Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 201081 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Isprianti
Depok: Universitas Indonesia, 2005
TA1287
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jasmina Pertiwi
"DKI Jakarta merupakan salah satu daerah urban dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan memiliki mobilitas kegiatan penduduk yang tinggi pula. Kegiatan penduduk seperti perindustrian, perkantoran, perumahan, dan transportasi akan menghasilkan pencemaran udara dimana pencemar tersebut akan dibuang ke udara bebas. Semakin besar peningkatan pencemaran udara akan semakin menurunkan kualitas udara ambien. Penelitian ini dilakukan penulis dengan observasi terhadap 4 lokasi sampling di wilayah DKI Jakarta dan Bukit Kototabang, Sumatera Barat sebagai Stasiun Global Atmosphere Watch (GAW) untuk Indonesia Bagian Barat. Analisis dilakukan terhadap sampel bulan April 2014-September 2014 untuk musim kemarau dan sampel bulan Oktober 2014-Maret 2015 untuk musim hujan. Konsentrasi SO2 saat musim kemarau lebih tinggi daripada saat musim hujan, dapat dilihat dari adanya penurunan konsentrasi saat musim hujan sebesar 5,126 μg/Nm3 untuk lokasi BMKG Jakarta; 5,023 μg/Nm3 untuk lokasi Monumen Nasional; 1,634 μg/Nm3 untuk lokasi Ancol; dan 6,502 μg/Nm3 untuk lokasi Glodok. Terjadi peningkatan konsentrasi SO2 di lokasi sampling GAW Bukit Kototabang sebesar 17,475 μg/Nm3 yang diakibatkan oleh adanya kebakaran hutan di Provinsi Riau. Konsentrasi NO2 saat musim kemarau lebih tinggi daripada saat musim hujan, dapat dilihat dari adanya penurunan konsentrasi saat musim hujan sebesar 0,583 μg/Nm3 untuk lokasi GAW Bukit Kototabang, 8,902 μg/Nm3 untuk lokasi BMKG Jakarta; 12,306 μg/Nm3 untuk lokasi Ancol; dan 2,0139μg/Nm3untuk lokasi Glodok. Konsentrasi SO2, NO2, dan logam Pb di udara saat musim hujan menurun karena adanya pengendapan atau pengumpulan polutan tersebut di awan dan terkondensasi menjadi bentuk cair / hujan (bentuk H2SO4 dan HNO3). Kualitas udara ambien terbaik di DKI Jakarta terdapat pada daerah Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan terburuk pada Glodok, hal ini terkait kepada jumlah kendaraan bermotor yang melewati titik daerah sampling tersebut.

DKI Jakarta is one of the urban areas with highly crowded population and has a high mobility of daily activities. People activities in industrial, offices, housing, and using transportations will produce air pollution whose pollutants will be discharged into the air. The more the polution increases, the less the quality of ambient air will be. The research was conducted with the observation of 4 sampling locations in Jakarta and Bukit Kototabang, West Sumatera as the Global Atmosphere Watch (GAW) for Western Indonesia. Analyses were performed to samples of April 2014-September 2014 for the dry season, and samples of October 2014-Maret 2015 for the rainy season. SO2 gas concentrations in ambient air while the dry season is higher than the rainy season, can be seen from the presence of a decrease in the concentration of 5,126 μg/Nm3 for BMKG Jakarta; 5,023 μg/Nm3 for national monuments (Monas); 1,634 μg/Nm3 for Ancol; and 6,502 μg/Nm3 for Glodok. An increase in the concentration of SO2 in the sampling location GAW Bukit Kototabang of 17,475 μg/Nm3 activity caused by the forest fires in Riau Province. NO2 concentration while the dry season is higher than the rainy season, can be seen from the presence of a decrease in the concentration of 0,583 μg/Nm3 for GAW Bukit Kototabang, 8,902 μg/Nm3 for BMKG Jakarta; 12,306 μg/Nm3 for Ancol; and 2,0139 μg/Nm3 for Glodok. Concentrations of SO2, NO2, and metal Pb in the air when the rainy season decreases due to the deposition of the pollutants in the collection or the cloud and condensed into a liquid form / rain (HNO3 and H2SO4). The best ambient air quality in BMKG Jakarta and worst in Glodok, this corresponds to the number of motor vehicles passing through the area of the sampling point."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S61316
