipanagara terhadap penjajahan Belanda."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
SJ.55-L 6.04
Naskah Universitas Indonesia Library
"Naskah ini berisi cuplikan bait awal dan akhir setiap pupuh dari naskah induk milik J.L. Moens di Yogyakarta, berciri no. 6 dalam koleksi pribadinya (bukan naskah KBG Moens no. 6, yang sekarang berkode KBG 921). Disusun maupun disalin pada tahun 1927, oleh Moens atau stafiiya, mungkin atas permintaan Pigeaud. Teks yang diringkas di sini adalah salah satu versi Babad Dipanagara yang ternyata lain daripada versi-versi yang pernah diuraikan oleh Carey. Lihat deskripsi naskah KBG 5 untuk keterangan umum tentang versi-versi Babad Dipanagara yang ada. Peristiwa yang diriwayatkan dalam teks ini berkaitan dengan masa pemerintahan Sultan HB III, yaitu 1810 sampai dengan 1814. Kemungkinan naskah FSUI/SJ.57 merupakan sambungan naskah ini, yang melanjutkan cerita sampai ke masa HB IV dan HBV."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
SJ.56-L 23.01
Naskah Universitas Indonesia Library
"Naskah ini berisi cuplikan bait awal dan akhir setiap pupuh dari naskah induk milik J.L. Moens di Yogyakarta. Ringkasan ini disusun maupun disalin pada tahun 1929, oleh Moens atau stafiiya, mungkin atas permintaan Pigeaud. Teks yang diringkas di sini adalah salah satu versi Babad Dipanagara yang ternyata lain daripada versi-versi yang pernah diuraikan oleh Carey. Lihat deskripsi naskah KBG 5 untuk keterangan umum tentang versi-versi Babad Dipanagara yang ada. Kemungkinan naskah ini merupakan lanjutan dari FSUI/SJ.56. Mengisahkan tentang masa pemerintahan Sultan HB IV dan V. Pada koleksi FSUI dijumpai dua eksemplar salinan ketikan ini yaitu berciri L 14.05a-b. Hanya ketikan asli (a) yang dimikrofilm."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
SJ.57-L 14.05a
Naskah Universitas Indonesia Library
"Teks berisi keterangan tentang asal-usul makam Pangeran Cempa di desa Wanacatur, dan asal-usul sebuah petilasan di Gunung Repak (deretan Pegunungan Kendeng) yang terletak di desa Pengasih, sebelah utara daerah Wates, Yogyakarta. Naskah karya Jayengwiharja ini diterima Pigeaud pada 19 Januari 1942. Teks tidak mencantumkan keterangan tentang tarikh penulisan naskah."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
LS.18-W 66.11
Naskah Universitas Indonesia Library