Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20615 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Elex Media Komputindo, , 1996
612.8 MEM t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Vincentius Sutarmo Setiadji
Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
612.8 SUT f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Vincentius Sutarmo Setiadji
Jakarta: Badan Penerbit Fakultas kedokteran Universitas Indonesia, 2015
573.8 VIN f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Sagung Seto, 2011
617.48 SIN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Surabaya: 2018
617 MBS
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Mardiati D. S. J.
Jakarta: Sagung Seto, 1996
612. 82 RAT b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Iman Surahman
"Penelitian analisis kadar merkuri dalam rambut dengan gangguan fungsi sistem saraf pusat bagi pekerja pertambangan emas, dilakukan untuk dapat memberikan referensi terkait dampak penggunaan merkuri dan penanggulangannya bagi kesehatan masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan menganalisis data sekunder dari Kementerian Kesehatan terhadap 119 sampel.
Hasil pengukuran kadar merkuri dalam rambut pekerja, didapatkan 77,9% berada diatas normal, angka Nilai Indeks Pajanan Biologi yang dipersyarakatkan ≤ 3μg/g (ACGIH, 2005). Analisis kadar merkuri dalam rambut dengan gangguan fungsi sistem saraf pusat, secara perhitungan statistik menunjukan tidak ada hubungan signifikan, namun pekerja dengan kadar merkuri tinggi berisiko 3,12 kali,CI 95% (0,67 - 14,36) terhadap gangguan fungsi sistem saraf pusat. Analisis berbagai faktor konfounding, yaitu: Lama paparan, konsumsi sayur-buah, konsumsi ikan, penggunaan pestisida dan atau insektisida dan kebiasaan merokok, berdasarkan perhitungan statistik, hanya penggunaan pestisida secara konstan mempunyai hubungan diantara keduanya dan berisiko 3,97 kali, CI 95% (1,51 - 10,43) terhadap gangguan fungsi sistem saraf pusat.
Hasil analisis multivariat, didapatkan responden dengan kadar merkuri dalam rambut tinggi, mempunyai risiko 2,82 kali lebih besar dengan CI 95% (0,595-13,379) untuk mengalami gangguan fungsi sistem saraf pusat setelah dikontrol variabel penggunaan pestisida. Pencegahan dan pengendalian dampak kesehatan akibat penggunaan merkuri perlu melibatkan berbagai pihak baik pemerintah, swasta dan masyarakat, melalui program eliminasi, subtitusi, pengendalian teknis dan administrasi.

Research into the analysis of mercury levels in hair with impaired central nervous system function for gold mining workers, was conducted to provide a reference to the impact of mercury use and its prevention for public health. The method in this research use cross sectional design. This research used secondary data from Ministry of Health, with 119 miners as samples.
The results of the measurement of mercury in the hair of workers, obtained 77.9% above normal, Biology Exposure Index value ≤ 3μg / g (ACGIH, 2005). Analysis of mercury levels in the hair with impaired function of the central nervous system, the statistical calculation showed no significant relationship, but workers with high mercury levels risked 3.12 times, 95% CI (0.67 - 14.36) against impaired functioning of the nervous system center. Analysis of various confounding factors, namely: Length of exposure, consumption of fruits, fish consumption, pesticide and or insecticide use and smoking habits, based on statistical calculations, only the use of pesticides has a constant relationship between them and 3.97 times risk, 95% (1.51 - 10.43) against impaired functioning of the central nervous system.
The result of multivariate analysis, obtained by respondent with high mercury in hair, had 2.82 times greater risk with 95% CI (0,595-13,379) for impaired function of central nervous system after controlled variable of pesticide usage. Prevention and control of health impacts due to the use of mercury should involve various parties, government, private and public, through elimination, substitution, technical and administrative control programs.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48558
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theresa Devi Siswani Tjandra Wibowo
"Trauma pada nervus ischiadicus merupakan cedera saraf tepi yang mengakibatkan perubahan secara morfologi dan seluler pada neuron dan akson. Pemulihan paska cedera nervus ischiadicus seringkali belum optimal secara fungsional. Saat ini, PRP dikembangkan menjadi salah satu pilihan terapi alternatif selain tindakan pembedahan. Hal ini disebabkan PRP mengandung sitokin dan neurotropin yang berperan dalam regenerasi saraf. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peranan PRP pada regenerasi saraf motorik tikus model sciatica dengan crush injury. Penelitian eksperimental ini menggunakan blok biologis tersimpan medulla spinalis dan nervus ischiadicus dari tikus wistar jantan yang diberi perlakuan kontrol, sciatica dan sciatica dengan PRP yang diterminasi hari ke-7 dan 42 di Departemen Anatomi, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia. PRP sebanyak 0,2 ml diberikan pada area bekas jepitan memakai absorbable gelatin sponge. Penilaian regenerasi saraf dilakukan dengan melihat densitas neuron di medulla spinalis menggunakan pewarnaan khusus toluidine blue dan imunohistokimia protein S100B di sitoplasma sel schwann nervus ischiadicus. Didapatkan hasil signifikan pemeriksaan densitas neuron pada hari ke-7 dan 42 antara kelompok sciatica dan kelompok sciatica + PRP serta hasil signifikan pada pemeriksaan ekspresi protein S100B pada hari ke-7 pada kelompok kontrol maupun kelompok sciatica dengan kelompok sciatica + PRP. Penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian PRP dapat meningkatkan proliferasi sel schwann dan berperan dalam neuron survival.