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Elitadewi
2007
TA1540
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alfathanira Vanya Widijani
"Polusi udara merupakan penyebab menurunnya masalah kualitas udara di Jakarta. Hal ini disebabkan oleh banyaknya aktivitas warga DKI Jakarta yang menggunakan kendaraan. Dalam penelitian ini kualitas udara diukur berdasarkan parameter SO2, NO2, dan timbal dalam Total Suspended Particulates TSP dan juga parameter SO42- dan NO3- dalam air hujan. Analisis dilakukan pada April 2017 hingga periode Maret 2018 di 5 lokasi sampling di Kemayoran; Ancol; Bandengan; Juanda; dan Global Atmospheric Watch GAW, Bukit Kotatabang. Konsentrasi SO42- dan NO3- menurun di musim hujan Konsentrasi SO2 di musim hujan lebih tinggi dari musim kemarau yang dimungkinkan karena adanya letusan gunung sinabung yang mengeluarkan gas SO2. Konsentrasi NO2 menurun di musim hujan. Konsentrasi timbal di musim kemarau cenderung lebih tinggi daripada musim hujan. Konsentrasi SO2, NO2, dan Pb akan menurun di musim hujan karena pengendapan polutan melalui kondensasi hujan.

Air pollution is the cause of decreasing air quality problem in Jakarta. This is caused by the many activities of citizens of DKI Jakarta who use vehicles. In this study air quality is measured based on parameter SO2, NO2, and lead in total suspended particulates and also parameter of SO42 and NO3 in rainwater. The analysis was conducted on April 2017 to March 2018 period at 5 sampling sites of Kemayoran Ancol Bandengan Juanda and Global Atmospheric Watch GAW, Bukit Kotatabang. Consentration of SO42 and NO3 decreased in the rainy season The concentration of SO2 in the rainy season is higher than the dry season. NO2 concentrations decreased in the rainy season. The concentration of lead in the dry season tends to be higher than the rainy season. Concentrations SO2, NO2, and Pb will decrease in the rainy season due to the deposition of pollutants of trough the condensation of rain."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maritza Adelia Syawal
"Permasalahan pencemaran udara memiliki urgensi yang tinggi karena telah menjadi penyebab dari sebagian besar beban kesehatan di seluruh dunia yang diketahui menjadi penyebab dari sekitar 7.000.000 kematian dini per tahun akibat berbagai airborne diseases dan penyakit degeneratif. Penelitian bertujuan untuk mengetahui tren dan dampak kesehatan dari kualitas udara ambien di Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2019—2023. Desain studi ekologi time series digunakan untuk mengetahui tren dan hubungan antarvariabel dari tahun ke tahun menggunakan data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan adanya tren fluktuatif dengan adanya konsentrasi SO2 dan PM10 yang melebihi baku mutu dan terjadinya penurunan jumlah kasus pneumonia, TB paru BTA (+), dan hipertensi pada awal pandemi COVID-19. Korelasi positif antara PM10 dengan TB paru BTA (+) didapatkan pada tahun 2019. Di sisi lain, SO2 dengan TB paru BTA (+) dan hipertensi serta PM10 dengan pneumonia menghasilkan adanya variasi arah korelasi dalam hubungan antara kedua variabel dari tahun ke tahun. Dampak kesehatan terhadap kualitas udara ambien memiliki hasil korelasi berbeda yang bergantung terhadap jenis dampak kesehatan yang dipengaruhi oleh dosis paparan serta interaksi dengan faktor-faktor risiko lain seperti variabilitas epidemiologis. Dengan ini, diperlukan upaya pengendalian pencemaran udara, optimalisasi surveilans penyakit, serta variabel epidemiologis yang berkemungkinan berperan dalam mempengaruhi hubungan antarvariabel.

