Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 57506 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fatimah Tsani
"ABSTRAK
Katalis adalah suatu bahan kimia yang dapat meningkatkan laju
suatu reaksi tanpa ikut bereaksi dan setelah reaksi berakhir, bahan
tersebut akan kembali ke bentuk awal tanpa terjadi perubahan kimia.
Katalis dapat menurunkan tingkat energi aktivasi yang dibutuhkan
sehingga terjadi reaksi yang lebih cepat.
Katalis yang banyak digunakan di industri kimia dan industri minyak
secara bertahap akan kehilangan kemampuan katalitiknya akibat
perubahan struktur, keracunan, atau karena permukaan aktifnya tertutup
oleh material lain. Penggantian katalis dilakukan bila tingkat aktivitasnya
sudah tidak memenuhi kriteria yang dibutuhkan dalam proses
penggunanya. Katalis yang sudah jenuh atau sudah tidak berfungsi sebagaimana mestinya akibat berakhirnya umur pemakaian biasa
disebut dengan spent catalyst.
Untuk penentuan kadar platina dalam spent catalyst digunakan dua
metode yaitu metode UOP dan metode Chimett. Prinsip dasar dari metode
UOP ini adalah pembentukan warna kompleks dengan penambahan
larutan SnCl2 sehingga warna larutan menjadi berwarna kuning dan dapat
diukur dengan spektrometer UV-Visible. Pada metode Chimett dilakukan
pengukuran kandungan platina dengan menggunakan ICP-AES.
Dengan metode UOP didapatkan kadar platina dalam spent catalyst
sebesar 0.4427% untuk spent catalyst R-15 dan 0.3671% untuk spent
catalyst R-134. Sementara dengan metode Chimett didapatkan kadar
sebesar 0.4388 % untuk spent catalyst R-15 dan 0.3526% untuk spent
catalyst R-134."
2007
TA1537
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Susanna
"ABSTRAK
Kebiasaan merokok telah terbukti dapat memperbesar resiko seseorang untuk terkena berbagai penyakit seperti kanker paru-paru, penyakit pembuluh darah, dan jantung koroner. Pada saat merokok terbentuk dua macam asap, yaitu asap arus utama yang dihisap oleh perokok dan asap arus samping yang keluar dari ujung nyala rokok yang tidak dihisap oleh perokok. Asap arus samping ini dapat mencemari udara sekitarnya. Dalam suatu ruangan yang terdapat orang merokok, lingkungan asap rokok (Environmental Tobacco Smoke) dapat menyebabkan orang lain beresiko untuk mendapatkan penyakit kanker paru-paru, jantung, dan penyakit lainnya.
Pada percobaan ini ditentukan kadar dan nikotin yang terdapat dalam asap rokok asap utama dan asap samping. Nikotin merupakan alkaloid utama dari tembakau. Nikotin dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan menyebabkan penyakit jantung. Pengukuran nikotin dilakukan pada 6 macam merk rokok yang banyak beredar di pasaran.
Nikotin dalam asap rokok diabsorbsi dengan menggunakan larutan absorber berupa campuran aseton : kloroforrn (3 ; 1) dengan menggunakan botol impinger. Kemudian pelarutnya diuapkan dan dianalisis dengan menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi fase terbalik dengan kolom C 18 dan eluen isokratik berupa campuran air, metanol, dan asetonitril dengan pH 6,20.

Dari hasil pengukuran diperoleh bahwa kandungan nikotin dalam asap arus samping lebih besar 4 - 6 kali daripada yang terdapat dalam asap arus utama. Terdapat hubungan linier antara banyaknya nikotin yang terdapat dalam asap arus utama dengan yang terdapat dalam asap arus samping."
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Susanna
"Penelitian ini merupakan studi deskriptif untuk mengetahui kadar nikotin dalam asap beberapa merk rokok yang banyak dijual di pasaran. Jenis rokok yang digunakan adalah tiga merk rokok filter dan tiga merk rokok kretek (non filter). Kadar nikotin yang diukur adalah kadar nikotin dalam asap arus utama dan asap rokok arus samping. Pengukuran kadar nikotin dilakukan dengan memggunakan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi per batang rokok. Kandungan nikotin dalam rokok kretek lebih besar dibandingkan rokok filter. Pada rokok filter kandungan nikotin terbesar pada Filter-C terendah pada Filter-A. Sedangkan pada rokok kretek kandungan tertinggi pada Kretek X dan terendah pada Kretek Z Nikotin yang terdapat dalam asap rokok arus samping 4-6 kali lebih dariasap rokok arus utama. Hendaknya kadar nikotin dicantumkan pada kemasan setiap merk rokok dan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentangefek terhadap kesehatan masyarakat.