Trauma to the ischiadicus nerve is a peripheral nerve injury that results in morphological and cellular changes in neurons and axons. Post-injury recovery of the ischiadicus nerve is often not functionally optimal. Currently, PRP has been developed as an alternative therapy option to surgery. This is because PRP contains cytokines and neurotrophins that play a role in nerve regeneration. This study aims to look at the role of PRP in motor nerve regeneration of sciatica model rats with crush injury. This experimental study used stored biological blocks of the spinal cord and nervus ischiadicus from male Wistar rats treated with control, sciatica and sciatica with PRP terminated on days 7 and 42 at the Department of Anatomy, Faculty of Medicine, University of Indonesia. PRP as much as 0.2 ml was given to the crush injury area using absorbable gelatin sponge. Assessment of nerve regeneration was performed by looking at the density of neurons in the spinal cord using toluidine blue special staining and immunohistochemistry of S100B protein in the cytoplasm of schwann cells of the ischiadicus nerve. There were significant results in the examination of neuron density on days 7 and 42 between the sciatica group and the sciatica + PRP group and significant results in the examination of S100B protein expression on day 7 in the control group and the sciatica group with the sciatica + PRP group. This study shows that PRP administration can increase schwann cell proliferation and play a role in neuron survival."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan Kamal
"Nyeri punggung bawah acute merupakan keluhan terbanyak kelima di fasilitas pelayanan kesehatan di Amerika Serikat, dan 30% berkembang menjadi nyeri kronis. Sebesar 60-90% penduduk Amerika Serikat mempunyai keluhan nyeri punggung bawah, dan 50% diantaranya mengeluhkan nyeri yang berulang dalam satu tahun. Nyeri punggung bawah memiliki efek psikologis dan sosial terhadap pasien. Secara ekonomi nyeri punggung bawah ini membebani negara terkait biaya yang harus dikeluarkan dalam penanganan nyeri punggung bawah. Penilaian derajat nyeri penting dilakukan pada setiap pasien dengan keluhan nyeri punggung bawah dan American Pain Society menetapkan menyertakan nyeri sebagai tanda vital kelima dalam pemeriksaan terhadap nyeri punggung bawah sejak tahun 1990. Penilaian terhadap nyeri memberikan informasi yang lebih baik terhadap efek terapi, atau keberhasilan dari terapi nyeri.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil evaluasi derajat nyeri dengan Numeric Rating Scale (NRS) pada kasus nyeri punggung bagian bawah (low back pain) yang mendapat intervensi nyeri di Departemen Bedah Saraf RS Cipto Mangunkusumo Jakarta tahun 2012 -2014. Penelitian dilakukan menggunakan desain Cross Sectional Analitik, terhadap data sekunder berupa data rekam medis pasien dengan kasus nyeri punggung bawah yang berkunjung ke poliklinik Bedah Saraf Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta, dalam periode tahun 2012 sampai dengan tahun 2014. Responden dalam penelitian ini berusia 17 tahun ke atas. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat.
Dari hasil analisis data diperoleh 57,2% pasien nyeri punggung bawah yang mendapat intervensi nyeri berusia 40 - 59 tahun, dan 52,4% diantaranya berjenis kelamin perempuan. Dari hasil pemeriksaan MRI didapatkan 66,7% dengan gambaran protrusion diskus dengan penekanan. Sebesar 71,4% pasien mendapatkan terapi kombinasi LESI dan MBN dan 95,2% pasien yang mendapatkan intervensi nyeri mengalami perbaikan skala nyeri dan dapat bertahan sampai dengan 1 tahun. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa Tidak terdapat hubungan bermakna antara gambaran MRI dengan prosedur intervensi nyeri dan jenis nyeri, tapi terdapat hubungan bermakna antara jenis nyeri dengan prosedur intervensi nyeri.