Air pollution issues has become cause of the health burden worldwide, with approximately 7,000,000 premature deaths per year due to various airborne diseases and degenerative diseases. This study aimed to determine trends and health impacts of ambient air quality in DKI Jakarta in 2019-2023. Using secondary data, an ecological time series design was implemented to determine trends and relationships between variables from year to year. The results showed a fluctuating trend, especially with SO2 and PM10 concentrations known to exceed the quality standards. A decrease in pneumonia, AFB (+) pulmonary TB, and hypertension cases also happened at the beginning of the COVID-19 pandemic. A positive correlation between PM10 and AFB (+) pulmonary TB was found in 2019, while SO2 with AFB (+) pulmonary TB and hypertension and PM10 with pneumonia resulted variations in the direction between the two correlations of variables from year to year. The health impacts of ambient air quality have different correlation results depending on the diseases influenced by exposure dose and interactions with other risk factors, such as epidemiological variability. This requires air pollution control and optimization of disease surveillance. The result suggests that epidemiological variables may play a role in influencing the relationship between variables."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafiyah Maharani Mustarih
"Banyaknya kota-kota di Indonesia dengan permasalah lingkungan, semakin memburuknya kualitas udara yang terpapar oleh polusi udara saat ini merupakan hal yang tidak terpisahkan dri kehidupan kota-kota diseluruh Indonesia. Badan Pengendalian Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (PPM&PL) memasukkan tiga kota besar di Indonesia yaitu Jakarta, Jogjakarta dan Semarang yang menunjukkan kadar debu 280μg/m3, SO2 0.76 ppm dan Nox 0.50 ppm dimana nilai tersebut sudah melebihi Nilai Ambang Batas (NAB), khususnya untuk kondisi kualitas udara di Jakarta sudah semakin memburuk yaitu di wilayah Pulogadung dan casablanca. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan besar risiko kesehatan pajanan NO2, SO2 dan TSP di Kawasan industri PT. JIEP dan Kawasan Permukiman di Tebet. Desain studi dalam penelitian ini dengan menggunakan metode Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL). Hasil penelitian didapatkan nilai RQ untuk agen risiko NO2, SO2 dan TSP belum berisiko terhadap kesehatan populasi, baik perhitungan realtime maupun perhitungan lifespan.

Many cities in Indonesia with environmental problems , worsening air quality exposed by air pollution today is an inseparable metter in cities throughout Indonesia Agency of infecting Disease Control and Environmental Health (PPM & PL) indudes three major cities in Indonesia. Namely Jakarta, Jogjakarta and Semarang showing levels of dust 280μg/m3, SO2 0.76 ppm and NO2 0.50 ppm. It means that the value exceeded the thresold limit value (TLV), especially condition of worsening air quality in Jakarta in the region Pulogadung and Casablanca . This study aims to analyze difference of health risk NO2, SO2 and TSP in Industrial area of PT. JIEP and Settlement in Tebet area. The design of this research uses methode of the Environmental Health Risk Analysis (ARKL). The results showed RQ values for risk agent NO2 , SO2 and TSP is not a health risk for the population, both real-time computation and calculation lifespan."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S53108
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hanif Fadhilah