Nicotine Content Determination on Cigarettes Smoke. The purpose of this descriptive study is to assess the nicotine level of several types of cigarettes brand sold in the market. The study includes three brands of filtered cigarette and three brands of non-filtered cigarette. The nicotine content was measured from both mainstream smoke and sidestream smoke by using the HPLC (High Performance Liquid Chromatography). It was found that the nicotine content of nonfiltered cigarette was higher than the filtered cigarette. The highest nicotine content in the filtered cigarettes was the Filter-C, meanwhile the lowest was Filter-A. The highest nicotine content of the non filtered cigarettes was the Kretek- X with the lowest nicotine content the Kretek-Z. The nicotine content of sidestream smoke was 4 - 6 times than mainstream smoke. Nicotine content level in the cigarette package should be mentioned and further studies should determine the effect of cigarettes to the public healths."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2007
TA1445
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Esty Titi Astini
Depok: Universitas Indonesia, 2000
TA968
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Di Indonesia penggunaan bahan buangan telah banyak di lakukan tetapi masih dalam taraf penelitian apakah bahan buangan tersebut layak digunakan dalam perkerasan jalan. Banyak bahan buangan yang dapat langsung di gunakan dalam campuran beraspal, sebagai contoh: katalis bekas,slag,abu terbang(fly-ash) atau melalui proses agar dapat digunakan di dalam campuran beraspal seperti limbah plastik,limbah ban karet
"
JJJ 25:1 (2008)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Prabowo Nursusilo
"Logam nikel merupakan logam yang memiliki nilai komersial yang sangat tinggi baik dalam bentuk bijih maupun dalam bentuk senyawa NiSO4.6H2O. Nilai komersial yang sangat tinggi tersebut disebabkan oleh tingginya kebutuhan industri terhadap logam nikel. Salah satunya ialah industri pupuk dimana logam nikel berperan sebagai katalis dalam bentuk katalis NiO/Al2O3. Katalis ini berperan dalam proses steam reforming dan metanasi. Katalis tersebut memiliki umur aktif dan setelah terdeaktivasi akan menjadi spent katalis yang tidak lagi memiliki nilai komersial. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengambilan kembali logam nikel dari spent katalis NiO/Al2O3 dengan memanfaatkan kitosan sebagai adsorben sehingga diperoleh larutan nikel sulfat murni yang memiliki nilai komersial. Metode XRF digunakan untuk melihat kandungan logam yang terdapat dalam spent katalis NiO/Al2O3. Proses berikutnya ialah dengan melakukan leaching terhadap spent katalis NiO/Al2O3 dengan kondisi operasi konsentrasi H2SO4 50%, waktu leaching 300 menit, temperature operasi 80_C, perbandingan padatan-larutan 1:20 (g/ml) dan diberikan efek pengadukan. Pada proses adsorpsi dengan kitosan dilakukan variasi pH, waktu adsorpsi, perbandingan solid-liquid, kandungan awal logam nikel dalam larutan serta pengaruh kehadiran logam lain dalam proses adsorpsi. Kitosan yang digunakan memiliki derajat deasetilasi sebesar 52%. Pada proses desorpsi dilakukan variasi waktu dan konsentrasi H2SO4. Hasil XRF menunjukkan bahwa Al, Ni, Mg sebagai konstituen terbesar dengan persentase masing?masing 58%, 21% dan 19%. Dari hasil leaching didapat konsentrasi logam Ni, Mg dan Al berhasil terleaching masing?masing 82%, 16% dan 1.3%. Perhitungan hasil leaching dilakukan dengan metode AAS. Pada proses adsorpsi logam nikel terhadap kitosan didapatkan kondisi persentase optimum adsorpsi nikel pada pH 2.5, waktu kontak yaitu 180 menit ,perbandingan solid-liquid yaitu 1:50 g/ml dan variasi ppm larutan yaitu 1000 ppm. Dengan kondisi optimum tersebut didapat nikel yang berhasil teradsorpsi ialah sebesar 605 ppm , Mg sebesar 40 ppm dan Al sebesar 14 ppm. Dari proses adsorpsi ini terlihat bahwa kitosan selektif terhadap logam nikel. Efek dari adanya kehadiran logam lain mempengaruhi banyaknya logam nikel yang teradsorp pada kitosan. Proses adsorpsi menggunakan nikel nitrat didapat bahwa sekitar 860 ppm nikel berhasil teradsorpsi. Pada proses desorpsi logam nikel dari kitosan didapatkan kondisi desorpsi maksimum pada waktu desorpsi sekitar 40 menit dan konsentrasi H2SO4 0.5 M dengan 90% Ni dan 90% Mg berhasil terdesorpsi. Karena konsentrasi alumunium sangat kecil hasil adsorpsi dan desorpsi tidak dipertimbangkan.

Nickel is the one of precious metal in the earth which has high commercial value even as ores or compound NiSO4.6H2O. Its high value because of many idustries apply it in their process. One of example is Catalyst NiO/Al2O3 based on Fertilizer Industry who uses it in methanation and steam reforming unit. This catalyst have age of activation and if it was deactivated will be called as spent catayst and could be dangerous environment as pollutant. This study investigates the possibility recovery nickel from spent catalysts using chitosan as an adsorbent so we could add some value to those. This study using XRF methode to know what the constituent of spent catalyst. Next step is leaching it with operational condition are leaching time 300 minutes, H2SO4 concentration about 50%, temperature 80_C, ratio solid-liquid 1:20 (g/ml) and add strirring rate. In Adsorpstion process using kitosan with DD 52%, the considered parameters affecting percentage adsorpstion are pH, contact time, ratio solid-liquid, initial ppm nickel in solution and presence of another metal in solution. The last process is desorption which paramater will be test are time and concentration of H2SO4. From the XRF result, Al, Ni and Mg are the biggest three constituent form spent catalyst with percentage 58%,21% and 19%. From the leaching process, those metal recovered as sulfat compound for Ni, Mg, Al are 82%,16% and 1.3%. These calculated by AAS methode. At adsorption process discovered that the optimum percentage adsorpstion at pH 2.5, contact time 180 minutes, ratio solid-liquid 1:50 g/ml and initial ppm nickel in solution about 1000ppm. With all those condition, about 605 ppm nickel, 40 ppm Mg and 14ppm Al succesfully adsorp at kitosan. We can conclude that chitosan is selctive to which metal will be adsorp.The effect of presence another metals in solution, clearly describe with adsorption kitosan at nickel nirate solution with maximum adsorption about 860 ppm. From desorption process, optimum condition are 0.5 M H2SO and 40 minutes contact time."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49766
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Sulistio
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1987
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2005
TA1263
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2006
TA1512
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>