Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 110535 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Universitas Indonesia, 2005
TA1245
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yanuar Purnama
"Perkembangan mesin industri dan kendaraan bermotor mendorong peningkatan penggunaan pelumas dan akumulasi pelumas bekas. Pelumas bekas dijadikan bahan bakar alternatif atau didaur ulang dengan teknologi konvensional menggunakan bahan B3, padahal dapat mencemari lingkungan, mengganggu kesehatan, sehingga memicu masalah sosial. Metode daur ulang sebaiknya berbasis teknologi hijau, ekonomis, ramah lingkungan, dan diterima oleh masyarakat. Indonesia kaya akan berbagai sumber daya alam. Salah satunya adalah cadas lempung. Activated bleaching earth adalah cadas lempung alami yang berasal dari formasi khusus di pegunungan Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi masalah limbah B3 pelumas bekas. Pelumas bekas dapat didaur ulang dengan metode ekstraksi menggunakan penyerap kontaminan. Penelitian ini menganalisis sifat kimia-fisika dan performa bahan alam non B3 activated bleaching earth sebelum dan setelah digunakan dalam proses daur ulang pelumas bekas menjadi base oil. Mengkaji dan mengembangkan pemanfaatan residu agar dapat meminimalisasi polutan, dan diterima masyarakat. Pendekatan penelitian kuantitatif, dengan metode penelitian eksperimen (pengujian di laboratorium) dan survei.
Hasil penelitian menunjukan cara ini lebih ekonomis, mengurangi polutan, dan tidak menimbulkan gangguan kesehatan. Residu proses berkalori sekitar 5.000 kkal, dapat digunakankan sebagai bahan bakar alternatif atau penguat aspal. Abu dapat dijadikan mortar dan beton. Kesimpulannya, pelumas bekas bisa didaur ulang menjadi base oil, menggunakan cadas lempung yang berasal dari gunung Indonesia. Hasil base oil berkisar 70-79%.

The development of industrial machinery and motor vehicles encourage increasing use of lubricants and accumulation of used lubricants. The used lubricants applied as alternative fuels or recycled using conventional technology which uses hazardous materials, whereas It will pollute the environment, affecting the health, and lead to social problems. The recycling method should be based on green technology, economical, environmentally friendly, and social acceptable. Indonesia has the rich of various natural resources. One of them is the clay rock. Activated bleaching earth was natural clay rock that's specific formation in Indonesia mountains. This research purpose is handle the hazardous waste of used lubricant. It could be recycled by extraction method using a contaminants adsorbent.
The objective of the study was analyze the chemical-physics and performance of non hazardous activated bleaching earth, a natural material before and after used in the process of recycling used lubricant to be base oil. Assess and develop the utilization of residual to minimize pollutants, and acceptable. The method used quantitative approach, with experimental research (laboratory test) and survey.
The research result shows, It was more economical, reduce pollutants, and do not cause health problems. Residue had calorific value around 5,000 kcal. It could be applied as alternative fuel or asphalt reinforcement. Ash could be mortar and concrete products. The conclusion stated, the used lubricant could be recycleabled to be base oil, using clay rock in Indonesia's mountain. The base oil result was around 70-79%.
"
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2019
D2592
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1991
TA28
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kusnen Chandra
1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Pungky
"Pelumas adalah suatu cairan yang digunakan dalam mesin untuk melapisi dua permukaan yang saling bergerak. Pelumas mesin paling penting penggunaannya, dikarenakan di dalam mesin terjadi berbagai macam gerakan yang memerlukan pelicin supaya tidak aus. Karena kerja pelumas pada mesin lebih berat, maka penggantiannya pun lebih sering dibandingkan dengan pelumas lainnya. Berdasarkan hal tersebut, laboratorium Unit Produksi Pelumas Jakarta ingin membandingkan beberapa mutu minyak pelumas yang beredar dipasaran dengan spesifikasi Society of Automotive Engineers (SAE) dan American Petroleum Institute (API). Pelumas yang dibandingkan ini, biasanya digunakan untuk mesin motor 4 tak. Ada 4 produk pelumas yang dibandingkan diberi kode A, B, C, dan D. Produk pelumas yang dibandingkan dianalisa dengan beberapa parameter uji, baik uji karakteristik fisika maupun kimia. Uji karakteristik fisika yang bertujuan mengetahui viskositas pelumas, baik pada suhu rendah maupun suhu tinggi. Kemudian uji karakteristik kimia, yang bertujuan mengetahui kandungan logam dan kandungan total basa dalam aditif pelumas yang berguna meningkatkan mutu pelumas. Hasil uji karakteristik fisika diantaranya; Viskositas kinematik (suhu 400C dan 1000C), Indeks viskositas (VI), Viskositas pada suhu rendah (CCS). Pada pengujian ini didapat bahwa pelumas B (187,33 cSt) memiliki viskositas yang paling tinggi, dibandingkan dengan pelumas A, C,dan D. Pelumas C memiliki nilai VI tinggi (142,1 ), sedangkan pelumas B nilai VI-nya rendah (121,7). Pelumas B mempunyai nilai CCS tinggi (9270 cP), sedangkan pelumas C nilai CCS rendah (3610 cP). Hasil uji karakteristik kimia diantaranya; kandungan logam Ca, Mg, Zn (AAS), angka total basa (TBN). Kandungan logam Ca pada pelumas D cukup tinggi (0,2256 % b/b), sedangkan pelumas C rendah (0,00076 %b/b). Kandungan logam Mg dalam pelumas C tinggi (0,15727 %b/b), sedangkan pelumas lain rendah (A 0,00115 %b/b, B 0,00173% b/b, C 0,00152%b/b). Kandungan logam Zn pada pelumas A tinggi (0,11482 % b/b), sedangkan pelumas B rendah (0,08121 % b/b). Pelumas A mempunyai nilai TBN-nya tinggi (6,87 mg KOH/g), sedangkan pelumas C nilai TBN-nya rendah (5,74 mg KOH/g). Pada pengujian berbagai pelumas yang dibandingkan memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing, sehingga perlu adanya pengembangan produk yang signifikan dengan perbaikan berkesinambungan."