"Tingginya tingkat pencemaran udara masih menjadi permasalahan di DKI Jakarta. Hasil pemantauan kualitas udara oleh pihak Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta selama periode tahun 2020 menunjukkan hanya terdapat 8% periode kualitas udara yang menunjukkan kondisi baik. Sementara itu, Kota Jakarta Timur bahkan menjadi kota dengan jumlah kasus COVID-19 tertinggi di Indonesia yaitu sebanyak 300.198 kasus per 10 Juni 2022. Kecamatan Cipayung merupakan salah satu kecamatan dengan kasus COVID-19 tertinggi di Kota Jakarta Timur. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa paparan dari zat polutan yang terdapat di udara ambien beserta faktor meteorologis dapat berkontribusi terhadap dinamika penularan penyakit COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi NO2, konsentrasi SO2, suhu udara, kelembaban udara, curah hujan, dan kecepatan angin dengan kejadian COVID-19 di Kecamatan Cipayung Kota Jakarta Timur. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi dengan pendekatan analisis tren waktu. Seluruh data yang digunakan merupakan data sekunder pada tahun 2021 yang berasal dari BMKG, Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur, dan dataset NASA POWER (Prediction of Worldwide Energy Resources). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara suhu udara, kelembaban udara, dan kecepatan angin dengan kejadian COVID-19 di Kecamatan Cipayung Kota Jakarta Timur Tahun 2021. Namun, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara konsentrasi NO2, konsentrasi SO2, dan curah hujan dengan kejadian COVID-19 di Kecamatan Cipayung Kota Jakarta Timur Tahun 2021. Kecepatan angin menjadi variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap kejadian COVID-19

The high level of air pollution is still a problem in DKI Jakarta. The results from air quality monitoring by the Environmental Agency of DKI Jakarta province during the 2020 period showed that only 8% of the air quality monitoring periods indicated good conditions. Meanwhile, East Jakarta City has the highest number of COVID-19 cases in Indonesia, namely 300,198 cases as of June 10 2022. Cipayung District is one of the districts with the highest COVID-19 cases in East Jakarta City. Previous studies have shown that exposure to pollutants in the ambient air and meteorological factors can contribute to the dynamics of COVID-19 disease transmissions. This study aims to determine the relationship between NO2 concentration, SO2 concentration, air temperature, air humidity, rainfall, and wind speed with the incidence of COVID-19 in East Jakarta City. This study uses an ecological study design with a time trend analysis approach. All data used is secondary data in 2021 originating from the BMKG, the Health Office of East Jakarta Administrative City, and the NASA POWER (Prediction of Worldwide Energy Resources) dataset. This study's results indicate a significant relationship between air temperature, air humidity, and wind speed with the incidence of COVID-19 in Cipayung District, East Jakarta City, in 2021. However, there is no significant relationship between NO2 concentration, SO2 concentration, and rainfall with the incidence of COVID-19 in Cipayung District, East Jakarta City, in 2021. Wind speed is the variable that has the most dominant influence on the incidence of COVID-19."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Orchidita Lystia
"Penyakit ISPA masih menjadi masalah kesehatan yang serius dinegara berkembang maupun Negara yang telah maju, tetapi jumlah angka morbiditas dan mortalitas di negera berkembang lebih banyak terutama di Indonesia. penemuan kasus ISPA menurut Data LB I SIMPUS (2017) yang dikutip dari Dinas Kesehatan Depok (2017) dengan angka kejadian sebesar 158.512 kasus, jumlah penderita ISPA merupakan data umum penderita yang merupakan gabungan dewasa dan balita. ISPA menempati urutan pertama diantara 10 penyakit besar di Kota Depok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengetahui bagaimana hubungan kualitas udara ambien (NO2 dan SO2) dengan kejadian penyakit ISPA. Penelitian ini bersifat kuantitatif deskriptif menggunakan desain studi ekologi berdasarkan tempat. Dalam penelitian ini nantinya akan dilakukan pengamatan pola kecenderungan terhadap kualitas udara ambien (NO2 danSO2) dengan kejadian penyakit ISPA tahun 2017. Hasil penelitian menunjukan kualitas udara NO2 tidak terdapat hubungan bermakna dengan kasus ISPA (p=0,641). Variabel hubungan antara kualitas udara NO2 dengan kasus ISPA menunjukan korelasi yang searah (positif) dengan kekuatan/ keereatan hubungan yang sangat lemah (r=0,132). Sedangkan untuk kualitas udara SO2 dengan kasus ISPA tidak dapat dihitung secara statistik. Hal tersebut dikarenakan hasil data SO2 tidak terdeteksi.