Acute lower back pain is the fifth most complaints in health care facilities in the United States, and 30% develop into chronic pain. Amounting to 60-90% of the US population has low back pain, and 50% of them complained of recurring pain in one year. Lower back pain has psychological and social effects on patients. Economically lower back pain is related to the state burdening costs to be incurred in the treatment of lower back pain. Assessment of the degree of pain is important in any patient with low back pain and the American Pain Society set to include pain as the fifth vital sign in the examination of lower back pain since 1990. Assessment of pain provide better information to the therapeutic effect, or the success of therapy pain.
This study aims to know the results of the evaluation of the degree of pain with Numeric Rating Scale (NRS) in the case of lower back pain (low back pain) who received the intervention of pain in the Department of Neurosurgery Cipto Mangunkusumo in 2012 -2014. The study was conducted using Analytical cross sectional design, due to the secondary data from medical records of patients with low back pain who visited the clinic Neurosurgery Cipto Mangunkusumo Hospital in Jakarta, in the period of 2012 to 2014. The respondents in this study aged 17 above. Analysis of data using univariate and bivariate analyzes. From the analysis of the data obtained 57.2% of patients with low back pain who received the intervention pain aged 40-59 years, and 52.4% of them were female.
From the results obtained 66.7% of MRI examinations with a disc protrusion with 71.4% of patients receive combination therapy LESI and MBN and 95.2% of patients who received the pain intervention experienced decreasing scale of pain scale and last up to 1 year. Multivariate analysis showed that there is no significant relationship between MRI image with pain interventional procedures and types of pain, but there is a significant relationship between the type of pain with pain interventional procedures.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Kurnia
"Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah salah satu penyakit tulang belakang yang paling umum. HNP merupakan keadaan dimana nukleus pulposus keluar menonjol untuk kemudian menekan ke arah kanalis spinalis melalui anulus fibrosus yang robek. HNP paling sering ditemukan di vertebra lumbalis dan hanya sebagian kecil ditemukan di daerah servikal. HNP lumbal paling sering pada daerah L4-L5 atau L5-S1. Dampak dan masalah keperawatan yang muncul pada pasien dengan HNP dapat mengakibatkan gangguan pada fungsi fisilogis, psikologis, dan sosial serta kemandirian dalam berpartipasi dalam aktivitas sehari-hari. Berdasarkan hal tersebut diperlukan suatu pengkajian yang luas dalam menilai perubahan fungsional tersebut. Tujuan penulisan studi kasus ini yaitu menganalisis proses keperawatan pada pasien HNP L5-S1 paskaoperasi mikrodisektomi dengan pendekatan teori adaptasi Roy. Studi ini menggambarkan proses keperawatan secara komprehensif pada pasien HNP L5-S1 paskaoperasi mikrodisektomi. Proses keperawatan berdasarkan teori adaptasi Roy yang telah dilakukan pada pasien dengan HNP menunjukkan bahwa melalui pembentukan perilaku adaptif maka pasien dapat mencapai tujuan pengendalian penyakit dan komplikasinya. Partisipasi aktif pasien selama proses keperawatan membantu mencapai adaptasi secara fisik dan psikologis.

Hernia Nucleus Pulposus (HNP) is among the most prevalent spinal conditions. HNP is a condition in which the nucleus pulposus protrudes through the torn annulus fibrosus and presses against the spinal canal. The majority of HNP is located in the lumbar vertebrae, while only a small percentage is found in the cervical region. Lumbar HNP is most prevalent in the L4-L5 and L5-S1 regions. Patients with HNP may experience disturbances in their physiological, psychological, and social functions, as well as their independence in participating in daily activities, as a result of the impact and nursing issues they experience. Based on this, a comprehensive evaluation is required to assess these functional changes. The purpose of this case study is to apply Roy's adaptation theory to analyze the nursing process in HNP L5-S1 patients following microdiscectomy surgery. This study describes in detail the nursing process for HNP L5-S1 patients following microdiscectomy surgery. The nursing process based on Roy's adaptation theory that has been implemented with HNP patients demonstrates that the patient can control the disease and its complications through the development of adaptive behavior. Active participation of the patient in the nursing process facilitates physical and psychological adaptation."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>