2008
TA1450
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Uji kinerja mesin bensin berdasarkan perbandingan pemakaian pelumas mineral dan sintetis disajikan dalam tulisan ini. Pengujian dilakukan pada mesin dengan menggunakan pelumas mineral pada putaran 1200, 1600 dan 2000 rpm selanjutnya dihitung kebutuhan pemakaian bahan bakar spesifik, daya poros dan efisiensi thermalnya. Kemudian dengan menggunakan mesin yang sama pengujian dilakukan dengan menggunakan pelumas sintetis pada variasi putaran yang sama seperti tersebut diatas, dan selanjutnya dianalisis serta dibandingkan hasil yang diberikan. Dari hasil pengujian yang dilakukan bahwa mesin dengan menggunakan pelumas mineral mengkonsumsi bahan bakar spesifik 0,524 – 1,043 kg/kW-jam, dan dengan menggunakan pelumas sintetis 0,457 – 0,604 kg/kW-jam. Daya poros yang dihasilkan dengan menggunakan pelumas mineral 1,985 – 3,465 kW, dan dengan
menggunakan pelumas sintetis 2,038 – 3,519 kW. Efisiensi thermal dengan menggunakan pelumas mineral 8,04 – 15,99 %, dan dengan menggunakan pelumas sintetis 15,21 – 17,56 %."
600 JITE 1:12 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2008
TA1362
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Apriana Susanti
"Salah satu karakteristik pelumas jbodgrade adalah bebas toksin. Alternatif yang dapat digunakan untuk menghilangkan atau meminimalkan sifat tersebut adalah penggunaan bahan-bahan yan bebas toksin untuk pembuatanya. Bahan yang dapal dimodifikasi untuk memperoleh sifat pelumas tersebut adalah bahan alami, seperti penggunaan minyak kelapa sawit untuk bahan dasarnya serta reaktan mupun bahan pendukung lainnya yang tidak berbahaya.
Modifikasi minyak sawit perlu dilakukan mengingat tingkat ketahanan oksidasinya masih rendah. Reaksi Epoksidasi dapat digunakan untuk memodifikasi sifat lemah dari minyak sawit. POME (Palm Oil Metil Ester) yang diperoleh dari Minyak sawit RBDPO (Refinered Bfeached Deodorised Palm Oil) dapat diepoksidasi menjadi EPOME ( Epoxide Palm Oil Metil Ester) dengan bantuan katalis untuk meningkatkan reaktifitasnya. Pengguanaan kalalis asam resin efektif untuk mempercepat jalannya reaksi epoksidasi. Dengan kondisi optimum pada 3 jam reaksi dengan bilangan epoksida sbesar 0278. Kehadiran asam asetat untuk membantu peroksida bereaksi sangatlah penting, dimana diperoleh kondisi optimum pada penambahan 1/3 mol POME.
Selain mudah dipisahkan karena termasuk katalis heterogen, katalis asam resin juga bisa digunakan secara berulang-ulang. Penggunaan katalis ini senanyak 3 kali, masih memberikan konversi yang cukup baik bila dibandingkan dengan penggunaan katalis sebelumnya. Reaksi pembukaan cincin epoksida dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari reaksi epoksidasi yang dilakukan sebelumnya. Dimana gugus epoksida tersebut akan diadisi oleh gliserol dan akan membentuk EPOME Gliserol ( Epoxide Palm OH Metil Ester Gliserol)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49778
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>