ARI is still a serious health problem in developing and developed countries, but the number of morbidity and mortality in developing countries is more, especially in Indonesia. The discovery of ARI cases according to SIMPUS LB I Data (2017) quoted from Depok Health Office (2017) with an incidence of 158,512 cases, the number of ARI sufferers is general data of patients who are a combination of adults and toddlers. ARI ranks first among 10 major diseases in Depok City. This study aims to find out how the relationship between ambient air quality (NO2 and SO2) and the incidence of ARI disease. This research is descriptive quantitative study using ecological study design based on place. This study will observe the trend pattern of ambient air quality (NO2 and SO2) with ARI disease in 2017. The results showed that NO2 air quality was not significantly associated with ARI cases (p = 0.641). The variable relationship between NO2 air quality and ARI cases shows a direct (positive) correlation with the strength / severity of a very weak relationship (r = 0.132). Whereas for air quality SO2 with ARI cases cannot be calculated statistically. This is because the SO2 data results are not detected.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Batubara, Jenny R.
"Pencemaran udara dewasa ini telah memberikan kontribusi terhadap meningkatnya levels of exposure terhadap kejadian penyakit di daerah perkotaan. Pemantauan udara ambien oleh Badan Pengelola Lingkungan Hidup DKI Jakarta menunjukkan kenaikan konsentrasi SO2, NO2, TSP dan Pb dalam 5 tahun terakhir di kawasan perkantoran Kuningan walaupun masih berada di bawah baku mutu nasional kecuali parameter TSP 314 μg/m3 telah melebihi baku mutu daerah Provinsi DKI Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah mengestimasi besar risiko pajanan SO2, NO2, TSP dan Pb menggunakan pendekatan observasional analitik dengan menggunakan studi Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan. Populasi berisiko berjumlah 49 orang dengan tiga segmen populasi yaitu satpam, tukang ojek dan pedagang diambil dengan kriteria minimal 1 tahun yang telah beraktivitas di sekitar lokasi Stasiun Pemantau Kualitas Udara dengan jangkauan 500 meter. Hasil penelitian menunjukkan Risk Quotient (RQ) pada semua segmen populasi memiliki RQ <1 untuk pajanan realtime dan RQ >1 untuk pajanan sepanjang hayat pada populasi satpam. Berbeda dengan SO2 pajanan sepanjang hayat menunjukkan RQ >1 pada semua segmen populasi memiliki rata-rata umr saat ini 37 tahun. Untuk pengelolaan risiko pada RQ >1 populasi satpam yang mewakili pajanan 18 jam/hari memiliki waktu pajanan aman 14 jam/hari dengan durasi aman 14 tahun. Sedangkan waktu pajanan aman untuk populasi ojek dan pedagang adalah 15 jam/hari dengan frekuensi aman 299 hari/tahun. Konsentrasi SO2 dan NO2 pada lokasi studi memiliki probabilitas lebih besar untuk berisiko terhadap kesehatan dari nilai RQ >1 dibanding konsentrasi TSP dan Pb dalam media lingkungan pada semua segmen populasi.

Current polluted air has impacted to the increased levels of exposure disease incident in urban areas. Ambient air monitoring by Badan Pengelola Lingkungan Hidup DKI Jakarta has showed an increasing concentrations of SO2, NO2, TSP and Pb for the last 5 years in Kuningan, although its concentrations was below the national quality standards but some found that TSP was exceeded above 230 μg/m3. The purpose of this study is to estimate the risk quotient of SO2, NO2, TSP and Pb using Health Risk Assessment study. High-risk population based on one year minimum exposure with 500 meters range from Air Quality Monitoring Station was found by total 49 people. Result showed that securites are at risk for noncancer effects of health with Risk Quotient (RQ) >1 for lifetime exposure. Other found that SO2 known at risk with RQ>1 to all of the population and only relevant during 14 years of exposure while the concentration of TSP and Pb showed there are no risk of health effects over the next 30 years. To manage health risk of RQ>1 the securities are should reducing time of exposure from 18 hours/day to 14 hours/day while motorcycle taxy and hawker should calculated 15 hours/day of time with total frequency 299 days/year. This study estimated the concentration of SO2 with 106 μg/m3 and NO2 with 430 μg/m3 should increasing an adversely noncarcinogenic of human health effect such as respiratory system diordes towards security, motorcycle taxi and hawker in Kuningan."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55606
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>